Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan / Topik : Anemia Ibu Hamil


Hari/ tgl : 06 Oktober 2017
Waktu : 19.30 WIB
Tempat : Rumah Bapak Repon

A. Tujuan intruksional
1. TIU
Setelah mendapat penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil pada
keluarga dapat mengetahui serta memahami anemia pada ibu hamil.
2. TIK
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga khususnya
ibu :
1. Mengerti pengertian anemia pada ibu hamil
2. Mengerti dan memahami tentang penyebab anemia pada ibu hamil
3. Mengerti dan memahami tentang klasifikasi anemia pada ibu hamil
4. Mengerti dan memahami tentang efek/pengaruh anemia pada ibu hamil
5. Mengerti dan memahami tentang cara mencegah dan penanganan
anemia pada ibu hamil

B. Sasaran
Keluarga Bapak Repon RT 01 RW 01 Desa Karang Kemiri

C. Pokok-pokok Materi
1. Pengertian anemia pada ibu hamil
2. Penyebab anemia pada ibu hamil
3. Klasifikasi anemia pada ibu hamil
4. Pengaruh anemia pada ibu hamil
5. Cara pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil
D. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pendahuluan - Memberikan salam pembuka - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
10 menit
- Memberikan apersepsi tentang - Memberikan
materi yang akan diberikan tanggapan
- Menjelaskan TIU dan TIK
- Memperhatikan
2. Penyajian - Menjelaskan tentang pengertian - Memperhatikan
30 menit Anemia secara umum dan anemia
pada ibu hamil - Memperhatikan
- Menjelaskan penyebab anemia
- Memperhatikan
pada ibu hamil
- Memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan gejala
anemia
- Menjelaskan klasifikasi anemia - Memperhatikan
pada ibu hamil
- Menjelaskan pengaruh/efek yang
- Memperhatikan
ditimbulkan dari anemia ibu
hamil
- Mengajukan
- Menjelaskan pencegahan dan
pertanyaan
penanganan anemia ibu hamil
- Memberikan kesempatan - Memperhatikan
keluargga bapak Repon untuk
bertanya
- Menjawab pertanyaan keluarga
bapak Repon
3. Penutup - - Menjawab
10 menit Mengajukan pertanyaan tentang pertanyaan
materi - Memperhatikan
-
Merangkum materi yang telah - Menjawab salam
diberikan
-
Memberikan salam penutup

E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

F. Media / Alat peraga


Laptop dan power point

G. Evaluasi
Prosedur : Menjelaskan materi
Bentuk :lisan
Metode :tanya jawab

H. Daftar pustaka
Mochtar, Rustam. Prof.Dr.MPH. (1998). Sinopsis Obstetri jilid 1. Jakarta:
EGC. ___________________. (1998). Sinopsis Obstetri 2. Jakarta: EGC
Varney’’s, H. 2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s Midwifery 3rd.ed.). Bandung :
Sekeloa Publisher
Proverawati dan Asfuah.2009.Buku Ajar Gizi Untuk
Kebidanan.Yogyakarta:Nuha Medika
Anonima . 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No.
1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

MATERI
A. Pengertian
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada
trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita
tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Cunningham. F, 2005). Anemia yang paling sering dijumpai dalam
kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya
asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan
kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar
dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita 8 hamil butuh zat besi
sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak
kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.
Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan
zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun
menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya
(Mardliyanti, 2006)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr %
pada trimester I dan III atau kadar lebih kecil 10,5 gr % pada trimester II
(Cunningham,, 2005). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara
20 % sampai dengan 89 % dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai
dasarnya. Hb 9 – 10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7 – 8 gr % disebut
anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut anemia berat (Manuaba, 2010).

B. Penyebab anemia pada ibu hamil


Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
sebagai berikut:
• Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.
• Kurang gizi (malnutrisi)
• Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid
yang berlebihan dan melahirkan
• Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-
lain
C. Tanda dan Gejala Anemia
Menurut Varney (2004), tanda dan gejala anemia
1. Merasa tidak enak badan dan nafas pendek karena menurunnya suplay
darah
2. Perubahan mood dan kebiasaan tidur
3. Mengeluh lidah mudah luka(lecet)
4. Pucat pada membrane mukosa dan kongjungtiva
5. Kulit pucat
6. Pucat pada kuku jari
7. Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena Hb dan kurangnya
oksigen, sehingga kurang transport untuk metabolisme dalam tubuh
8. Merasa pusing dan lemah oleh kurangnya oksigen dan energi
9. Menyebabkan ibu merasa lemah dan capek
10. Mengeluh sakit kepala atau pusing

D. Klasifikasi Klasifikasi Anemia ibu hamil


Secara umum menurut Proverawati (2009) anemia dalam kehamilan
diklasifikasikan menjadi:
a. Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan
zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi
yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam
laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia
defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnesa
didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang
dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli,
dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
b. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%.
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic
acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.
Menurut Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30
mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-
1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.
c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak %
Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru.
d. Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil
dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi
(Fe) serta asam folat dan viamin B12. Pemberian makanan atau
diet
pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan
makanan yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat,
dan vitamin B12.

E. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan


Bahaya anemia dalam kehamilan ( Manuaba, 2010)
Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal : berat
badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia
pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah,
perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi
subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus :
premature, apgar scor rendah, gawat janin.
Akibat anemia terhadap kehamilan:
a) Abortus
b) Kematian intra uterine
c) Persalinan prematuritas tinggi
d) Berat badan lahir rendah
e) Kelahiran dengan anemia
f) Cacat bawaan
g) Bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal
h) Intelegiensia rendah (Manuaba, 2010)
F. Pencegahan Anemia
Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
a) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran
warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
b) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan
zat besi. Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu,
wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama
kehamilan bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi
hemoglobin ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu.
Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan
tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk
mengisi kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan
sehingga suplemen zat besi
direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes, 2008). Penderita
anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi.
Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya
dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur,
susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang
hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung,
bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu
tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti
vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi
penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari
(Anonim, 2004).
Sumber Zat Besi

Bahan Makanan Kandungan Besi (mg)

daging 23.8

sereal 18

kedelai 8.8

kacang 8.3

beras 8

bayam 6.4

hamburger 5.9

hati sapi 5.2

susu formula 1.2

G. Penanganan Anemia Ringan


Menurut Manuaba (2007) penatalaksanaan anemia ringan antara lain:
1. Meningkatkan gizi penderita
Faktor utama penyebab anemia adalah faktor gizi, terutama protein dan zat
besi, sehinggga pemberian asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu
hamil yang menggalami anemia ringan.
Memberi suplemen zat besi
2. Peroral (Obat yang diminum)
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi sebanyak 600-1000 mg
sehari seperti sulfas ferrous atau glukonas ferosus atau Nafero bisirat. Hb
dapat dinaikan sampai 10 g/ 100 ml atau lebih.
3. Parenteral
Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral, ada
gangguan absorsi, penyakit saluran pencernaan. Besi parenteral diberikan
dalam bentuk ferri secara intramuscular/ intravena. Diberikan ferum
desktran 100 dosis total 1000-2000 mg intravena

Anda mungkin juga menyukai