Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK ETIKA DAN ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN

“DILEMA ETIK PADA KASUS HIV/AIDS”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

FAHMI HIDAYAT : 2019980009


FAUZIAH H.TAMBUALA : 2019980001
FIRMANSYAH : 2019980018
HENI PURWANTI : 2019980026
HERRI SOESILO : 2019980025
ICHLAS TRIBAKTI : 2019980002

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta
nikmat sehat sehingga kami dapat mengerjakan tugas makalah pada kasus pada
materi Etika Keperawatan dengan judul Dilema Etik Pada Kasus HIV/AIDS Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dosen atau Guru Pembimbing Dr. Hj. Tri
Kurniati, MKes yang telah memberikan pengarahan dan masukannya sehingga
penulis dapat menyesuaikan tugas ini dengan baik.

Akhirnya, penulis memohon taufiq dan hidayah-Nya semoga makalah ini dapat
berguna bagi semua orang yang membacanya. Namun kekurangan pasti ada, untuk itu
kritik dan saran sangat di harapkan harapkan oleh penulis agar dapat memberikan
yang lebih baik lagi.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II KASUS DILEMA ETIK ................................................................................. 3

BAB III PENYELESAIAN DILEMA ETIK ............................................................. 4

BAB IV PENUTUP....................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai
salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan
praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai
body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi


praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga
dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna
mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan
kata lain upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.

Dalam praktiknya sehari-hari perawat berhubungan dengan pasien (manusia unik) yang
beraneka ragam dengan status kesehatan dan permasalahan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, kadang-kadang perawat juga perlu mengambil andil dalam pemberian
alternatif untuk pemecahan masalah. Kadangkala dalam sebuah permasalahan terdapat
masalah yang sangat membingungkan yang disebut masalah etika atau dilema etik
dimana dalam pembuatan keputusan tidak ada yang benar dan salah sehingga membuat
perawat menjadi bingung. Beberapa dilema etik yang sering dialami perawat ialah
euthanasia, aborsi, bersikap jujur dan lain-lain.

Berdasarkan latar belakang diatas kami membuat makalah tentang pemecahan masalah
etik agar para perawat bisa membuat keputusan yang paling baik untuk pasiennya.

4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui kasus dilema etik khususnya dibidang keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus dilema etik
b. Mahasiswa mengetahui proses pemecahan dilema etik

5
BAB II

KASUS DILEMA ETIK

Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah
Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain
itu bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh,
dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3
bulan terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini
merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan
jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.
Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam
karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani
Tn. A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin
tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu
penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil
pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya
mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut
memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter
dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya.
Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat
untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang
dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.

6
BAB III

PENYELESAIAN DILEMA ETIK

Kasus diatas menjadi suatu dilema etik bagi perawat dimana dilema etik itu
didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap
alternatif tindakan memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk
menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis
yang dalam konteks kasus ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus
dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Menurut Thompson & Thompson
(1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang
memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan
sebanding. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat harus bisa berpikir
rasional dan bukan emosional.
Perawat tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai
dengan etika dan legal yaitu dia menghargai keputusan yang dibuat oleh pasien dan keluarga.
Selain itu dia juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dalam memenuhi
hak-hak pasien salah satunya adalah memberikan informasi yang dibutuhkan pasien atau
informasi tentang kondisi dan penyakitnya. Hal ini sesuai dengan salah satu hak pasien
dalam pelayanan kesehatan menurut American Hospital Assosiation dalam Bill of Rights.
Memberikan informasi kepada pasien merupakan suatu bentuk interaksi antara pasien dan
tenaga kesehatan. Sifat hubungan ini penting karena merupakan faktor utama dalam
menentukan hasil pelayanan kesehatan. Keputusan keluarga pasien yang berlawanan dengan
keinginan pasien tersebut maka perawat harus memikirkan alternatif-alternatif atau solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan berbagai konsekuensi dari masing-masing
alternatif tindakan.
Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu
memahami tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia
dan bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut tidak hanya berfokus
pada pemenuhan kebutuhan fisiknya atau psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi
tanggung jawab perawat. Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan tugas-tugas
tersebut. Dalam pandangan etika keperawatan, perawat memilki tanggung jawab
(responsibility) terhadap tugas-tugasnya.

