Anda di halaman 1dari 5

ETIKA KEPERAWATAN

DWI SUSI WIYANTI

KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

KELAS AKPER PANGKAL PINANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KASUS 1

Ibu A,65 Tahun ,di rawat di RS ,Dengan laserasi dan fraktur multiple akibat kecelakaan
kendaraan bermotor.Suaminya juga ada dalam kecelakaan tetapiia meninggal di RS
yang sama.Pada saat kecelakaan terjadi,ibu A mengendarai mobil.Saat di RS,Ibu A
terus menerus menanyakan suaminya kepada perawat yang merawatnya.Dokter
bedah sudah mengatakan kepada perawat untuk tidak memberitahukan ibu A tentang
kematian suaminya.Perawat tersebut tidak mengetahui alasan untuk tidak
memberitahukannkeadaan ini kepada kliendan ia bertanyakepada kepala
ruangan.kepala ruangan mengatakan untuk tidak memberitahu klien tentang kematiann
suaminya.

1. Penerapan pemecahan dilemma etik

Mengembang data dasar

 Orang yang terlibat:klien ,dokter bedah,kepala ruangan ,perawat primer


dan perawat jaga
 Tindakan yang diusulkan:Tidak memberitahu kliententang kematian
suaminya
 Maksud dari tindakan tersebut:mungkin untuk mencegah ibu A dari trauma
psikologis
 Konsekuensi tindakan yang di usulkan:bila informasi tidak di beritahu.klien
akan terus cemas marah dan mungkin akan menolak tindakan yang akan
di lakukandan akibatnya proses penyembuhan tulang akan terganggu
2. Indentifikasi konflik akibat situasi tersebut

Konflik yang terjadi adalah pada perawat yaitu:

 Ingin jujur pada klien tetapi tidak taat pada dokter bedah dan kepala
ruangan
 Ingin taat pada dokterdan kepala ruangan tetapi tidak jujur pada klien
 Konflik tentang efek yang mungkin timbul kepada klienkalau di beritahu
dan tidak di beritahu
Konflik yang akan terjadi adalah masalah etik

3. Pikirkan tindakan Alternatif terhadap tindakan yg di usulkan dan


mempertimbangkan konsekuensi tindakan alternative tersebut yaitu:Mengikuti
anjuran dokter bedah kepala ruang rawat dengan konsekuensi tindakan
a. Persetujuan dari dokter bedah dan karu
b. Resiko sebagai perawatyang tidak asertif
c. Mengingkari nilai pribadi untuk menyatakan hal yang sebenarnya pada
klien
d. Mungkin menguntungkan pada kesehatan ibu A
e. Mungkin membuat kesehatan ibu A bertambah buruk

Mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut degan dokter dan karu dengan
menegaskan hak-hak ibu A untuk mendapatkan informasi dan penghargaan
atas otonominya dengan konsekuensi tindakan:
a. Dokter bedah mungkin akan menyadari hak ibu A tentang
pemberian informasi dan akibatnya memberitahu ibu A tentang
kematian suaminya
b. Dokter bedah mungkin akan tetap pada pendapatnya untuk tidak
memberitahu ibu A tentang kematian suaminya.

4. Menetapkan siapa pembuat keputusan yang tepat.

Perawat tidak membuat keputusan untuk klien.tetap perawat membantu klien


dalam membuat keputusan bagi dirinya.dalam hal ini perlu di pikirkan.

 Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan dan mengapa?


 Untuk siapa saja keputusan ini di buat?
 Apa kriteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan
(sosial,ekonomi,fisiologi,fisiologik,peraturan dan hokum)?
 Sejauh mana persetujuan klien dibutuhkan?
 Apa prinsip moralyang di tekankan atau di abaikan oleh tindakan yang di
usulkan?

Dalam contoh diatas ,dokter bedah yakin bahwa pembuat keputusan dirinya dan
karu setuju.namun kriteria siapa yang seharusnya pembuat keputusan tidak
jelas.bila kriteriasiapa yang seharusnya pembuat keputusan tidak jelas .bila
criteria sudah di sebutkan mungkin konflik tentang efek member informasi atau
tidak member informasi tentang kesehatan ibu A,sudah dapat
diselesaikan.apakah secara psikologik menguntungkan bagi ibu A,bila di
beritahukan?Apakah secara fisiologik menguntungkan diberitahu atau tidak di
beritahu?Apa efek social dan efek ekonomi dari tindakann yang di usulkan?

5. Definisi kewajiban perawat


Dalam membantu klien mengambil keputusan ,perawat perlu membuat daftar
kewajiban perawat yang harus diperhatiakan,contoh kewajiban tersebut adalah:
 Meningkatkan kesejahteraan klien
 Membuat keseimbangan antara kebutuhan klien tentang otonomi dan
tangung jawab keluarga tentang kesehatan klien
 Membantu keluarga dan system pendukung
 Melaksanakan peraturan RS
 Melindungi standar keperawatan
 Melindungi standar keperawata

6. Membuat keputusan
Dalam suatu dilemma,tidak ada jawaban yang benar atau salah.mengatasi
dilemma etik tim kesehatan perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling
menguntungkan /paling tepat untuk klien .kalau keputusan sudah di
tetapkan.secara konsisten keputusan tersebut di laksanakan apapun yang di
putuskan untuk kasus tersebut itulah tindakan etis dalam keadaan tersebut.
KASUS 2
Ny. A berusia 37 Tahun, mengiginkan untuk mengakhiri hidupnya(euthanasisa).
Ny A mengalami kebutaan,diabebes yang parah dan menjalani dialisis. ketika
Ny A mengalamai henti jantung,dilakukan resusitasi untuk mempertahankan
hidupnya.hal ini di lakukan oleh pihak RS karena sesuai prosedur dan kebijakan
dalam penanganan pasien di RS tersebut .
Peraturan RS menyatakan bahwa kehidupan harus di sokong.Namun keluarga
menuntut atas tindakan yang di lakukan oleh RS tersebut untuk kepentingan hak
meningal klien.Saat ini klien mengalami koma.Tiga orang perawat
mendiskusikan kejadian tersebut dengan memperhatikan antara keinginan /hak
meningal Ny A dengan moral dan tugas legal untuk mempertahankan kehidupan
setiap pasien yang di terapkan di RS.Perawat x mendukung dan menghormati
keputusan Ny A yang memilih untuk mati.Perawat Y menyatakan bahwa semua
anggota/staf yang berada du RS tidak mempunyai hak menjadi seorang
pembunuh.Perawat z mengatakan bahwa yang berhak member keputusan
adalah dokter.

1. Mengembangkan data dasar


Mengembangkan data dasar disini adalah dengan mencari lebih lanjut informasi
yang ada mengenai dilemma etik yang sedang di hadapi.mengembangkan data
dasar melalui:
a. Mengali informasi lebih dalam kepada pihak-pihak yang terlibat
meliputi;klien,keluarga,dokter,dan perawat
b. Identifikasi mengenai tindakan yang di usulkan:tidak menuruti keinginan
keluarga untuk kepentingan hak meningal pasien
c. Maksud dari tindakan tersebut:agar tidak membahayakan diri klien dan tidak
melanggar peraturan yang berlaku.
d. Konsekuensi tindakan tindakan yang di usulkan,bila tidak menuruti keluarga
untuk melepas kepentingan hak meningal pasien,klien dan keluarganya
menyalahakan perawat karena di angap membiarkan pasien menderita dan
apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan RS,mereka bias
menuntut ke RS.

2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut:


Penderitaan klien dengan mengalami kebutaan,diabetes yang parah dan
menjalani dialisis.Klien mengiginkan untuk mengakhiri
hidupnya(euthanasia).Keluarga menuntut atas tindakan yang di lakukan oleh RS
tersebut untuk kepentingan hak meningal pasien konflik yang terjadi adalah:
a. Tetap melakukan resusitasi jantung untuk mempertahankan hidupnya.
b. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelangaran hak klien yang
dapat melangar nilai otonomy.

3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang di rencanakan dan di


konsekuensi tindakan tersebut:
a. Tidak menuruti keinginan pasien untuk mengakhiri
hidupnya(euthanasia)konsekuensi:
 Tidak mempercepat kematian klien.
 Membiarkan klien meninggal sesuai proses semestinya.
 Pelangaran terhadap hak pasien untuk menentukan
nasibnyasendiri.
 Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut.
b. Tidak menuruti keinginan klien,dan perawat membantu untuk resusitasi:
 Tidak mempercepat kematian pasien.
 Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak
terpenuhi.

c. Menuruti keinginan klien untuk mengakhiri hidupnya(authanasia)dan


apabila di lakukan.konsekuensi:
 Resiko mempercepat kematian klien sedikit sedikit dapat dikurangi.
 Hak klien sebagian dapat di penuhi.
 Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.
 Beresiko melangar peraturan yang berlaku.
d. Tidak menuruti keinginan keluarga dan membantu keluarga dalam proses
berdukanya konsekuensi:
 Tidak mempercepat kematian klien.
 Keluarga dapat melewati proses berduka dengan seharusnya.
 Keluarga tidak mengiginkan dilakukan euthanasia terhadap pasien.

4. Menentukan siapa pengambil kkeputusan yang tepat:
Pada kasus diatas dokter adalah pihak yang membuat keputusan karena
dokter lah yang secara legal dapat memberikan ijin authanasia .Namun hal ini
perlu di diskusikan dengan klien dan keluarganya menegenai efek samping yang
dapat di timbulkan dari authanasia tersebut.Perawat membantu klien dan
keluarga klien dalam membuat keputusan bagi dirinya.Perawat selalu
mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuha keperawatan yang
dapat mengobservasi mengenai respon pasien,control emosi dan mekanisme
koping klien.sistem dukungan dari keluarga serta system berduka keluarga.

5. mendefinisikan kewajiban perawat


 Melakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya.
 Mengoptimalkan system dukungan keluarga untuk pasien.
 Membantu klien untuk untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan keyakinanya.
 Membantu keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif
terhadap masalah yang sedang di hadapinya.
 Memfasilitasi system berduka keluarga dengan memberikan support

6. membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki resiko dan
konsekuensi masing-masing terhadap klien.Perawat dan dokter perlu
mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan/paling tepat untuk
klien.Namun upaya alternatif tindakan lain perlu di lakukakan terlebih dahulu
misalnya melakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya berserta
perbaikan terhadap sistem berduka keluarga dan kemudian di evaluasi
efektifitasnya.Apabila terbuktiefektif di teruskan namun apabila alternative
tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah di tetapkan antara petugas
kesehatan dank lien/keluarganya akan di laksanakan.

Anda mungkin juga menyukai