Anda di halaman 1dari 2

Kasus Dilema Etik :

Wanita 50 th, ca mammae metastase ke tulang & resisten thd chemoterapi & radiasi  nyeri hebat, tdk
adekuat thd morphin secara iv. Kesakitan pada posisi diam, nyeri hebat bila bergerak. Kelg & klien
menuntut penambahan frekuensi pemberian obat & dosis anti nyeri. Saat conference tim berdiskusi
penambahan dosis dapat menyebabkan kematian.
 Kelg mempunyai hak menentukan yg terbaik
 Penambahan dosis menimbulkan kematian ilegal

Tugas : Selesaikan Dilema etik dan buat keputusan etik kasus tersebut dengan mengikuti alur :

Alur Jawaban :
1. Mengembangkan data dasar:
a. Pihak yg terlibat : kelg & klien perawat  advokat dokter  terapis
b. Tindakan yg diusulkan:
 peningkatan frekuensi obat
 penambahan dosis obat
 Tidak menambah dosis
c. Maksud dari tindakan yg diusulkan : peningkatan frekuensi & penambahan dosis obet nyeri
bertujuan mengurangi penderitaan klien
d. Konsekuensi yg mungkin timbul : menyebabkan kematian ilegal (euthanasia aktif)

2. Mengidentifikasi konflik
 Perawat mendukung keinginan keluarga  euthanasia aktif
 Tindakan tersebut berlawanan antara otonomi klien dan prinsip etika avoid killing ( perawat
berkewajiban melindungi & mempertahankan kehidupan klien dg berbagai cara)

3. Membuat alternatif tindakan yg direncanakan dan mempertimbangkan konsekuensi tindakan


tersebut:
a. Menolak keinginan klien & keluarga dg konsekuensi:
- Klien terus menderita nyeri hebat
- Perawat dianggap tidak sensitif
- Perawat tidak memperhatikan prinsip otonomi
- Perawat melakukan prinsip benefience
- Terhindar dari tindakan ilegal
- Melakukan prinsip avoid killing

b. memenuhi keinginan klien, dg konsekuensi:


- Penderitaan berkurang
- Klien meninggal tidak wajar
- Perawat tidak melindungi klien
- Meningkari prinsip benefience
- Dapat dituntut secara hokum

c. Mengadakan conference antara perawat, dokter, klien & keluarga


- Memberikan penjelasan ttg kondisi penyakit & kaitannya dg keluhan nyeri yg dialami
- Memberikan penjelasan bahaya yg dapat ditimbulkan dg peningkatan dosis: kematian & hukum
 Konsekuensi dari alternative tindakan:
- Klien & keluarga mengikuti pemberian terapi sesuai program
- Klien & keluarga tetap menginginkan penambahan dosis
d. Menentukan siapa yg terlibat dalam masalah tsb & siapa pengambil keputusan : perawat, klien,
keluarga, dokter, rohaniawan ?

e. Mendefinisikan kewajiban perawat


- memperhatikan prinsip moral yang melindungi kehidupan klien & mencegah bahaya yg
mungkin timbul
- memberikan informasi : penyakit, bahaya kelebihan dosis, aturan hokum

f. Membuat keputusan : bertentangan dg hukum  menolak permintaan


Kasus Informant Consent :
Wanita 19 th, Multiple fraktur cruris sinistra terbuka dengan tulang hancur karena terlindas mengeluh
nyeri hebat, tdk adekuat thd morphin secara iv. Dokter merencakan di lakukan amputasi pada kaki kiri
sampai lutut dan bila tidak di amputasi akan membusuk. Pasien dan keluarga menolak , menginginkan
kaki dipertahankan.

Tugas : Berikan informant consent agar operasi amputasi dapat terlaksana, dengan mendasari dengan :
a. Konsep teoritis kasus dan informant consent
b. Praktis / pengalaman kasus
c. Alur pemberian Informant Consent pada kasus tersebut di atas ; penjelasan, pemahanan
dan keputusan
d. Format penandatanganan / keputusan informant consent

Anda mungkin juga menyukai