Anda di halaman 1dari 18

DILEMA TEKONOLOGI (IPTEK) DALAM PERSPEKTIF TRANSKULTURAL

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah :
Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Dosen Pengampu : Veny Elita, SKp., MN(MH)

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Kelas A 2020 1

Andi Mustika (2011110461)


Arrahmah Ridhowati (2011110468)
Ghea Ananta Anataya (2011110463)
Jessika Restu (2011110462)
Rani Nuraini (2011110469)
Suci Amalia Apriana Suhud (2011110470)
Syafah Amirah Rizka (2011110466)
Yuliani Gusfita (2011110467)
Ziva Eriza Salsabilah (2011110465)

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kita rahmat, taufiq, dan anugerah-Nya sehingga kami bisa berhasil menyusun
makalah ini dengan judul “Dilema Teknologi (IPTEK) dalam Perspektif Trankultural”.
Hanya kepada-Nya kami meminta pertolongan dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial
dan Budaya dalam Keperawatan. Makalah ini telah kami susun sedemikian rupa dengan
sebaik mungkin. Akan tetapi, tiada manusia yang sempurna. Segala sesuatu yang sempurna
itu hanyalah milik-Nya, dan manusia tidak pula luput dari kesalahan. Maka dari itu, segala
kritik dan saran demi perbaikan isi makalah ini akan kami sambut dengan senang hati.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan turut andil dalam
mencerdaskan dan menambah pengetahuan mahasiswa. Dan menjadikan makalah ini sebagai
sumber belajar untuk menambah ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pekanbaru, 11 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3


A. Definisi Dilema IPTEK dalam Perspektif Trankultural ............................................... 3
B. Arti Dilema IPTEK dalam Perspektif Trankultural ..................................................... 4
C. Jenis-jenis Kecendrungan Dilema IPTEK dalam Perspektif Trankultural................... 6
D. Penyebab Dilema IPTEK dalam Perspektif Trankultural ............................................ 6
E. Gambaran Masyarakat Bugis dengan Kasus Dilema IPTEK dalam
Perspektif Trankultural ................................................................................................ 9
F. Contoh Perilaku Masyarakat yang Behungan dengan Penolakan
IPTEK dalam Keperawayan Trankultural .................................................................... 10
G. Memecahkan Masalah yang Berhubungan dengan Dilema IPTEK............................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Seorang perawat kesehatan adalah petugas kesehatan yang mempunyai peran
dominan dalam membantu pasien sembuh dari penyakit yang dideritanya. Seorang
perawat sebagai ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit, sebagai aktor yang langsung
berhadapan dengan pasien dalam waktu yang lama. Kondisi yang seperti ini menuntut
totalitas seorang perawat dalam menjalankan funsinya. Profesionalitas menjadi tunutan
yang harus selalu ditingkatkan. Profesionalitas akan terus tumbuh dan berkembang bila
seorang perawat mempunyai kemauan unyuk mengembangkan berbagai pengetahuan
yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Profesi keperawatan bersifat multikausal
dan multidisiplin. Seorang perawat kesehatan harus mampu membuat konfigurasi
berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dengan fakta real yang pada setiap pasien yang
mempunya kasus, latar belakang berbeda-beda ( multikausal).
Model pendekatan yang harus selalu diingat oleh seorang perawat kesehatan pada
saat melalukan intervensi adalah model pemenuhan harapan pasien. Pemenuhan harapan
pasien akan dapat dipenuhi bila seorang selalu mengacu pada kebutuhan yang
terakhirnya telah dibuat oleh Maslow. Pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien
tidak dapat dilepaskan dengan field of experience (pengalaman masa lampau hiudpnya)
yang sangat dipengaruhi oleh internalisasi nilai-nilai budaya yang sudah menyatu dalam
diri pasien. Nilai-nilai budaya berifat kompleks, karena setiap manusia yang menjadi
pasien mempunyai latar belakang, lingkungan hidup, pengalaman hidup, tidak sama.
Perkembangan IPTEK mempunyai dampak dalam dinamika nilai-nilai budaya, yang
mempengaruhi paradigma seseorang terhadap persepsi sesuatu yang dihadapinya.
Realitas yang seperti itu menuntut seorang perawat yang selalu berhadapan dengan
pasien harus banyak memahami model pemenuhan harapan pasien bukan hanya dari sisi
metode pelayanan klinis teknis keperawatan namun pendekatan nilai-nilai budaya yang
beraneka ragam yang menjadi milik pasien harus dimengerti dan difahami, agar harapan
pasien sebagai manusia dapat dipenuhi secara komprehensif dan holistik. Pelayanan
perawatan akan masuk dalam katagori berkualitas bila tindakan layanan yang dilakukan
oleh seorang tanaga perawatan dilandasi pada standar keperawatan yang mampu
memenuhi harapan pasien.

1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah dalam
pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Apa definisi dilema IPTEK dalam perspektif trankultural?
2. Apa arti dilema IPTEK dalam perspektif Trankultural?
3. Apa saja jenis-jenis kecendrungan dilema IPTEK dalam perspektif trankultural?
4. Apa yang menjadi penyebab dilema IPTEK dalam perspektif trankultural?
5. Bagaimana gambaran masyarakat Bugis dengan kasus dilema IPTEK dalam
Perspektif Trankultural?
6. Apa saja contoh perilaku masyarakat Bugis yang behungan dengan penolakan IPTEK
dalam keperawatan trankultural?
7. Bagaiamana cara memecahkan masalah yang berhungan dengan dilema IPTEK?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui definisi dilema IPTEK dalam perspektif trankultural.
2. Untuk mengetahui arti dilema IPTEK dalam perspektif Trankultural.
3. Untuk mengidentifikasi apa saja jenis-jenis kecendrungan dilema IPTEK dalam
perspektif trankultural.
4. Untuk mengetahui apa penyebab dilema IPTEK dalam perspektif trankultural.
5. Untuk mengetahui gambaran masyarakat Bugis dengan kasus dilema IPTEK dalam
perspektif trankultural.
6. Untuk mengetahui contoh perilaku masyarakat Bugis yang berhubungan dengan
penolakan IPTEK dalam keperawatan trankultural.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dilema IPTEK dalam Perspektif Trankultural
1. Pengetian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan culture,
Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui. Cultur
berarti budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti : -kebudayaan,
cara pemeliharaan, pembudidayaan. -Kepercayaan, nilai –nilai dan pola perilaku yang
umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya,
sedangkan cultural berarti : sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan.

Transkultural dapat diartikan sebagai : lintas budaya yang mempunyai efek


bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang mempengaruhi budaya lain.
Nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksisosial-Transcultural Nursing
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun
kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi
pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien ).

2. Definisi Dilema IPTEK dalam Transkultural


Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu


pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungandan kenyamanan hidup
manusia. Sebagian beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru.

3
3. Dampak IPTEK dalam Kesehatan

Dampak positif perkembangan teknologi terhadap kesehatan perkembangan


teknologi dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru, sehingga sumber daya
manusia dapat berperan, baik tenaga maupun pikiran. Perkembangan teknologi
mempunyai dampak positif, yaitu terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran
materi, kemudahan serta manusia dapat mendayagunakan sumber daya alam lebih
efektif dan efisien. Manusia dapat mengubah sistem transformasi dan komunikasi
sehingga menimbulkan kemudahan . Untuk usaha ini diperlukan tenaga dan pikiran
manusia atau dengan kata lain akan tercipta lapangan baru.

Teknologi yang semakin berkembang menuntut sebuah realisasi yang


berdampak positif terhadap kehidupan manusia khusunya dibidang kesehatan. Seiring
pesatnya perkembangan teknologi para pendahulu telah berusaha untuk
menyempurnakan apa yang telah dan akan diciptakan demi kesejahteraan manusia.
Beberapa yang telah diciptakannya kini dapat kita rasakan sedemikian rupa. Hal inilah
yang dianggap sebagai hal yang dinilai berdampak positif terhadap kehidupan
manusia terutama di bidang kesehatan

B. Arti dilema IPTEK dalam Perspektif Transkultural

Dilema iptek adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan dengan dua
masalah yang sulit untuk ditetapkan, sebagai pilihan karena masing masing memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam
konteks pelayanan keperawatan dengan perbedaan budaya.

Transcultural dapat di artikan sebagai lintas budaya yang mempunyai efek


bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang mempengaruhi budaya lain.
Nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksisosial-Transcultural Nursing
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitandengan perbedaan maupun
kesamaan nilai -nilai budaya (nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi
pada seorang perawat saat melakukan asuhankeperawatan kepada klien / pasien ),
menurut Leininger ( 1991 ).

4
Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan
kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas menengah ke bawah sekalipun.
Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan
kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Atas dasar kreatifitas
akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang
di berikan oleh Tuhan YME. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus di dasarkan
terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat
mengecam IPTEK secara merata. Di satu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat
baik sekali di aspek kesehatan yang banyak di temukan alat-alat seperti :

1. Pulse oxymetry,
2. termografi
3. X-ray (sinar x),
4. Ct-scan(computerized tomography scanning),
5. Pet (positron emissiontomography),
6. Fetal ecg,
7. Electromyograph (emg),
8. Electroencephalography (eeg)
9. Pengukuran kelistrikan pada jaringan otak, dll.

Dilema IPTEK dalam ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Teknologi
adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau
dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sebagian
beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. Nilai budaya yang
berbeda melalui proses interaksi sosial, Transcultural Nursing merupakan suatu area
kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai Nilai budaya (
nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi padaseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien. Dilema IPTEK dalam
Transcultural adalah sebuah situasi sulit yang mengharuskan seseorang menentukan

5
pilihan dalam perbedaan budaya dan perkembangan teknologi yang dianggap
bertentangan dengan budaya dari masyarakat tersebut. Karena perkembangan
teknologi yang semakin maju dan kepercayaan masyarakat akan budayanya masing-
masing.

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Teknologi adalah metode ilmiah
untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuanterapan atau dapat pula
diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyedia kanbarang-barang yg
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sebagian
beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. Nilai budaya yang
berbeda melalui proses interaksi sosial, Transcultural Nursing merupakan suatu area
kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya
(nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi padaseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatankepada klien / pasien).

Dilema iptek adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan dengan dua
masalah yang sulit untuk ditetapkan, sebagai pilihan karena masing masing memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam
konteks pelayanan keperawatan dengan perbedaan budaya.

c. Jenis – jenis Kecenderungan Dilema IPTEK dalam Perspektif Transcultural

1. Masyarakat yang tidak mau menggunakan teknologi kesehatan dalam


pengobatannya.
2. Masyarakat lebih memilih obat tradisional dan dukun.
3. Ketidakpahaman masyarakat terhadap teknologi yang telah berkembang.

d. Penyebab Dilema IPTEK dalam Perspektif Transcultural

1. Karena adanya perbedaan pola pikir masyarakat dalam bidang kesehatan


Perbedaan pola pikir pada masyarakat juga dapat mempengaruhi penyebab
dilema IPTEK. Seperti pola pikir masyarakat bugis akan berbeda dari pola pikir
masyarakat melayu karena pola pikir mereka berdasarkan dengan kebudayaan dari

6
masyarakat masing – masing. Sehingga penyebab dilema IPTEK yang terjadipun
akan berbeda pula. Dan juga perpektif masing masing masyarakat akan berbeda
terhadap teknologi yang ada.
2. Rendahnya tingkat pendidikan
Pada dasarnya, pengetahuan sangatlah berpengaruh pada pemahaman
seseorang atau masyarakat. Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui bahwa
tinggi rendahnya pendidikan seseorang juga akan berpengaruh terhadap
pemahaman dan pola pikir seseorang tersebut. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin minim dilema IPTEK yang terjadi. Karena
seseorang yang berpendidikan tinggi mereka akan mampu memahami dan
mengikuti perkembangan teknologi yang sedang berkembang. Sehingga pada saat
terjadinya dilema IPTEK, mereka akan mampu mengatasinya. Berbeda dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya rendah. Kebanyakan mereka yang tingkat
pendidikannya rendah pemahamannya juga akan menjadi sempit, sehingga sangat
mudah terpengaruh dalam penyebab terjadi dilema IPTEK.
3. Letak geografis
Letak geografis juga sangat berpengaruh terhadap dilema IPTEK. Seseorang
atau masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan atau di kota – kota besar tentu
akan lebih cepat dapat menerima teknologi yang ada. Karena perkembangan
teknologi akan lebih dahulu masuk ke daerah perkotaan dan yang berletak
strategis. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan atau
pedalaman, apalagi masyarakat yang tinggal didaerah – daerah terpencil. Mereka
akan lebih lambat merasakan perkembangan teknologi, karena cenderung
teknologi disana dapat dikatakan tidak maju atau bahkan belum ada sama sekali.
Oleh sebab itu letak geografis juga menjadi salah satu alasan terjadinya dilema
IPTEK.

E. Gambaran Masyarakat dengan Kasus Dilema Iptek dalam Perspektif Transcultural

Dilema IPTEK Pengobatan : Kemoterapi dengan Herbal

Kemoterapi atau Herbal? Mana Yang Tepat Untuk Kanker Payudara ? apakah
menjalani pengobatan dengan kemoterapi atau herbal? Sering kali penderita kanker
bingung apakah harus kemo atau tidak, karena melihat efek samping yang berat dan
apakah jika dengan herbal bisa sembuh. Sering kali pertanyaan itu muncul ketika

7
masih awal ingin melakukan pengobatan. Untuk itu kami ingin share pengalaman
kami berjuang melawan kanker payudara. Dilemanya yang didapatkan pada
masyarakat sebagai berikut :

Apakah Saya Harus Kemoterapi? Kita akan bahas dahulu apakah saya harus
kemoterapi? Itu yang menjadi pertanyaan jika kita menempuh jalan medis. Kasus
yang kita bicarakan adalah kanker stadium 4 yang sudah menyebar jadi tidak bisa
dilakukan operasi. Untuk memutuskan harus kemoterapi atau tidak, berikut ini adalah
beberapa faktor yang perlu anda pikirkan dulu:

1. Biaya. Faktor biaya menjadi yang utama karena kemoterapi tidak murah apalagi
jika anda melakukannya diluar negeri.
2. Apakah penderita kanker mau? Ini menjadi pertanyaan yang kedua karena
kemauan dari penderita kanker sangat penting untuk menunjang kesembuhannya.
Jadi keputusan kemoterapi harus keluar dari penderita kanker. 3.
3. Biasanya muncul pertanyaan apakah fisik saya kuat. Pertanyaan ini juga
muncul jika penderita kanker kurang percaya diri. Itulah tugas keluarga/teman
untuk memberikan support. Menurut pengalaman beberapa pasien itulah
pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum anda memutuskan untuk
melakukan kemoterapi atau tidak. Itupun terjadi pada sebuah keluarga, yang harus
memilih apakah keluarga dan pasien tetap memutuskan kemoterapi. Waktu itu
yang muncul adalah pertanyaan ke-2 dan ke-3 jadi pasien sudah memilih mau
untuk kemoterapi tetapi tidak yakin (poin 3) jadi tugas keluarga dan lingkungan
sekitar yang memberikan support.

Apakah Saya Harus Menggunakan Herbal?

Kedua adalah mengenai herbal, apakah lebih baik mengambil keputusan


menggunakan herbal saja dari pada kemoterapi yang menakutkan? Sering muncul
pertanyaan seperti ini karena rumor mengatakan bahwa herbal tidak berefek samping
meskipun minum sebanyak mungkin. Pengalaman mereka yang pernah mencoba
berkata lain karena herbal yang konsumsi ternyata juga berefek samping misalnya
saja daun sirsak mempunyai efek (linu dan sakit pada persendian karena sifatnya yang
dingin) dan kulit manggis memberi efek samping sulit buang air besar karena sifatnya
yang panas.

