Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

MASALAH ETIKA KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH :
KELAS 2.C KEPERAWATAN
KELOMPOK 3
1.ALFIANUS FEREDIKO BATA (P00320021100)
2.AL AKBAR (P00320021099)
3.ANNIZA (P003200100103)
4.MELINDA (P00320021121)
5.NUR FITRI FAUZIAH (P00320021128)
6.WANDA AYU CHANTIKA (P00320021143)
7.VIDYA SEPTY AMALIA (P00320021141)
8.WILDA SISNIWATI (P00320021144)
9.ZABRINA PUTRI SUSANTO (P00320021145)

TAHUN 2023

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Nurfantri dosen
pengampu mata kuliah keperrawatan maternitasyang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang
ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.    

Kendari

Kelompok 3
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Keperawatan Maternitas merupakan salah satu keahlian yang harus dikuasai oleh
seorang perawat dalam melakukan tugas utamanya yaitu pemberi asuhan keperawatan (care
provider). Seiring pengetahuan dan teknologi terus berkembang, sebuah upaya dilakukan
untuk membentuk payung konseptual yang menaungi layanan kesehatan ibu dan janin
sebagai satu unit. Pada Rumah Sakit yang hanya menangani klien maternal dan neonatus
tidak dengan penyulit, harus memberikan layanan preventif yang maksimal dan upaya deteksi
dini, sehingga bila ada penyulit dapat segera dirujuk. Ibu dan bayi baru lahir beresiko tinggi
akan ditangani di Rumah Sakit yangmemiliki sumber daya manusia dan tenaga ahli untuk
menangani berbagai komplikasi kehamilan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh bayi
baru lahir. Jadi, Asuhan keperawatan maternitas merupakan filosofi perawatan ibu, proses
fisiologis normal yang membuat seseorang menemukan reaksi individual dalam konteks
normal. Bagi ibu dan pasangan reaksi menjadi orang tua didasari oleh berbagai peristiwa dari
masa kanak–kanak, remaja atau dewasa, tentunya reaksi tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan rumah kedua berasal. Selain itu tingkat kepuasaan calon orang tua dan tingkat
kesenangan ibu nifas dan bayi baru lahir dimodifikasi oleh hubungan interpersonal dengan
orang terdekat yang paling penting bagi mereka di lingkungan layanan kesehatan.

Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada


pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran perawat
ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk memutuskan mana
yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau salah; dan apa
yang dilakukan jika semua solusi tampaksalah.Dilema etik dapat bersifat personal ataupun
profesional. Dilema sulit di pecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara
dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang
yanglain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan apalagi
jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria.Berhadapan dengan dilema etis
bertambah pelik dengan adanya dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut
saat proses pengambilan keputusan rasional. Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering
ditemui dilema etik, misalnya pada kasus dibawah ini yang kami akan bahas.
B.Rumusan masalah

1.Bagaimana Masalah-masalah Etik dalam keperawatan maternitas!


BAB II

PEMBAHASAN

Masalah etik keperawatan maternitas

 Pelanggaran ringan, meliputi :

1.Melalaikan tugas

2.Berperilaku tidak menyenangkan penderita atau keluarga

3.Tidak bersikap sopan saat berada dalam ruang perawatan

4.Tidak berpenampilan rapi

5.Menjawab telepon tanpa menyebutkan identitas

6.Berbicara kasar dan mendiskreditkan teman sejawat dihadapan umum/forum.

 Pelanggaran sedang, meliputi :

1.Meminta imbalan berupa uang atau barang kepada pasien atau keluarganya untuk
kepentingan pribadi atau kelompok

2.Memukul pasien dengan sengaja

3Bagi perawat yang sudah menikah dilarang menjalin cinta dengan pasien dan keluarganya,
suami atau teman sejawat

4.Menyalahgunakan uang perawatan atau pengobatan pasien untuk kepentingan pribadi atau
kelompok.

5.Merokok dan berjudi di lingkungan rumah sakit saat memakai seragam perawat

6.Menceritakan aib teman seprofesi atau menjelekkan profesi perawat dihadapan profesi lain
7.Melakukan pelanggaran etik ringan minimal 3 kali
 Pelanggaran berat, meliputi :

1.Melakukan tindakan keperawatan tanpa mengikuti prosedur sehingga penderitaan pasien


bertambah parah bahkan meninggal Salah memberikan obat sehingga berakibat fatal bagi
pasien

2.Membiarkan pasien dalam keadaan sakit parah atau sakratul maut tanpa memberikan
pertolongan; Berjudi atau meminum minuman beralkohol sampai mabuk diruangan
perawatan

3.Menodai kehormatan pasien

4.Memukul atau berbuat kekerasan pada pasien dengan sengaja sampai terjad cacat fisik.

5.Menyalahgunakan obat pasien untuk kepentingan pribadi atau kelompok


6.Menjelekkan dan/atau membuat cerita hoax mengenai profesi keperawatan pada profesi
lain dalam forum, media cetak, maupun media online yang mengakibatkan adanya tuntutan
hukum.

Sanksi yang dapat diterapkan dalam pelanggaran kode etik keperawatan adalah : Sanksi
pelanggaran ringan, yaitu dengan:

1.Berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi

2.Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan. Sanksi pelanggaran sedang, yaitu dengan :
Harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien atau keluarganya;
Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan; dan Membuat surat pernyataan diatas kertas
segel bermaterai tidak akan mengulanginya lagi.

Issue Etik Keperawatan Maternitas

a. Masalah etika ringan

- Membicarakan rahasia klien

- Membentak klien yang gelisah

- Membantu klien partus tanpa menutup tabir.

b. Masalah etika kompleks

- Abortus
- Amniosentesis

Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua 3 atau lebih 6 landasan m1ral
suatutindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. %ni merupakan suatu k1ndisi dimana
setiapalternati0 memiliki landasan m1ral atau prinsip. !ada dilema etik ini sukar untuk
menentukanyang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia
tahu apa yangharus dilakukan' tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.

Contoh Kasus Dilema Etik Dalam Keperawatan Maternitas

 Ny. A sedang hamil 5 bulan (kehamilan pertama) dan terdiagnosa kanker rahim.
Dokter  menyarankan untuk mengangkat rahim Ny. A dan menggugurkan kandungannya
dan keluarga Ny.A termasuk suaminya menyetujui saran dokter tersebut.Akan tetapi Ny.A
tidak  mau mengangkat rahimnya dan menggugurkan kandungannya. Ny. A merasa tidak
berguna lagi karena tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya jika rahimnya
diangkat dan kandungannya digugurkan.

Pemecahan kasus berdasarkan pemecahan dilema etik menurut Kozier dan Erb
1.Mengembangkan data dasar.

a. Siapa yang terlibat

➢  Ny.A sebagai bagian dari anggota keluarga dan terdiagnosa menderita kanker
rahim.

➢ Keluarga sebagai lingkungan terdekat pasien.

➢ Suami Ny.A

➢ Perawat dan dokter sebagi pelaksana yang memberikan pelayanan kesehatan.

➢ Janin yang berisiko terpengaruh terhadap kondisi Ny.A

 b.Apa tindakan yang diusulkan

➢ Berusaha berkomunikasi terpeutik kepada Ny.A

➢ Memberitahu keputusan dokter kepada Ny.A dan keluarga bahwa mengangkat


rahim adalah jalan yang terbaik demi keselamatan Ny.A
c. Maksud dari tindakan yang diusulkan

➢ Agar trust dapat terbina sehingga komunikasi yang dilakukan dapat mencapai
tujuan yaitu Ny..A mau mengangkat rahimnya dan menggugurkan kandungannya.

d.Apa konsekuensi dari tindakan

➢ Apabila Ny.A mau melakukan pengangkatan rahim, Ny.A tidak akan bisa
memberikan keturunan bagi suaminya.

➢ Apabila Ny.A tidak mau melakukan pengangkatan rahimnya, itu akan


mengancam keselamatan Ny. A dan janinnya.

2.Identifikasi Konflik

Perawat berada dalam dua kondisi yang sangat bertolak belakang yaitu mengikuti
kemauan Ny.A yang tidak mau melakukan pengangkatan rahim atau mengikuti saran
dokter yang telah didukung pihak keluarga untuk melakukan pengangkatan rahim.

2. Tindakan alternatif terhadap tindakan yang diusulkan

➢ Menuruti : Ny.A mau menjalankan saran dokter 

Tindakaan alternative : melakukan pengangkatan rahim dan memberikan pelayanan


terbaik kepada Ny.A.

Konsekuensi : Ny.A tidak akan bisa memberikan keturunan kepada suaminya karena
rahimnya telah diangkat dan melanggar prinsip otonomi (hak klien menentukan nasib
sendiri).

➢ Tidak menuruti : Ny.A tidak mau menjalankan saran dokter 

Tindakan alternatif : Menyarankan untuk melakukan kemoterapi

Konsekuensi : Jika Ny.A tidak mau menjalankan saran dokter, maka


keselamatan Ny.A dan janinnya terancam.

3. Menetapkan siapa pembuat keputusan.Pengambil keputusan yang tepat adalah Ny.A itu
sendiri

 Autonomy
Perawat memberikan pilihan kepada Ny.A untuk setuju dengan saran dokter untuk 
mengangkat rahimnya atau mempertahankan kandungannya.

 Informed Consent

Perawat meminta persetujuan dari Ny.A dan keluarga sebelum melakukan


tindakan  pengangkatan rahim yang di anjurkan oleh dokter. Apabila Ny. A dan
keluarga tidak setuju, maka tindakan tidak dapat dilakukan tetapi apabila disetujui,
sebelum perawat melakukan informed consent kepada keluarga, perawat menjelaskan
dengan lengkap resiko dan keuntungan yang akan terjadi.

 Beneficence

Perawat mengatasi kondisi yang membahayakan Ny.A dengan cara pengangkatan


rahim yang dilakukan demi keselamatan Ny.A Perawat menjelaskan yang sebenarnya
kepada Ny. A dan keluarga tentang kondisi yang dapat membahayakan Ny.A agar Ny.
A dan keluarga dapat membuat keputusan yang terbaik.

 Avoiding Kiling

Perawat berusaha menyelamatkan kehidupan Ny.A dengan cara yang terbaik yaitu
dengan pengangkatan rahim.

4. Identifikasikan kewajiban perawat

➢ Sebagai konselor perawat dapat memberikan saran dan masukan yang dapat
dilakukan untuk  mengatasi masalah Ny. A

➢ Sebagai pemberi pelayanan kesehatan berdasarkan prinsip moral yang berlaku .


Membuat keputusan

5. Identifikasikan kewajiban perawat

➢ Sebagai konselor perawat dapat memberikan saran dan masukan yang dapat
dilakukan untuk  mengatasi masalah Ny. A

➢ Sebagai pemberi pelayanan kesehatan berdasarkan prinsip moral yang berlaku 6.


Membuat keputusan Ny.A mau melakukan saran dokter, untuk menjalankan
kemoterapi dan pengangkatan rahim,sehingga keselamatan Ny.A terselamatkan.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan.

Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan


praktek keperawatan,sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi,
hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode
etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk
tehnisnya

B.Saran

Etika memang merupakan hal yang paling penting dalam segala hal terutama
dalam mencari pekerjaan serta bermasyarakat. Maka dari itu perlunya para mahasiswa
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
Daftar Pustaka

1.2821-Article Text-13368-1-10-20210129.pdf (jurnal Perbuatan Perawat yang


Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis)

2.Buku etika dalam perilaku kesehatan

3. Standar-Etik-Dan-Aspek-Legal-Dalam-Keperawatan-Maternitas

4. Kasus-Dilema-Etik-Dalam-KeperawatanMaternitas.document

5.https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/kertawicaksana/article/view/
2821/2036

Anda mungkin juga menyukai