Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA

Oleh :

KKN POSKO 20 Air Batu Induk

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAR KADER BANGSA PALEMBANG
2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Anemia
Sub Topik : Minum tablet penambah darah
Sasaran : Siswa/i SMP NYAPI Air Batu Induk
Hari/Tanggal    : Kamis / 16 Febuari 2023
Pukul                     : 11.00 WIB - selesai
Durasi                : 40 menit
Tempat             : Ruang Kelas SMP YAPI Air Batu Induk

1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Upaya Peningkatan
Pengetahuan Mengenai apa itu Anemia selama  40 menit, diharapkan
peserta dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya
pencegahan anemia.
1.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Upaya Peningkatan
Pengetahuan Mengenai Anemia di SMP YAPI Air batu selama 40 menit,
diharapkan peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan tentang:
1. Definisi Anemia
2. Faktor risiko Anemia
3. Gejala Anemia
4. Cara mengatasi Anemia
5. Cara mencegah Anemia
2. MATERI
Terlampir

3. MEDIA
1. SAP
2. Benner
3. Poster
4. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa Acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan
5. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan Menjawab salam,
1 5 menit penyuluhan mendengarkan dan
3. Menyebutkan memperhatikan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi : Menyimak dan
2 20 Menit 1. Definisi Anemia memperhatikan
2. Faktor risiko Anemia
3. Gejala Anemia
4. Cara penanggulangan
Anemia
Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti
penyuluhan.
2. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan.
3. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
Menyimak,
3 10 menit mengulang komponen
mempraktekkan dan
materi
mendengarkan
4. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
5. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan.
Penutup :
1. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan.
4 5 menit 2. Menyampaikan terima Menjawab salam
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam
6. DENAH
PROTOKOL
PENYULUH
ACARA

FASILITATOR
OBSERVER

AUDIENS AUDIENS AUDIENS

7. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di SMP YAPI Air batu.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta dapat mengulang komponen materi.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
umum dan khusus.
Referensi
Amudha, M. (2016). Prevalence of anemia among adolescent girls: A cross sectional
exploratory study. International Journal of Applied Research 2016; 2(3): 630 632.

Arumsari, E. (2008). Faktor Risiko Anemia Pada Remaja Putri Peserta Program
Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) Di Kota Bekasi.
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.

http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat
https://hellosehat.com
Lampiran 1.
MATERI
ANEMIA
1.1 Definisi Anemia
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang
tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita
anemia diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan
Afrika.

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan


10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini, dimana kelompok yang berisiko
tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja.

Anemia adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu hemoglobin <12g/dl untuk remaja.
Anemia menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka akan
berakibat pada sulitnya berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun.
Kemudian daya tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun
dan mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah, akibatnya jarang masuk sekolah
atau bekerja.

Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang.
Rendahnya supan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi
bahan makanan yang kurang beragam, seperti protein. Kurangnya asupan protein
akan mengakibatkan transportasi zat besi terlambat, sehingga akan terajadi
defisiensi zat besi. Disamping itu, makanan yang tinggi protein teruma berasal dari
daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung protein. Anemia defisiensi zat
besi lebih banyak terjadi pada remaja putri dibanding remaja putra. Hal ini
dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam
masa pertumbuhan, sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.

1.2 Faktor Risiko Anemia


a. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis
b. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan
remaja, kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang
sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu
akan meningkatkan kebutuhan besi.
c. Diet yang buruk atau diet rendah besi merupakan factor yang banyak terjadi
dinegara yang sedang berkembang dimana factor ekonomi yang kurang dan
latar belakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat
terbatas mengenai diet atau asupan mengandung zat besi.
d. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat
besi tidak terpenuhi.
e. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
f. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekresi, khususnya
melalui fases (tinja).

Menurut Handayani dan Hariwibowo (2008), pada dasarnya gejala anemia


timbul karena dua hal berikut ini :

a). Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat
dibawa oleh darah ke jaringan.

b). Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia .

1.3 Gejala Anemia


Sebagian orang yang mengalami anemia tidak memperlihatkan gejala
atau tanda apa pun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan anak dapat
mengalami gejala anemia seperti di bawah ini:
     Kulit yang terlihat pucat.
     Mengalami perubahan suasana hati.
     Terlihat sangat lelah.
     Kepala terasa sangat pusing.
     Detak jantung lebih cepat dari biasanya.
     Mengalami jaundice (kulit dan mata menjadi kuning).
 
Saat mengalami anemia berat, anak remaja juga bisa mengalami tanda dan
gejala lainnya, seperti:
     Mengalami sesak napas.
     Tangan dan kaki bengkak.
     Pusing disertai sakit kepala.
     Mengalami sindrom kaki gelisah.

1.4 Penyebab Anemia


Berikut berbagai pemnyebab anemia yang paling sering dialami:
1. Kurang asupan zat besi
Penyebab paling umum dari anemia adalah ketika anak kekurangan zat besi
baik dari makanan atau asupan suplemen. Apalagi ketika anemia lebih
banyak terjadi pada remaja putri karena di masa puber ia merasakan
permulaan siklus menstruasi. Perlu diketahui bahwa kebutuhan zat besi di
masa remaja adalah sekitar 8 mg hingga 15 mg setiap harinya. Oleh karena
itu, Anda juga perlu memperhatikan ketika remaja mulai melakukan diet.
Perhatikan asupan gizi serta nutrisinya dengan baik karena hal ini juga bisa
memicu anemia.

2. Anemia karena perdarahan

Hal ini bisa terjadi karena pendarahan yang diakibatkan oleh cedera,
menstruasi yang cukup berat, gangguan pencernaan, hingga masalah kesehatan
lainnya. Maka dari itu, anemia pada remaja lebih sering dialami anak
perempuan karena setiap bulannya ia mengalami menstruasi.

3. Sel darah merah rusak

 Ini merupakan kondisi yang juga bisa disebut sebagai anemia hemolitik.
Kondisi ini termasuk saat sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel darah
merah dengan sendirinya. Perlu diketahui bahwa ini juga merupakan jenis yang
disebabkan adanya kelainan sel darah merah karena faktor keturunan. Sebagai
contoh, anemia sel sabit juga thalasemia. 

4. Produksi sel darah merah terlalu lambat

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab anemia pada remaja yang satu
ini, seperti:

 Anemia aplastik, saat tubuh berhenti membuat sel darah merah karena
infeksi atau penyakit.
 Kekurangan vitamin B12 dari makanan, suplemen, hingga tubuh yang
tidak bisa menyerap vitamin ini.

1.5.Cara Mengatasi Anemia


 Anemia adalah kondisi yang dapat disembuhkan dengan pemberian obat-
obatan sesuai dengan penyebabnya, seperti:

 Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang memproduksi sel darah


merah
 Mengonsumsi suplemen asam folat, zat besi dan vitamin B12
 Melakukan transfusi darah jika diperlukan 

1.6 Cara Mencegah Penyakit Anemia


  Anemia disebabkan oleh rendahnya jumlah sel darah merah akibat kekurangan zat
besi, asam folat, atau vitamin B12.
 Sebagai upaya pencegahan, Anda dapat mengoptimalkan konsumsi makanan-
makanan yang mengandung nutrisi tersebut.
  Selain itu, beberapa cara mencegah penyakit anemia adalah sebagai berikut:
  Memastikan kebutuhan vitamin C dalam tubuh terpenuhi agar penyerapan zat besi
bisa berjalan maksimal

 Mengonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung kalsium


 Mengurangi konsumsi minuman berkafein

Lampiran 2

Anda mungkin juga menyukai