KASUS :
Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase
yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh
dokter, keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien melalui euthanasia
pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat obatan lain dan dengan
keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dr spesilalist onkologi yang ditelp pada saat itu
memberikan advist dosis morfin yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang ada
karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang seharusnya
dilakukan oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi desakan
keluarga yang terus dilakukan?.
dilakukan?.
Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma).
dilemma).
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana
di mana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang
harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan
dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan
/ pemecahan masalah secara ilmiah
il miah (Thompson & Thompson, 1985).
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian pasien
2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya
(meningkatkan
(meningkatkan ambang nyeri)
3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi
proses berdukanya
Konsekuensi :
1) Tidak mempercepat kematian klien
2) Keluarga dapat melewati proses berduka dengan seharusnya
3) Keluarga tidak menginginkan dilakuakn euthanasia
euthanasia terhad
terhadap
ap pasien
dosis morphin. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan
keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari
penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien
dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi
pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat
mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme
koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari
keluarga serta sistem berduka keluarga dan lain-lain.
6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan
Neuman mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan Private
Duty Nurse
Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas termasuk di sekolah-
sekolah, perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik obstetric
suaminya dan konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa di komunitas. Tahun
1967, 6 bulan setelah mendapat gelar MS dia menjadi kepala fakultas dari program
dimana ia lulus (Universitas California LA) dan memulai kontribusinya sebagai
dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan. Tahun 1973,
Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia sebagai konsultan kesehatan
jiwa, menyediakan program pendidikan berkelanjutan dan melanjutkan
perkembangan dari modelnya, dia orang yang pertama mendapatkan California
Licensed Clinical Fellows of the American Association of Marriage & Family Therapy
dan tetap melakukan praktek konseling (Neuman, 1995).
Model Sistem Neuman aslinya berkembang tahun 1970, ketika itu ada
permintaan lulusan Universitas California LA untuk pembukaan kursus yang
memberikan wawasan tentang aspek fisiologi, psikologi, sosiokultural dan aspek
pengembangan dari kehidupan manusia (Neuma
(Neuman,
n, 1995). Model pertama k
kali
ali
dipublikasikan tahun 1972 pada penelitian keperawatan “ A Model for Teaching
”
Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin
ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman selama ia
bekerja di pusat kesehatan mental keperawatan.
2.2 Definisi d
dan
an Kon
Konsep
sep May
Mayor
or
Definisi dalam sebuah teori berhubungan dengan arti umum konsep. Definisi
ini menggambarkan aktivitas penting untuk mengukur konsep, hubungan atau
variabel dalam sebuah teori (Tomey dan Alligood, 2006 dalam Potter dan Perry,
2009). Model Sistem Neuman menggunakan sebuah sistem pendekatan untuk
Penjelasan dari konsep mayor model sistem Neuman adalah sebagai berikut:
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
Garis pertahanan normal adalah lingkaran tebal diluar model. Garis ini
memperlihatkan sebuah stabilitas dari individu/sistem. Hal tersebut dijaga sepanjang
waktu dan diberikan sebagai standar untuk menaksir dari kesejahteraan, wellness
klien. Hal itu termasuk sistem variabel dan tingkah laku seperti pola koping, pola
hidup, dan tingkat perkembangan. Perluasan dari garis pertahanan normal
memperlihatkan peningkatan tahap kesehatan/kesej
kesehatan/kesejahteraan
ahteraan
2) Garis pertahanan fleksibel (flexible
(flexible line of defense)
Garis pertahanan fleksibel adalah lingkaran putus di luar model. Garis pertahanan
fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari
stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila
jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh
sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu
melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat
dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari
berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual)
dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap
berbagai reaksi terhadap stressor
Sedangakan untuk garis perlawanan hanya ada satu yaitu garis pertahanan
(lines of resistance)
Resisten (lines
Rangkaian lingkaran putus2 mengelilingi struktur utama dasar disebut garis
resisten. Lingkaran itu memperlihatkan faktor sumber yang menolong klien melaw
melawan
an
serangan atau stressor. Sebagai contoh adalah sistem respon imun/pertahanan
tubuh. Ketika garis resisten itu efektif, sistem klien dapat tersusun kembali, tetapi jika
tidak efektif maka kematian dapat terjadi atau dengan kata lain jika lines of
resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan
resistance
berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
Jumlah resisten terhadap sebuah s
stressor
tressor ditentukan oleh hubungan anta
antarr 5
Untuk lebih jelasnya tentang garis pertahanan ini, dapat dilihat dari gambar 2.1.
