Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Pengertian dilema etik

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan


mengenai perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77).
Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika
tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi
dilema tersebut, yaitu:
1.    Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2.    Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3.    Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilemma
4.    Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5.    Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6.    Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau
menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
(1) semua orang melakukannya,
(2) jika legal maka disana terdapat keetisan
(3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan
dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus
dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa
timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi
kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut
Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.

1.2 Dilema etik yang sering terjadi


Adapun dilema etik yang sering terjadi di keperawatan antara lain:

1. Agama/ kepercayaan.

Di rumah sakit pastinya perawat akan bertemu dengan klien dari berbagai
jenis agama/ kepercayaan. Perbedaan ini nantinya dapat membuat perawat dan
klien memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyelesaikan masalah .

Misalnya ada seorang wanita(non muslim) meminta seorang perawat


untuk melakukan abortus. Dalam ajaran agama wanita itu,tidak ada hukum yang
melarang tentang tindak abortus. Tetapi di satu sisi perawat(muslim) memiliki
keyakinan bahwa abortus itu dilarang dalam agama.
Pastinya dalam kasus ini akan timbul dilema pada perawat dalam
pengambilan keputusan.Masih banyak contoh kasus- kasus lainnya yang pasti
muncul di dalam keperawatan.

2. Hubungan perawat dengan klien

  Dilema yang sering muncul antara lain:


a.     Berkata jujur atau tidak
Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk dikatakan kepada
klien mengingat kondisi klien. Tetapi perawat harus mampu mengatakan kepada
klien tentang masalah kesehatan klien.
b.     Kepercayaan klien
Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan klien.tujuannya adalah
untuk mempercepat proses penyembuhan klien.
c.      Membagi perhatian
Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada klien.tetapi perawat
harus memperhatikan tingkat kebutuhan klien.keadaan darurat harus
diutamakan terlebih dahulu. Tidak boleh memandang dari sisi faktor ekonomi
sosial,suku, budaya ataupun agama.
d.     Pemberian informasi kepada klien
Perawat berperan memberikan informasi kepada klien baik itu tentang
kesehatan klien, biaya pengobatan dan juga tindak lanjut pengobatan

3. Hubungan perawat dengan dokter

a.     Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan


Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik
pengobatan, apakah dokter atau perawat.
b.     Konflik peran perawat
Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi,membela   kepentingan
pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat tergantung kepada putusan
dokter. Dengan keunikan pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi
untuk bisa menyatakan kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap
tinggal.

4.   Pengambilan keputusan


Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Terkadang  saat berhadapan
dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah,
frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus
dihadapi. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang
baik dari seorang perawat.

KASUS DILEMA ETIK


Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah
Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu
bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan
berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan
terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini
merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan
jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.
Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam
karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn.
A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin
tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu
penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil
pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya
mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut
memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter
dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya.
Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat
untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang
dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.

Pembahasan kasus:
Penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan strategi untuk mengatasinya karena tidak
menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat antar tim medis yang terlibat termasuk
dengan pihak keluarga pasien. Jika perbedaan pendapat ini terus berlanjut maka akan timbul
masalah komunikasi dan kerjasama antar tim medis menjadi tidak optimal. Hal ini jelas akan
membawa dampak ketidaknyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan keperawatan. Berbagai
model pendekatan bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah dilema etik ini antara lain model
dari Megan, Kozier dan Erb, model Murphy dan Murphy, model Levine-ariff dan Gron, model Curtin,
model Purtilo  danCassel, dan model Thompson dan thompson.

Anda mungkin juga menyukai