8
Untuk mengambil keputusan apakah harus menggunakan herbal atau tidak
berikut ini faktor yang perlu anda pikirkan:
1. Apakah ada yang ahli/herbalis untuk memantau penggunaannya. Sering kali
penderita kanker diberikan berbagai macam masukkan bisa dari teman atau
keluarga untuk minum ini dan itu. Padahal menurut saya sebaiknya harus ada
tenaga ahli untuk memantau perkembangan apakah bekerja atau tidak.
2. Sumber obat herbal. Obat herbal entah sudah diolah atau belum anda harus
bisa terus mendapatkannya agar proses pengobatan bisa terus berlangsung.

2 hal itulah yang penting untuk memutuskan apakah anda harus menggunakan
herbal atau tidak. Pengalaman kami adalah kami tidak menemukan tenaga ahli untuk
herbal (sirsak atau manggis) jadi kami hanya menggunakan berdasarkan informasi
yang tersebar di internet atau pendapat teman/keluarga. Hal ini menjadi kurang efektif
karena tidak bisa terpantau dengan baik.

Bagaimana Bila Melakukan Kombinasi Kemoterapi dengan Herbal?

Ketiga adalah bagaimana jika kita melakukan kemoterapi bersamaan dengan herbal,
apakah mungkin? Pendapat diantara masyarakat adalah bisa mungkin bisa tidak. Bisa
mungkin, jika anda menggunakan herbal yang sudah dipatenkan sudah berbentuk
kapsul misalnya transfer factor. Bisa tidak, jika yang anda gunakan adalah obat herbal
olahan sendiri misalnya rebusan daun sirsak, dll.

Membandingkan Antara Kemoterapi atau Herbal Setelah 2 bagian diatas kami


berharap tips diatas dapat membantu anda memutuskan antara kemoterapi atau herbal.
Untuk lebih mematangkan pikiran anda kami membandingkan kedua pengobatan itu
sebagai berikut ini:

Kemoterapi
Kelebihan kekurangan

Sudah di uji klinis Butuh biaya mahal

Dipantau oleh tenaga ahli (dokter Perlu melakukan banyak test (tes
onkologi) darah, pet scan, CT scan, dll)
Obat kemo cenderung bekerja cepat Efek samping tinggi

9
Herbal
Kelebihan Kekurangan
Tetap ada efek samping tetapi lebih Tidak dipantau oleh tenaga yang ahli
ringan dibandingkan kemoterapi
Biayanya murah Jika supply herbal terganggu maka
konsumsi obat herbal jadi kacau.
Cara konsumsinya mudah karena hanya Tidak teruji klinis (untuk obat herbal
diminum saja tanpa harus prosedur yang belum dipatentkan)
seperti suntikan.

F. Contoh Perilaku Masyarakat yang Berhubungan dengan Penolakan Iptek dalam


Keperawatan

Penolakan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan baru.

Beberapa hal yang mendasari penolakan masyarakat dalam menerima pelayanan


kesehatan baru yaitu :

1. Model yang berlawan


2. Dikotomi kognitif
3. Penolakan rumah sakit
4. Persepsi berbeda tentang tingkah laku perannya
5. Pengobatan, pencegahan dan konsep memelihara

Model yang berlawanan

1. ada kecenderungan bahwa pengobatan ilmiah bertolak belakang dengan


pengobatan tradisional
2. dalam perspektif medicine suatu tindakan dianjurkan untuk menyelamatkan
jiwa pasien sebaliknya menurut keyakinan individu keluarga dan masyarakat
tindakan tersebut membahayakan
Dikotomi kognitif
1. adanya kepercayaan masyarakat bahwa ada penyakit penyakit yang bisa
disembuhkan oleh dokter dan ada yang tidak hal ini mengakibatkan sikap dan
perilaku yang mendukung atau merugikan kesehatannya

