Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Stase : D4 alih jenjang (Komunitas)


Pokok Bahasan : Ibu hamil
Sub Pokok Bahasan : Anemia pada Ibu hamil
Sasaran : Ibu ibu rt 38 No. 68 setempat
Tempat : Dirumah salah satu ibu hami
Hari/Tanggal : Jumat 23 desember 2022
Waktu : 80.00 - 08.20 WIB (20 Menit)

A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makan
yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-
masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk
bekerja secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing,
sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut
merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa
kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa
mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah
merah di dalam darah daripada biasanya.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang
setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia gangguan medis yang paling umum
ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita
ini memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita
hamil dengan nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung
berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini
meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan demikian,
anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan
jantung kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia
melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko
membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan
anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus
anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat,
anemia sel sabit dan talasemia.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ± 0 menit, diharapkan Ibu hamil memahami
tentang anemia.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang anemia, ibu hamil dapat
dapat :
a) Menyebutkan pengertian anemia.
b) Menyebutkan penyebab anemia
c) Menyebutkan klasifikasi anemia
d) Menyebutkan tanda dan gejala anemia
e) Menyebutkan screening anemia
f) Menyebutkan pencegahan dan perawatan anemia.
g) Menyebutkan komplikasi anemia

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi

E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan a. Memberi salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan a. Mendengarkan dan 10 menit
pengertian anemia memperhatikan
b. Menjelaskan tanda b. Mendengarkan dan
dan gejala anemia memperhatikan
c. Menjelaskan c. Mendengarkan dan
penatalaksaan anemia memperhatikan
d. Menyebutkan d. Mendengarkan dan
pencegahan dan memperhatikan
perawatan anemia.
e. Menyebutkan prinsip
utama perawatan
anemia
3. Penutup a. Melakukan Tanya a. Bertanya atau 5menit
jawab dengan peserta menjawab
penyuluhan
b. Menutup penyuluhan b. Mendengarkan dan
dan menyimpulkan memperhatikan
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam

G. Setting Tempat

Penyaji

Meja

P P P P P P P P

Pembimbing Klinik/CE

Keterangan :
: Peserta penyuluhan (pasien dan keluarga pasien)
P
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan mahasiswa dalam memberikan materi penyuluhan
b) Media dan alat memadai
c) Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a) 80% pertanyaan dapat dijawab oleh peserta.

LAMPIRAN MATERI
A. Defenisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5
gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam maanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan ebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi
yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zatbesi sekitar 40
mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam
waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang bai
minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti,
2006).
B. Penyebab Anemia
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik (Mochtar, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil adalah:
1. Umur ibu
Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu
74% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu 50,5%
menderita anemia.
Faktor umur merupakan faktor kejadian anemia pada ibu hamil.umur seorang
ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan
aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia <20 tahun dan diatas 35 tahun
dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia <20 tahun secara biologis
belum optimal emosinya cendrung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatan kurangnnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia >35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang seing menimpa diusi ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu
pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia (Amirudin dan
Wahyuddin, 2004)
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbai untuk ibu dan untuk
janin yang dikandungnya. (Djalimus dan Herlina, 2008)
3. Jarak kehamilan
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal
ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi
belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
( Wiknjosastro, 2005)
4. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai daerah pedesaan
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak
yanng berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah. ( Amirudin dan Herlina 2004).

C. Klasifikasi Anemia
Pembagian anemia menurut Marmi (2011) :
1. Hb 11 gr/dl : Normal
2. Hb 9 - 10 gr/dl : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr/dl : Anemia sedang
4. Hb <7 gr/dl : Anemia berat

Anemia juga dapat digolongkan menjadi :


a. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan
adalah pemberian tablet besi.
b. Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a.       Asam folik 15 – 30 mg per hari
b.      Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c.       Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d.      Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
c. Anemia hemolitik (pemecah sel-sel darah lebih cepat dari pembentukan)
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ - organ vital.Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan
obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak
memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

d. Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah).


Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah
darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

D. Tanda dan Gejala Anemia


1. Anemia Ringan : biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika anemia
kronis tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin
tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi berat (Proverawati, 2011).
2. Anemia Sedang : kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak nafas ringan, tampak
pucat karena kekurangan oksigendalam jaringn tubuh (Atikah, 2011)
3. Anemia Berat : perubahan warna tinja, denyut nadi cepat, penurunan tekanan darah,
frekuensi nafas cepat, pucat / kulit dingin, pusing, sakit kepala dan nyeri dada,
sembeli, daya konsentrasinya menurun, rambut rontok dan memburuknya masalah
jantung (Proverawati, 2011).
Gejala yang khas pada anemia adalah kuku menjadi rapuhdan cekung mirip sendok
(koilorika) permukaan lidah menjadi licin karena peradangan pada sudut mulut dan nyeri
menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang paling sering dijumpai yaitu mata
berkunang – kunang, malasie. Di masyarakat gejala anemia dikenal 5 L yaitu Letih, Lesu,
Lemah, lelah dan lunglai
E. Pemeriksaan Penunjang Anemia
1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun
2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal:
pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
7. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
8. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
9. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
10. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
11. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
12. TBC serum : meningkat (DB)
13. Feritin serum : meningkat (DB)
14. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
15. LDH serum : menurun (DB)
16. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
17. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
18. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
19. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI.

F. Penatalaksanaan Anemia
1. Anemia Ringan
a. Kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10 gr/dl masih dianggap ringan sehingga hanya
perlu kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sehari sekali
(Arsman, 2004)
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik dikonsumsi selama
hamil misal : daging, sayur hijau seperti baya, daun singkong, kangkung, kacang –
kacangandan buah – buahan (Pudiastuti, 2010).
2. Anemia Sedang
a. Preparat besi seros 600 – 1000 mg/hari seperti sulfat feroas atau glukosa ferous
(Winjusastra, 2005).
b. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi makanan
bergizi serta banyak mengandung zat besi (Manuaba, 2010)
c. Memberikan tablet tambah darah sehari1 tablet / 90 tablet selama hamil (Ratna,
2011).
3. Anemia Berat
a. Preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg 6 bulan selama hmil dilanjutkan
sampai 3 bulan setelah melahirkan(Arisman, 2004).
4. Pemberian tablet Fe.
Ketentuan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, yaitu:
1. Sehari 1 tablet selama minimal 90 tablet.
2. Dimulai pada waktu pertama kali pemeriksaan hamil.
3. Diberikan tanpa pemeriksaan Hb.
4. Bila bumil telah melahirkan tapi Fe yang dimakan belum mencukupi 90 tablet,
maka harus diteruskan sampai selesai.
Efek samping pemberian tablet Fe, yaitu:
Menimbulkan gejala antara lain: mual – muntah, kadang diare / sulit BAB. Tinja akan
berwarna kehitaman (tapi tidak berbahaya).

Cara makan obat:


Minum tablet tambah darah setelah makan malam / menghindari gejala efek samping.
Dianjurkan untuk tidak minum bersama dengan susu, teh, kopi dan tablet kalk.
G. KOMPLIKASI
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,
missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah
dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder,
janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan
karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri,
rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri.
d. Pada bayi : IQ rendah, stunting, gangguan tumbuh kembang, GDD (Global
Development Delay)

H. DIET UNTUK MENCEGAH ANEMIAPADA IBU HAMIL


1. Mengkomsumsi buah yang tinggi vitamin C : Jeruk, Jambu biji, Pepaya, Kiwi,
Stroberi, Nanas, Mangga.
2. Mengkonsumsi cukup kalori
3. Mengkonsumsi makanan tinggi zat besi : Bayam, Daging merah, Kacang merah,
Tomat, Telur.
4. Mengkonsumsi makanan tinggi protein : Telur, Kacang almond, Dada ayam,
Gandum, Keju cottage, Yogurt, Susu, Daging sapi, Ikan tuna, Udang.
DAFTAR PUSTAKA
Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.
Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.
Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan Ginekologi.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Nanda.2009. Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB.Jakarta:EGC
Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G.2002. Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah. Penerbit
Buku Kedokteran:Jakarta.
Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBP-SP.
Winkyosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai