OLEH :
UMI HANDAYANI
NIM. ST181062
2.4 Kenyamanan
Perawat mencapai hasil dari kenyamanan yang ditingkatkan dengan
implementasi intervensi yang tepat dalam cara peduli.
Kenyamanan didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien
berdasarkan pengukuran kenyamanan.
Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya kenyamanan pasien maka dilakukan
pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari struktur
taksonomi.
Tiga tipe kenyamaman:
a. Dorongan (relief): kondisi resipien yang membutuhkan penanganan yang
spesifik dan segera.
b. Ketenteraman (ease): kondisi yang tenteram atau kepuasan hati.
c. Transcendence: kondisi dimana individu mampu mengatasi masalahnya
(nyeri)
Empat konteks kenyamanan :
a. Fisik : berkaitan dengan sensasi jasmani.
b. Psikospiritual : berkaitan dengan kesadaran diri, internal diri, termasuk
penghargaan, konsep diri, seksual dan makna hidup; berhubungan dengan
perintah yang terbesar atau kepercayaan.
c. Lingkungan : berkaitan dengan keadaan sekitarnya, kondisi-kondisi, dan
pengaruhnya.
d. Sosial : berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
Tiga jenis intervensi kenyamanan, yaitu:
a. Teknik mengukur kenyamanan (technical comfort measures) adalah
intervensi yang didesain untuk mempertahankan homeostasis dan
manajemen nyeri, seperti monitor tanda-tanda vital dan hasil kimia darah
darah.
b. Pembinaan (coaching), termasuk intervensi yang didesain untuk
membebaskan rasa nyeri dan menyediakan penenteraman hati dan
informasi, membangkitkan harapan, mendengar, dan membantu
perencanaan yang realistis untuk pemulihan, integrasi, atau meninggal
sesuai budayanya.
c. ”Comfort Food” untuk jiwa, meliputi intervensi yang tidak dibutuhkan
pasien saat ini tetapi sangat berguna bagi pasien.. Sugesti kenyamanan ini
dapat diberikan dalam bentuk pijatan, lingkungan yang adaptif yang
menciptakan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik,
mengenang masa lalu, dan sentuhan terapeutik.
3. METAPARADIGMA
Kolcaba (2001) dalam Tomey dan Alligood (2006: 729) menjelaskan tentang
konsep metaparadigma sebagai berikut:
3.1 Keperawatan
Keperawatan adalah pengkajian yang sengaja dilakukan untuk pemenuhan
kenyamanan, merancang pengukuran kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan pasien setelah implementasi
serta membandingkannya dengan target sebelumnya.
3.2 Pasien
Pasien adalah penerima perawatan, dapat perorangan, keluarga, lembaga, atau
komunitas yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
3.3 Lingkungan
Lingkungan adalah semua aspek luar (fisik, politis, kelembagaan, dan lain-
lain) dari pasien, keluarga, lembaga yang dapat dimanipulasi oleh perawat atau
seseorang yang dicintai untuk meningkatkan kenyamanan.
3.4 Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimum yang diperlihatkan oleh pasien baik
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Psychospiritual
Occurs
Which
Environmental
Social
Tabel 1. Struktur Taksonomi dari Teori Kenyamanan
Sumber: Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2006)
1. Filosofi Teori
Teori ini mengungkapkan bahwa caring (Teori Jean Watson) sebagai pusat dalam
pelayanan keperawatan. Sehingga Beck, mengaplikasikan teori caring dalam bentuk
membantu klien yang mengalami depresi pada postpartum. Beck menegaskan
bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan
lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa
gejalA
3. Nilai Teori
Hasil dari metasyntesis teori depresi postpartum memberikan implikasi bagi
pelayanan keperawatan dimana konsep kehilangan (Kubler-Ross, 1969) yang
dimunculkan sebagai komponen kunci dari postpartum depresi dapat digunakan perawat
untuk membantu membedakan bentuk kehilangan dari pengalaman wanita dengan
postpartum.
4. Keyakinan teori
Beck tidak mengarah kepada caring sebagai teori atau filosofi yang membangun
secara khusus penelitian – penelitiannya. Akan tetapi dia melakukan penelitian yang
membuktikan keyakinannya tentang pentingnya caring/kepedulian dalam perawatan
wanita dengan depresi postpartum. Karena apabila depresi tidak terdiagnosa, dapat
mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka
panjang bagi anak
5. Tujuan Teori
Tujuan Beck Tatano Beck mengembangkan teori depresi postpartum yaitu:
a. Memahami postpartum sebagai suatu cara yang memberi jalan kepada para
professional untuk mengembangkan strategi pencegahan yang adekuat;
b. Mengembangkan program screening agar bisa memberikan intervensi sedini
mungkin, dan;
c. Mengembangkan strategi treatment yang adekuat untuk mencegah hal – hal
yang berbahaya terhadap para wanita, anak - anak mereka serta keluarga
mereka.
