KASUS :
Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase
yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh
dari kamar mandi dan menyebabkan robekan di kepala. laki-laki tersebut mengalami nyeri
abdomen dan tulang dan kepala yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan
pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika
istirahat dan nyeri bertambah hebat saat laki-laki itu mengubah posisinya. Walapun klien
tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik. Kondisi klien semakin
melemah dan mengalami sesak yang tersengal-sengal sehingga mutlak membutuhkan
bantuan oksigen dan berdasar diagnosa dokter, klien maksimal hanya dapat bertahan
beberapa hari saja.
Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan mendengar informasi dari
dokter, keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien melalui euthanasia
pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat obatan lain dan dengan
keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dr spesilalist onkologi yang ditelp pada saat itu
memberikan advist dosis morfin yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang ada
karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang seharusnya
dilakukan oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi desakan
keluarga yang terus dilakukan?.
Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma).
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang
harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan
dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan
/ pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).
Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut :
6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan
konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu
mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling
tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan
terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan
perhatian, atau meditasi) beserta perbaikan terhadap sistem berduka
keluarga dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif
diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka
keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/
keluarganya akan dilaksanakan.
APLIKASI TEORY BETTY NEUMAN
Neuman mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan Private
Duty Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas termasuk di sekolah-
sekolah, perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik obstetric
suaminya dan konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa di komunitas. Tahun
1967, 6 bulan setelah mendapat gelar MS dia menjadi kepala fakultas dari program
dimana ia lulus (Universitas California LA) dan memulai kontribusinya sebagai
dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan. Tahun 1973,
Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia sebagai konsultan kesehatan
jiwa, menyediakan program pendidikan berkelanjutan dan melanjutkan
perkembangan dari modelnya, dia orang yang pertama mendapatkan California
Licensed Clinical Fellows of the American Association of Marriage & Family Therapy
dan tetap melakukan praktek konseling (Neuman, 1995).
Model Sistem Neuman aslinya berkembang tahun 1970, ketika itu ada
permintaan lulusan Universitas California LA untuk pembukaan kursus yang
memberikan wawasan tentang aspek fisiologi, psikologi, sosiokultural dan aspek
pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman, 1995). Model pertama kali
dipublikasikan tahun 1972 pada penelitian keperawatan “ A Model for Teaching
Total Person Approach to Patient Problems”. Model ini dikembangkan untuk
menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek di atas secara holistik.
Setelah 2 tahun dievaluasi model tersebut dipublikasikan dalam 3 edisi ( 1982,1989,
1995).
Neuman. B. (1982) adalah The Neuman systems model: Application to nursing
education and practice.
Neuman, B. (1989) adalah The Neuman systems model (2nd ed.)
Neuman, B. (1995) adalah The Neuman systems model (3rd ed.) (Tomey dan
Alligood, 2002).
Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin
ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman selama ia
bekerja di pusat kesehatan mental keperawatan.
Penjelasan dari konsep mayor model sistem Neuman adalah sebagai berikut:
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut (Potter dan Perry, 2005):
1) Stressor intrapersonal
Stressor intrapersonal terjadi dalam diri individu dan berasal dari dalam diri klien,
serta berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun
2) Stressor interpersonal
Lingkungan eksternal, segala sesuatu pengaruh yang berasal di luar diri klien.
Stessor ini terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh
pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
3) Stressor ekstrapersonal
Stressor yang juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih
jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman terdiri dari:
1) Garis pertahanan normal (normal line of defense)
Garis pertahanan normal adalah lingkaran tebal diluar model. Garis ini
memperlihatkan sebuah stabilitas dari individu/sistem. Hal tersebut dijaga sepanjang
waktu dan diberikan sebagai standar untuk menaksir dari kesejahteraan, wellness
klien. Hal itu termasuk sistem variabel dan tingkah laku seperti pola koping, pola
hidup, dan tingkat perkembangan. Perluasan dari garis pertahanan normal
memperlihatkan peningkatan tahap kesehatan/kesejahteraan
2) Garis pertahanan fleksibel (flexible line of defense)
Garis pertahanan fleksibel adalah lingkaran putus di luar model. Garis pertahanan
fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari
stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila
jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh
sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu
melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat
dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari
berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual)
dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap
berbagai reaksi terhadap stressor
Sedangakan untuk garis perlawanan hanya ada satu yaitu garis pertahanan
Resisten (lines of resistance)
Rangkaian lingkaran putus2 mengelilingi struktur utama dasar disebut garis
resisten. Lingkaran itu memperlihatkan faktor sumber yang menolong klien melawan
serangan atau stressor. Sebagai contoh adalah sistem respon imun/pertahanan
tubuh. Ketika garis resisten itu efektif, sistem klien dapat tersusun kembali, tetapi jika
tidak efektif maka kematian dapat terjadi atau dengan kata lain jika lines of
resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan
berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
Jumlah resisten terhadap sebuah stressor ditentukan oleh hubungan antar 5
variabel dalam sistem klien.