Gambar 2.1. Garis Pertahanan dan Perlawanan dalam Model Sistem Neuman
(Stepans & Knight. 2002)
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri
dari: 1) pencegahan primer, 2) sekunder, dan 3) tersier (Neuman, 1982 dalam Potter
dan Perry, 2005)
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi
faktor-faktor resiko yang potensial dan aktu
aktual
al terjadi akibat stressor terte
tertentu.
ntu. Atau
pencegahan ini terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan
pada penguatan flexible lines of defense
defense dengan cara mencegah stress dan
mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi,
pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal
melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang
tampak. Pencegahan ini meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari
pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh
terhadap stressor, dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai
sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau jaringan sosial (Tomey &
Alligood, 2002). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya
keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan
dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan
sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
(Core))
5. Struktur dasar (Core
Struktur dasar berisi seluruh variabel untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-
variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-
bagian sistem.
6. Intervensi
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai
menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada
tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum
sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,
1. Stressor
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
3) Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga
tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya :
sosial politik.
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal dan
garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang
mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang
menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis
pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara
adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan
adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem
untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari
beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap
perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis
pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan
pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis
pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat
proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari
sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai
buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat.
Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis
stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi
berkurang dan bisa timbul kematian.
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri
dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1) Pencegahan primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan
dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada
penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi
faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi
tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan
kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder.
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi
struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah
untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika
pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur
dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa
menyebabkan kematian
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali
atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005).
Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-
bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan
bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam
mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-
1. Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri
lebih umum dari karakter sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari
sistem klien. Secara umum gambaran keunikan sistem klien dari Neuman adalah
range normal, struktur genetik , pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktr
ego dan pengetahuan atau kebiasaan. Neuman selanjutnya menyatakan bahwa
normal lines of defense adalah
defense adalah :
1) Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu,
sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang
disebut keadaan wellness
wellness normal
normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
adanya deviasi dari keadaan wellness
wellness untuk
untuk sistem klien.
2) Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada
normal line of defense.
defense . Bila jarak antara flexible lines of defense dan
defense dan normal lines of
defense meningkat
defense meningkat maka tingkat proteksipun meningkat.
3) Melindungi normal line of defense
defense dan bertindak sebagai buffer untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien.
4) Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.
singkat.
Lines of Resistance Merupakan
Resistance Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi
m engelilingi
struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan
teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan
(normal line of defense).
defense). Misalnya adalah mekanisme sistem immun tubuh.
Jika lines of resistance
resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka
sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian.
Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
2. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan
eksternal yang berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan
internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan yang harmonis dan
keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi, dimana keseimbangan atau
keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal tersebut dipertahankan.
Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias berdampak positif atau
negatif. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi:
1) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system
klien.
2) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar system klien.
Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada di luar sistem klien
3) Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka
dengan lingkungan internal dan eksternal yang bersifat dinamis. Lingkungan ini
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran.
3) Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor
interpersonal. Misalnya : sosial politik.
Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup
mencakup ketiga jenis stressor ini.
3. Sehat
Sehat menurut Neuman,
Neuman, definisi sehat digambarkan dengan model komponen.
Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang
selalu harmoni. Kesehatan manusia dalam status baik atau sakit, selalu berubah
dalam lima variable : fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
Sehat relatif dan dinamik dengan stabilitas yang bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang
seimbang atau stabilitas klien atau berubah. Garis pertahanan manusia dapat
permiabel, berbeda dengan individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu
garis pertahanan normal. Sehat untuk individu lain mungkin berarti retensi
komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa setelah amputasi dapat
menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu adalah hubungan antara faktor
genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada standart
absolut. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi dari
beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar
4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan
semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Keperawatan
5. Aktivitas
Aktivitas Keperawatan.
Perawat mengkaji semua faktor yang berpengaruh pada klien. Contoh Neuman
menyatakan bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus
dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal
ini akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa
perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang
berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting
bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan
sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh
Neuman (Neuman, 1995).
tinjauan klinis me
menggunakan
nggunakan model uuntuk
ntuk panduan praktek keperawatan pada
individu, keluarga, komunitas danorganisasi.
Luasnya model Neuman telah berpengaruh dalam aplikasi dan adaptasi
berbagai setting praktek keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Banyak
Banyak contoh yang dikutip dalam buk
buku-buku
u-buku Neuman. Model ini telah
digunakan dengan sukses pada klien dalam pengaturan pelayanan kesehatan,
termasuk rumah sakit, panti jompo, pusat rehabilitasi, dan tempat
penampungan anak. Model pend
pendekatan
ekatan holistik dibuat teruta
terutama
ma berlaku bagi klien
yang mengalami stres yang kompleks dan mempengaruhi variabel beberapa klien.
Sebagai contoh, Hitam, Deeny dan McKenna (1997) dalam Tommey dan Alligood
(2002) menggunakan model sebagai kerangka untuk membimbing perawat dalam
mencegah dan mengurangi ketegangan
ketegangan pada pasien perawatan intens
intensif.
if.
Model ini juga di gunakan untuk memandu praktek keperawatan di negara-
negara di seluruh dunia. Sebagai contoh, model ini sedang digunakan di Belanda
untuk memandu Emergis, sebuah program komprehensif kesehatan mental yang
menyediakan perawatan psikiatris untuk anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua,
perawatan kecanduan, dan pelayanan sosial. Model Neuman dipilih karena bersifat
holistik, difokuskan pada keunikan klien dalam lingkungan nya, ditujukan terhadap
Dalam konteks yang lebih luas dari unit pengasuh sebagai sebuah sistem, Jones
(1996) mengidentifikasi stressor intrapersonal, interpersonal dan extrapersonal dari
pengasuh utama orang dengan cedera kepala traumatis. Lin, Ku, Leu, Chen (1996)
menggambarkan keterkaitan antara stres, perilaku coping dan status kesehatan
pada pengasuh keluarga pasien dengan hepatoma.
pengelolaan depresi oleh praktisi perawat. Martin (1996) Tommey dan Alligood
(2002) menerapkan model untuk praktek anestesi perawat menggunakan
contoh spesifik peran perawat anestesi.
Model ini telah dipelajari dan diterapkan dalam disiplin lain seperti terapi fisik.
Penelitian lebih lanjut terus memvalidasi aplikasinya di luar keperawatan.
Pendidikan
Model ini telah diterima di kalangan akademisi dan digunakan secara luas
sebagai panduan kurikulum. Telah digunakan di semua tingkat pendidikan
perawatan (caregiver) dan mereka cenderung untuk terus berlatih dari perspektif
sistem model berbasis Neuman. Baru-baru ini telah diungkapkan mengenai modelini
yang diterjemahan ke dalam bahasa Arab untuk digunakan dalam pendidikan
keperawata.
Model Neuman telah dipilih untuk program sarjana muda berdasarkan
perspektif teoretis dan komprehensif untuk kurikulum holistik, dan karena ber potensi
untuk digunakan pada individu, keluarga, kelompok kecil, dan masyarakat. Divisi
Perawatan Neuman College adalah sekolah pertama yang memilih model sistem
Neuman sebagai dasar konseptual untuk kurikulum dan pendekatan
mengatur data yang dikumpulkan dari pasien bersalin oleh mahasiswa sarjana
keperawatan di University of South Florida. Di Universitas Texas di Tyler,
associate di Los Angeles Country Medical Center Scholl of Nursing. Sipple dan
Freese (1989) menggambarkan transisi dari rekan gelar sarjana muda pendidikan
Neuman Systems Model berbasis di Lander College di Greenwood, South Carolina.
Di universitas Tennese di Martin, model yang diberikan kerangka kurikulum untuk
Bachelor of Science dalam program sarjana Perawatan dimulai pada tahun 1988;
Strickland-Seng (1995) dijelaskan menggunakan sebagai dasar untuk evaluasi klinis
siswa dalam Bachelor of Science dalam mereka Perawatan program sarjana.
The Neuman System Model telah digunakan secara efektif dalam dasar akhir
pendidikan keperawatan dan seterusnya. Bunn (1995) menggambarkan
Penelitian
Penelitian sangat penting bagi keperawatan untuk maju sebagai suatu
disiplin ilmu. Penelitian komponen model untuk penjelasan tambahan dan generasi
teori keperawatan dapat diuji melalui penelitian adalah contoh kontribusi potensi
Neuman melaporkan bahwa dia adalah salah satu dari tiga model yang paling
sering digunakan untuk penelitian keperawatan (B. Neuman, komunikasi pribadi, 18
Juli 1996). Penelitian yang dilaporkan oleh dukungan komunitas keperawatan
meningkatkan penggunaan empiris dari model. Dalam edisi ketiga model Sistem
Neuman, Louis (1995) dibahas penggunaannya dalam penelitian keperawatan dan
diidentifikasi hampir 100 studi yang dilakukan antara tahun 1989 dan 1993, yang
model menyediakan kerangka kerja. Edisi ketiga juga berisi bibliografi beranotasi
penelitian terpilih dilakukan dari 1989 sampai 1993, dengan lampiran daftar studi
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal, disertasi, dan tesis master's.
Dalam edisi fouth dari Neuman System Model, Fawcett dan Giangrande
(2002) menyajikan kajian terpadu 200 laporan penelitian menggunakan model yang
dipublikasikan melalui 1997. Sebuah daftar diperbarui dikompilasi oleh Fawcett
penelitian diterbitkan dengan menggunakan odel terletak pada laporan Neuman
Neuman bahwa dia adalah salah satu dari tiga model yang paling sering digunakan
untuk penelitian keperawatan (B. Neuman, komunikasi pribadi, 18 Juli 1996).
Penelitian yang dilaporkan oleh dukungan komunitas keperawatan meningkatkan
penggunaan empiris dari model. Dalam edisi ketiga model Sistem Neuman, Louis
(1995) dibahas penggunaannya dalam penelitian keperawatan dan diidentifikasi
hampir 100 studi yang dilakukan antara tahun 1989 dan 1993, yang model
menyediakan kerangka kerja.
Edisi ketiga juga berisi bibliografi penelitian terpilih dilakukan dari 1989
sampai 1993, dengan lampiran daftar studi penelitian yang diterbitkan dalam jurnal,
disertasi, dan tesis master's. Dalam edisi fouth dari Neuman System Model, Fawcett
dan Giangrande (2002) menyajikan kajian terpadu 200 laporan penelitian
menggunakan model yang dipublikasikan tahun 1997. Sebuah daftar diperbarui
dikompilasi oleh Fawcett penelitian diterbitkan dengan menggunakan model terletak
di website Model Sistem Neuman di http://www.neumansystemmodel.co
http://www.neumansystemmodel.com
m
perawat dari Amerika Serikat, Kanada, Belanda, dan Swedia melaporkan hasil dari
berbagai penelitian dengan menggunakan model. Empat studi yang dilaporkan pada
perempuan dan masalah kesehatan anak-anak. Tujuh studi yang dilaporkan pada
masalah kesehatan orang dewasa. Dua penelitian ke masalah manajemen
keperawatan dilaporkan. 4 penelitian dilaporkan pada aspek pendidikan
keperawatan. 3 studi yang merefleksikan perkembangan lebih lanjut dari variabel
spiritual dilaporkan dengan menggunakan model untuk penelitian lintas budaya.
The neuman Sistem Model digunakan secara luas untuk menyediakan
kerangka kerja konseptual untuk proyek-proyek penelitian di Amerika Serikat dan di
negara lain. Penerimaan oleh komunitas riset keperawatan adalah bukti yang jelas.
Kelemahan Teori
Model sistem Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat -klien, padahal
hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan
Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Practice theory lebih
lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle
range theory , teori pada level ini juga didefinisikan juga
sebagai prescriptive
sebagai prescriptive theory, situations-spesific
situations-spes ific theory, dan
dan micro
micro
theory . Practice theory menetukan
menetukan tindakan atau intervensi keperawatan
yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena
keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada
praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas,
hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice
theory menyediakan
menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan
memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri
(Peterson & Bredow, 2004).
Practice theory berkembang
berkembang dari middle range theory, pengalaman
praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat
dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice
pengembangan practice
theory keperawatan.
keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu
yaitu bonding
attachment
patient with theory, therapeutic
chronic skin disease,touch,
quality exercise as (Peterson
of care, dll selfcare, &
caring for
Bredow,
2004).
teori praktek.
Idealnya teori praktik berhubungan erat dengan konsep dari middle
range theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory . Contohnya
tindakan keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi teori praktik
yaitu perawat mengetahui bahwa mereka dapat mengurangi nyeri pada
pasien dengan melakukan intervensi yang spesifik dan mengurangi
kerusakan kulit karena tekanan dengan perubahan posisi yang teratur
(Parker & Smith, 2010). Wooldridge (1992) dalam Mckenna (1997)
menjelaskan beberapa ciri dari teori praktek/ micro theory, yaitu:
1. Teori praktek dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat antara
makna dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.
2. Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek yang
dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai ; dan
ketidaktentuan
ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam situasi praktik.
3. Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh profesi
perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur panduan
praktik.
Ketepatan adalah
menggabungkan langkah
perilaku dan terakhir dalam baru
pendekatan prosesdengan
refleksi dasar
yaitu
pengatahuan kita. Sebagai hasilnya pengetahuan baru tersebut dapat
digunakan di masa depan pada situasi yang sama saat pertama kali
refleksi dilakukan.
TEORI KEPERAWATAN
APLIKASI TEORI KATHARINE KOLCABA
PENGEMBANGAN
INTERPROFESIONAL
INTERPROFESIONAL EDUCATION
PROPOSAL
terjadi ketika dua atau lebih profesi belajar bersama, dari dan masing masing untuk
perilaku yang positif (Barr, 2002). Hal ini terjadi ketika beberapa mahasiswa profesi
langkah yang diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik
dan siap untuk menghadapi masalah kesehatan. Keberhasilan interprofessional
sehat bukan karena jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan
konstribusi dari tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan
bekerja sama, berkolaborasi satu dengan lainnya inter-profesi. Kerjasama ini penting
luas dan kompleks. Manfaat IPE dapat dijelaskan dengan gambar dibawah :
masyarakat.
Domain Kompetensi
Kompetensi 1 : Nilai/etik untuk pra
praktik
ktik interprofesiona
interprofesionall
Nilai dan etik yang berhubungan dengan sistem interprofesional merupakan hal yang
penting, bagian baru dalam membentuk sebuah identitas profesional. Nilai dan Etik
itu berfokus pada pasien dan berorientasi pada komunitas, tertanam dalam tujuan
efektif dan efisien. Teamwork memasukkan nilai dengan membawa serta pasien
dalam keahlian tiap profesi dalam memberikan pelayanan. Beberapa nilai dan etika
dan privasi klien sewaktu memperikan pelayanan, bekerja dalam kerjasama dengan
berorientasi pada komunitas. Domain ini secara tidak langsung merupakan fitur
promosi kesehatan dan permasalahan penyakit dalam konteks ‘complex care’ dan
faktor komunitas membuat adanya batasan dari keahlian profesi dan membuat
koordinasi dan kolaborasi yang efektif terjadi disaat setiap profesi mengetahui dan
kepada pasien. Contoh kompetensi peran dan tanggung jawab ini tercermin dalam
kepada pasien, tim dan petugas lain, 2) memahami masing-masing batasan dalam
Garis terdepan profesi kesehatan mengidentifikasi bahwa komunikasi merupakan inti kedua dari
domain kompetensi model interproffesional ini dan sebagai aspek inti dari
dari praktek kolaborasi iinter-
nter-
profesi. Mengembangkan kemampuan dasar komunikasi adalah hal biasa untuk profesi tenaga
kesehatan, namun siswa kesehatan seringkali hanya memiliki sedikit pengetahuan atau pengalaman
komunikasi inter-profesi. Lebih dari satu dekade sebelumnya, AAMC mengatakan bahwa komunikasi
dalam kedokteran mengakui pentingnya dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan anggota
laiinya dalam tim kesehatan. Kompetensi komunikasi membantu profesi menyiapkan praktik
kolaborasi. Komunikasi sebagai persiapan sebelum bekerja bersama memulai kolaborasi inter-profesi
yang efektif. Baggs & Schmitt ( 1997) mengatakan bahwa menjadi tersedia dalam temapt, waktu dan
pengetahuan sebagaimana pula mau menerima melalui kepentingan yang diutarakan, mampu
mendengarkan secara aktif, membuka diri dan mempunyai keinginan untuk berdiskusi adalah elemen
yang menunjukkan kesiapan. Beberapa contoh kompetensi dalam domain ini yaitu : 1) Memilih cara
dan teknik berkomunikasi yang efektif meliputi sistem informasi dan teknologi komunikasi untuk
memfasilitasi diskusi dan interaksi untuk meningkatkan kemampuan tim, 2) mengatur dan
mengkomunikasikan informasi dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk membentuk
pengertian bersama.
Belajar untuk menjadi interprofesi berarti belajar untuk menjadi anggota tim yang
baik. Kelakuan kerjasama tim dipraktekkan dalam berbagai keadaan dimana profesi
profesi kesehatan berinteraksi dalam keinginan untuk berbagi tujuan bersama dalam
lain sehingga ketidakinginan, jarak dan kesalahan itu dapat dihindari. Kompetensi
perkembangan tim, peran dan praktik tim yang efektif, mengaplikasikan praktik
empat dimensi, yaitu : dimensi pertama identifying future healthcare practice needs,
needs,
Dimensi 1 : Identify
Identifying
ing future hea
healt
lthcare
hcare practice needs
Pada tahap ini menjelaskan tentang perlunya dilakukan tracer study kepada pihak
institusi pendidikan ini sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam pelayanan
kesehatan
Pada tahap ini dijelaskan tentang pengetahuan, kompetensi dan skill yang harus
Dengan adanya pengetahuan, kompetensi dan skill yang sudah disusun sesuai
Dimensi 3 : Tea
Teaching
ching , lea
learning
rning & ass ess men
ent
t
Tahapan ini menjelaskan tentang pemenuhan hal-hal yang diperlukan dalam rangka
mencapai kurikulum dan metode pembelajaran yang telah dirumuskan, baik dari segi
lainnya
2.2 Tujuan
ini melibatkan :
2. Umpan balik dari stakeholder terkait / pembimbing lahan terkait pemenuhan
pengetahuan, kompetensi dan skill yang telah dicapai oleh mahasiswa dalam
DAFTAR PUSTAKA
HPEQ-Project.
HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi & kolaborasi
Newman D M : A community nursing center for the health promotion of senior citizens
based on the Neuman systems model , N urs Educ Perspect 26 ( 4 ) : 221 –
– 223
223 ,
2005 .
Thistlethwaite, J. & Monica M., (2010). Learning outcomes for interprofessional education
(IPE): Literature review and synthesis. Journal of Interprofessional Care,
Care, September
2010, 24(5):
24(5): 503-513.
WHO, 2010. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice.
Practice .
SBAR
SITUATION
1.Sebutkan nama pasien, umur,tgl masuk hari rawatan n dokter
yg merawat
2.Sebutkan diognosa medis dan masalah keperawatan yg belum
dan sudah teratasi
BACKGROUND
1.Jelaskan keluhan utama, intervensi yg telah dilakukan dan
respon pasien dr setiap dx kep
2.Sebutkan riwayat alergi, pembedahan, pemasangan invasif,
dan obat – obatan
obatan
3.Cairan IVFD
RECOMMENDATION
SITUATION
1. Sebutkan nama anda dan nama dapartemen
2. Sebutkan nama pasien,
pasien,umur
umur dx.medis:fr
dx.medis:fraktur
aktur humerus
kanan
.3. Pasien mengalami nyeri hebat
BACKGROUND
1. Alergi antalagin dan terpasang infus RL 500cc+toradol 30
mg/8 jam
2. RO:# humerus1/3 distal dekstra
3. Luka laserasi dekat sekitar luka ada 4 ukuran 2-3 cm
ASSESMENT
Ku.sedang,CM.pasien mengeluh nyeri sekali,skala nyeri:6-7.
tampak pasien meringis. TD;130/80 mmHg,S;37,3
C,RR:24x/menit dan nadi:110 x/menit. Akral di jari tangan
kanan dingin. Nafas mulai tampak sesak menahan kesakitan.
RECOMMENDATION
1. Mengusulkan dokter untuk datang melihat pasien
2. Pastikan jam kedatangan dokter
3. Tanyakan pada dokter langkah selanjutny
selanjutnyaa yang akan di
lakukan
4. Usul:apakah ada therapi tambahan untuk nyeri
Evaluasi perlu dilakukan berkaitan dengan perubahan struktur financial rumah sakit. Harga
obat berubah disebabkan kenaikan harga yang tentu saja berimbas pada kenaikan operasional
rumah sakit. Dengan pemberlakuan tarif INA CBG adalah suatu sistem pengelompokan
penyakit berdasarkan diagnosis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam
pengobatan. Adanya pengelompokan
pengelompokan ini bertujuan agar pemb
pembiayaan
iayaan kesehatan pada
penyelenggara jaminan kesehatan bersifat prospektif.
Rumah sakit swasta memang perlu lebih menerapkan efisiensi dalam menjalankan
operasional rumah sakit. Di sinilah pentingnya clinical pathway yang
pathway yang benar bagi rumah sakit
sehingga mampu membantu manajemen biaya rumah sakit. Sistem ini menjadi landasan
BPJS karena lebih menjamin kendali mutu.
Penerapan tarif paket INA CBG ini menuntut manajemen rumah sakit mampu
mengefisiensikan biaya dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan rumah sakit, serta
melakukan kendali mutu, kendali biaya dan akses melalui perhitungan biaya pelayanan dari
masing – masing
masing clinical pathway berdasarkan
pathway berdasarkan perhitungan unit cost yang
yang telah dimiliki
rumah sakit.
Clinical pathway merupakan
pathway merupakan alur proses kegiatan pelayanan pasien yang spesifik untuk suatu
penyakit atau tindakan tertentu, mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang,
pulang, yang
terintegrasi dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, perawatan farmasi dan pelayanan
penunjang medik.
Clinical pathway bukan
pathway bukan merupakan clinical guidelines karena
guidelines karena setiap kasus dalam clinical
pathway dibuat berdasarkan standar prosedur setiap profesi, disesuaikan dengan strata sarana
pathway dibuat
pelayanan rumah sakit. Clinical pathway ini
pathway ini dapat digunakan untuk memprediksi lama hari
dirawat dan biaya pelayanan rumah sakit sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya rumah sakit.