6. Konsep Teori
Beck Tatano Beck menggunakan ide – ide dari Jean Watson yaitu perawat
sebagai pusat perawatan. Beck juga menggunakan studi phenomenology dalam
penelitiannya terhadap bagaimana wanita mengalami depresi postpartum (
pendekatan Colaizzi’s 1978 ). Selanjutnya Beck menggunakan teori grounded
sebagai pengaruh dari ide – ide teori dan filosofi glasser (1978), Gkasser dan Strauss
(1967), dan Hutchinson (1986). Sumber teori yang tidak seperti biasanya juga
diambil oleh Beck dari Sichel dan Driscoll (1999)
1. Definisi postpartum
Menurut Beck (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi postpartum
adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan pertama setelah
melahirkan.
2. Faktor penyebab postpartum
Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13, yaitu
(Varney, et al., 2008) :
a). Depresi prenatal
Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya
depresi postpartum yang paling kuat. Depresi prenatal bisa terjadi pada beberapa
atau keseluruhan dari trimester kehamilan (Beck, 2001).
b). Stress merawat anak
Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak meliputi
faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam
perawatan bayi khususnya mengenai masalah makanan dan tidur (Beck, 2001).
c). Stress dalam kehidupan
Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres selama kehamilan dan
setelah kehamilan. Stres yang terjadi dalam hidup seseorang, bisa karena hal yang
positif maupun negatif, dan termasuk juga sebuah pengalaman seperti, perubahan
status perkawinan (contohnya, bercerai, menikah kembali), perubahan pekerjaan,
dan krisis yang terjadi (contohnya, kecelakaan, perampokan, krisis ekonomi, dan
penyakit kronis) (Beck, 2001).
d). Dukungan sosial
Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan
psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang
terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis seperti mudah menangis, merasa
bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa gagal yang akan menyebabkan ibu
menjadi depresi (Anonim).
e). Ansietas pranatal
Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan kadang
terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu perasaan ketakutan
pada sesuatu yang akan terjadi mengenai sesuatu yang tidak jelas, ancaman yang
belum jelas (Beck, 2001).
f). Kepuasan perkawinan
Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan seberapa
bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari perkawinannya,
seperti komunikasi, keterbukaan, kesamaan dalam saling menghargai, saling
membantu, menghargai terhadap suatu keputusan, dan hal-hal yang baik secara
global lainnya (Beck, 2001).
g). Riwayat depresi sebelumnya
Sarafino dalam Ryan (2009), menyatakan bahwa perempuan yang memiliki sejarah
masalah emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel
sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal
berhubungan dengan munculnya gejala depresi (Ryan, 2009).
h). Temperamen bayi
Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi yang lekas marah,
rewel, dan susah dihibur (Beck, 2001). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Whiffen dan Gotlib (1989) dalam Hagen (1999), yang
menyimpulkan bahwa temperamen sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi
postpartum.
i). Maternity blues
Maternity blues adalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari perubahan
suasana hati yang dimulai pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan
paling sedikit 1 sampai 10 hari atau lebih.Keadaan tersebut ditandai dengan
perasaan ingin menangis, cemas, kesulitas konsentrasi, lekas marah, dan suasana
hati yang labil (Beck, 1998a dalam Beck, 2001).
j). Harga diri
Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara umum dalam hal
harga diri dan penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan
kepuasan terhadap diri sendiri.Rendahnya harga diri menggambarkan negatifnya
evaluasi terhadap diri sendiri dan perasaan terhadap diri seseorang atau kemampuan
seseorang (Beck, 2001
k). Status sosioekonomi
Segre, Lisa, Losch, O’Hara dalam Wikipedia (2010), mengungkapkan bahwa status
sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian depresi postpartum. Semakin rendah
pendapatan keluarga, semakin tinggi pula resiko terjadinya depresi postpartum.
l). Status perkawinan
Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita dalam hal
pernikahan.Tingkatannya adalah tidak menikah, menikah/hidup bersama, bercerai,
janda, berpisah, memiliki pasangan (Beck, 2001).
m). Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan
Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-ragu
terhadap kehamilan yang dialami.Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40
minggu bukanlah waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan diri
terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha yang cukup keras
(The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), 2009). Seorang
bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat
menjadi faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika bayi lahir lebih
awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di lingkungan rumah
maupun perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak diharapkan oleh orang tua
(ACOG, 2009).
3. Pencegahan Depresi Postpartum
Pencegahan terjadinya depresi postpartum dapat dilakukan dengan memberikan
psikoedukasi maupun konseling yang dilakukan oleh perawat maternitas dan
profesi kesehatan lain. Hal ini disebabkan karena bantuan yang diberikan pertama
kali adalah dari tenaga kesehatan. Ibu biasanya gagal keluar dari kondisi yang sulit
karena perasaan yang kurang nyaman, sehingga sangat penting memberikan
pelatihan konselor pada tenaga kesehatan professional agar mampu menolong ibu
secara professional.
Kegiatan konseling yang dilakukan dapat meliputi:
a. Konseling perkawinan
bagi pasangan yang akan menikah ataupun sudah menikah. Konseling perkawinan
bertujuan untuk membangun dan membina keluarga yang harmonis. Seorang
konselor menjelaskan tentang tujuan perkawinan, mempersiapkan perkawinan,
membina perkawinan, membina hubungan seksual dalam perkawinan, dan
mengasuh serta membimbing anak dalam keluarga. Konselor juga membantu untuk
mengatasi masalah dalam kehidupan keluarga (Nurbaeti, 2002);
b. Konseling antenatal
Tujuan dari menyelenggarakan konseling antenatal bagi ibu hamil dan keluarga
adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang persalinan dan perawatan bayi,
pengetahuan dan perhatian pada aspek emosional serta bagaimana penyelesaian
masalah emosional. Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang
depresi postpartum dapat mengurangi kejadian depresi postpartum (Zahra, 2010).
4. Penatalaksanaan Depresi Postpartum
Penatalaksanaan Depression and Bipolar Support Alliance (DBSA) (2010), Jika
mengalami depresi postpartum hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
1) bicaralah dengan ahli kesehatan tentang semua gejala-gejalanya, riwayat
kesehatan yang lalu;
2) bergabunglah dengan sebuah kelompok, dimana bisa berbagi perasaan dan pikiran
di dalamnya;
3) makan secara seimbang dan teratur;
4) lakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki;
5) beri kesempatan kepada keluarga dan teman untuk menolong, seperti mengerjakan
pekerjaan rumah dan mengasuh anak.
5. Paradigma Keperawatan Teori Tatano Beck
1. Keperawatan adalah profesi merawat dengan caringobligations kepada orang yang
kita sayangi, siswa dan satu sama lain. Interaksi interpersonal antara perawat dan
mereka yang kami rawat merupakan cara utama keperawatan mencapai tujuan
kesehatan dan keutuhan.
2. Orang-orang dijelaskan dalam hal keutuhan. Orang memiliki komponen biologis,
sosiologis dan psikologis.
3. Kesehatan adalah konsekuensi dari respons perempuan terhadap konteks
kehidupan mereka secara fisik dan konteks lingkungan mereka. Semua konteks
kesehatan sangat penting untuk memahami setiap masalah kesehatan.
4. Lingkungan dalam arti luas dapat mencakup faktor individu, tetapi juga mencakup
dunia di luar setiap orang. Lingkungan luar meliputi peristiwa, situasi, budaya,
fisik, ekosistem, dan sistem sosial-poli
Factor or risk factor for PPD :
1. Prenatal depresion
2. Child care stress
2.1 Kerangka Teori
3. Life stress
4. Social support
5. Prenata activity
6. Martial satisfaction Konsep Kehilangan:
CARING 7. History of depression a. Kehilangan control
8. Infant temperament b. Kehilangan diri
9. Maternity blues
10. Self-esteem
Kesenjangan antara harapan c. Kehilangan
11. Socioeconomi status dan realitas pada ibu: hubungan
12. Marital status a. Harapan yang d. Kehilangan suara
13. Unplanned or unwanted pregnance
bertentangan
b. Impian yang hancur
c. Takut hukuman moral
d. Konteks budaya
Ny. G (18 tahun) pekerjaan IRT, pendidikanSMP, Islam, suku Sunda, status belum
menikah, unwanted pregnancy, ANC dua kali ke bidan .Pasien pst partum spntan. Klien
hanya didampingi ibu kandung. Semenjak melahirkan klien hanya terdiam tidak mau
diajak bicara dan tidak mau makan . Klien belum sama sekali mau menyentuh bayinya.
Menurut ibunya sebelumnya klien mau mengugurkan kandungan karena malu dan merasa
bersalah kemudian di paksa ibunya untuk meneruskan kandungannya meski tanpa
pasangan .Klien merasa depresi harapannya sudah hancur dan harus membesarkan
anaknya tanpa pasangan .Masalah keperawatan yang ditemukana adalah,menarik diri, .
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah , melibatkan ibu kandung untuk mendukung
klien menerima bayi dan merawat bayi tanpa pasangan, membangun koping yang positif ,
bicaralah dengan ahli kesehatan tentang semua gejala-gejalanya, riwayat kesehatan yang
lalu
C. TEORI KEPERAWATAN MIDDLE RANGE
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother Ramona T. Mercer
1. Asumsi
Asumsi Mercer berkaitan dengan pengembangan model maternal role attainment ini di
antaranya adalah bayi baru lahir diyakini sebagai parner yang aktif dalam proses
pencapaian peran ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peran ibu serta peran
pasangan dan bayinya akan mereflesikan kompetensi ibu dalam menjalankan perannya
sehingga dapat tumbuh dan berkembang.
Komponen emosional bayi yang mempengaruhi peran ibu menurut Mercer :
a. temperamen bayi,
b. kemampuan memberikan isyarat,
c. penampilan,
d. karakteristik umum,
e. responsiveness dan
f. kesehatan umum.
Dengan demikian kondisi bayi baru lahir sangat berpengaruh terhadap pencapaian dan
pengembangan peran ibu sehingga perawat bayi baru lahir adalah komponen penting
dalam penerapan model konseptual yang dikemukakan oleh Mercer.
2. Sumber Teori
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperli
3. Konsep Utama
a. Pencapaian peran ibu (maternal role attainment) adalah suatu proses pengembangan
dan interaksional dimana setiap saat ketika ibu menyentuh bayinya akan
menciptakan kemampuan mengasuh dan merawat termasuk membentuk peran dan
menunjukkan kepuasan dan kesenangan menikmati perannya tersebut.
b. Maternal identity menunjukkan internalisasi diri dari ibu.
c. Persepsi terhadap kelahiran bayi adalah persepsi setiap wanita dalam menunjukkan
persepsi pengalamannya selama melahirkan bayinya.
d. Self esteem digambarkan sebagai persepsi individu dalam menggambarkan dirinya
sendiri.
e. Konsep diri adalah seluruh persepsi individu terhadap kepuasan diri, penerimaan
diri, harga diri dan kesesuaian antara diri dan ideal dirinya
f. Fleksibilitas dikemukaan untuk menunjukkan bahwa peran tidaklah kaku.
Fleksibilitas perilaku pengasuhan anak meningkat seiring dengan meningkatnya
perkembangan. Ibu yang lebih tua berpotensi untuk mengalami kekakuan pada
bayinya dan untuk menyesuaikan pada setiap situasi.
g. Childrearing attitude adalah perilaku ibu atau kepercayaan mengenai pengasuhan
anak.
h. Status kesehatan didefinisikan sebagai persepsi orang tua terhadap prioritas
kesehatannya, pandangan erhadap kesehatan, kesehatan saat ini, resistensi atau
kemungkinan untuk sakit, hal yang dikhawatirkan dalam kesehatan, orientasi sakit
dan memutuskan peran sakit.
i. Kecemasan digambarkan sebagai persepsi individu tentang situasi yang penuh
stress seperti adanya bahaya atau ancaman. Depresi ditunjukkan dengan adanya
beberapa gejala tekanan yang ditunjukkan dari perilaku ibu.
j. Role strain-role conflict (konflik peran) didefinisikan sebagai konflik dan kesulitan
yang dirasakan oleh wanita dalam penyesuaiannya terhadap tugas peran ibu.
gratification-satisfaction digambarkan sebagai kepuasan, kenikmatan, umpan balik
dan kebanggaan yang diekspresikan oleh wanita dalam berinteraksi dengan bayinya
dan dalam memenuhi tugas rutinnya sebagai seorang ibu.
k. Attachment adalah komponen dari peran orang tua dan identitas yang digambarkan
sebagai proses dalam mempertahankan komitmen sikap dan emosi yang telah
terbentuk.