Untuk lebih jelasnya tentang garis pertahanan ini, dapat dilihat dari gambar 2.1.
Gambar 2.1. Garis Pertahanan dan Perlawanan dalam Model Sistem Neuman
(Stepans & Knight. 2002)
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri
dari: 1) pencegahan primer, 2) sekunder, dan 3) tersier (Neuman, 1982 dalam Potter
dan Perry, 2005)
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi
faktor-faktor resiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Atau
pencegahan ini terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan
pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan
mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi,
pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal
melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang
tampak. Pencegahan ini meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines
of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari
pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh
terhadap stressor, dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali
atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami
pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai
sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau jaringan sosial (Tomey &
Alligood, 2002). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya
keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan
dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan
sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005).
Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-
bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan
bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam
mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari- hari. Neuman mengubah ejaan atau istilah dari “Holistik” menjadi “Wholistik”
dalam edisi keduanya untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap
orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,
sehingga sakit atau kematiantan atau stabilitasasi sistem. perubahan dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien
berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem
telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan di antara bagian-bagian
dari sistem, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut :
1) Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan
dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmune
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
3) Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga
tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya :
sosial politik.
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal dan
garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang
mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang
menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis
pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara
adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan
adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem
untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari
beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap
perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis
pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan
pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis
pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat
proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari
sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai
buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat.
Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis
pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s merupakan serangkaian
lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini
melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor
lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya
mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon
stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi
berkurang dan bisa timbul kematian.
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri
dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1) Pencegahan primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan
dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada
penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi
faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi
tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan
kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder.
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi
struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah
untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika
pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur
dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa
menyebabkan kematian
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali
atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami
pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai
sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue (Tomey &
Alligood, 1998). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya
keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan
dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan
sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005).
Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-
bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan
bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam
mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,
sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien
berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem
telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian
dari system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-
variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-
bagian sistem.
6. Intervensi
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai
menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada
tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum
sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di
masyarakat, karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai
sistem klien.
1. Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri
dari 5 (lima) variabel faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor
perkembangan, dan faktor spiritual.
1) Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh
2) Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
3) Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan
ekspektasi kultural dan aktivasi.
4) Faktor perkembangan sepanjang hidup.
5) Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual.
Faktor-faktor ini berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai stress yang
dialami. Ketika stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan
untuk mengatasi stressor. Pemberian motivasi dan atau berbagai jenis pencegahan
(primer, sekunder dan tersier) merupakan rencana tindakan perawat untuk
membantu klien.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik
yang saling berkaitan . Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang
lebih umum dari karakter sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari
sistem klien. Secara umum gambaran keunikan sistem klien dari Neuman adalah
range normal, struktur genetik , pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktr
ego dan pengetahuan atau kebiasaan. Neuman selanjutnya menyatakan bahwa
normal lines of defense adalah :
1) Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu,
sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang
disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien.
2) Berbagai stressor dapat menginvasi normal line of defense jika flexible lines of
defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien
akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan
akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.
3) Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola
koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.
2. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan
eksternal yang berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan
internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan yang harmonis dan
keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi, dimana keseimbangan atau
keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal tersebut dipertahankan.
Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias berdampak positif atau
negatif. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi:
1) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system
klien.
2) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar system klien.
Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada di luar sistem klien
3) Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka
dengan lingkungan internal dan eksternal yang bersifat dinamis. Lingkungan ini
tujuannya adalah untuk memberikan stimulus positif ke arah kesehatan klien.
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut :
1) Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan
dengan lingkungan internal. Misalnya : respon autoimmun.
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran.
3) Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor
interpersonal. Misalnya : sosial politik.
Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.
3. Sehat
Sehat menurut Neuman, definisi sehat digambarkan dengan model komponen.
Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang
selalu harmoni. Kesehatan manusia dalam status baik atau sakit, selalu berubah
dalam lima variable : fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
Sehat relatif dan dinamik dengan stabilitas yang bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang
seimbang atau stabilitas klien atau berubah. Garis pertahanan manusia dapat
permiabel, berbeda dengan individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu
garis pertahanan normal. Sehat untuk individu lain mungkin berarti retensi
komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa setelah amputasi dapat
menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu adalah hubungan antara faktor
genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada standart
absolut. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi dari
beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar
4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan
semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Keperawatan
digambarkan sebagai profesi yang unik, keunikannya dihubungkan dengan sifat
holistic manusia dan pengaruh dari variable yang berinteraksi dalam lingkungan
internal maupun eksternal.
Penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan
kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness.
Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
yang mana mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981) menyatakan
bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi
kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari
suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif
yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien
supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
5. Aktivitas Keperawatan.
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi
intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan stressor
yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat memberikan pelayanan sebagai
peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu klien
berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari klien
membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya pembuatan
tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan Neuman untuk
menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Keputusan dibuat oleh proses
kolaborasi antara perawat dan klien, klien terlibat dalam merundingkan tujuan
kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan
primer, sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien
perawat mengkaji dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di
lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan
primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan
untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor
telah menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat
mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai berurusan
dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa
(tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau mengurangi
efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
Perawat mengkaji semua faktor yang berpengaruh pada klien. Contoh Neuman
menyatakan bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus
dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal
ini akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa
perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang
berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting
bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan
sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh
Neuman (Neuman, 1995).
Pendidikan
Model ini telah diterima di kalangan akademisi dan digunakan secara luas
sebagai panduan kurikulum. Telah digunakan di semua tingkat pendidikan
keperawatan di seluruh Amerika Serikat dan di negara lain, termasuk Australia,
Kanada, Denmark, Inggris, Korea, Kuwait, Portugal, Taiwan, Belanda dan Jepang.
Dalam tinjauan integratif penggunaan model dalam program pendidikan di semua
tingkatan, Lowry (2002) melaporkan bahwa "meskipun trennya adalah menuju
eklektisisme dalam pendidikan keperawatan saat ini, model sistem Neuman
menjabat banyak program dengan baik ...." dan sering dipilih di negara lain untuk
memfasilitasi belajar siswa. Pedoman ini telah dipublikasikan untuk penggunaan
model dalam pendidikan profesi kesehatan.
Model perspektif holistik menyediakan kerangka kerja afektif untuk pendidikan
keperawatan pada semua tingkatan. Hal ini digunakan untuk program keperawatan
praktis di Community College Baltimore County dan untuk tingkat pendidikan
keperawatan asosiasi di Central Florida Community College. Lowry dan Newsome
(1995) Tommey dan Alligood (2002) melaporkan terdapat 12 program gelar
associate yang menggunakan model tersebut sebagai kerangka kerja konseptual
untuk pengembangan kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan
paling sering menggunakan model ini dalam peran sebagai pendidik dan penyedia
perawatan (caregiver) dan mereka cenderung untuk terus berlatih dari perspektif
sistem model berbasis Neuman. Baru-baru ini telah diungkapkan mengenai modelini
yang diterjemahan ke dalam bahasa Arab untuk digunakan dalam pendidikan
keperawata.
Model Neuman telah dipilih untuk program sarjana muda berdasarkan
perspektif teoretis dan komprehensif untuk kurikulum holistik, dan karena ber potensi
untuk digunakan pada individu, keluarga, kelompok kecil, dan masyarakat. Divisi
Perawatan Neuman College adalah sekolah pertama yang memilih model sistem
Neuman sebagai dasar konseptual untuk kurikulum dan pendekatan
untuk perawatan klien pada tahun 1976. fakultas ini telah mengembangkan alat
penilaian dan intervensi berdasarkan kerangka Neuman dan telah mengembangkan
alat evaluasi klinis berdasarkan model Neuman dan format evaluasi Bondy's. The
University of Pittsburgh di Pennsylvania adalah salah satu program keperawatan
Baccalaureat pertama yang mengimplementasikan model dalam kurikulum yang
terintegrasi. Model ini telah digunakan di Lander University di Greenwood, South
Carolina, sebagai kerangka untuk pendidikan sarjana muda keperawatan sejak
tahun 1987.
Model ini digunakan sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk
mengatur data yang dikumpulkan dari pasien bersalin oleh mahasiswa sarjana
keperawatan di University of South Florida. Di Universitas Texas di Tyler,
tingkatan Neuman tentang pencegahan intervensi digunakan untuk materi dalam
program kurikulum. Minnesota antar Konsorsium Keperawatan, terdiri dari tiga
perguruan tinggi swasta yang berhubungan dengan gereja, telah mengembangkan
kerjasama sebuah program sarjana muda keperawatan yang menggunakan
Neuman System Model sebagai kerangka kurikulum pengorganisasian perusahaan
(Glazebrook, 1995). Model ini menyediakan kerangka kerja untuk mengembangkan
program sarjana muda keperawatan di Palm Beach Atlantic University,
dengan kelulusan kelas pertama di 2007 (Alligood, 2004) Hal ini digunakan di
Malone College di Ohio (Mallone College, nd), di Missouri Southern State University
(MSSU, nd), dan di College Anslem Saint di New Hampshire (Saint Anselm College,
nd)
Efektivitas model ini telah dibuktikan dalam mendukung transisi konseptual
antara tingkat pendidikan keperawatan. Hilton dan Grafton (1995) membahas
aplikasinya sebagai kerangka kerja untuk transisi dari diploma pendidikan gelar
associate di Los Angeles Country Medical Center Scholl of Nursing. Sipple dan
Freese (1989) menggambarkan transisi dari rekan gelar sarjana muda pendidikan
Neuman Systems Model berbasis di Lander College di Greenwood, South Carolina.
Di universitas Tennese di Martin, model yang diberikan kerangka kurikulum untuk
Bachelor of Science dalam program sarjana Perawatan dimulai pada tahun 1988;
Strickland-Seng (1995) dijelaskan menggunakan sebagai dasar untuk evaluasi klinis
siswa dalam Bachelor of Science dalam mereka Perawatan program sarjana.
The Neuman System Model telah digunakan secara efektif dalam dasar akhir
pendidikan keperawatan dan seterusnya. Bunn (1995) menggambarkan
pengembangan dan pelaksanaan program keperawatan kesehatan jiwa komunitas
berdasarkan prinsip-prinsip perawatan kesehatan di Kanada untuk perawat
terdaftar dalam Bachelor of Science di dalam Keperawatan Program di Univensity
Ottawa. Model ini memungkinkan siswa untuk mempelajari populasi klien yang
dipilih, seperti Cina tua, sebagai keseluruhan berisiko tinggi dan budaya untuk
merencanakan kegiatan pencegahan kesehatan yang relevan di tingkat primer,
sekunder, dan tersier. Martin (1996) menyatakan bahwa transisi pendidikan perawat
anestesi ke dalam program pascasarjana keperawatan akan membutuhkan
penggabungan teori keperawatan maju dan menerapkan Neuman Systems Model
praktek perawat anestesi.
Kesimpulan model, baik terhadap persepsi klien dan persepsi perawat
membuatnya sangat relevan Untuk mempelajari konsep kebudayaan dan
mempelajari lintas budaya. Model ini digunakan di Universitas california, Fresno,
untuk mempelajari perbedaan kebudayaan dan bagaimana kebudayaan dapat
mempengaruhi masing-masing dari lima variabel dalam sistem klien.Bloch and Bloch
(1995)mendeskripsikan sebuah format yang menggunakan model tsb untuk
membantu mahasiswa mengkaji klien lintas budaya dan kemudian memberikan
perawatan yang sesuai. Caper (1996)menyatakan bahwa model tsb dapat
membantu perkembangan perawatan yang sesuai dengan budaya karena cara
pandang “wholistic”/menyeluruh termasuk aspek budaya dalam system
klien.Neuman (2001) mencatat bahwa beberapa ahli di fakultas memfasilitasi
penggunaan model dalam bermacam-macam budaya dalam Negara Guatemala,
Kuwait, Thailand dan Taiwan, yang digunakan untuk membantu kurikulum perawat
di Jordan, Taiwan, Guam, dan Iceland.
