Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENYULUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM PROFESI NERS DI PUSKESMAS SAKO PALEMBANG

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Oleh :
Aulia Herika Putri, S. Kep
Ena Meiliana, S. Kep
Marlinda, S. Kep
Okta Winarsih, S. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Anemia


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Anemia
Sasaran : Ibu Hamil dan Menyusui yang mengalami Anemia
Hari/tanggal : Jum’at, 8 Juni 2018
Waktu : 1x 30 menit
Tempat : Puskesmas Sako
Penyaji Materi : Aulia Herika Putri,S.Kep
Moderator : Marlinda,S.Kep
Fasilitator : Okta Winarsih,S.Kep
Observer : Ena Meiliana,S.Kep

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Istruksional Umum
Diharapakan ibu dapat memahami dan mengerti apa yang terjadi bila
terjadi anemia pada masa kehamilan, sehingga setelah di berikan
konseling ibu dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan dan
mencegah terjadinya anemia berkelanjutan pada masa kehamilan.

2. Tujuan Istruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu dapat :
1. Mengetahui pengertian anemia
2. Mengetahui tanda dan gejala anemia
3. Mengetahui Penyebab anemia
4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan akibat anemia
5. Mengetahui pengobatan dan pencegahan anemia

B. MATERI (terlampir)
1. Mengetahui pengertian anemia
2. Mengetahui tanda dan gejala anemia
3. Mengetahui Penyebab anemia
4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan akibat anemia
5. Mengetahui pengobatan dan pencegahan anemia

C. STRATEGI PELAKSANAAN
a. Persiapan
 Membuat Satuan Acara Penyuluhan
 Membuat Leaflet
 Mempersiapkan alat tulis (kertas, pena)
 Melakukan pendekatan dan persiapan terhadap klien yang akan diberi
penyuluhan.
 Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan
mempersiapkan mental untuk menyampaikan penyuluhan

b. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan
No Kegiatan Waktu Media
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 7 Menit -
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan maksud 3. Memperhatikan
dan tujuan

2. Isi 1. Menjelaskan apa itu 1. Memperhatikan 15 Menit leaflet


Anemia dan mendengarkan
2. Menjelaskan penyebab 2. Memperhatikan
Anemia dan mendengarkan
3. Menjelaskan tanda dan 3. Memperhatikan
gejala Anemia dan mendengarkan
4. Menjelaskan bahaya 4. Memperhatikan
terjadinya Anemia dan mendengarkan
5. Menjelaskan 5. Memperhatikan
pencegahan Anemia dan mendengarkan
6. Mengajukan 6. Menanyakan hal
pertanyaan kepada yang belum
peserta penyuluhan dimengerti
7. Meminta peserta 7. Mengulangi
mengulangi kembali informasi yang
apa yang telah telah didapat
disampaikan
3. Penutup 1. Menutup pertemuan 1. Memperhatikan 8 Menit -
dengan menyimpulkan dan mendengarkan
materi yang telah
dibahas.
2. Melakukan evaluasi 2. Menjawab
dengan memberikan pertayaan
pertanyaan pada
peserta.
3. Memberikan salam 3. Menjawab salam
penutup.

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. MEDIA
Leaflet

F. EVALUASI
1. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali hal-hal yang telah
diterangkan oleh penyuluh, berupa :
a) Mengetahui pengertian anemia
b) Mengetahui tanda dan gejala anemia
c) Mengetahui penyebab anemia
d) Mengetahui akibat yang ditimbulkan akibat anemia
e) Mengetahui pengobatan dan pencegahan anemia
2. Peserta aktif bertanya
3. Peserta merasa senang mengikuti penyuluhan

G. MATERI KEGIATAN
Mengetahui pengertian anemia :
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester
II (Saifuddin, 2002).
.
Mengetahui tanda dan gejala anemia :
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Mengetahui Penyebab anemia :


Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat
kebutuhan kondisi tidak hamil.
Beberapa penyebab anemia yaitu :
1. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama pada ibu hamil,
masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis
dan infeksi lainnya.
3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid
yang berlebihan dan melahirkan.

Mengetahui bahaya yang ditimbulkan akibat anemia :


Bahaya anemia pada kehamilan menurut (Manuaba, 2007) dapat
digolongkan menjadi :
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan
 Dapat terjadi abortus
 Persalinan prematur
 Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
 Mudah terjadi infeksi
 Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%)
 Mola hidatidosa
 Hiperemis gravidarum
 Perdarahan anterpartum
 Ketuban pecah dini.
b. Bahaya saat persalinan
 Gangguan kekuatan mengejan
 Kematian pada ibu
c. Pada kala nipas
 Terjadi subinvousi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum
 Memudahkan infeksi puerperium
 Pengeluaran ASI berkurang
 Dekompensasi kordis mendadak setelah persainan
 Anemia kala nipas
 Mudah terjadi infeksi mamae.
2. Bahaya terhadap janin sekalipun tampaknya janin mampu menyerap
berbagai nutri dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkuran sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janian dalam rahim akan terganggu. Akibat anemia
pada janin antara lain adalah :
 Abortus, kematian
 Kecacatan pada jani

Mengetahui Pengobatan dan Pencegahan Anemia


Pengobatan anemia selama kehamilan dapat dengan mudah diobati
dengan menambahkan konsumsi zat besi atau suplemen vitamin, suplemen
asam folat dan atau suplemen vitamin B12. Profesional medis menganjurkan
wanita hamil mengonsumsi 30 mg zat besi (setidaknya tiga porsi) setiap hari.
Namun, dalam kasus yang sangat jarang, wanita dengan anemia berat
mungkin memerlukan transfusi darah, dengan melakukan kolaborasi dengan
dokter sesuai indikasi.

Anemia dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu:


a. Makan makanan yang bergizi
b. Zat gizi yang dimakan harus cukup setiap harinya (seperti : protein,
sayuran, dan buah-buahan yang bervariasi).
Menu yang diperlukan oleh ibu hamil adalah:
- Kalori, yang dapat diperoleh dari nasi, terigu, jagung.
- Protein, yang dapat diperoleh dari daging, telur, dan kacang-
kacangan.
- Kalsium, yang dapat diperoleh dari susu, keju, dan sayuran hijau.
- Zat besi, yang dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, sayuran
hijau.
- Iodium, yang dapat diperoleh dari garam beryodium dan ikan laut.
- Magnesium, yang dapat diperoleh dari susu.
- Vitamin A,D,E,K dan asam folat
c. Makan pil/ obat penambah darah

A. Pengertian Anemia pada masa kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin


dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3. Anemia adalah suatu keadaan di
mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi hemoglobin menurun.
Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke jaringan
perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau asupan
besi yang tidak adekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002).
B. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

C. Penyebab terjadinya Anemia

Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat
kebutuhan kondisi tidak hamil.
Beberapa penyebab anemia yaitu :
1. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama pada ibu
hamil, masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti
tuberculosis dan infeksi lainnya.
3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria,
haid yang berlebihan dan melahirkan.
Faktor yang mendukung terjadinya anemia yaitu :
1. Umur Ibu

Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang


dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan
ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5 % menderita anemia.
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan
kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik
lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan
mempunyai resiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila
tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi
akan terbai untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya. (Djalimus dan
Herlina, 2008).
3. Jarak kehamilan

Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya


anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan
pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi
kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. ( Wiknjosastro, 2005) .
4. Pendidikan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia


yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di
jumpai daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi.
Kehamilan dan persalinan dengan jarak yanng berdekatan, dan ibu hamil
dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah. ( Amirudin dan
Herlina 2004).
5. Kurang Energi Kronis (KEK)

Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK,


tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu
hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur
(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar
lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status
gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil
yang mempunyai ukuran LILA<23.5 cm. Deteksi KEK dengan
ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan
protein dalam intake makanan sehari hari yang biasanya diiringi juga
dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat
diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita KEK berpeluang
untuk menderita anemia (Darlina, 2003).
6. Infeksi dan Penyakit

Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya


tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut
penelitian, orang dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah
putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang dapat
terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondisi
fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah
atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing
tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004).

D. Patofisiologi

Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat besi


dan biasanya terjadi secara bertahap. (Zulhaida Lubis, 2003).
a) Stadium 1

Kehilangan zat besi melebihi ukuran, menghabiskan cadangan dalam


tubuh terutama disumsum tulang.
b) Stadium 2

Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan


membentuk sel darah merah yang memproduksi lebih sedikit.
c) Stadium 3

Mulai terjadi anemia kadar hemoglobin dan haemotokrit menurun.


d) Stadium 4

Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi


dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah
baru yang sangat kecil (Mikrositik).
e) Stadium 5
Semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia maka
timbul gejala - gejala karena anemia semakin memburuk (Anonim,
2004). Ibu hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah, janin dan
plasenta. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan
kebutuhan Fe dan zat besi (Zulhaida Lubis, 2003).

E. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Secara umum menurut Proverawati (2009) anemia dalam kehamilan


diklasifikasikan menjadi:
1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan


zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi
yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi
dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnesa didapatkan keluhan
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual
muntah pada hamil muda
2) Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic


acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.
Menurut Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30
mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis
1001000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.
3) Anemia Hipoplastik dan Aplastik

Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu


membuat sel-sel darah baru.
4) Anemia Hemolitik

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah


berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu
hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi
(Fe) serta asam folat dan viamin B12. Pemberian makanan atau diet pada
ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang
banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.

F. Faktor yang mempengaruhi pembentukan darah


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan darah menurut Manuaba
1998 adalah sebagai berikut:
1. Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari.
a. Protein, glukosa, dan lemak
b. Vitamin B12, B6, asam folat, dan Vit C
c. Elemen dasar Fe, ion Cu dan zin.
2. Sumber pembentuan darah
a. Sumsum tulang
3. Kemampuan resorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan
4. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel-sel darah
merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk
membentu sel darahy yang baru.
5. Terjadinya perdarahan kronik (menahun)
a. Gangguan menstruasi
b. Penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma
uteri, polip serviks, penyakit darah.
c. Parasit dalam usus,askariasis, ankilostomiasis, taenia.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, anemia dapat digolongkan
menjadi :
1. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)

2. .Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)

3. Anemia hemolitik (pemecah sel-sel darah lebih cepat dari


pembentukan)

4. Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah)


G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan pravelensi anemia (Nyoman, 2002). Keuntungan metode
pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan penting bila kekurangan besi
tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan pemerisaan Hb adalah
spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-99% dan sensitifitasnya 80-90%
(Riswan,2003).
Anemia pada ibu hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb
dengan Sahli dapat digpolong kan berdasarkan beratringannya terbagi
menjadi, anemia berat jika Hb 7gr%, anemia sedang jika kadar Hb antara 7
sampai 8gr% dan bila aneia ringan jika kadar Hb antara 9 sampai 10gr%
(Manuaba ,2001).
Metode yang paling sering digunaan dilaboratorium dan paling sederhana
adalah metode sahli dan sampai saat ini baik di puskesmas maupun di
beberapa Rumah Sakit. Pada metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dibentuk
dengan HCL menjadi forroheme oleh oksigen yang ada diudara diosidasi
menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CL membentuk
Ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna
coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standard,
karena membandingan pengamatan dengan mata secara langsung tanpa
menggunakan alat, maa subjektivitas hasil pemeriksaan sangat berpengaruh
hasil pembacaan (Supariasa, dkk, 2001).

H. Bahaya Anemia Terhadap Kehamilan


Bahaya nemia pada kehamilan menurut (Manuaba, 2007) dapat
digolongkan menjadi :
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan
 Dapat terjadi abortus

 Persalinan prematur

 Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

 Mudah terjadi infeksi

 Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%)

 Mola hidatidosa

 Hiperemis gravidarum

 Perdarahan anterpartum

 Ketuban pecah dini.

b. Bahaya saat persalinan


 Gangguan kekuatan mengejan

 Kematian pada ibu

c. Pada kala nipas


 Terjadi subinvousi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum

 Memudahkan infeksi puerperium

 Pengeluaran ASI berkurang

 Dekompensasi kordis mendadak setelah persainan

 Anemia kala nipas

 Mudah terjadi infeksi mamae.

3. Bahaya terhadap janin sekalipun tampaknya janin mampu menyerap


berbagai nutri dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkuran sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janian dalam rahim akan terganggu. Akibat anemia
pada janin antara lain adalah :

 Abortus, kematian

 Kecacatan pada jani

I. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia selama kehamilan dapat dengan mudah diobati
dengan menambahkan konsumsi zat besi atau suplemen vitamin,csuplemen
asam folat dan atau suplemen vitamin B12. Profesional medis menganjurkan
wanita hamil mengonsumsi 30 mg zat besi (setidaknya tiga porsi) setiap hari.
Namun, dalam kasus yang sangat jarang, wanita dengan anemia berat
mungkin memerlukan transfusi darah, dengan melakukan kolaborasi dengan
dokter sesuai indikasi.

J. Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu:
a. Makan makanan yang bergizi
b. Zat gizi yang dimakan harus cukup setiap harinya (seperti : protein,
sayuran, dan buah-buahan yang bervariasi).
Menu yang diperlukan oleh ibu hamil adalah:
- Kalori, yang dapat diperoleh dari nasi, terigu, jagung.
- Protein, yang dapat diperoleh dari daging, telur, dan kacang-
kacangan.
- Kalsium, yang dapat diperoleh dari susu, keju, dan sayuran hijau.
- Zat besi, yang dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, sayuran
hijau.
- Iodium, yang dapat diperoleh dari garam beryodium dan ikan laut.
- Magnesium, yang dapat diperoleh dari susu.
- Vitamin A,D,E,K dan asam folat
c. Makan pil/ obat penambah darah
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai