Disusun oleh:
- Azkiya Putri Arifin (12210172)
- Enur Andriani (12210054)
- Herlina Putri Maspufah (12210175)
- Risa Cahya Kamila (12210182)
- Salvira Desvia Pratami (12210186)
- Wulan Permatasari (12210168)
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa I. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kepada kita
semua. Aamiin yarabal alamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat
atau pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan
menggunakan latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi (okupasi)
untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan
sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan utama dari Okupasi Terapi adalah memungkinkan individu
untuk berperan serta dalam aktivitas keseharian. Okupasi terapis mencapai
tujuan ini melalui kerja sama dengan kelompok dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka untuk terlibat dalam aktivitas yang mereka
inginkan, butuhkan, atau harapkan untuk dikerjakan, serta dengan mengubah
aktivitas atau lingkungan yang lebih baik untuk mendukung keterlibatan dalam
aktivitas.
Dalam memberikan pelayanan kepada individu, okupasi terapi
memerhatikan aset (kemampuan) dan limitasi (keterbatasan) yang dimiliki
individu, dengan memberikan aktivitas yang purposeful (bertujuan) dan
meaningful (bermakna). Dengan demikian diharapkan individu tersebut dapat
mencapai kemandirian dalam aktivitas produktivitas (pekerjaan/pendidikan),
kemampuan perawatan diri (self care), dan kemampuan penggunaan waktu
luang (leisure).
Terapi Rehabilitasi atau rehabilitasi medik adalah terapi yang dilakukan
guna mengembalikan fungsi tubuh yang mengalami masalah, misalnya saraf
terjepit, cedera, patah tulang, dan kelumpuhan akibat stroke. Rehabilitasi medik
juga biasanya diperlukan setelah pasien menjalani operasi tertentu.
Pasien psikiatri juga sama dengan penyakit fisik dalam
kecendrungannya untuk menjadi menahun sehingga memerlukan perawatan
kontinu di rumah sakit atau di rumah. Rehabilitasi mencakup semua terapi
psikiatri non-akut dan terutama untuk mencegah terjadinya penyakit yang
menahun. Unit psikiatri social MRC memperlihatkan bahwa dalam rumah sakit,
dimana ada kemiskinan sosial (misalnya keadaan sekeliling yang menjemukan,
staf tidak aktif, hanya memiliki sedikit pakaian pribadi, kenyamanan pasien
kurang diperhatikan), pasien secara klinik sangat buruk. Lebih lama mereka
1
2
dalam keadaan seperti itu di rumah sakit maka akan semakin parah gejalanya.
Teori yang berperan dalam rehabilitasi salah satunya yaitu teori psikologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari terapi okupasi?
2. Apa saja tujuan dan fungsi dari terapi okupasi?
3. Bagaimana proses terapi okupasi?
4. Bagaimana terapi okupasi pada pasien gangguan jiwa berdasarkan jurnal?
5. Apa pengertian dari terapi rehabilitasi?
6. Apa saja tujuan dari terapi rehabilitasi?
7. Apa saja tahap-tahap terapi rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa?
8. Bagaimana terapi rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa berdasarkan
jurnal?
9. Apa perbedaan terapi okupasi dan rehabilitasi medis?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi okupasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari terapi okupasi.
3. Untuk mengetahui proses terapi okupasi.
4. Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana terapi okupasi pada pasien
gangguan jiwa berdasarkan jurnal yang diambil.
5. Untuk mengetahui pengertian dari terapi rehabilitasi.
6. Untuk mengetahui tujuan dari terapi rehabilitasi.
7. Untuk mengetahui tahap-tahap terapi rehabilitasi pada pasien gangguan
jiwa.
8. Untuk mengetahui bagaimana terapi rehabilitasi pada pasien gangguan
jiwa berdasarkan jurnal yang diambil.
9. Untuk mengetahui perbedaan antara terapi okupasi dan rehablitasi medis.
BAB II
PEMBAHASAN
Terapi okupasi merupakan suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan suatu tugas terpilih yang telah ditemukan, dengan
maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlihan yang dibutuhkan dalam proses
penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal yang perlu ditekankan dalam terapi okupasi
adalah bahwa pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh klien bukan sekedar
memberi kesibukan pada klien saja, akan tetapi kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan
dapat menyalurkan bakat dan emosi klien, mengarahkan ke suatu pekerjaan yang
berguna sesuai kemampuan dan bakat, serta meningkatkan prokdutivitas (Kusumawati,
F & Hartono, Y. 2010, hlm. 149).
Terapi okupasi berasal dari kata Occupational Therapy. Occupational berarti suatu
pekerjaan, therapy berarti pengobatan. Jadi, Terapi Okupasi adalah perpanduan antara
seni dan ilmu pengetahuan untuk mengarahkan penderita kepada aktivitas selektif, agar
kesehatan dapat ditingkatkan dan dipertahankan, serta mencegah kecacatan melalui
kegiatan dan kesibukan kerja untuk penderita cacat mental maupun fisik. (American
Occupational Therapist Association).
Terapi okupasi adalah medis yang terarah bagi pasien fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka memulihkan kembali fungsi
seseorang sehingga dia dapat mandiri semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut adalah
berbagai macam kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan dengan tujuan terapi.
3
4
Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk mendapatkan terapi okupasi adalah dengan
maksud berikut:
Program terapi okupasi adalah bagian dari pelayanan medis untuk tujuan rehabilitasi
total seorang pasien malalui kerja sama dengan petugas lain di rumah sakit. Dalam
pelaksanaan terapi okupasi kelihatannya akan banyak overlapping dengan terapi
lainnya sehingga dibutuhkan adalanya kerja sama yang terkoordinir dan terpadu.
5
Dokter yang mengirimkan pasien untuk terapi okupasi akan menyertakan juga data
mengenai pasien yang berupa diagnosis, masalahnya dan juga akan menyatakan apa
yang perlu diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data yang
lebih banyak untuk keperlyan diagnosis, terapi atau rehabilitasi. Setelah pasien berada
di unit terapi okupasi, maka terapis akan bertindak sebagai berikut.
1. Koleksi Data
Data biasa didapatkan dari karu rujukan atau status pasien yang disertakan
pertama kali pasien mengunjungi unit terapi okupasional. Jika dengan
mengadakan wawancara dengan pasien atau keluarganya, atau dengan
mengadakan kunjungan rumah. Data ini diperlukan untuk menyusun rencana
terapi bagi pasien. Proses ini dapat berlangsung beberapa hari sesuai dengan
kebutuhan.
2. Analisa data dan identifikasi masalah
Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang
masalah atau kesulitan pasien. Hal ini dapat berupa masalah di lingkungan atau
pasien itu sendiri.
3. Penentuan Tujuan
Dari masalah dan latar belakang pasien, maka dapat disusun daftar tujuan
terapi sesuai dengan prioritas, baik jangka pendek maupun jangka panjangnya.
4. Penentuan aktivitas
Setelah tujuan terapi ditetapkan, maka dipilihlah aktivitas yang dapat
mencapai tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikutsertakan
dalam menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga pasien
merasa ikut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaanya.
Dalam hal ini harus diingat bahwa aktivitas tersebut tidak akan
menyembuhkan penyakit, namun hanya sebagai media untuk dapat mengerti
masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan bimbingan terapis. Pasien juga
harus diberitahu alasan- alasan mengapa dia harus mengerjakan aktivitas
tersebut sehingga dia sadar dan diharapkan akan mengerjakannya dengan aktif.
5. Evaluasi
Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan
terapi. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai
dengan perkembangan pasien yang ada. Hasil evaluasi yang didapatkan dapat
dipergunakan untuk merencanakan hal-hal mengenai penyesuaian jenis
aktivitas yang akan diberikan. Namun, dalam hal tertentu penyesuaian aktivitas
6
dapat dilakukan setelah beerapa waktu melihat bahwa tidak ada kemajuan atau
kurang efektif terhadap pasien.
Dari hasil penelitian yang kami temukan (dari jurnal), bahwasannya terapi okupasi
dapat diterapkan kepada pasien:
Dengan indikasi:
Terapi okupasi tidak hanya untuk orang gangguan jiwa melainkan penyakit
keterbatasan fisik mental, serta kognitif, harga diri rendah.
Pasien psikiatri juga sama dengan penyakit fisik dalam kecendrungannya untuk
menjadi menahun sehingga memerlukan perawatan kontinu di rumah sakit atau di
rumah. Rehabilitasi mencakup semua terapi psikiatri non-akut dan terutama untuk
mencegah terjadinya penyakit yang menahun. Unit psikiatri sosial MRC
memperlihatkan bahwa dalam rumah sakit, dimana ada kemiskinan sosial
(misalnya keadaan sekeliling yang menjemukan, staf tidak aktif, hanya memiliki
sedikit pakaian pribadi, kenyamanan pasien kurang diperhatikan), pasien secara
klinik sangat buruk. Lebih lama mereka dalam keadaan seperti itu di rumah sakit
maka akan semakin parah gejalanya. Teori yang berperan dalam rehabilitasi salah
satunya yaitu teori psikologi.