Multi disiplin menggunakan model ini secara berkelanjutan sampai dengan
sekarang. Sebagai contoh model telah diimplementasikan di keperawatan di Negara
Kuwait dan Jordania. Model berbasis menyeluruh , system, pencegahan,
kesejahteraan yang dipercepat di Komisi Akreditasi dalam Pendidikan Terapi Fisik
(CAPTE) yang mengadaptasi hal tsb menjadi bagian dari konsep criteria evaluasi
CAPTE yang berasal dari organisasi dan sumber daya yang sesuai untuk program
terapi fisik (Toot dan Schmull, 1995). Lowry dkk menjelaskan bahwa pengembangan
dalam mata kuliah untuk melatih professional kesehatan berdasar pada
pengalaman dengan tim beberapa matakuliah fakultas.
Model system Neuman menggunakan pengembangan konseptual model
kerangka kerja untuk tingkat berganda dari keperawatan dan kurikulum yang
berhubungan dengan kesehatan didunia. Penerimaaan oleh pendidikan
keperawatan komunitas adalah sebuah bukti yang jelas.
Penelitian
Penelitian sangat penting bagi keperawatan untuk maju sebagai suatu
disiplin ilmu. Penelitian komponen model untuk penjelasan tambahan dan generasi
teori keperawatan dapat diuji melalui penelitian adalah contoh kontribusi potensi
Model Neuman untuk kegiatan penelitian dan pengetahuan keperawatan (Fawcett,
1990, 1995a; Mirenda, 1986; Ross & Bourbannais, 1985; J Russel, komunikasi
pribadi, Jan.10, 1988). Aturan untuk penelitian keperawatan Neuman Sistem
berbasis Model telah ditetapkan oleh Fawcett, seorang wali model Neuman,
berdasarkan isi model dan literatur terkait (Fawcett & Gigliotti, 2001). Pedoman telah
dipublikasikan untuk panduan penggunaan model untuk penelitian keperawatan
(Louis et al, 2002)
Neuman melaporkan bahwa dia adalah salah satu dari tiga model yang paling
sering digunakan untuk penelitian keperawatan (B. Neuman, komunikasi pribadi, 18
Juli 1996). Penelitian yang dilaporkan oleh dukungan komunitas keperawatan
meningkatkan penggunaan empiris dari model. Dalam edisi ketiga model Sistem
Neuman, Louis (1995) dibahas penggunaannya dalam penelitian keperawatan dan
diidentifikasi hampir 100 studi yang dilakukan antara tahun 1989 dan 1993, yang
model menyediakan kerangka kerja. Edisi ketiga juga berisi bibliografi beranotasi
penelitian terpilih dilakukan dari 1989 sampai 1993, dengan lampiran daftar studi
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal, disertasi, dan tesis master's.
Dalam edisi fouth dari Neuman System Model, Fawcett dan Giangrande
(2002) menyajikan kajian terpadu 200 laporan penelitian menggunakan model yang
dipublikasikan melalui 1997. Sebuah daftar diperbarui dikompilasi oleh Fawcett
penelitian diterbitkan dengan menggunakan odel terletak pada laporan Neuman
Neuman bahwa dia adalah salah satu dari tiga model yang paling sering digunakan
untuk penelitian keperawatan (B. Neuman, komunikasi pribadi, 18 Juli 1996).
Penelitian yang dilaporkan oleh dukungan komunitas keperawatan meningkatkan
penggunaan empiris dari model. Dalam edisi ketiga model Sistem Neuman, Louis
(1995) dibahas penggunaannya dalam penelitian keperawatan dan diidentifikasi
hampir 100 studi yang dilakukan antara tahun 1989 dan 1993, yang model
menyediakan kerangka kerja.
Edisi ketiga juga berisi bibliografi penelitian terpilih dilakukan dari 1989
sampai 1993, dengan lampiran daftar studi penelitian yang diterbitkan dalam jurnal,
disertasi, dan tesis master's. Dalam edisi fouth dari Neuman System Model, Fawcett
dan Giangrande (2002) menyajikan kajian terpadu 200 laporan penelitian
menggunakan model yang dipublikasikan tahun 1997. Sebuah daftar diperbarui
dikompilasi oleh Fawcett penelitian diterbitkan dengan menggunakan model terletak
di website Model Sistem Neuman di http://www.neumansystemmodel.com
Tinjauan penelitian saat ini menggunakan model Sistem Neuman
menunjukkan bahwa sering dipilih sebagai kerangka kerja konseptual untuk praktisi
penelitian dan mahasiswa pascasarjana. Contoh terbaru termasuk pengaruh
spiritualitas, akal, dan arthritis sebuah persepsi kesehatan orang dewasa tua dengan
rheumatoid arthritis (Potter & Zausniewski, 2000), dari pengasuhan dan membantu
pencarian pada ibu-berat lahir rendah dan bayi normal (Mei , 2000), penyakit jantung
sebagai masalah kesehatan (Wilson, 2000), dari kualitas hidup kesakitan seseorang
dengan kanker kronis (Gerstle, 2001), asuhan keperawatan pasien mengalami
detoksifikasi alkohol (Norrish, 2001), menciptakan lingkungan bagi para manajer
(Skillen, 2001), dan ajaran efek praoperasi pada tingkat kecemasan untuk pasien
menjalani operasi katarak (Morel, 2001).
