Dosen :
Dr.Siti Nur Kholifah, M.Kep,Sp.Kom.
NIP : 19730310 199703 2 002
Oleh Kelompok 4 :
Febriantika A.W. (P27820320068)
Febriola Dwi S. (P27820320069)
Firdausi Nuzula (P27820320070)
Hebrina Cellia (P27820320071)
Inggri Noviatasari (P27820320072)
Imelda Setyana P. (P27820320073)
TINGKAT 3 REGULER B
PRODI D-III KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“Anemia”
Topik : Anemia
Waktu : 30 menit
I. Latar Belakang
Anemia pada remaja merupakan anemia yang banyak disebabkan karena
kurangnya asupan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin, yaitu
zat besi ( Fe), vitamin C dan tembaga. Zat besi diperlukan untuk membentuk bagian
heme dari hemoglobin, vitamin C juga merupakan unsur esensial untuk pembentukan
hemoglobin dan tembaga diperlukan untuk absorpsi besi dari traktus gastrointestinal.
Anemia ditandai dengan gejala letih, lesu, pucat, tidak bertenaga, kurang selera
makan dan tangan dan kaki dingin.Gejala-gejala tersebut harus segera diatasi agar
tidak menimbulkan dampak yang lebih serius terhadap kualitas sumber daya
manusia.Dampak anemia pada remaja antara lain menurunnya kemampuan dan
konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan,menurunkan kemampuan fisik,
menurunkan daya tahan tubuh dan produktivitas kerja serta kebugaran yang
menurun.(Savitri, dkk, 2015) Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di
seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan
ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut
World Health Organization (WHO, 2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012), prevalensi penyakit
anemia sebanyak 75,9% pada remaja putri.
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2012) menyatakan bahwa
prevalensi anemia pada remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 50,5%. Data di
Provinsi Bali dan Kabupaten Tabanan untuk prevalensi anemia remaja belum ada.
Anemia dapat menyebabkan lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga
prestasi belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Di samping itu
juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Prevalensi
anemia yang tinggi dikalangan remaja jika tidak tertangani dengan baik akan
berlanjut hingga dewasa dan berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu, bayi
lahir prematur, dan bayi dengan berat lahir rendah (Robertus, 2014 dalam Indriani,
2017) 2 Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia.
Oleh karena itu, sasaran program penanggulangan anemia gizi telah dikembangkan
yaitu mencapai remaja putri SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita diluar sekolah
sebagai upaya strategis dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi.
Soal-soal :
Jawab :
Anemia (dalam Bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal (Normal 12-13 gr%). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal
eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml
darah.
Jawab :
Jawab :
a) Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi terutama yang
berasal dari sumber hewani seperti ikan, hati, susu, keju, telur. Sedangkan zat besi
yang berasal dari sumber nabati/tumbuh-tumbuhan yaitu bayam, kangkong, daun
singkong, kacang Panjang, kecipir, daun katuk, sawi hijau, kacang-kacangan,
tahu, tempe.
b) Menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan agar tubuh tidak
kemasukan cacing.
c) Agar zat besi dapat diserap dengan baik oleh tubuh maka konsumsi juga makanan
yang mengandung vitamin C yang terdapat ada buah-buahan
d) Periksakan diri ke dokter atau bidan atau pelayanan kesehatan terdekat.
4) Bagaimana cara mengobati penyakit Anemia?
Jawab :
e) Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi,
yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Seperti
ferospat,emineton,inbion.
f) Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan atau pil
vitamin B-12.
g) Anemia penyakit kronis tidak ada pengobatan khusus karena suplemen zat besi
dan vitamin tidak membantu jenis anemia kronis.
h) Aplastic anemia dengan cara tranfusi darah.
5) Apa saja Penyebab dari Anemia?
Jawab :
i) Kehilangan darah atau perdarahan hebat seperti, perdarahan Akut (mendadak),
kecelakaan, pembedahan, persalinan, perdarahan menstruasi yang sangat banyak.
j) Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti, defesiensi zat besi,
defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat, dan penyakit kronik.
k) Gangguan produksi sel darah merah seperti, ketidaksanggupan sumsum tulang
belakang membentuk sel-sel darah.
Evaluasi Hasil
1. Peserta paham dan dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia.
2. Peserta paham dan dapat menyebutkan kembali mengenai penyebab dari anemia.
3. Peserta mampu menyebutkan tanda dan akibat anemia dengan jelas.
4. Peserta paham dan dapat menjelaskan kembali tentang cara mencegah anemia
dengan baik dan benar.
5. Peserta mampu menyebutkan cara pengobatan pada penyakit anemia dengan benar.
IX. MATERI (LAMPIRAN)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
1) Definisi Anemia
Anemia (dalam Bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal (Normal 12-13 gr%). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah
nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell
(hematokrit) per 100 ml darah.
2) Penyebab Anemia
a. Kehilangan darah atau perdarahan hebat seperti :
Perdarahan Akut (mendadak), kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecah pembuluh
darah, perdarahan kronik (menahun), perdarahan menstruasi yang sangat banyak, serta
hemofilia.
b. Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti :
Defesiensi zat besi, defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat, dan penyakit kronik.
c. Gangguan produksi sel darah merah seperti :
Ketidaksanggupan sumsum tulang belakang membentuk sel-sel darah.
5) Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya :
Anemia kekurangan zat besi.
Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin anda harus
minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi
kehilangan darah, selain dari haid, sumber perdarahan harus diketahui dan
dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.
Anemia kekurangan vitamin.
Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan, yang seringkali suntikan seumur
hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan
suplemen asam folat.
Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini.
Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini.
Namun, jika gejala menjadi parah, tranfusi darah atau suntikan eritropoietin
sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu
merangsang produksi sel darah merah dan mengurangi kelelahan.
Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup tranfusi darah
untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin memerlukan
transplantasi sumsum tulang jika tulang anda berpenyakit dan tidak dapat
membuat sel – sel darah sehat. Anda mungkin perlu obat penekan kekebalan
tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan tubuh anda dan memberikan
kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi
lagi.
Lampiran 2
POSTER