Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Suhartini

NIM : P07220118015

Tugas Mandiri

Mata Kuliah Etika Keperawatan

Kasus

Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase


yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh dari
kamar mandi dan menyebabkan robekan di kepala. Laki-laki  tersebut mengalami nyeri
abdomen dan tulang  kepala yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan
pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika
istirahat dan nyeri bertambah hebat saat laki-laki itu mengubah posisinya. Walaupun klien
tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik. Kondisi klien semakin
melemah dan mengalami sesak yang tersengal-sengal sehingga mutlak membutuhkan
bantuan oksigen dan berdasarkan diagnosa dokter, klien maksimal hanya dapat bertahan
beberapa hari saja.

Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan mendengar informasi dari


dokter, keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien melalui euthanasia
pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat obatan lain dan dengan
keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dokter spesialis onkologi yang dihubungi pada saat
itu memberikan advice dosis morfin yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang ada
karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang seharusnya
dilakukan oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi desakan
keluarga yang terus dilakukan?

Jelaskan bagaimana kerangka penyelesaian dilema etik pada kasus diatas!


Penyelesaian Dilema Etik
(Koizer and Erb)

A. Mengidentifikasi Data Awal


Mengembangkan data dasar disini adalah dengan mencari lebih lanjut informasi
yang ada mengenai dilema etik yang sedang dihadapi. Mengembangkan data dasar
melalui :
1. Menggali informasi lebih dalam terhadap pihak pihak yang terlibat meliputi : Klien,
keluarga dokter, dan perawat
2. Identifikasi mengenai tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan keluarga
untuk melepas alat bantu nafasatau juga untuk memberikan penambahan dosis
morphin
3. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien dan tidak
melanggar peraturan yang berlaku
4. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak menuruti keluarga untuk melepas
alat bantu nafas dan tidak diberikan penambahan dosis morphin, klien dan
keluarganya menyalahkan perawat karena dianggap membiarkan pasien menderita
dan apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan di IGD mereka bisa menuntut
ke rumah sakit

B. Mengidentifikasi Konflik
Penderitaan klien dengan kanker colon yang sudah mengalami metastase
mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan.
Keluarga meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan
nyerinya dan memutuskan untuk tidak memberikan alat bantu apapun termasuk oksigen,
Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang
terjadi adalah :
1. Tidak memberikan Oksigen dan penambahan dosis pemberian morphin dapat
mempercepat kematian klien yang berarti melanggar prinsip etik Beneficience-
Nonmaleficience
2. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien yang dapat
melanggar nilai autonomy
C. Tindakan Alternatif
1. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri dan
melepaskan oksigen
Konsekuensi :
a) Tidak mempercepat kematian klien
b) Membiarkan Klien meninggal sesuai proses semestinya
c) Tidak melanggar peraturan mengenai pemberian morfin
d) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung
e) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
f) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

2. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri
Konsekuensi :
a) Tidak mempercepat kematian pasien
b) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan
ambang nyeri)
c) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

3. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan
apabila diperlukan
Konsekuensi :
a) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi
b) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat
cukup beristirahat
c) Hak klien sebagian dapat terpenuhi
d) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi
e) Beresiko melanggar peraturan yang berlaku

4. Tidak menuruti keinginan keluarga dan membantu keluarga dalam proses berdukanya
Konsekuensi :
a) Tidak mempercepat kematian klien
b) Keluarga dapat melewati proses berduka dengan seharusnya
c) Keluarga tidak menginginkan  dilakuakn euthanasia terhadap pasien
D. Menetapkan Pembuat Keputusan
Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah
yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu
didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat
ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien
dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat
langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri,
kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem
dukungan dari keluarga serta sistem berduka keluarga dan lain-lain.

E. Mengidentifikasi Kewajiban Perawat


1. Memfasilitasi klien dalam manajemen nyeri yang sesuai
2. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri
3. Mengoptimalkan sistem dukungan keluarga untuk pasien
4. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan keyakinannya
5. Membantu Keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap
masalah yang sedang dihadapi
6. Memfasilitasi sistem berduka keluarga dengan memberikan support

F. Membuat Keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi
masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan
yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan
lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan
perhatian, atau meditasi) beserta perbaikan terhadap sistem berduka keluarga dan
kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila
alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas
kesehatan dan klien / keluarganya akan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai