NIM : P07220118015
Tugas Mandiri
Kasus
B. Mengidentifikasi Konflik
Penderitaan klien dengan kanker colon yang sudah mengalami metastase
mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan.
Keluarga meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan
nyerinya dan memutuskan untuk tidak memberikan alat bantu apapun termasuk oksigen,
Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang
terjadi adalah :
1. Tidak memberikan Oksigen dan penambahan dosis pemberian morphin dapat
mempercepat kematian klien yang berarti melanggar prinsip etik Beneficience-
Nonmaleficience
2. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien yang dapat
melanggar nilai autonomy
C. Tindakan Alternatif
1. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri dan
melepaskan oksigen
Konsekuensi :
a) Tidak mempercepat kematian klien
b) Membiarkan Klien meninggal sesuai proses semestinya
c) Tidak melanggar peraturan mengenai pemberian morfin
d) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung
e) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
f) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut
2. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri
Konsekuensi :
a) Tidak mempercepat kematian pasien
b) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan
ambang nyeri)
c) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi
3. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan
apabila diperlukan
Konsekuensi :
a) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi
b) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat
cukup beristirahat
c) Hak klien sebagian dapat terpenuhi
d) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi
e) Beresiko melanggar peraturan yang berlaku
4. Tidak menuruti keinginan keluarga dan membantu keluarga dalam proses berdukanya
Konsekuensi :
a) Tidak mempercepat kematian klien
b) Keluarga dapat melewati proses berduka dengan seharusnya
c) Keluarga tidak menginginkan dilakuakn euthanasia terhadap pasien
D. Menetapkan Pembuat Keputusan
Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah
yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu
didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat
ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien
dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat
langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri,
kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem
dukungan dari keluarga serta sistem berduka keluarga dan lain-lain.
F. Membuat Keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi
masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan
yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan
lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan
perhatian, atau meditasi) beserta perbaikan terhadap sistem berduka keluarga dan
kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila
alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas
kesehatan dan klien / keluarganya akan dilaksanakan.