Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STUNTING

Oleh :

KKN POSKO 20 Air Batu Induk

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAR KADER BANGSA PALEMBANG
2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Stunting
Sub Topik : Pencegahan stunting
Sasaran : Pengunjung Pusdes
Hari/Tanggal    : Kamis /16 febuari 2022
Pukul                     : 09.30 WIB - selesai
Durasi                : 40 menit
Tempat             : Pusdes

1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegahan stunting di
Pusdes selama  40 menit, diharapkan peserta dapat memahami dan mengetahui
serta peduli terhadap Pencegahan stunting.

1.2. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegahan stunting di
Pusdes selama 40 menit, diharapkan peserta dapat menyebutkan dan
menjelaskan tentang:
1. Definisi Stunting
2. Penyebab stunting
3. Ciri-ciri stunting pada anak
4. Dampak stunting
5. Cara pencegahan stunting
6. Cara mengatasi stunting

2. MATERI
Terlampir

3. MEDIA
1. SAP
2. Benner
3. Poster
4. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa Acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan

5. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan Menjawab salam,
1 5 menit penyuluhan mendengarkan dan
3. Menyebutkan memperhatikan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi :
1. Definisi Stunting
2 20 Menit Menyimak dan
2. Penyebab stunting memperhatikan
3. Ciri-ciri stunting pada
anak
4. Dampak stunting
5. Cara pencegahan stunting
6. Cara mengatasi stunting

Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti
penyuluhan.
2. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan.
3. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
Menyimak,
3 10 menit mengulang komponen
mempraktekkan dan
materi
mendengarkan
4. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
5. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan.
Penutup :
1. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
4 5 menit disampaikan. Menjawab salam
2. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam

6. DENAH
PROTOKOL
PENYULUH
ACARA

FASILITATOR
OBSERVER

AUDIENS AUDIENS AUDIENS

7. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Pusdes.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta dapat mengulang komponen materi.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
umum dan khusus.

Referensi

https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/ilmu-gizi-dan-
kesehatan/376771915-satuan-acara-penyuluhan-stunting/40151377
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting

Lampiran 1.
MATERI
STUNTING
1.1 Definisi Stunting

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak


sesuai dengan ukuran yang s emes tinya (bayi pendek). Stunting (tubuh
pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2
SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi
referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN,2009).

Menurut WHO 2015 Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan


perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis (jiwa) & infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar.

Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD),


ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia
anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan
pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang
untuk gizi kurang pada anak.Stunting dapat didiagnosis melalui indeks
antropometrik tinggi badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan
linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan
gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan.

Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek)


karenakurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) mencatat
angka kejadian stunting nasional mencapai 37,2 persen.Hasil Pemantauan
Status Gizi (PSG) tahun2016 menunjukkan prevalensi balita pendek 29.0%,
balita gizi kurang 17.8% danbalita kurus 11.1% . Dalam rangka mengatasi
permasalahan gizi tersebut diatas, makasalah satu prioritas pembangunan
kesehatan Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 adalah perbaikan gizi khususnya
stunting.Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan upaya
pencegahanstunting salah satunya dengan penyuluhan bagaimana cara
mencegah stunting diberikan pada orang tua anak.

1.2 Penyebab Stunting


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunting pada anak
dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama
kehidupan.:
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin
mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan
kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi
yangberulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi
nafsumakan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan
inisemakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang
akhirnya berpeluang terjadinya stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan
olehmasyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah
kemiskinan
.e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan
gizi. Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama
kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan
merupakan salah satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan
sering kali seiring dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat
masih rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat
bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan
negara bahari.

2 Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan


3 suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan
4 sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted
5 pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun
pertama
6 kehidupan
1.3 ciri-ciri stunting pada anak:

1. Tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya.
2 Anak rentan mengalami gangguan pada tulang.
3. Mengalami gangguan tumbuh kembang.
4. Rentan mengalami gangguan kesehatan.
5. Terlihat lemas terus menerus.
6. Kurang aktif.
7. Perteumbuhan gigi terlambat
8. Saat injak usia 8-10 cenderung lebih pendiam.
Menurut beberapa
penelitian, kejadian
stunted pada anak
merupakan
suatu proses kumulatif
yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-
kanak dan
sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa
ini merupakan proses
terjadinya stunted
pada anak dan
peluang peningkatan
stunted terjadi dalam
2 tahun pertama
kehidupan.
a. Faktor gizi ibu
sebelum dan selama
kehamilan merupakan
penyebab
tidaklangsung yang
memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan
dan
perkembangan janin. Ibu
hamil dengan gizi
kurang akan
menyebabkan janin
mengalami intrauterine
growth retardation
(IUGR), sehingga bayi
akan lahir
dengan kurang gizi,
dan mengalami
gangguan pertumbuhan
dan
perkembangan.
Menurut beberapa
penelitian, kejadian
stunted pada anak
merupakan
suatu proses kumulatif
yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-
kanak dan
sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa
ini merupakan proses
terjadinya stunted
pada anak dan
peluang peningkatan
stunted terjadi dalam
2 tahun pertama
kehidupan.
a. Faktor gizi ibu
sebelum dan selama
kehamilan merupakan
penyebab
tidaklangsung yang
memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan
dan
perkembangan janin. Ibu
hamil dengan gizi
kurang akan
menyebabkan janin
mengalami intrauterine
growth retardation
(IUGR), sehingga bayi
akan lahir
dengan kurang gizi,
dan mengalami
gangguan pertumbuhan
dan
perkembangan.
Menurut beberapa
penelitian, kejadian
stunted pada anak
merupakan
suatu proses kumulatif
yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-
kanak dan
sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa
ini merupakan proses
terjadinya stunted
pada anak dan
peluang peningkatan
stunted terjadi dalam
2 tahun pertama
kehidupan
Menurut beberapa
penelitian, kejadian
stunted pada anak
merupakan
suatu proses kumulatif
yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-
kanak dan
sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa
ini merupakan proses
terjadinya stunted
pada anak dan
peluang peningkatan
stunted terjadi dalam
2 tahun pertama
kehidupan
1.4 Dampak Stunting

1.Dampak kesehatan :
 Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan
perkembangan kognitif dan motoric.
 Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular
(diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).
2. Dampak ekonomi :

 Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 % GDP.

1.5 Cara pencegahan stunting


a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan
berat badan secara teratur dan terus menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah
empat bulan.
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan
upaya mengikut sertakan para anggota keluarga yang sudah cukup
umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang
yang terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah
pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE)
kepada masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya
konsumsi zat besiyang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat
dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.

1.6 Cara penanggulangan stunting


a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak
janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode
emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan
pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan
730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.

b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan
masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak
langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air
minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini
dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan ideologi,
kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.

c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi


dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik)dan
secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan
oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah
darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu
nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD),
ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi
dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatanyang sensitif melibatkan sektor
terkait seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan
lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll.

d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang


optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre
GrowthReference Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar
standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan
oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-
ASI.Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat
asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.

e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu


haripertama kehidupan, meliputi :

1) Pada ibu hamil


 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik,
sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atautelah
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan
tambahan kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit

2) Pada saat bayi lahir


 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif)

3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun


 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI(MP-
ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2tahun
atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A,taburia,
imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah
tangga.

2 penyediaan pangan,
penyediaan lapangan
kerja, perbaikan
infrastruktur
3 (perbaikan jalan,
pasar), dll
4 d. Kegiatan perbaikan
gizi dimaksudkan untuk
mencapai pertumbuhan
yang
5 optimal. Menurut
penelitian yang
dilakukan oleh
Multicentre Growth
6 Reference Study
(MGRS) Tahun 2005
yang kemudian menjadi
dasar standar
7 pertumbuhan
internasional,
pertumbuhan anak
sangat ditentukan
oleh
8 kondisi sosial
ekonomi, riwayat
kesehatan, pemberian
ASI dan MP-ASI.
9 Untuk mencapai
pertumbuhan optimal
maka seorang anak
perlu mendapat
10 asupan gizi yang
baik dan diikuti oleh
dukungan kesehatan
lingkungan.
11 e. Penanggulangan
stunting yang paling
efektif dilakukan
pada seribu hari
12 pertama kehidupan,
meliputi :
13 1) Pada ibu hamil
1 4  Memperbaiki
gizi dan kesehatan Ibu
hamil merupakan cara
terbaik
15 dalam mengatasi
stunting. Ibu hamil
perlu mendapat
makanan yang
16 baik, sehingga
apabila ibu hamil
dalam keadaan sangat
kurus atau
17 telah mengalami
Kurang Energi Kronis
(KEK), maka perlu
diberikan
18 makanan tambahan
kepada ibu hamil
tersebut.
1 9  Setiap ibu
hamil perlu mendapat
tablet tambah darah,
minimal 90
20 tablet selama
kehamilan.
2 1  Kesehatan
ibu harus tetap dijaga
agar ibu tidak
mengalami sakit
22 2) Pada saat bayi
lahir
2 3  Persalinan
ditolong oleh bidan
atau dokter terlatih
dan begitu bayi
24 lahir melakukan
Inisiasi Menyusu Dini
(IMD).
2 5  Bayi sampai
dengan usia 6 bulan
diberi Air Susu Ibu
(ASI) saja (ASI
26 Eksklusif)
27 3) Bayi berusia 6
bulan sampai dengan 2
tahun
2 8  Mulai usia 6
bulan, selain ASI bayi
diberi Makanan
Pendamping ASI
29 (MP-ASI).
Pemberian ASI terus
dilakukan sampai bayi
berumur 2
30 tahun atau lebih.
Bayi dan anak
memperoleh kapsul
vitamin A,
31 taburia, imunisasi
dasar lengkap.
3 2  Perilaku
hidup bersih dan sehat
(PHBS) harus
diupayakan oleh setiap
33 rumah tang
Lampiran 2

Anda mungkin juga menyukai