10
2. dikotomi kognitif ini menimbulkan berbagai perbedaan perilaku kesehatan
masyarakat
Penolakan rumah sakit
ada tiga hal yang membuat masyarakat tertentu menolak masuk rumah sakit
1. Masyarakat menganggap RS sebagai tempat untuk mati ada tindakan yang
menakutkan sehingga masyarakat tidak memilih RS sebagai tempat
penyembuhan penyakit nya
2. Adanya pertentangan antara perawatan medis dengan peralatan tradisional hal
ini membuat masyarakat takut tidak bisa terpenuhi kegiatan tradisional
3. Biaya rumah sakit yang mahal
Persepsi berbeda tentang tingkah laku perannya satu

Petugas pemberi pelayanan kesehatan dokter atau perawat atau tenaga medis
lainnya misalnya dokter dianggap sebagai seseorang yang otoriter yang memiliki hak
untuk mengajari pasien tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga
keputusan ada di tangan dokter di lain pihak keluarga dianggap orang yang berhak
membuat keputusan akibatnya ada pertentangan antara peran dokter dengan Apabila
daftar otoriter yang mana pasien dan keluarga seperti tidak punya hak untuk

Pengobatan pencegahan dan konsep memelihara

Dalam masyarakat tradisional sering mengidentifikasi imunisasi sebagai medis


gaya barat sehingga menimbulkan penolakan di masyarakat tradisional padahal
menurut teori imunisasi penting sebagai tindakan preventif sehingga konsep imunisasi
saat ini belum bisa diterima di berbagai kalangan dengan berbagai alasan bahkan ada
agama atau kepercayaan oleh imunisasi sebab bertentangan dengan keyakinan.
Penolakan tersebut bisa disebabkan oleh :

1. asumsi kepercayaan yang keliru


2. pengobatan klinis versus pencegahan
3. prioritas pribadi dari para petugas kesehatan
4. asumsi keliru mengenai pengambilan keputusan
5. kekurangan dalam pelayanan kesehatan
6. Konflik peranan professional

11
G. Memecahkan Masalah yang Berhubungan dengan Dilema Iptek
Prinsip mengatasi dilema iptek :
1. Otonomi
prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan memutuskan . orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihan yang dihargai prinsip otonomi ini adalah bentuk respek
terhadap seseorang juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut perbedaan diri praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
2. Benefisiensi
Berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain
karena dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan
otonomi
3. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan
4. NonMalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cedera secara fisik
dan psikologi segala tindakan dilakukan.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran nilai ini diperlukan
oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
pasien dan untuk menyakinkan bahwa pasien saat melakukan prinsip veracity
yg berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran
informasi harus ada agar menjadi akurat komprehensif dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada dan mengatakan

12
yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan walaupun demikian
terdapat beberapa argumen mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis pasien untuk pemulihan atau
adanya hubungan paternalistik bahwa “dokter knows best” sebab individu
memiliki otonomi mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang
kondisi kebenaran adalah dasar dalam membangun hubungan saling percaya
6. Fidelity
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain perawat setiap pada komitmennya Dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien kata-kata kesetiaan adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kesetiaan itu
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dan dari pengamat adalah untuk meningkatkan
kesehatan.
7. Akuntabilitas
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dilema iptek adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan dengan dua
masalah yang sulit untuk ditetapkan, sebagai pilihan karena masing masing memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam
konteks pelayanan keperawatan dengan perbedaan budaya.

Transkultural dapat diartikan sebagai : lintas budaya yang mempunyai efek bahwa
budaya yang satu mempengaruhi budaya yang mempengaruhi budaya lain. Nilai
budaya yang berbeda melalui proses interaksisosial-Transcultural Nursing merupakan
suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-
nilai budaya (nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi pada seorang
perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien ).

Ada beberapa penyebab dilema iptek dalam perspektif Ttanskultural,


diantaranya karena adanya perbedaan pola pikir masyarakat dalam bidang kesehatan,
rendahnya tingkat pendidikan dan letak geografis.

14
DAFTAR PUSTAKA
Gusti. 2015. 8 Prinsip Etika Keperawatan. https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-keperawatan/
(diakses 6 Oktober 2021)

Potter dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo , Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Sen. Jakarta : Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai