Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA KEGIATAN

KELUARGA BINAAN
KONSELING ANEMIA

Praktik Komunitas

Oleh:

NAMA : Maya Trisnawati


NPM : 07210400321

PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
SATUAN ACARA KEGIATAN
KONSELING TENTANG ANEMIA
DI KELURAHAN SARUNI KECAMATAN MAJASARI

TEMA : ANEMIA
SASARAN : Ny. “D”
MATERI POKOK : KONSELING TENTANG ANEMIA
WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT
TEMPAT : Rumah Pasien
PELAKSANA. : Maya Tisnawati

A.Tujuan Instruksional
1.Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan konseling ibu diharapkan memahami dan mengetahui
tentang bahaya Anemia pada ibu hamil
2.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan konseling ibu diharapkan mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian tentang tanda tanda anemia pada
kehamilan
b. Menjelaskan kembali tentang bahaya Anemia pada kehamilan
c. Menjelaskan kembali cara mencegah terjadi nya Anemia pada kehamilan
B. Pelaksanaan
a. Tempat
Rumah pasien
b. Waktu
Rabu, 3 Agustus 2022
C. Metode dan Media
Metode : konseling dan tanya jawab
Media : Job sheet, daftar tilik
D. Langkah Kegiatan
No Tahap kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Kesehatan keluarga
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Pasien dan keluarga
2. Menyebutkan nama da menjawab salam.
(5 menit) nasal instansi. 2. Pasien dan keluarga
3. Menjelaskan tujuan. memperhatikan dengan
4. Mengkaji tingkat pernuh perhatian
pengetahuan pasien dan 3. Pasien dan keluarga
keluarga tentang Anemia memperhatikan apa
yang di jelaskan
4. Pasien menjawab
pertanyaan yang di
ajukan

2 Pembahasan 1. Menjelaskan tentang 1. Pasien mengerti apa


(20 menit) Anemia pada kehamilan yang telah di jelaskan
memberikan kesempatan
pada pasien untuk
menanyakan hal yang
kurang di mengerti.
3 Penutup 1. Mengevaluasi tujuan 1. Pasien mengerti apa
(5 menit) konseling tentang yang sudah di jelaskan
Anemia pada 2. Pasien mengucapkan
kehamilan terimakasih .
2. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian yang
diberikan dan
memberikan salam
penutup.

E. Evaluasi
Sebelum di berikan binaan
Pasien dan keluarga belum mengetahui tentang Anemia pada kehamilan
Setelah di berikan binaan
Pasien dan keluarga sudah mengerti dan memahami tentang Anemia
F. Materi

1) Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana adanya penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal20.
Anemia berarti defisiensi sel darah merah yang dapat disebabkan karena
kehilangan sel darah merah yang terlalu banyak atau pembentukan sel
darah merah yang terlalu lambat. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia
apabila ibu hamil mempunyai kadar hemoglobin kurang dari 11 g % pada
trimester pertama dan ketiga atau kadar hemoglobin kurang dari 10, 5 g
% pada trimester kedua.

2) Etiologi anemia defisiensi besi


Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan adalah gangguan
pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, kebutuhan zat besi meningkat,
kurangnya zat besi dalam makanan, dan pertambahan darah tidak
sebanding dengan pertambahan plasma20. Perbandingan pertambahan
tersebut yaitu plasma darah bertambah 30 %, sel – sel darah bertambah
18 %, dan hemoglobin bertambah 19 %.
3) Tanda dan gejala anemia
Adapun gejala anemia yaitu dapat dirasakan oleh setiap ibu hamil
yang mengalami anemia adalah keadaan umum, pusing atau penglihatan
kabur, pucat pada konjungtiva, mudah pingsan, dan secara klinik dapat
dilihat dari tubuh ibu yang mengalami malnutrisi dan pucat pada wajah22.

