Anda di halaman 1dari 11

SAP ANEMIA PADA IBU HAMIL

Topik                           : Anemia 
Sub Topik                    : Anemia Pada Ibu Hamil
Sasaran                        : Ibu Hamil
Hari/tanggal                : Sabtu, 14 Januari 2022
Waktu                         : 30 menit
Tempat                        : Posyandu Kemuning 17
Penyuluh                     : xyz

1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diadakan penyuluhan tentang Anemia dalam kehamilan selama 30 menit,
diharapkan ibu hamil dapat mengerti dan memahami tentang anemia pada ibu hamil.
b. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan tentang anemia dalam kehamilan selama 30 menit, ibu
hamil dapat menjelaskan tentang:
1) Pengertian anemia
2) Etiologi anemia pada ibu hamil
3) Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
4) Macam-macam anemia pada ibu hamil
5) Akibat anemia pada ibu hamil
6) Pencegahan dan pengobatan anemia pada ibu hamil
7) Cara meminum tablet zat besi

2. Strategi Pelaksanaan :
a. Metode            : Ceramah Tanya Jawab.
b. Media              : Power point, video, pamflet, laptop, LCD.

3. Garis besar materi 


a. Pengertian anemia
b. Etiologi anemia pada ibu hamil
c. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
d. Macam-macam anemia pada ibu hamil
e. Akibat anemia pada ibu hamil
f. Pencegahan dan pengobatan anemia pada ibu hamil
g. Cara meminum tablet zat besi

4. Proses Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan Menjawab salam,

Mengucapkan salam danterima mendengarkan dengan


kasih atas kedatangan para peserta seksama dan mengisi
pre test
a. Memperkenalkan diri
b.Pre test
2 15 menit Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mendengarkan dan
a.   Menyampaikan materi tentang memperhatikan
pengertian Anemia
Menyampaikan etiologi anemia pada
ibu hamil
Menyampaikan ciri-ciri ibu hamil
dengan anemia
c. Menjelaskan Macam-macam anemia
pada ibu hamil
d.  Menjelaskan Akibat anemia pada ibu
hamil
Menjelaskan pencegahan dan
pengobatan anemia pada ibu hamil
f.  Menjelaskan cara minum tablet zat
besi yang benar
Menayangkan Video
3 10 menit Penutup Peserta memperhatikan
a.   Memberikan kesempatan pada dan memberikan
peserta untuk bertanya jika terdapat pertanyaan jika ada
hal-hal yang belum jelas yang belum
b.   Menyimpulkan atau merangkum jelas serta menjawab
hasil penyuluhan
c.   Post Test
d.  Memberi salam dan meminta maaf pertanyaan yang
bila ada kesalahan diberikan kepada
peserta saat evaluasi.

5. Evaluasi
Terlampir
Lampiran Materi

ANEMIA PADA IBU HAMIL


1. Pengertian
Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah
normal (normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Pada wanita hamil dikatakan anemia
apabila kadar Hb nya di bawah 11 gr % dan anemia berat jika Hb dibawah 8 gr%. Cara
mengetahui secara pasti kadar Hb dengan dilakukan tes darah.
Anemia pada ibu hamil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu :
a. Hbs 11 gr% normal

b. Hbs 9-10 gr% anemia ringan

c. Hbs 7-9 gr% anemia sedang

d. Hbs 5-7 gr% anemia berat

Kebutuhan Fe selama hamil dapat diperhitungkan sebagai berikut.

a. Peningkatan jumlah darah ibu 500 mg

b. Pembentukan plasenta 300 mg

c. Pertumbuhan darah janin 100 mg

2. Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long,
1996 )
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer, 2001)

3. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia


Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-
ciri dibawah ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam
darah. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
b. Lemah
c. Letih
d. Lesu
e. Lunglai
f. Nafas terengah-engah
g. Nyeri dada
h. Ikterus

4. Macam-macam anemia pada ibu hamil


a. Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi
besi dan kehilangan darah akut.Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat,
karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan
terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting
anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya. Status gizi yang kurang sering
berkaitan dengan anemia defisiensi besi (Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan
satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata
mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa
hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit.
Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar
wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan
besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh
penyerapan besi dari saluran cerna, akanterjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua,
maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi
hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak
terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa
hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin.
Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,
neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi besi
( Arisman, 2007 ).
b. Anemia karena perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas.Solusio plasenta dan plasenta previa dapat
menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah
pelahiran.Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada
kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.Perdarahan masih
membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi di
organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi
difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila
hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang
tersisa seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang
yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi
kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan
keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3 bulan merupakan
terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah ( Sarwono, 2005 ). 
c. Anemia karena radang/ keganasan
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak
jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik.Berbagai penyakit terutama
infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-
kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit hipokromik dan
mikrositik.Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau esteomielitis
sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna
menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut.Saat ini, gagal ginjal kronik,
kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan
peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan
anemia.Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit
peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus sistemetik,
infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid. Anemia biasanya
semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi
massa sel darah merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering mengalami
anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit
dengan produksi eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001). 
d. Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu
penyulit yang parah.Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya
disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler
(Marsh dll, 1999).Pada sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat
kimia lain, infeksi, radiasim, leukemia, dan gangguan imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel
induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa
penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999).
Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum
tulang yang kurang dari 25 persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20
persen (Suhemi, 2007).
e. Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia,
anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal
hemoglobinuria
2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan
dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain. 
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-
organ vital.Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya.Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas dan
diberikan obat-obat penambah darah.Namun, pada beberapa jenis obat-obatan,
hal ini tidak memberikan hasil.Maka transfusi darah yang berulang dapat
membantu penderita ini. 
f. Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama
kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin
B12 karena tidak adanya faktor intrinsik.Ini adalah suatu penyakit autoimun yang
sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.Defisiensi vitamin B12 pada wanita
hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung
parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan
pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. 
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut
B12 transkobalamin. Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi
1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang
menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama
kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda
pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan
terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara
bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi
(sehingga tidak diobati).
g. Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik
kronik.Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein
pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah
oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.
Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam
limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya
pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat
melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah,
kerusakan organ dan mungkin kematian.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi
berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat
tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan
mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi
seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk
melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit,
karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit,
infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

5. Akibat anemia pada ibu hamil


Akibat anemia pada ibu hamil antara lain :
a. Abortus
b. Persalinan preterm/sebelum waktunya
c. Proses persalinan lama
d. Perdarahan setelah persalinan
e. Syok
f. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
g. Payah jantung
h. Bayi lahir prematur
i. Bayi cacat bawaan
j. Kekurangan cadangan besi
k. Kematian janin
l. Kematian ibu

6. Pencegahan dan pengobatan anemia pada ibu hamil


a. Pemberian tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah selama masa
kehamilan (± 90 tablet) dalam satu hari 1 tablet ( satu tablet mengandung 60 mg
Fe dan 200 πg asam folat ) minum dengan air putih dan jangan minum dengan air
kopi atau dengan air teh karena akan menghambat penyerapan, diminum pada
malam hari sebelum tidur untuk mengurangi rasa mual atau bersamaan dengan jus
jeruk maupun air lemon untuk membantu proses penyerapan. Efek sampingnya
yaitu rasa tidak enak di hulu hati, mual, muntah dan mencret.
b. Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah
merah seperti :
1) Telur
 Ibu hamil dengan anemia = 1 butir telur per/hari
2) Susu
 Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
 Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
 Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Ikan
 Ibu hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong
 Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
 Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
4) Daging
 Ibu hamil dengan anemia = 3 potong daging per/hari
5) Tempe
 Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
 Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
 Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
6) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, daun
singkong.
 Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
 Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
 Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
7) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat)
 Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
 Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
 Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
c. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-
langkah pencegahan bisa segera dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Dorland. 2003. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC

Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke Tiga Jilid I. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FK UI 

Mufdilah.2009.Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Mitra Cendikia 

Pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia.2003.Standar pelayanan kebidanan. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina pustaka sarwono prawirohardjo

Supandiman, Imam. 1997. Hematologi Klinik. Bandung : Alumni

Suseno, Tutu A, dkk. 2009. Kamus Kebidanan. Yogyakarta : Citra Pustaka

Utami, Sintha.2008.Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat 

Anda mungkin juga menyukai