7
Penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan strategi untuk mengatasinya
karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat antar tim medis yang
terlibat termasuk dengan pihak keluarga pasien. Jika perbedaan pendapat ini terus berlanjut
maka akan timbul masalah komunikasi dan kerjasama antar tim medis menjadi tidak
optimal. Hal ini jelas akan membawa dampak ketidaknyamanan pasien dalam mendapatkan
pelayanan keperawatan. Berbagai model pendekatan bisa digunakan untuk menyelesaikan
masalah dilema etik ini antara lain model dari Megan, Kozier dan Erb, model
Murphy dan Murphy, model Levine-ariff dan Gron, model Curtin,
model Purtilo dan Cassel, dan model Thompson dan thompson.
Berdasarkan pendekatan model Megan, maka kasus dilema etik perawat yang
merawat Tn. A ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut :
1. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan
menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi
sebagai berikut :
a. Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang
dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan
informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya.
b. Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta
perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan
keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang
c. Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus
memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya
pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau kondisinya.
2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik
moral jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada Tn. A terkait dengan
penyakitnya karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang
kondisi pasien termasuk penyakitnya.
3. Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan
Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama
tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun
alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain :

8
a. Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi hasil
pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga, tetapi memilih waktu yang
tepat ketika kondisi pasien dan situasinya mendukung.
Hal ini bertujuan supaya Tn. A tidak panik yang berlebihan ketika
mendapatkan informasi seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-
pendekatan oleh perawat. Selain itu untuk alternatif rencana ini diperlukan juga
suatu bentuk motivasi/support sistem yang kuat dari keluarga. Keluarga harus tetap
menemani Tn. A tanpa ada sedikitpun perilaku dari keluarga yang menunjukkan
denial ataupun perilaku menghindar dari Tn. A. Dengan demikian diharapkan secara
perlahan, Tn. A akan merasa nyaman dengan support yang ada sehingga perawat
dan tim medis akan menginformasikan kondisi yang sebenarnya.
Ketika jalannya proses sebelum diputuskan untuk memberitahu Tn. A
tentang kondisinya dan ternyata Tn. A menanyakan kondisinya ulang, maka perawat
tersebut bisa menjelaskan bahwa hasil pemeriksaannya masih dalam proses tim
medis.
Alternatif ini tetap memiliki kelemahan yaitu perawat tidak segera
memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A dan tidak jujur saat itu walaupun
pada akhirnya perawat tersebut akan menginformasikan yang sebenarnya jika
situasinya sudah tepat. Ketidakjujuran merupakan suatu bentuk pelanggaran kode
etik keperawatan.
b. Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam memenuhi
hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui penyakitnya, sehingga ketika
hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka
perawat akan langsung menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seijin dokter.

Alternatif ini bertujuan supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya
sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. Hal ini juga
dapat berdampak pada psikologisnya dan proses penyembuhannya. Misalnya ketika
Tn. A secara lambat laun mengetahui penyakitnya sendiri atau tahu dari anggota
keluarga yang membocorkan informasi, maka Tn. A akan beranggapan bahwa tim
medis terutama perawat dan keluarganya sendiri berbohong kepadanya. Dia bisa
beranggapan merasa tidak dihargai lagi atau berpikiran bahwa perawat dan
keluarganya merahasiakannya karena ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
merupakan “aib” yang dapat mempermalukan keluarga dan Rumah Sakit. Kondisi

9
seperti inilah yang mengguncangkan psikis Tn. A nantinya yang akhirnya bisa
memperburuk keadaan Tn. A. Sehingga pemberian informasi secara langsung dan
jujur kepada Tn. A perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut.

Kendala-kendala yang mungkin timbul :


1) Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada Tn. A
Sebenarnya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak ingin Tn.
A frustasi dengan kondisinya. Tetapi seperti yang diceritakan diatas bahwa
ketika Tn. A tahu dengan sendirinya justru akan mengguncang psikisnya
dengan anggapan-anggapan yang bersifat emosional dari Tn. A tersebut
sehingga bisa memperburuk kondisinya. Perawat tersebut harus mendekati
keluarga Tn. A dan menjelaskan tentang dampak-dampaknya jika tidak
menginformasikan hal tersebut. Jika keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan,
maka perawat dan tim medis lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan
bertanggung jawab atas dampak yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan
Kepmenkes 1239/2001 yang mengatakan bahwa perawat berhak menolak pihak
lain yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan kode etik dan
profesi keperawatan.
2) Keluarga telah mengijinkan tetapi Tn. A denial dengan informasi yang
diberikan perawat.
Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang sedang
mendapatkan permasalahan yang membuat dia tidak nyaman. Perawat harus
tetap melakukan pendekatan-pendekatan secara psikis untuk memotivasi Tn. A.
Perawat juga meminta keluarga untuk tetap memberikan support sistemnya dan
tidak menunjukkan perilaku mengucilkan Tn. A tersebut. Hal ini perlu proses
adaptasi sehingga lama kelamaan Tn. A diharapkan dapat menerima kondisinya
dan mempunyai semangat untuk sembuh.

4. Melaksanakan Rencana
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan
dengan tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan.
Sehingga bisa diputuskan mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil
keputusan pada pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral

10
yang berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang,
diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 1989 ), yang meliputi:
a. Autonomy / Otonomi
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien
dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju
maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya.
b. Benefesience / Kemurahan Hati
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang
baik dan tidak merugikan Tn. A. Sehingga perawat bisa memilih diantara 2
alternatif diatas mana yang paling baik dan tepat untuk Tn. A dan sangat tidak
merugikan Tn. A
c. Justice / Keadilan
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil berarti
Tn. A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga mendapatkan hak
tersebut yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya secara jelas sesuai
dengan konteksnya/kondisinya.
d. Nonmaleficience / Tidak merugikan
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian
pada Tn. A baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya.
e. Veracity / Kejujuran
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn. A
tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab
perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara benar dan
jujur sehingga Tn. A akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya.
f. Fedelity / Menepati Janji
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan Tn. A sebelum
dilakukan pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersdia akan
menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Tn. A jika hasil pemeriksaannya
sudah selesai. Janji tersebut harus tetap dipenuhi walaupun hasilnya pemeriksaan
tidak seperti yang diharapkan karena ini mempengaruhi tingkat kepercayaan Tn.
A terhadap perawat tersebut nantinya.

11
g. Confidentiality / Kerahasiaan
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu
menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan
segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien.

Berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip moral tersebut keputusan yang


bisa diambil dari dua alternatif diatas lebih mendukung untuk alternatif ke-2 yaitu
secara langsung memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil
pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan semua yang terlibat. Mengingat
alternatif ini akan membuat pasien lebih dihargai dan dipenuhi haknya sebagai
pasien walaupun kedua alternatif tersebut memiliki kelemahan masing-masing.
Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan
pendekatan-pendekatan dan caring serta komunikasi terapeutik.

5. Mengevaluasi Hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana
Tn.A beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Tn. A masih denial
maka pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan support sistem tetap terus
diberikan yang pada intinya membuat pasien merasa ditemani, dihargai dan
disayangi tanpa ada rasa dikucilkan.

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pelayanan kesehatan secara umum dan keperawatan secara khusus sering
menghadapi dilema etik. Oleh karena itu seorang tenaga keperawatan yang profesional
harus dapat menganalisa suatu situasi apakah termasuk dilema etik atau tidak. Dan saat
perawat tersebut mampu menilai suatu dilema etik, maka dia juga harus mampu
melakukan strategi pemecahan masalah sesuai dengan pendapat beberapa ahli.

Hal ini sangat diperlukan, sehingga jika terjadi suatu situasi yang kurang sesuai atau
membingungkan, maka seorang perawatat harus sangat berhati hati dalam
menyelesaikan masalah tersebut, sehingga tidak ada kesalah pahaman atau ketidak
puasan dari pasien, keluarga atau tenaga kesehatan lainnya

B. SARAN
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau
bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).

13
DAFTAR PUSTAKA

Kurniadi, A. (2016). Etika dan Hukum Keperawatan. Jakarta:Penerbit FK.UI

Narrullah, D. (2014). Etika dan Hukum Keperawatan untuk Mahasiswa dan Praktisi

Keperawatan. Jakarta: TIM

http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html

diakses tanggal 9 Desember 2019, Jam 23.14

Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing

Concepts Process and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education Line.

k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 8 Desember

2019. Diposkan tanggal 16 Oktober

2019. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan

14

Anda mungkin juga menyukai