Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI)

DISUSUN KELOMPOK 3 :

FAHMI
FAUZIAH H.TAMBUALA
FIRMANSYAH
HENI PURWANTI
HERRY
ICHLAS TRIBAKTI
ISTIQOMAH

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA PUSAT
2019

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah sebagai tugas mata kuliah

etika keperawatan yang berjudul “Kode Etik Keperawatan Persatuan Perawat Nasional

Indonesia (PPNI)” tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari

berbagai pihak.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terima kasih.

Jakarta, 16 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul

Kata Pengantar........................................................................ 2

Daftar Isi.................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 4

A. Latar Belakang..................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
C. Tujuan.................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................ 5

A. Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI.................................. 5


B. Tujuan Kode Etik Keperawatan............................................ 6
C. Fungsi Kode Etik Keperawatan............................................. 6
D.Prinsip-prinsip Kode Etik Keperawatan................................. 7
E. Isi Kode Etik Keperawatan.................................................... 10

BAB IV PENUTUP...................................................................... 13
A. Kesimpulan.......................................................................... 13
B. Saran.................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era sekarang ini, peningkatan pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan sangat perlu mengetahui

kode etik yang diberlakukan dalam dunia kesehatan.

Pelayanan kesehatan di indonesia sampai sekarang ini belum berjalan secara

maksimal disebabkan karena banyak perawat yang berperan sebagai pemberi pelayanan

kesehatan belum memahami kode etik keperawatan yang telah disusun oleh Dewan

Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas

PPNI di Jakarta pada tangal 29 November1989.

Oleh karena itu, penyusun tertarik untuk membahas tentang konsep kode etik

keperawatan menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kode etik keperawatan menurut PPNI?

2. Apa tujuan kode etik keperawatan?

3. Apa fungsi kode etik keperawatan?

4. Apa prinsip-prinsip kode etik keperawatan?

5. Apa isi kode etik keperawatan PPNI?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian kode etik keperawatan menurut PPNI

2. Mengetahui tujuan kode etik keperawatan

3. Mengetahui fungsi kode etik keperawatan

4. Mengetahui prinsip-prinsip kode etik keperawatan

5. Mengetahui isi kode etik keperawatan PPNI

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

1. Kode etik

a. Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai

pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan

yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi

perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat

selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik

dapat dihindarkan.

b. Kode etik adalah  suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan

dan nilai kelompok.

c. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota kelompok,

mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai

standar untuk tindakan profesional mereka.

2. Kode etik keperawatan

Kode Etik  Keperawatan adalah pernyataan standar professional yang digunakan

untuk bimbingan perilaku & sebagai framework untuk pengambilan keputusan. Kode

etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan

Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal

29 November1989.

B. TUJUAN

5
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam

menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat

manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman

sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun

dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.

2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi

keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.

3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya

diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.

4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat

menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga

keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek

keperawatan.

C. FUNGSI

Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status

profesional dengan cara sebagai berikut:

1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuska

memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada

perawat oleh masyarakat.

2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan

keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.

6
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi

yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan

tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi

keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan

dari asuhan kesehatan.

4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

D. PRINSIP – PRINSIP KODE  ETIK KEPERAWATAN

1. Respek

a. Respek diartikan sebagai perilaku perawat sebagai pemimpin yang menghormati

atau menghargai pendapat orang lain.

b. Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien seperti hak untuk pencegahan

bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar.

c. Penerapan “informed-consent” secara tidak langsung menyatakan suatu trilogi

hak pasien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan menolak trietmen.

d. Penghargaan perawat terhadap pasien diwujudkan dalam pemberian asuhan

yang bermutu secara ramah dan penuh perhatian.

e. Kepekaan perawat dituntut untuk dapat menghargai hak pasien yang berarti

mengetahui kapan menghormati hak pasien/klien untuk menolak trietmen dan

kapan mengesampingkan hak tersebut.

f. Selain menghargai pasien dan keluarganya, perawat juga harus menghargai

rekan-rekan kerjanya seperti dokter, pekerja sosial, ahli gizi dan lain-lain.

2. Otonomi

a. Otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk mengatur dan membuat

keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan,

7
terutama yang berkaitan dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu,

campur tangan hukum dan tenaga kesehatan profesional yang ada.

b. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk

memilih bagi diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran dan

pertimbangannya merupakan hal yang terbaik.

c. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau

mempertanggung jawabkan dirinya sendiri.

3. Beneficence (kemurahan hati)

a. Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan

tidak membahayakan orang lain.

b. Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa yang harus memutuskan hal

yang terbaik untuk seseorang.

c. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk dirinya

sendiri kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang

yang secara mental tidak kompeten dan pasien koma.

d. Permasalahan lain yang muncul berpusat pada  “apa yang disebut baik” dan “apa

yang disebut tidak baik”.

e. Sebagai  contohnya  adalah suatu  keputusan  yang harus  diambil, apakah  lebih

baik, menopang dan memperpanjang hidup dalam menghadapi semua ketidak

mampuan atau lebih baik memperbolehkan seseorang untuk meninggal dan

mengakhiri penderitaannya. Tentu saja memerlukan pertimbangan yang sangat

hati-hati.

4. Non-Maleficence

a. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja

menimbulkan kerugian atau cidera.

8
b. Kerugian atau cidera dapat diartikan adanya kerusakan fisik seperti nyeri,

kecacatan, kematian atau adanya gangguan emosi yang antara lain adalah

perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan adanya kekesalan.

c. Kerugian juga dapat berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran atau berbuat

kesalahan.

d. Beberapa kewajiban yang berasal dari prinsip non-maleficence antara lain adalah

suatu larangan seperti: jangan membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain,

jangan menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat

orang lain tidak berdaya , jangan melukai perasaan orang lain, Prinsip ini

berkaitan dengan kewajiban pemimpin untuk selalu berada dalam kebenaran,

tidak berbohong dan tidak menipu orang lain.

5. Veracity (Kejujuran)

a. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu

kebenaran, tidak berbohong atau menipu orang lain.

b. Kejujuran adalah landasan untuk  “informed consent” yang baik.

c. Perawat harus dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan oleh pasien

maupun keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.

6. Konfidensialitas (Kerahasiaan)

a. Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua informasi

tentang pasien/klien yang dirawatnya.

b. Pasien/klien harus dapat menerima bahwa informasi yang diberikan kepada

tenaga profesional kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan/diberbagikan

kepada pihak lain secara tidak tepat.

c. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi tentang pasien/klien dengan anggota

kesehatan lain yang ikut merawat pasien/klien tersebut bukan merupakan

9
pembeberan rahasia “selama informasi tersebut relevan dengan kasus yang

ditangani”.

7. Fidelity (Kesetiaan)

a. Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan

tanggung jawab yang telah dibuat.

b. Setiap tenaga keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan

kepada individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat.

c. Apabila terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab, maka diperlukan

penentuan prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada .

8. Justice (Keadilan)

a. Keadilan berkenaan dengan kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang.

b. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.

c. Azas ini bertujuan untuk melaksanakan keadilan dalam transaksi dan

pelayanan/perlakuan antar individu pasien/klien, berarti setiap orang harus

mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan kebutuhannya.

d. Dampak dari prinsip ini antara lain adalah tuntutan masyarakat kepada

pemerintah untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri.

E. KODE ETIK KEPERAWATAN PPNI

1. Tanggung jawab perawat terhadap Klien

a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan

martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan

kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang

dianut serta kedudukan sosial.

10
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara

suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan

kelangsungan hidup beragama dari klien.

c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan

asuhan keperawatan.

d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan

tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas

a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan

melalui belajar terus menerus.

b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai

kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan

keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan

mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan

konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan

selalu menunjukan perilaku profesional.

3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat


Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya adalah sebagai berikut :
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama
perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam
memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.

11
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,
keterampilan dan pengalamannya kepada sesama perawat serta
menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi Keperawatan
a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan
profesionalnya secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama
dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi
yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan dan pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara
a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam
menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan di indonesia sangat perlu memahami

konsep kode etik keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional

Indonesia karena konsep tersebut merupakan dasar bagi seorang perawat untuk

berperilaku demi tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.

B. SARAN

Konsep kode etik keperawatan harus terus diberlakukan secara maksimal oleh seorang

perawat dan dijaga oleh pihak yang berwenang demi tercapainya tujuan, prinsip dan

fungsi dari konsep kode etik keperawatan, dengan demikian tercapailah derajat

kesehatan yang optimal di indonesia. 

13
DAFTAR PUSTAKA

- Kartini massa, 2018. Etika keperawatan.TIM trans info media. jakarta

- Putri, Trikaloka H. dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan.

Yogyakarta: Citra pustaka.

- Saphitri, M.K, (2009). Penerapan Kode etik Keperawatan di RS. Bhakti Tamtama

Semarang Jakarta

- Sudrajat, D. A. (2014). Aspek Hukum Praktik Keperawatan. Jurnal Kesehatan Kartika

Stikes A. Yani

- https://ppni-inna.org/doc/ADART/KODE_ETIK_KEPERAWATAN_INDONESIA.pdf

tanggal 16 September 2019, jam 10.35

- https://www.academia.edu/32348620/MAKALAH_KODE_ETIK_KEPERAWATAN_P

ROGRAM_STUDI_ILMU_KEPERAWATAN

14

Anda mungkin juga menyukai