Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok


tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan
zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain sehingga balita paling
mudah menderita kelainan gizi, Kejadian gizi kurang seperti fenomena gunung es
dimana kejadian gizi kurang dapat menyebabkan kematian (Pudjiadi : 2005).
Balita termasuk kedalam usia berisiko tinggi terhadap suatu penyakit. Kekurangan
asupan zat gizi pada balita dapat mempengaruhi status gizi pada usia balita
merupakan dampak komulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh
langsung terhadap status gizi pada balita, adapun faktor yang mempengaruhi
status gizi pada balita secara langsung yaitu keluarga. Dalam hal ini keluarga
mempunyai peranan penting dalam permasalahan status gizi pada balita
khususnya gizi kurang. Oleh karena itu yang berkaitan langsung pada keluarga
yaitu faktor pendidikan, bagaimanapun pendidikan akan akan secara otomatis
memberi dampak pada suatu permasalahan dalam suatu keluarga dalam hal
penangulangan maupun pencegahan staus gizi. Dalam menyikapi berbagai macam
permasalahan dalam sebuah keluarga yang mendasari permasalahan pendidikan
yang rendah maka dari itu dengan cara penanggulangan dengan pendidikan
kesehatan (health education) akan menjadi salah satu alternatif yang efektif
( Moehji. S. 2009).

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,


saling berinteraksisatu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang
sama. Komunitas adalahkelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosialyang mempunyai minat yang sama
(Riyadi, 2007). Salah satu kelompok khusus dalamkeperawatan komunitas adalah
kelompok balita. Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY,(2010), Balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5tahun).

Masalah kesehatan balita di Indonesia masih menjadi perhatian serius,


karena masihtingginya angka kematian balita di Indonesia bila dibandingkan
dengan target RPJM 2005-2009 dan RPJM 2010-2014 dimana targetnya adalah
menurunkan Angka Kematian Bayi(AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup,
menurunkan Angka Kematian Balita (AKBal)menjadi 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Masalah utama yang menyebabkan tingginya angkakematian balita di
Indonesia adalah gizi buruk. Hampir lebih dari 2 juta anak anak balitamengalami
gizi buruk (Atmaria, 2005). Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
berdasarkanRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun 2007 ke 2010 untuk gizi
kurang tetap 13,0 danuntuk gizi buruk dari 5,4 menjadi 4,9. Pada saat ini masalah
terbesar yang disebabkan olehgizi buruk yang banyak dijumpai di kalangan anak-
anak Indonesia adalah penghambatan pertumbuhan intra-uterin, malnutrisi protein
energi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin A,anemia defisiensi zat besi dan
obesitas (Atmaria, 2005).

Diare dan pneumonia merupakan penyebab kematian berikutnya pada bayi


dan balita,disamping penyakit lainnya serta dikontribusi oleh masalah gizi. Untuk
mengatasi masalahyang sering menimbulkan kematian pada balita, pemerintah
telah membuat program dankebijakan yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian pada bayi dan balita,diantaranya adalah kegiatan Posyandu, BKB (Bina
Keluarga Balita), dan program PAUD.Sementara sebagai perawat, yang dapat
dilakukan di komunitas adalah memberi penyuluhanatau pendidikan kesehatan
baik untuk topik sehat atau pun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit dan
pengelolaan penyakit pada balita, serta member informasi kepada ibu tentang
pentingnya pemberian ASI dan tahap perkembangan yang terjadi pada masa
balita.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok balita

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai asuhan keperawatan


pada kelompok khusus balita

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui konsep komunitas

2. Mengetahui konsep balita dan tumbuh kembang yang terjadi pada masa balita

3.Mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok balita

4. Mengetahui indikator kesehatan kelompok balita

5. Mengetahui program dan kebijakan Pemerintah untuk kesehatan balita

6.Mengetahui ruang lingkup keperawatan dan peran perawat komunitas


padakelompok balita

7. Menyusun asuhan keperawatan komunitas pada kelompok balita

1.4 Manfaat

Mahasiswa mampu memahami konsep dan proses asuhan keperawatan komunitas


padaagregat balita sehingga dapat menjadi bekal saat melakukan proses asuhan
keperawatankomunitas pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai