Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN KELUARGA

PERTEMUAN KE 13

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah keperawatan keluarga

yang diampu oleh: Ibu Ns. Winasari Dewi, M. Kep

Disusun oleh :
Sri Rahma Utami (201FK06029)
Ade Sutiana (201FK06033)
Ahmad Rijal (201FK06034)
Eulis Sintia (201FK06042)
Maulida Yuniaristi (201FK06049)
Sephia Kristina (201FK06057)
Repi Apianti (201FK06054)
Yola Amalia Buchori (201FK06063)
Tingkat 3B
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2021-2022
Tugas Keperawatan Keluarga

1. Mahasiswa silahkan membuat contoh kondisi keluarga yang memerlukan pertimbangan


etik dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, berdasarkan prinsip-prinsip di bawah
ini:
a. Otonomi (menghormati hak pasien),
b. Non malficience (tidak merugikan pasien),
c. Beneficience (melakukan yang terbaik bagi pasien),
d. Justice (bersikap adil kepada semua pasien),
e. Veracity (jujur kepada pasien dan keluarga),
f. Fidelity (selalu menepati janji kepada pasien dan keluarga),
g. Confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien).

2. Mahasiswa silahkan membuat contoh pengaruh sosial budaya dalam pelaksanaan


pelayanan asuhan keperawatan keluarga

Ket Tugas:
a. Tugas dikerjakan secara berkelompok (kelas dibagi menjadi 4 kelompok)
b. Tugas diuploadkan ke elearning dalam bentuk word/pdf
Keterangan Jawaban

1. contoh kondisi keluarga yang memerlukan pertimbangan etik dalam melakukan


asuhan keperawatan keluarga, berdasarkan prinsip-prinsip
a. Otonomi
otonomi dalam asuhan keperawatan ini contohnya adalah seorang perawat apabila
akan menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip otonomi ini dilanggar
ketika seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan yang akan
dilakukannya, tidak menawarkan pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau injeksi
bisa dilakukan di pantat kanan atau kiri dan sebagainya. Perawat dalam hal ini telah
bertindak sewenang-wenang pada orang yang lemah.
b. Tidak.merugikan ( Nonmaleficience)
Ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat maka seorang perawat harus
mempertahankan kehidupan pasien dengan berbagai cara. Tetapi menurut Chiun dan
Jacobs (1997: 40) perawat harus menerapkan etika atau prinsip moral terhadap pasien pada
kondisi tertentu misalnya pada pasien koma yang lama yaitu prinsip avoiding killing,
Pasien dan keluarga mempunyai hak-hak menentukan hidup atau mati. Sehingga perawat
dalam mengambil keputusan masalah etik ini harus melihat prinsip moral yang lain yaitu
beneficience, nonmaleficience dan otonomy yaitu melakukan yang terbaik, tidak
membahayakan dan menghargai pilihan pasien serta keluarga untuk hidup atau mati. Mati
disini bukan berarti membunuh pasien tetapi menghentikan perawatan dan pengobatan
dengan melihat kondisi pasien dengan pertimbangan beberapa prinsip moral diatas.
c. Berbuat Baik (Beneficience)
seorang pasien mengalami perdarahan setelah melahirkan, menurut program terapi
pasien tersebut harus diberikan tranfusi darah, tetapi pasien mempunyai kepercayaan
bahwa pemberian tranfusi bertentangan dengan keyakinanya, dengan demikian perawat
mengambil tindakan yang terbaik dalam rangka penerapan prinsip moral ini yaitu tidak
memberikan tranfusi setelah pasien memberikan pernyataan tertulis tentang
penolakanya.Perawat tidak memberikan tranfusi, padahal hal tersebut membahayakan
pasien, dalam hal ini perawat berusaha berbuat yang terbaik dan menghargai pasien.
d. Keadilan(justice)
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam keperawatan di
ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus mendapatkan penjelasan tentang
persiapan pembedahan baik pasien di ruang VIP maupun kelas Ill, apabila perawat hanya
memberikan kesempatan salah satunya maka melanggar prinsip justice ini.
e. Kejujuran / veracity
Prinsip ini dilanggar ketika kondisi pasien memungkinkan untuk menerima
jawaban yang sebenarnya tetapi perawat menjawab tidak benar misalnya dengan jawaban
; hasil ukur tekanan darahnya baik, laboratoriumnya baik, kondisi bapak atau ibu baik-baik
saja, padahal nilai hasil ukur tersebut baik buruknya relatif bagi pasien.
f. Menepati janji / fidelity
Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh
mengingkari janji tersebut.
g. Kerahasian confidentialy
Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain, kecuali
seijin klien atau seizin keluarga demi kepentingan hukum. Serta seorang perawat tidak
menceritakan penyakit pasien pada orang yang tidak berkepentingan, atau media lain baik
diagnosa medisnya (Carsinoma, Diabetes Militus) maupun diagnosa keperawatanya
(Gangguan pertukaran gas, Defisit nutrisi).

2. Mahasiswa silahkan membuat contoh pengaruh sosial budaya dalam pelaksanaan


pelayanan asuhan keperawatan keluarga

Pada masyarakat tradisional Batak, penyembuhan sakit adalah dengan menggunakan


sejumlah medium, diantaranya adalah dengan menggunakan dukun atau orang pintar.
Masyarakat Batak mempercayai adanya sejumlah penyakit alamiah, diantaranya adalah
sejumlah tipe spesifik penyakit supranatural, mislnya yaitu:
a. Dalam kultur Batak, dipercaya jika seseorang senang melakukan perbuatan yang tidak
baik, misalnya mengintip, maka mata seseorang itu akan bengkak. Cara mengatasi mata
bengkak itu adlaah dengan air sirih.
b. Ada orang-orang yang dianggap namanya tidak cocok dengan dirinya, atau biasa
disebut dengan keberatan nama. Keberatan nama ini akan membuat orang tersebut bisa
sakit, karena menanggung nama yang terlalu berat itu. Cara mengobatinya adalah
dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain. Nama yang dianggap lebih
cocok dan sesuai dengan orang itu. Nama itu kemudian itu didoakan serta diadakan
jamuan adat bersama keluarga.
c. Dalam budaya Batak dikenal adanya “kitab pengobatan”. Salah satu isinya adalah,
“Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda: “Segala sesuatu yang tumbuh di
atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing – masing di dalam kehidupan
sehari–hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan
darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupan mu “Orang Batak memilik
Raja Batak yang dalam kehidupannya telah diajarkan dan diturunkan secara turun
temurun mengenai ilmu pengobatan. Tradisi yang ada dalam kehidupan Raja Batak itu
juga telah menjadi tradisi dalam kehidupan orang Batak yang telah diperkenalkan
mengenai obat-obat tradisional dari mulai kandungan hingga melahirkan.
d. Untuk perawatan dalam kandungan, masyarakat Batak tradisional menggunakan
salusu, yang merupakan satu butir telur ayam kampung yang terlebih dahulu telah
didoakan
e. Lalu perawatan setelah melahirkan dengan menggunakan kemiri, jeruk purut
dan daun sirih

Anda mungkin juga menyukai