Dari hasil penelitian yang kami temukan (dari jurnal), bahwasannya terapi
rehabilitasi dapat diterapkan kepada pasien:
Terapi rehabilitasi tidak hanya untuk orang gangguan jiwa melainkan penyakit
keterbatasan fisik mental, serta kognitif, harga diri rendah.
Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu yang telah ditentukan dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat, dan meningkatkan kemampuan, serta mempermudah
belajar keahlian atau fungsi yang dibutuhkan dalam proses penyesuaikan diri dengan
lingkungan. Selain itu, juga untuk meningkatkan produkivitas, mengurangi dan atau
memperbaiki ketidaknormalan (kecacatan), serta memelihara atau meningkatkan
derajat kesehatan. Terapi okupasi lebih dititik beratkan pada pengenalan kemampuan
yang masih ada pada seseorang, kemudian memelihara atau meningkatkannya
sehingga dia mampu mengatasi masalah-masalah yang diharapkannya. Terapi okupasi
menggunakan okupasi (pekerjaan atau kegiatan) sebagai media. Tugas pekerjaan atau
kegiatan yang dipilihkan adalah berdasarkan pemilihan terapis disesuaikan dengan
tujuan terapis itu sendiri. Jadi, bukan hanya sekedar kegiatan untuk membuat seseorang
sibuk. Tujuan utama terapi okupasi adalah membentuk seseorang agar mampu berdiri
sendiri tanpa menggantungkan diri pada pertolongan orang lain. Rehabilitasi adalah
suatu usaha yang terkoordinasi yang terdiri atas usaha medis, sosial, edukasional, dan
vokasional, untuk melatih kembali seseorang untuk mencapai kemampuan fungsional
pada taraf setinggi mungkin. Sementara itu, rehabilitasi medis adalah usaha-usaha yang
dilakukan secara medis khususnya untuk mengurangi invaliditas atau mencegah
memburuknya invaliditas yang ada (Nasir & Muhith, 2011, hlm. 261).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Okupasi membantu individu yang mengalami gangguan dalam fungsi
motoric, sensorik, kognitif juga fungsi sosial yang menyebabkan individu tersebut
mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas untuk mengisi waktu luang.
Tujuan okupasi adalah untuk mengembalikan fungsi penderita semaksimal
mungkin, dari kondisi abnormal ke normal yang dikerahkan pada kecacatan fisik
maupun mental, dengan memberikan aktivitas yang terencana dengan
memperhatikan kondisi penderita sehingga penderita diharapkan dapat mandiri di
dalam keluarga maupun masyarakat.
Terapi rehabilitasi mencakup semua terapi psikiatri non-akut dan terutama
untuk mencegah terjadinya penyakit yang menahun. Rehablitasi untuk proses
jangka panjang dimana memerlukan program dan sarana yang mencukupi.
Keberhasilan dari program rehabilitasi tergantung kepada besarnya motivasi
belajar.
B. Saran
Melalui terapi okupasi dan rehabilitasi yang diberikan kepada pasien yang
mengalami gangguan jiwa maka diharapkan:
1. Bagi Keluarga Pasien:
a. Berikan dukungan atau support dalam terapi okupasi kepada pasien.
b. Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim
medis/kesehatan lainnya.
c. Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan medis.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=materi+terapi+okupasi&oq=m
ateri+terapi+oku#d=gs_qabs&t=1688164331570&u=%23p%3Dz1DemDxgHoAJ,
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/desi/2016/jiunkpe-is-s1-2016-
41412028-37238-skizofrenia-chapter2.pdf,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=artikel+terapi+okupasi
+dan+rehabilitasi&oq=#d=gs_qabs&t=1688169861900&u=%23p%3D_yaX_5ZyK3
YJ,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=artikel+terapi+okupasi
+dan+rehabilitasi&oq=#d=gs_qabs&t=1688169948818&u=%23p%3Dlh_5E3qFjAU
J,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=artikel+terapi+okupasi
+dan+rehabilitasi&oq=#d=gs_qabs&t=1688169966424&u=%23p%3DmWNjzThNN
bEJ,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=materi+terapi+okupasi
&oq=#d=gs_qabs&t=1688170015823&u=%23p%3Dz1DemDxgHoAJ,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=terapi+okupasi+dan+re
habilitasi+pasien+odgj&oq=#d=gs_qabs&t=1688047370087&u=%23p%3DtRVzWq
Guxr0J,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=terapi+okupasi+dan+re
habilitasi&oq=#d=gs_qabs&t=1687913589618&u=%23p%3DyFLutsG75yIJ.
13