Tanda dan gejala anemia dapat berupa kepala pusing, palpitasi,


berkunang-kunang, pucat, lesu, lemah, lelah, dysphagia, kurang nafsu
makan, menurunnya kebugaran tubuh, gangguan penyembuhan luka, dan
pembesaran kelenjar limpa. Tanda dan gejala anemia dapat berupa cepat
lelah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat
beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat,
mual, muntah lebih hebat dari hamil muda, jantung berdebar – debar.

4) Klasifikasi Anemia dalam kehamilan


Anemia dalam kehamilan dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi paling banyak terjadi pada ibu hamil
berkisar 62, 3 % akibat kekurangan zat besi. Hal ini bisa karena
kurangnya zat besi yang masuk dalam makanan, adanya gangguan
absorpsi, adanya gangguan penggunaan, atau terlalu banyak zat
besi yang keluar tubuh misal perdarahan.
b) Anemia megaloblastic
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena
defisiensi asam folat dan berkaitan erat dengan defisiensi
makanan. Kejadian anemia ini sekitar 29 %. Anemia ini cukup
tinggi kejadiannya di Asia terutama India, Malaysia, dan
Indonesia.
c) Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan disebabkan oleh
kurang mampunya sumsum tulang dalam membuat sel – sel darah
baru. Kejadian anemia hipoplastik sekitar 8 %. Pemberian obat –
obat penambah darah pada anemia ini tidak memberi hasil yang
baik, sehingga transfusi darah adalah jalan untuk memperbaiki
kondisi pasien.
d) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik dalam kehamilan disebabkan karena
terjadi penghancuran atau pemecahan sel darah merah lebih cepat
dari pembuatannya. Kejadian anemia ini berkisar 0, 7 %. Wanita
yang menderita anemia ini akan sulit untuk hamil, dan apabila
bisa hamil maka akan memperberat kondisi anemianya.
Penggolongan anemia dinyatakan bahwa hemoglobin ≥11
gr/dl tidak anemia, hemoglobin 10,0 – 10,9 gr/dl anemia ringan,
hemoglobin 7,0 – 9,9 gr/dl anemia sedang, dan anemia berat jika
hemoglobin < 7 gr/dl. Pemeriksaan hemoglobin darah minimal
dilakukan pada kehamilan trimester pertama dan trimester ketiga.

5) Upaya Pencegahan Anemia


Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yaitu
dengan mengkombinasikan menu makanan serta konsumsi buah dan
sayuran yang mengandung vitamin C (seperti tomat, jeruk, jambu) dan
mengandung zat besi (sayuran berwarna hijau tua seperti bayam). Kopi
dan teh adalah minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi
sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.

6) Penyebab Anemia
1. Penyakit infeksi
Perdarahan patologis akibat penyakit atau infeksi parasit seperti
cacingan dan saluran pencernaan juga berhubungan positif terhadap
anemia. Darah yang hilang akibat infestasi cacing bervariasi antara
2-100cc/hari, 8 tergantung beratnya infestasi. Anemia yang
disebabkan karena penyakit infeksi, seperti seperti malaria, infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) dan cacingan terjadi secara cepat saat
cadangan zat besi tidak mencukupi peningkatan kebutuhan zat besi.
Kehilangan besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti
cacing tambang, Schistoma, dan mungkin pula Trichuris trichura.
Hal ini lazim terjadi di negara tropis, lembab serta keadaan sanitasi
yang buruk. Penyakit kronis seperti ISPA, malaria dan cacingan akan
memperberat anemia. Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan
gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan bahan makanan
melalui muntah-muntah dan diare serta dapat menurunkan nafsu
makan. Infeksi juga dapat menyebabkan pembentukan hemoglobin
(hb) terlalu lambat. Penyakit diare dan ISPA dapat menganggu nafsu
makan yang akhirnya dapat menurunkan tingkat konsumsi gizi.
2. Umur Ibu
Ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
lebih rentan menderita anemia hal ini disebabkan oleh faktor fisik
dan psikis. Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun beresiko
terhadap anemia karena pada usia ini sering terjadi kekurangan gizi.
Hal ini muncul biasanya karena usia remaja menginginkan tubuh
yang ideal sehingga mendorong untuk melakukan diet yang ketat
tanpa memperhatikan keseimbangan gizi sehingga pada saat
memasuki kehamilan dengan status gizi kurang. Sedangkan, ibu
yang berusia di atas 35 tahun usia ini rentan terhadap penurunan
daya tahan tubuh sehingga mengakibatkan ibu hamil mudah terkena
infeksi dan terserang penyakit26. Ibu hamil pada umur muda atau di
bawah 20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak, karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri
juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil
dengan umur yang tua di atas 35 tahun perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup
guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Usia ibu
hamil dapat mempengaruhi anemia jika usia ibu hamil relatif muda
di bawah 20 tahun, karena pada umur tersebut masih terjadi
pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih banyak. Jika zat gizi
yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi
antara ibu dan bayinya.
3. Status gizi
Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat
yang buruk bagi ibu dan janin. Kekurangan gizi dapat menyebabkan
ibu menderita anemia, suplai darah yang mengantarkan oksigen dan
makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu,
pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan. Penilaian status
gizi dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian antropometri
yang terdiri dari30:
a) Tinggi badan Tinggi badan dapat dijadikan sebagai salah satu
syarat status gizi ibu hamil disebut baik. Tinggi badan ibu hamil
dianggap memenuhi syarat, apabila memiliki tinggi minimal 145
cm.
b) Berat badan Pertambahan berat badan secara teratur selama
kehamilan yang tercatat dan membandingkan hal tersebut
dengan berat badan sebelum hamil adalah salah satu metode
untuk mengetahui atau memantau status gizi seorang ibu hamil.
Kenaikan berat badan yang ideal selama kehamilan adalah 10kg
hingga 12kg dengan perhitungan pada trimester pertama
kenaikan kurang lebih satu kilogram, trimester kedua kurang
lebih tiga kilogram dan trimester tiga kurang lebih enam
kilogram. Ibu hamil yang dapat mencapai kenaikan berat badan
tersebut ibu dapat dikatakan memiliki status gizi yang baik.
c) Lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan
energi kronis wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita
dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja,
ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas LILA wanita usia subur (WUS) dengan resiko
kekurangan energi kronis (KEK) adalah 23,5cm, yang diukur
dengan menggunakan pita ukur.
d) Gizi atau nutrisi ibu hamil Gizi pada masa kehamilan sangat
penting, bukan saja karena makanan yang diperoleh
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga berpengaruh
11 saat menyusui nanti. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang
normal memerlukan kira-kira 80.000 kalori selama kurang lebih
280 hari.

7) Dampak Anemia
a. Abortus
Abortus karena anemia disebabkan oleh metabolisme ibu yang
terganggu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat
oksigen. Efek tidak langsung yang dapat diakibatkan oleh ibu dan
janin antara lain terjadinya abortus, selain itu ibu lebih rentan
terhadap infeksi dan kemungkinan bayi lahir prematur.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh anemia karena karena
sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen sehingga
kemampuan jasmani menjadi menurun. Anemia pada wanita
hamil dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan
dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal dapat
meningkat oleh hal tersebut.
c. Perdarahan postpartum
Anemia pada kehamilan menyebabkan oksigen yang diikat dalam
darah kurang sehingga jumlah oksigen berkurang dalam uterus
dan menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan
adekuat sehingga menimbulkan perdarahan postpartum, sehingga
ibu hamil yang mengalami anemia memiliki kemungkinan 12
terjadi perdarahan postpartum 15,62 kali lebih besar dibandingkan
ibu hamil yang tidak mengalami anemia31.
d. Kala I lama
Ibu bersalin dengan anemia akan lebih mudah mengalami
keletihan otot uterus yang mengakibatkan his menjadi terganggu.
Apabila his yang ditimbulkan sifatnya lemah, pendek, dan jarang
maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan
serviks atau yang disebut inkoordinasi kontraksi otot rahim, yang
akhirnya akan mengganggu proses persalinan. His yang
ditimbulkannya sifatnya lemah, pendek, dan jarang hal ini di
sebabkan oleh proses terganggunya pembentukan Adenosin
Trifosfat (ATP). Salah satu senyawa terpenting dalam
pembentukan ATP adalah oksigen. Energi yang di hasilkan oleh
ATP merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya
suatu kontraksi otot. Anemia dapat menyebabkan jumlah sel
darah merah berkurang sehingga oksigen yang diikat dalam darah
sedikit kemudian menghambat aliran darah menuju otot yang
sedang berkontraksi, sehingga mengakibatkan kinerja otot uterus
tidak maksimal32.
e. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Anemia pada kehamilan akan menyebabkan terganggunya
oksigenasi maupun suplai nutrisi dari ibu terhadap janin,
akibatnya janin akan mengalami gangguan penambahan berat
badan sehingga terjadi BBLR. Ibu hamil yang mengalami anemia
pada trimester pertama berisiko 10,29 kali melahirkan BBLR
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan ibu yang 13
mengalami anemia pada trimester kedua kehamilan berisiko
sebesar 16 kali lebih banyak melahirkan bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) daripada ibu yang tidak anemia.
8) Penatalaksanaan
Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari
dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Tablet yang saat ini
banyak tersedia adalah tablet penambah darah yang berisi 60 mg besi
elemental dan 250 µg asam folat. Pada ibu hamil dengan anemia, tablet
tersebut dapat diberikan 1 kali sehari. Bila dalam 90 hari muncul
perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari post partum.
Apabila dalam 90 hari pemberian tablet besi dan asam folat kadar
haemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan yang
lebih tinggi untuk mencari penyebab anemia. Apabila pemberian zat besi
peroral tidak berhasil (misalnya pasien tidak kooperatif) maka bisa
diberikan dosis parenteral (per IM atau per IV) dihitung sesuai berat
badan dan defisit zat besi.
Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan
akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit
saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena
atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr%.
Transfusi darah diindikasikan bila terjadi hipovolemia akibat
kehilangan darah atau prosedur operasi darurat. Wanita hamil dengan
anemia sedang yang secara hemodinamis stabil, dapat beraktifitas tanpa
menunjukan gejala menyimpang dan tidak septik, transfusi darah tidak
diindikasikan, tetapi diberi terapi besi selama setidaknya 3 bulan.
Penanganan Anemia menurut derajat anemia :
a. Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin <11 gr% masih dianggap ringan
sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan
400 mg asam folat peroral sekali sehari.
b. Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg
asam folat peroral sekali sehari.
c. Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak
1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfusi
darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang
diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin.
Penanganan anemia pada ibu hamil termasuk dalam Standar Mutu
Pelayanan Kebidanan yaitu Standar 6 : Standar asuhan Kebidanan
anemia dalam kehamilan. Tujuan dari standar ini adalah bidan
mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini,
melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung. Tindakan yang bisa dilakukan
bidan contohnya memeriksakan kadar Hb pada semua ibu hamil
pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. Memberikan tablet
Fe pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari
berturut-turut. Beri penyuluhan gizi dan pentingnya konsumsi
makanan yang mengandung zat besi, dll. Hasil yang diharapkan
dari pelaksanaan standar ini yaitu jika ada ibu hamil dengan
anemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu
melahirkan dengan anemia, penurunan jumlah bayi baru lahir
dengan anemia/BBLR.
Menurut Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014, penanganan
anemia pada ibu hamil adalah rujuk untuk penanganan sesuai
standar, konseling gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein.
G. Daftar Pustaka/Referensi

Tarwoto. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info Media

Evayanti, Yulistiana. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Pada
Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas
Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. Vol 1, No 2, Juli 2015: 81-90

Manuaba, I.B.G. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Yongki, dkk. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan Persalinan Neonatus Bayi dan
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika

Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta


: Salemba Medika.
Purwoastuti, & Walyani. 2015. Ilmu Obstetri Dan Ginekologi Sosial Bagi Kebidanan.
Yogyakarta:Pustaka Baru
Asrinah, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Alam, dewi kartika. 2012. Warning Ibu Hamil!. Surakarta : Ziyad Visi Medika

Rukiyah, A. Y. Yulianti, L, Maemunah, & Susilawati, L. 2012. Asuhan Kebidanan I


(Kehamilan) Edisi Revisi. Jakarta : Trans Info Medika

Wiknjosastro, Hanifa. 2020. Ilmu Kebidanan edisi 4 cetakan 6. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Medika


Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
JOB SHEET

TEMA : ANEMIA
SASARAN : NY. D
MATERI POKOK : KONSELING ANEMIA
WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT
TEMPAT : Rumah Pasien
PELAKSANA. : Indah Anggraini
PROGRAM STUDI : Progam Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan

A. OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konseling anemia pada kehamilan
B. DASAR TEORI SINGKAT

nemia adalah suatu keadaan dimana adanya penurunan kadar


hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah nilai
normal20. Anemia berarti defisiensi sel darah merah yang dapat
disebabkan karena kehilangan sel darah merah yang terlalu
banyak atau pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat.
Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila ibu hamil
mempunyai kadar hemoglobin kurang dari 11 g % pada trimester
pertama dan ketiga atau kadar hemoglobin kurang dari 10, 5 g
% pada trimester kedua.

C. PETUNJUK
1. Melakukan informend consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
5. ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
D. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosuder pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Berikan informasi dengan baik dan benar.

E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang Anemia pada
kehamilan
2. Menjaga kenyamanan dan privacy pasien

PROSEDUR TINDAKAN
No Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
1 Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri anda dan
tanyakan kedatanggannya
Key point:
● Mempersilahkan ibu
duduk dengan nyaman
dan membina hubungan
baik.
2 Melakukan pengkajian
Key point:
● Menanyakan informasi
3 Menyiapkan alat dan bahan
secara baik dan benar
Key point:
● Dekatkan alat dan bahan
4 ● Memberikan pelaksanaan
konseling
● Menjelaskan pengertian
tentang Anemia
● Menjelaskan tentang
tanda tanda anemia

5 Melakukan Evaluasi hasil


konseling yang sudah di
sampaikan

6 Dokumentasikan dan beritahukan


hasil kepada ibu

A. Daftar Pustaka/Referensi

Tarwoto. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info Media

Manuaba, I.B.G. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
DAFTAR TILIK

PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

Beri tanda ceklist () pada kolom penilaian


No Langkah Kegiatan Penilaian
.
0 1 2
PERSIAPAN TEMPAT
1 Menyediakan tempat yang nyaman untuk
melakukan konseling
PERSIAPAN ALAT
2 Alat bantu untuk melakukan konseling
PERSIAPAN PASIEN
3 Sambut pasien dengan ramah
4 Perkenalkan diri
5 Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana
yang nyaman
6 Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan
PELAKSANAAN KONSELING
7 Menjelaskan pengertian anemia
8 Menjelaskan tentang tanda tanda terjadinya anemia
9 Menjelaskan tentang bahaya anemia pada
kehamilan
10 Menjelaskan tentang pencegahan terjadinya anemia

EVALUASI
12 Evaluasi hasil konseling yang sudah di sampaikan
13 Menanyakan pada pasien apakah sudah mengerti
dengan penjelasan yang di sampaikan
14 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
15 Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan
yang di sampaikan
TOTAL SKOR :
NILAI = TOTAL SKOR X100=NILAI AKHIR
17

Anda mungkin juga menyukai