Kasus
Nn “Y” (14 tahun) seorang siswi kelas 3 SMP “S”, saat ini sedang hamil usia 4 bulan keluar
dari sebuah klinik “T” yang terkenal dengan praktek aborsinya. Saat kembali pulang ke
rumah, ibunya menemukan Nn. Y sudah tidak sadarkan diri dan terkejut dengan adanya
pendarahan hebat keluar dari sekitar alat kelamin anaknya. Saat itu juga, Nn Y dibawa ke RS
“D” dan langsung ditangani serius oleh dokter dan perawat meningat sudah terjadi syok
Hipovolemik pada kondisi pasien. Setelah sadar dan kondisi membaik, Nn. Y tampak
terguncang mentalnya serta tidak dapat mengontrol emosinya dan berharap pada perawat bisa
memberikan tindakan euthanasia pada dirinya.
Analisa Kasus Diatas :
Dari kasus diatas merupakan pelanggaran etik atau dilema etik, hal yang harus dilakukan
adalah mengumpulkan fakta dan mencari informasi yang diperlukan baik itu pihak internal
dan pihak eksternal. Untuk mendapatkan data maka perlu mengumpulkan informasi yang
diperlukan. Dari kasus diatas pihak-pihak yang terlibat adalah dokter, perawat, pihak klinik T,
pasien dan keluarga.
Pada kasus Nn. Y diatas dapat dianalisa dari berbagai hal :
1. Prinsip etik tindakan keperawatan
2. Tugas dan tanggung jawab Perawat
3. Tindakan malpraktek aborsi
4. Tindakan eutanasia
PEMBAHASAN
1) Prinsip Etik Tindakan Keperawatan
Etika atau ethics berasal dari bahasa yunani, yaitu “ethos”. Dalam Kamus Lngkap
Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta, ethos diartikan adat, kebiasaan, akhlak,
watak perasaan, sikap atau cara berpikir.
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang kesusilaan
yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar.
Jadi dalam pengertian aslinya, apa yang disebutkan dengan baik itu adalah yang sesuai
dengan kebiasaan masyarakat.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar-tepat atau
bermoral, terlebih dalam profesi keperawatan. Dimana pelayanan kepada umat manusia
merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi keperawatan, oleh karena itu
etika dalam penjalanan pelayanan keperawatan sangat diperlukan. Etika keperawatan
merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan., atau dengan kata
lain merupakan suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib bertingkah laku. Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam
praktek sehari-hari.
Prinsip etika keperawatan
1. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Beneficience
Beneficince berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
3. Jusctise (keadilan)
Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan yang
dilakukan untuk semua orang adalah sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik,
tetapi dalam hal ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak
berberat sebelah.
4. Moral Right
Moralitas menyangkut apa yang benar dan salah pada perbuatan, sikap, dan sifat.
Tanda utama adanya masalah moral, adalah bisikan hati nurani atau timbulnya
perasaan bersalah, malu, tidak tenang, dan tidak damai dihati. Standar moral
dipengaruhi oleh ajaran, agama, tradisi, norma kelompok, atau masyarakat dimana ia
dibesarkan.
5. Karahasiaan ( Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatanklien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpundapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harusdihindari.
6. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian suatu
persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian “informed
consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
4) Tindakan Eutanasia
Eutanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam :
1) Eutanasia Pasif
Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yangdilakukan secara medik
melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengantujuan untuk mengakhiri hidup
manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu
tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk
mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien.
Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketikasuatu tindakan dilakukan dengan tujuan
untuk menimbulkan kematian.Misalnya dengan memberikan obat-obatan yang
mematikan kedalam tubuh pasien (suntik mati). Euthanasia aktif ini dapat pula
dibedakan atas :
a. Euthanasia aktif langsung (direct)
Euthanasia ektif langsung adalah dilakukannnya tindakan medic secaraterarah
yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, ataumemperpendek hidup
pasien. Jenis euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.
b. Euthanasia aktif tidak langsung (indirect)
Euthanasia aktif tidak lamgsung adalah saat dokter atau tenagakesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun
mengetahui adanya risiko tersebut dapatmemperpendek atau mengakhiri hidup
pasien.