Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

RESUME KELOMPOK 4
KEPERAWATAN PALIATIF

Disusun oleh: Kelompok 11


1. Dimas Setiandika Pratama (2110006)
2. Dian Salsabila (2110068)
3. Nabilah Kartika Ayu (2110070)
4. Novia Umi Habiba (2110076)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2023/2024
DEFINISI
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi
dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini
sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada
perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan. Tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Dilema etika biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien, atau
lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam
mengambil keputusan

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK


Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan atau pemecahan masalah secara
ilmiah, antara lain:
1. Model pemecahan masalah (Megan, 1989)
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil

2
2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004)
a. Mengembangkan data dasar
Untuk melakukan ini perawat memerlukan pengumpulan informasi
sebanyak mungkin meliputi:
 Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana
keterlibatannya
 Apa tindakan yang diusulkan
 Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
 Apa konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan
a. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
b. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
c. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
d. Mengidentifikasi kewajiban perawat
e. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah Kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai
dengan falsafah umum untuk perawat klien
i. Analisa situasi hingga hasil actual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya
4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel (1981)

3
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah Kesehatan, keputusan
yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikai issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Menentukan posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

4
KASUS DILEMA ETIK
Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah
Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu
bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan
berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan
terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini
merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan
jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.

Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam
karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn.
A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin
tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera member talu
penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil
pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh doktemya. Hasilnya
mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut
memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter
dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya.
Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat
untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.

Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang
dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.

5
PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan pendekatan model Megan, maka kasus dilema etik perawat yang merawat
Tn. A ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut:
a. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi
dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi
sebagai berikut:
 Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang
dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan
informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya.
 Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya
berniat menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan
meminta perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan
pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima
kondisinya sekarang
 Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia
harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi
haknya pasien tuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau
kondisinya.
b. Mendiagnosa masalah etik moral
Berdasarkan kasus dan Analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan
permasalahan etik moral jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada
Tn. A terkait dengan penyakitnya karena itu merupakan hak pasien untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien termasuk penyakitnya
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat
bersama tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini.
Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain:
 Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi
hasil pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga, tetapi memilih
waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan situasinya mendukung.
Hal ini bertujuan supaya Tn. A tidak panic yang berlebihan ketika
mendapatkan informasi seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan
pendekatan-pendekatan oleh perawat. Selain itu untuk alternatif rencana ini
diperlukan juga suatu bentuk motivasi/support sistem yang kuat dari keluarga.
Keluarga harus tetap menemani Tn. A tanpa ada sedikitpun perilaku dari
keluarga yang menunjukkan denial ataupun perilaku menghindar dari Tn. A.
Dengan demikian diharapkan secara perlahan, Tn. A akan merasa nyaman
dengan support yang ada sehingga perawat dan tim medis akan
menginformasikan kondisi yang sebenarnya.
Ketika jalannya proses sebelum diputuskan untuk memberitahu Tn. A
tentang kondisinya dan ternyata Tn. A menanyakan kondisinya ulang, maka
perawat tersebut bisa menjelaskan bahwa hasil pemeriksaannya masih dalam
proses tim medis. Alternatif ini tetap memiliki kelemahan yaitu perawat tidak
segera memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A dan tidak jujur saat itu
walaupun pada akhirnya perawat tersebut akan menginformasikan yang

6
sebenarnya jika situasinya sudah tepat. Ketidakjujuran merupakan suatu
bentuk pelanggaran kode etik keperawatan.
 Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam
memenuhi hak hak pasien terutama hak In. A untuk mengetahui penyakitnya,
sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah didiskusikan dengan
tim medis maka perawat akan langsung menginformasikan kondisi Tn. A
tersebut atas seijin dokter
Alternatif ini bertujuan supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati
haknya sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan.
Hal ini juga dapat berdampak pada psikologisnya dan proses
penyembuhannya. Misalnya ketika Tn. A secara lambat laun mengetahui
penyakitnya sendiri atau tahu dari anggota keluarga yang membocorkan
informasi, maka Tn. A akan beranggapan bahwa tim medis terutama perawat
dan keluarganya sendiri berbohong kepadanya. Dia bisa beranggapan merasa
tidak dihargai lagi atau berpikiran bahwa perawat dan keluarganya
merahasiakannya karena ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) merupakan "aib"
yang dapat mempermalukan keluarga dan rumah sakit. Kondisi seperti inilah
yang mengguncang psikis Tn. A nantinya yang akhirnya bisa memperburuk
keadaan tn. A. sehingga pemberian informasi secara langsung dan jujur
kepada Tn. A perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut
Kendala-kendala yang mungkin timbul:
1) Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada
Tn. A
Sebenamya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak
ingin Tn. A frustasi dengan kondisinya. Tetapi seperti yang diceritakan
diatas bahwa ketika Tn. A tahu dengan sendirinya justru akan
mengguncang psikisnya dengan anggapan- anggapan yang bersifat
emosional dari Tn. A tersebut sehingga bisa memperburuk kondisinya.
Perawat tersebut harus mendekati keluarga Tn. A dan menjelaskan tentang
dampak-dampaknya jika tidak menginformasikan hal tersebut. Jika
keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan, maka perawat dan tim medis
lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas
dampak yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan Kepmenkes
1239/2001 yang mengatakan bahwa perawat berhak menolak pihak lain
yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan kode etik dan
profesi keperawatan.
2) Keluarga telah mengijinkan tetapi Tn. A denial dengan informasi yang
diberikan perawat.
Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang
sedang mendapatkan permasalahan yang membuat dia tidak nyaman.
Perawat harus tetap melakukan pendekatan-pendekatan secara psikis untuk
memotivasi Tn. A. Perawat juga meminta keluarga untuk tetap
memberikan support sistemnya dan tidak menunjukkan perilaku
mengucilkan Tn. A tersebut. Hal ini perlu proses adaptasi sehingga lama

7
kelamaan Tn. A diharapkan dapat menerima kondisinya dan mempunyai
semangat untuk sembuh.

d. Melaksanakan rencana
Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilemma etik harus berdasar
pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah
suatu tindakan dilarang, diperlukan, atau diizinkan dalam situasi tertentu (John Stone,
1989) yang meliputi:
1. Autonomy
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien
dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak
setuju maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk
mendapatkan informasi tentang kondisinya.
2. Beneficence
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan
yang baik dan tidak merugikan Tn. A. Schingga perawat bisa memilih diantara
2 alternatif diatas mana yang paling baik dan tepat untuk Tn. A dan sangat
tidak merugikan Tn. A
3. Justice
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil
berarti Tn. A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga
mendapatkan hak tersebut yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya
secara jelas sesuai dengan konteksnya kondisinya
4. Non maleficience
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian
pada Tn. A baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya.
5. Veracity
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn. A
tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab
perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara benar dan
jujur sehingga Tn. A akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya
6. Fidelity
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan In. A sebelum
dilakukan pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersedia akan
menginformasikan hasil pemeriksaan kepada tn. A jika hasil pemeriksaannya
sudah selesai. Janji tersebut harus tetap dipenuhi walaupun hasilnya
pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan karena ini mempengaruhi tingkat
kepercayaan Tn. A terhadap perawat tersebut nantinya.
7. Confidentiality
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu
menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan
segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien

8
e. Mengevaluasi hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh
mana Tn. A beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Tn. A masih
denial maka pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan support sistem tetap
terus diberikan yang pada intinya membuat pasien merasa ditemani, dihargai, dan
disayangi tanpa ada rasa dikucilkan

Anda mungkin juga menyukai