l. Infant temperament dikaitkan dengan apakah bayi sulit mengirimkan untuk
membaca isyarat, arahan pada perasaan ketidakmampuan dan keputusasaan dari
ibu.
m. Status kesehatan bayi (infant health status) adalah kesakitan yang disebabkan oleh
permisahan ibu dan bayi, mempengaruhi proses kasih sayang (attachment).
n. Karaktersitik bayi (infant characterize) meliputi temperamen bayi, penampilan dab
status kesehatan.
o. Isyarat-isayarat bayi (infant cues) adalah perilaku bayi yang menunjukkan respon
terhadap ibunya.
p. Keluarga (family) didefinisikan sebagai sistem yang dinamis yang terdiri atas
subsistem-individu (ibu, ayah, janin/bayi) dan dyad (ibu-ayah, ibu-janin/bayi, ayah-
janin/bayi) yang bersama dalam satu sistem. Fungsi keluarga (family functioning)
adalah pandangan individu terhadap aktivitas dan hubungan antara kelurga dan sub
sistem serta unit sosial yang tinggal dalam rumah
Ayah atau pasangan intim (father or intimate partnert) berkontribusi pada proses
pencapaian peran ibu yang pada pelaksanaannya tidak bisa digantikan oleh orang
lain. Interaksi ayah membantu mengurangi tekanan dan memfasilitasi pencapaian
peran ibu. Stress terbentuk dari persepsi positif atau negatif tentang hidup dan
lingkungan..
q. Dukungan sosial (social support) adalah sejumlah bantuan yang diterima, puas
dengan bantuan tersebut dan orang-orang disekitarnya selalu siap untuk membantu.
Terdapat empat area dukungan sosial yang mencakup dukungan emosional,
informasi, fisik dan penilaian
r. Hubungan ibu-ayah (mother-father relationship) adalah persepsi tentang hubungan
pasangan yang mencakup nilai, tujuaan antara kedun dan perjanjian. Kasih sayang
ibu terhadap bayinya berkembang seiring dengan lapangan emosional dari
hubungan orangtuanya.
Pada tahun 2003, Mercer merevisi model maternal role attainment menjadi a becoming
mother. Pada model ini ditempatkan interaksi antara ibu, bayi dan ayah sebagai sentral
interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan. Dalam model ini dijelaskan variabel
lingkungan keluarga dan teman meliputi dukungan sosial, nilai dari keluarga, budaya,
fungsi keluarga dan stressor. Lingkungan komunitas meliputi perawatan sehari-hari,
tempat kerja, sekolah, rumah sakit, fasilitas rekreasi dan pusat kebudayaan. Lingkungan
yang lebih besar dipengaruhi oleh hukum yang berhubungan dengan perempuan dan
anak-anak, termasuk ilmu tentang bayi baru lahir, kesehatan reproduksi, budaya terapan
dan program perawatan kesehatan nasional.
8. TINJAUAN KASUS
Ny.Si (18 tahun) pekerjaan IRT, pendidikan SMP, Islam, suku Sunda, status
menikah,ANC dua kali ke bidan. P1A0 atas indikasipersalinan tidak maju. Pada saat
pengkajianditemukan nyeri pada luka operasi denganskala nyeri 4. ASI banyak sehingga
membasahi baju klien, klien membiarkan bayitidur lama dan tidak mau membangunkan
karena takut bayi menangis. Klien mengeluh tidak bisa tidur karena nyeri dan kamar yang
panas. Pemeriksaan payudara menunjukkan konsistensi keras, puting eksverted dan
pengeluaran ASI (+). Bayi Ny. S berjenis kelamin laki-laki dengan BB 3000 gram. Bayi
dirawat gabung dengan ibu. Klien belum menggunakan kontrasepsi. Klien mengatakan
tidak mendapatkan dukungan dari suami karena suami sedang menjalani proses hukum di
penjara, klien hanya ditemani oleh mertua.Masalah yang ditemukan adalah gangguan
peran menjadi orangtua, ketidakefektifan proses menyusui, gangguan pola tidur, kurang
pengetahuan mengenai kontrasepsi. Tindakan keperawatan yang dilakukan berupa
penjelasan kepada ibu pentingnya bonding attachment, melibatkan mertua untuk
mendukung ibu dalam perawatan bayi, pendidikan kesehatan tentang
menyusui,kontrasepsi dan cara peningkatkan kualitas tidur ibu. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, klien tampak mau menyusui bayinya dengan teknik yang benar, klien
bisa beristirahat saat bayi tidur.
DAFTAR PUSTAKA