Model ini biasa dipakai oleh mahasiswa sebagai kerangka kerja konseptual
untuk tesis dan disertasi. Contoh terbaru meliputi studi mahasiswa tentang
penggunaan kondom dikalangan wanita kulit hitam, kebiasaan koping dan
penggunaan narkoba di kalangan anak SMU, efek manajemen nyeri untuk tekanan
darah, hubungan karakteristik lingkungan keluarga dengan resiko penyakit
kardiovaskuler, penyedia layanan kesehatan militer kepatuhan terhadap pedoman
pasien nasional untuk mengelola hipertensi
Model ini dapat beradaptasi dengan baik untuk mempelajari bidang yang
diminati di seluruh hambatan budaya. Contohnya termasuk studi menyusui di India,
mengadaptasi model untuk keperawatan di Malaysia, aspek yang dipilih variabel
spiritual perawat onkologi Israel, penilaian risiko berat lahir rendah pada ibu Thailand
dan keyakinan tentang merokok di kalangan remaja
The Biennial simposium Model sistem Neuman menyediakan forum untuk
presentasi penelitian. Pada simposium delapan (2001) dan sembilan (2003),
perawat dari Amerika Serikat, Kanada, Belanda, dan Swedia melaporkan hasil dari
berbagai penelitian dengan menggunakan model. Empat studi yang dilaporkan pada
perempuan dan masalah kesehatan anak-anak. Tujuh studi yang dilaporkan pada
masalah kesehatan orang dewasa. Dua penelitian ke masalah manajemen
keperawatan dilaporkan. 4 penelitian dilaporkan pada aspek pendidikan
keperawatan. 3 studi yang merefleksikan perkembangan lebih lanjut dari variabel
spiritual dilaporkan dengan menggunakan model untuk penelitian lintas budaya.
The neuman Sistem Model digunakan secara luas untuk menyediakan
kerangka kerja konseptual untuk proyek-proyek penelitian di Amerika Serikat dan di
negara lain. Penerimaan oleh komunitas riset keperawatan adalah bukti yang jelas.
Kelemahan Teori
Kelemahan yang terdapat pada model system Neuman adalah:
1) Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga
untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
2) Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih
dirasakan belum ada perbedaan yang jelas
Model sistem Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat -klien, padahal
hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Neuman, B. (1989). The Neuman systems model (2nd ed.). Norwalk, CT: Appleton-
Lange.
Neuman, B. (1995). The Neuman systems model (3rd ed.). Norwalk, CT: Appleton-
Lange.
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktek Edisi 4. Jakarta: EGC
Potter dan Perry, (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika
Tomey dan Alligood, (2002). Nursing Theory: Utilization &Application .3rd ed.
Missouri: Elsevier Mosby Publications
Tomey dan Alligood, (2002). Nursing theorists and their work. (5th
ed.). Mosby, Philadelphia
Practice Theory/Micro Theory
PROPOSAL
terjadi ketika dua atau lebih profesi belajar bersama, dari dan masing masing untuk
perilaku yang positif (Barr, 2002). Hal ini terjadi ketika beberapa mahasiswa profesi
langkah yang diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik
sehat bukan karena jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan
konstribusi dari tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan
bekerja sama, berkolaborasi satu dengan lainnya inter-profesi. Kerjasama ini penting
luas dan kompleks. Manfaat IPE dapat dijelaskan dengan gambar dibawah :
Dengan kata lain bila pemahaman akan interprofessional education penting sebagai
masyarakat.
Practice terdiri dari empat domain yaitu nilai/etik untuk praktik interprofesional,
Nilai dan etik yang berhubungan dengan sistem interprofesional merupakan hal yang
penting, bagian baru dalam membentuk sebuah identitas profesional. Nilai dan Etik
itu berfokus pada pasien dan berorientasi pada komunitas, tertanam dalam tujuan
efektif dan efisien. Teamwork memasukkan nilai dengan membawa serta pasien
dalam keahlian tiap profesi dalam memberikan pelayanan. Beberapa nilai dan etika
berorientasi pada komunitas. Domain ini secara tidak langsung merupakan fitur
promosi kesehatan dan permasalahan penyakit dalam konteks ‘complex care’ dan
faktor komunitas membuat adanya batasan dari keahlian profesi dan membuat
koordinasi dan kolaborasi yang efektif terjadi disaat setiap profesi mengetahui dan
kepada pasien. Contoh kompetensi peran dan tanggung jawab ini tercermin dalam
kepada pasien, tim dan petugas lain, 2) memahami masing-masing batasan dalam
Garis terdepan profesi kesehatan mengidentifikasi bahwa komunikasi merupakan inti kedua dari
domain kompetensi model interproffesional ini dan sebagai aspek inti dari praktek kolaborasi inter-
profesi. Mengembangkan kemampuan dasar komunikasi adalah hal biasa untuk profesi tenaga
kesehatan, namun siswa kesehatan seringkali hanya memiliki sedikit pengetahuan atau pengalaman
komunikasi inter-profesi. Lebih dari satu dekade sebelumnya, AAMC mengatakan bahwa komunikasi
dalam kedokteran mengakui pentingnya dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan anggota
laiinya dalam tim kesehatan. Kompetensi komunikasi membantu profesi menyiapkan praktik
kolaborasi. Komunikasi sebagai persiapan sebelum bekerja bersama memulai kolaborasi inter-profesi
yang efektif. Baggs & Schmitt ( 1997) mengatakan bahwa menjadi tersedia dalam temapt, waktu dan
pengetahuan sebagaimana pula mau menerima melalui kepentingan yang diutarakan, mampu
mendengarkan secara aktif, membuka diri dan mempunyai keinginan untuk berdiskusi adalah elemen
yang menunjukkan kesiapan. Beberapa contoh kompetensi dalam domain ini yaitu : 1) Memilih cara
dan teknik berkomunikasi yang efektif meliputi sistem informasi dan teknologi komunikasi untuk
memfasilitasi diskusi dan interaksi untuk meningkatkan kemampuan tim, 2) mengatur dan
mengkomunikasikan informasi dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk membentuk
pengertian bersama.
Belajar untuk menjadi interprofesi berarti belajar untuk menjadi anggota tim yang
baik. Kelakuan kerjasama tim dipraktekkan dalam berbagai keadaan dimana profesi
profesi kesehatan berinteraksi dalam keinginan untuk berbagi tujuan bersama dalam
lain sehingga ketidakinginan, jarak dan kesalahan itu dapat dihindari. Kompetensi
perkembangan tim, peran dan praktik tim yang efektif, mengaplikasikan praktik
empat dimensi, yaitu : dimensi pertama identifying future healthcare practice needs,
dimensi kedua defining and understanding capabilities, dimensi ketiga teaching,
learning & assessment dan dimensi keempat yaitu supporting institutional delivery.
Pada tahap ini menjelaskan tentang perlunya dilakukan tracer study kepada pihak
institusi pendidikan ini sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam pelayanan
kesehatan
Pada tahap ini dijelaskan tentang pengetahuan, kompetensi dan skill yang harus
Dengan adanya pengetahuan, kompetensi dan skill yang sudah disusun sesuai
dengan standart dalam rangka mencapai interprofesional education, maka hal ini
Tahapan ini menjelaskan tentang pemenuhan hal-hal yang diperlukan dalam rangka
mencapai kurikulum dan metode pembelajaran yang telah dirumuskan, baik dari segi
lainnya
2.2 Tujuan
ini melibatkan :
3. Organisasi profesi
pengetahuan, kompetensi dan skill yang telah dicapai oleh mahasiswa dalam
DAFTAR PUSTAKA
HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi & kolaborasi
mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta: Dikti-Kemendikbud.
Keith, K.M. & Askin, D. F. (2008). Effective collaboration: The key to better healthcare.
Canadian Journal of Nursing Leadership (CJNL), 21 (2): 51- 61.
Lee, A., Steketee, C., Rogers, G. & Moran,M.In press. Towards a theoretical framework for
curriculum development for health professional education. Focus on Health
Professional Education : A Multy-disciplinary Journal
Newman D M : A community nursing center for the health promotion of senior citizens
based on the Neuman systems model , N urs Educ Perspect 26 ( 4 ) : 221 – 223 ,
2005 .
Thistlethwaite, J. & Monica M., (2010). Learning outcomes for interprofessional education
(IPE): Literature review and synthesis. Journal of Interprofessional Care, September
2010, 24(5): 503-513.
WHO, 2010. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice.
CH-1211 Geneva 27, Switzerland.
SBAR
SITUATION
1.Sebutkan nama pasien, umur,tgl masuk hari rawatan n dokter
yg merawat
2.Sebutkan diognosa medis dan masalah keperawatan yg belum
dan sudah teratasi
BACKGROUND
1.Jelaskan keluhan utama, intervensi yg telah dilakukan dan
respon pasien dr setiap dx kep
2.Sebutkan riwayat alergi, pembedahan, pemasangan invasif,
dan obat –obatan
3.Cairan IVFD
4.Jelakan pengetahuan pasien dan kel terhadap dx medis
ASSESMENT
1. Jelaskan hasil pengkajian terkini sep; VS, tingkat
kesadaran, nyeri, branden skore, status restrain, resiko jatuh,
status nutrisi, kemampuan eliminasi dll
2. Jelaskan hasil investigasi abnormal
3. Jelaskan data pendukung lab
RECOMMENDATION
1. Recomendasikan intervensi keperawatan yang perlu
dilanjurkan
2. Discharge Planning
3. Edukasi untuk pasien dan keluarga
Sebenarnya, konsep BPJS ini memiliki kendala mengenai tarif Indonesia Case Based Groups
(INA CBG) yang tidak sesuai dengan unit cost pelayanan. Beberapa tarif paket INA CBG
dirasa masih rendah. Akan tetapi tidak perlu khawatir karena pemerintah akan
memperhitungkan ulang besaran tarif rumah sakit dan jasa dokter, terkait dengan pelaksanaan
BPJS. Jika tarif terlalu kecil, ditakutkan pelayanan yang diberikan tidak optimal. Perhitungan
ulang tarif ini dilakukan sebagai respons atas pelaksanaan BPJS dari sejumlah rumah sakit
swasta. Selain itu, pemerintah akan terus mengevaluasi tarif INA CBG tersebut yang tentu
saja akan disesuaikan dengan beban operasional rumah sakit swasta.
Evaluasi perlu dilakukan berkaitan dengan perubahan struktur financial rumah sakit. Harga
obat berubah disebabkan kenaikan harga yang tentu saja berimbas pada kenaikan operasional
rumah sakit. Dengan pemberlakuan tarif INA CBG adalah suatu sistem pengelompokan
penyakit berdasarkan diagnosis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam
pengobatan. Adanya pengelompokan ini bertujuan agar pembiayaan kesehatan pada
penyelenggara jaminan kesehatan bersifat prospektif.
Rumah sakit swasta memang perlu lebih menerapkan efisiensi dalam menjalankan
operasional rumah sakit. Di sinilah pentingnya clinical pathway yang benar bagi rumah sakit
sehingga mampu membantu manajemen biaya rumah sakit. Sistem ini menjadi landasan
BPJS karena lebih menjamin kendali mutu.
Penerapan tarif paket INA CBG ini menuntut manajemen rumah sakit mampu
mengefisiensikan biaya dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan rumah sakit, serta
melakukan kendali mutu, kendali biaya dan akses melalui perhitungan biaya pelayanan dari
masing – masing clinical pathway berdasarkan perhitungan unit cost yang telah dimiliki
rumah sakit.
Clinical pathway merupakan alur proses kegiatan pelayanan pasien yang spesifik untuk suatu
penyakit atau tindakan tertentu, mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang, yang
terintegrasi dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, perawatan farmasi dan pelayanan
penunjang medik.
Clinical pathway bukan merupakan clinical guidelines karena setiap kasus dalam clinical
pathway dibuat berdasarkan standar prosedur setiap profesi, disesuaikan dengan strata sarana
pelayanan rumah sakit. Clinical pathway ini dapat digunakan untuk memprediksi lama hari
dirawat dan biaya pelayanan rumah sakit sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya rumah sakit.
Penyusunan clinical pathway dan perhitungan biaya pelayanan untuk kasus – kasus yang
sering terjadi sangat diperlukan untuk pengendalian mutu dan memperhitungkan biaya rumah
sakit. Oleh karenanya, perlu pemahaman dalam penyusunan clinical pathway sehingga rumah
sakit dapat membandingkannya dengan tarif INA CBG. (Diana Ekawati_RSP, OPI_Sekper)