Anda di halaman 1dari 4

A.

Alternatif Penyelesaian
Kerangka pemecahan dilema etik, menurut Kozier and Erb (Nasrullah, 2019) :
1. Mengembangkan Data Dasar
Mengembangkan data dasar disini adalah dengan mencari lebih lanjut informasi yang ada
mengenai dilema etik yang sedang dihadapi. Mengembangkan data dasar melalui :
a. Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam dilema etik tersebut. Dalam kasus diatas
yang terlibat adalah pasien, keluarga pasien, perawat, dan dokter.
b. Tindakan yang diusulkan. Dalam hal ini, perawat mempunyai peran dalam pemberi
asuhan keperawatan, peran advocad (pendidik) serta sebagai konselor yaitu membela
dan melindungi pasien tersebut untuk hidup dan menyelamatkan jiwa pasien dari
ancaman kematian. Dalam kasus diatas, keluarga menolak untuk pemberian RJP kepada
pasien.
c. Maksud dari tindakan. Dengan memberikan pendidikan, konselor, advokasi diharapkan
keluarga pasien dapat menerima serta dapat membuat keputusan yang tepat terhadap
masalah yang saat ini dihadapi. Setelah dilberikan penjelasan kepada keluarga pasien
terkait tindakan yang akan dilakukan, keluarga menolak dilakukan tindakan tersebut
dalam hal ini RJP karena tidak ingin membuat orangtuanya merasa menderita serta
kesakitan lagi
d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan. Konsekuensi yang akan terjadi jika tidak
dilakukan RJP adalah pasien dapat kehilangan nyawanya, namun pasien sudah tidak
merasakan penderitaan lagi karena penyakitnya.

2. Identifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut


Penderitaan pasien mengalami sesak napas dan batuk berlendir sejak 3 bulan yang lalu,
mual, muntah, bahkan terjadi penurunan berat badan. Pasien didiagnosis oleh dokter TB
milier. Pasien harus menggunakan NRM untuk membantu kebutuhan oksigen pasien. Saat
pasien mengalami henti jantung, keluarga menolak dilakukan tindakan RJP karena tidak
ingin menambah penderitaan orangtuanya. Konflik yang terjadi saat itu :
a. Jika mengikuti keputusan keluarga yang sudah ikhlas menerima kepergian pasien dan
tidak meresusitasi pasien berarti perawat melanggar prinsip etik Beneficience dan
Nonmaleficience.
b. Tidak memenuhi keinginan keluarga pasien untuk tidak melakukan resusitasi maka
perawat akan melanggar prinsip otonomi.

3. Tindakan Alternatif Terhadap Tindakan Yang Diusulkan


a. Tidak menuruti keinginan keluarga pasien dan tetap memberikan resusitasi kepada
pasien. Konsekuensi yang dapat terjadi:
1) Tidak mempercepat kematian pasien atau pasien akan tetap hidup
2) Keluhan sesak napas dan penderitaan pada pasien akan tetap berlangsung
3) Tidak memenuhi keinginan keluarga pasien, sebagai pemegang keputusan yang
dapat melanggar prinsip otonomi.
b. Menuruti keinginan keluarga pasien yang siap untuk kepergian pasien dan tidak
memberikan tindakan resusitasi. Konsekuensi yang dapat terjadi:
a) Pasien akan kehilangan nyawanya
b) Perawat dapat melanggar prinsip etik Beneficience dan Nonmaleficience
c) Perawat akan merasa bersalah karena tidak dapat melakukan tindakan untuk
menyelamatkan pasien
d) Pasien tidak pernah menandatangani DNR sehingga perawat akan berurusan dengan
komite etik apabila tidak melakukan tindakan dan menyelamatkan pasien

4. Menetapkan Siapa Pembuat Keputusan


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/Menkes/Per/III/ 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran. Dalam Peraturan Menteri tersebut persetujuan tindakan
kedokteran diartikan sebagai “persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien”. Keluarga terdekat adalah suami
atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau
pengampunya. Jadi dalam kasus ini keluarga terdekat yaitu anak pasien memiliki hak
dalam mengambil keputusan atas kondisi orangtuanya.
Dokter sebagai clinical leader suatu tim asuhan yang akan membuat keputusan dan
berkordinasi bersama dengan perawat terkait tindakan yang akan dilakukan dalam hal ini
yaitu resusitasi. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan keluarga pasien mengenai
risiko yang dapat ditimbulkan dari tindakan RJP tersebut  dan keluarga pasien wajib
mendapatkan informed consent, sebagai bukti bahwa keluarga pasien telah menerima dan
memahami informasi terkait kondisi penyakit, prognosis, tindakan medis yang diusulkan,
tindakan alternatif, risiko, dan manfaat dari masing-masing pilihan. Perawat membantu
keluarga pasien dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi
pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan, serta sebagai sistem dukungan
dari keluarga.

5. Mengidentifikasi Kewajiban Perawat


a. Memfasilitasi pasien dalam melakukan resusitasi jantung paru
b. Mengoptimalkan sistem dukungan keluarga untuk pasien
c. Membantu Keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap
masalah yang sedang dihadapi
d. Memfasilitasi sistem berduka keluarga dengan memberikan support
e. Menghindarkan pasien dari ancaman kematian
f. Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik keperawatan

6. Membuat keputusan
Keputusan yang diambil sesuai dengan hak otonomi dari keluarga pasien dan juga
dari pertimbangan tim kesehatan lainnya. Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang
memiliki risiko dan konsekuensi masing-masing terhadap pasien. Perawat dan dokter perlu
mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan/paling tepat untuk pasien.
Namun, upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya kita
mengambil keputusan untuk meresusitasi pasien dan kemudian dievaluasi efektifitasnya.
Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka
keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan pasien/ keluarganya akan
dilaksanakan. Dalam UUD 1945 pasal 28A perubahan kedua, yaitu setiap orang berhak
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Dalam kasus diatas dokter
serta perawat mengambil keputusan untuk melakukan RJP sesuai standar meskipun setelah
diberi tindakan pasien dinyatakan meninggal.

Anda mungkin juga menyukai