Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA PADA IBU HAMIL

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. HALIMAH, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Anak

DISUSUN OLEH:
RADEN ARDI PURWANTO
NIM. PO 71202230051

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2023/2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit dalam Kehamilan


Sub Topik : Anemia Pada Ibu Hamil
Hari/tanggal : / September 2023
Waktu : 30 menit
Penyuluh/ pembicara : Raden Ardi Purwanto
Pesarta/sasaran : Ibu hamil
Karakteristik : Ibu hamil
Jumlah : 4 - 8 orang
Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai
Anemia pada kehamilan
Tujuan khusus : Pada akhir pertemuan peserta dapat,
1. Menjelaskan tentang pengertian Anemia pada
kehamilan
2. Menjelaskan penyebab terjadinya Anemia pada
ibu hamil
3. Menjelaskan Gejala Anemia pada ibu hamil
4. Menjelaskan Diagnosis Anemia pada ibu hamil
5. Menjelaskan Dampak Anemia pada ibu hamil
6. Menjelaskan cara Pencegahan Anemia pada ibu
hamil
7. Menjelaskan cara penanganan Anemia pada ibu
hamil
8. Menjelaskan pentingnya tablet Fe untuk Ibu
hamil yang anemia
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Laptop dan LCD
Susunan kegiatan
No. Materi Kegiatan
1. Pembukaan (5 a. Membuka pertemuan dengan
menit) mengucapkan salam.
b. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
khusus.
c. Menyampaikan kontrak waktu yang akan
digunakan dan mendiskusikan nya dengan
peserta.
d. Memberikan sedikit gambaran informasi
yang akan disampaikan.
2. Proses 15 menit) Isi materi penyuluhan
a. Menjelaskan pengertian Anemia pada ibu
hamil
b. Menjelaskan penyebab Anemia pada Ibu
hamil.
c. Menjelaskan Gejala Anemia pada ibu
hamil
d. Menjelaskan Diagnosis Anemia pada ibu
hamil
e. Menjelaskan Dampak Anemia pada ibu
hamil
f. Menjelaskan Cara Pencegahan Anemia
pada ibu hamil
g. Menjelaskan penanganan Anemia pada
ibu hamil
h. Menjelaskan pentingnya tablet Fe untuk
Ibu hamil yang anemia
3. Evaluasi 5 menit) a. Memberikan pertanyaan kepada peserta
secara lisan, dan bergantian.
b. Mengulang secara simultan materi yang
telah disampaikan.
4. Penutupan (5 menit) a. Penyuluh memberikan ucapan terima
kasih atas partisipasinya.
b. Mengucapkan salam penutup.
LAMPIRAN MATERI

A. Pendahuluan
Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan
khususnya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Ibu
padaprinsipnya memiliki peran ganda yaitu sebagai pengasuh anak yang secara
makroakan ikut menentukan generasi bangsa yang akan datang, maupun secara
mikro ibu ikut menentukan ekonomi keluarga. Karena itu pembangunan sumber
daya manusia harus dimulai sejak dini yakni pada saat janin masih dalam
kandungan ibu dan masa awal pertumbuhannya. Dengan demikian maka
kesehatan bayi baru lahir kurang dari satu bulan (neonatal) menjadi sangat
penting karena akan menentukan apakah generasi kita yang akan datang dalam
keadaan sehat dan berkualitas serta mampu menghadapi tantangan globalisasi
(Ani, 2016).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada
masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang
sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi
yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama
hamil. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi
ibu hamil, antara lain mengukur kadar hemoglobin (Hb).
Anemia pada kehamilan masih sering dijumpai di Indonesia. Keadaan ini
memang dapat disebabkan oleh adanya anemia sebelum kehamilan karena
anemia pada perempuan, termasuk perempuan muda, masih cukup tinggi.
Namun, anemia juga bisa terjadi akibat kehamilan.
Kehamilan dapat menimbulkan anemia karena saat hamil terjadi
peningkatan volume darah sehingga sel darah merah relatif menjadi lebih
rendah. Selain itu, berkurangnya asupan makanan karena mual dan muntah serta
risiko perdarahan pada waktu persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia.
Jika hemoglobin pada kehamilan trimester pertama di bawah 11 g/dL dan
pada trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap anemia.
Pengaruh keadaan anemia terhadap kehamilan bergantung pada derajat anemia.
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Anemia
Untuk penentuan apakah seseorang menderita anemia didasarkan pada
kriteria WHO (2017) iaIah bila kadar hemoglobin (Hb) darah dibawah nilai
seperti yang tercantum di bawah ini :
a. laki-laki dewasa 13 g %
b. wanita dewasa 12 g %
c. wanita hamil 11 g %
d. anak sekolah 12 g %
e. anak prasekolah 11 g %
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Ani, 2016). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Ani, 2016).
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis
pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah
18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Kraemer, 2007). Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada 3 bulan terakhir, karena
pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk diri sendiri sebagai
persediaan bulan pertama sesudah lahir

2. Penyebab dan Faktor Anemia


Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi
(Kraemer, 2007). Menurut Manuaba (1998) penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut:
a. Kurang gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diit
c. Malabsorpsi (Gangguan pencernaan dan absorbs).
d. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
e. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-
lain
f. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
g. Pendidikan rendah
h. Pekerja berat
i. Konsumsi tablet penambah darah < 90 butir
j. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
k. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
l. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
m. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
n. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

3. Gejala Anemia
Dapat dilakukan dengan anamnesa pada ibu hamil dengan keluhan dari
pasien seperti : cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

4. Diagnosis Anemia pada kehamilan :


Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia
ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 2017 yang ditetapkan dalam
3 kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia
berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-
rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar
hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl. Hasil
pemeriksaan Hb dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :
a. Hb 11gr % tidak anemia
b. Hb 9-10gr % anemia ringan
c. Hb 7-8gr% anemia sedang
d. Hb < 7gr% anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2-3kali, yaitu trimester I, II, dan
III. Jika ibu hamil mengalami anemia maka diberikan tablet Fe sebanyak 90
tablet.

5. Dampak Anemia pada Kehamilan dan Janin


a. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan
1) Bahaya Selama Kehamilan :
a) Abortus
b) Premature
c) PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
d) Infeksi
e) Hiperemesis Gravidarum (mual muntah)
f) Perdarahan Antepartum
g) Ketuban Pecah Dini
h) Hipoksia janin

2) Bahaya Selama Persalinan


a) Gangguan his – kekuatan mengejan
b) Kala I memanjang
c) Kala II memanjang
d) Kala Uri dapar terjadi perdarahan post partum karena Atonia Uteri
e) Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder

3) Bahaya pada Kala Nifas


a) Subinvolusi uterus
b) Infeksi peurperium
c) ASI berkurang
d) Anemia kala nifas
b. Bahaya terhadap Janin
a) Abortus (keguguran)
b) Kematian Intraueri
c) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
d) Cacat bawaan
e) Intelegensi rendah

6. Pencegahan
a. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur yaitu
dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi,
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacang-kacangan..
b. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
c. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
d. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
e. Minumlah pil penambah darah secara teratur.
f. Mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan
Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh
dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh
karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu
pendek, minimal lebih dari 2 tahun.

7. Penanganan dan Terapi Anemia


Selain terapi obat dapat ditangani dengan terapi diet. Dengan cara
meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe), Selain terapi
obat penanganannya dapat dilakukan dengan terapi diet. Untuk memenuhi
asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe)
misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau
tua.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila
prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab
yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi
folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat
dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum
tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya
diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama
masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60
miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pada beberapa orang,
pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri
lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi
efek samping dianjurkan minum tablet setelah makan pada malam hari.

8. Pentingnya Tablet Fe untuk ibu hamil


Fe (fero) merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia, yaitu sebanyak 3 – 5 gram.

Fungsi Besi (Fe)


Besi merupakan bagian dari Haemoglobin yg berfungsi sebagai alat angkut
oksigen dari paru – paru ke jaringan tubuh. Dengan berkurangnya Fe, sitesis
Haemoglobin berkurang dan akhirnya kadar haemoglobin akan menurun.

Kekurangan Zat Besi


Hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,Kematian
janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), Anemia
pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, Pendarahan, rentan infeksi.

Keluhan Akibat Konsumsi Tablet Fe


Keluhan yang timbuI dari ibu-ibu yang diberi pil besi berupa nausea, sakit
lambung dan muntah yang berhubungan dengan "saluran pencernaan bagian
atas" serta diare dan konstipasi yang berhubungan dengan"saluran
pencernaan bagian bawah."

C. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat
anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR
dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan,
seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah,
sering pusing.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat
anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR
dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan,
seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan
turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

2. Saran
Masa hamil adalah masa yang akan dilewati oleh semua calon ibu yang
akan mempunyai buah hati, saat hamil, kondisi ibu sangat rentan terhadap
suatu penyakit, oleh sebab itu dengan di berikan penyuluhan tentang anemia
pada ibu hamil, di harapkan ibu akan bisa melewati masa hamil nya dengan
baik. Semoga penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

D. Evaluasi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan anemia?
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Ani, 2016). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Kraemer,
2007).
2. Sebutkan gejala dari anemia?
Dapat dilakukan dengan anamnesa pada ibu hamil dengan keluhan dari
pasien seperti : cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

3. Pengaruh anemia pada kehamilan?


a. Bahaya Selama Kehamilan :
1) Abortus
2) Premature
3) PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
4) Infeksi
5) Hiperemesis Gravidarum (mual muntah)
6) Perdarahan Antepartum
7) Ketuban Pecah Dini
8) Hipoksia janin

b. Bahaya Selama Persalinan


1) Gangguan his – kekuatan mengejan
2) Kala I memanjang
3) Kala II memanjang
4) Kala Uri dapar terjadi perdarahan post partum karena Atonia Uteri
5) Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder.

c. Bahaya pada Kala Nifas


1) Subinvolusi uterus
2) Infeksi peurperium
3) ASI berkurang
4) Anemia kala nifas

d. Bahaya terhadap Janin


1) Abortus (keguguran)
2) Kematian Intrauteri
3) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
4) Cacat bawaan
5) Intelegensi rendah (kemampuan berfikir yang rendah)

4. Sebutkan cara mencegah anemia?


a. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur yaitu
dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi,
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacang-kacangan.
b. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
c. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi
dan penyakit cacingan.
d. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
e. Minumlah pil penambah darah secara teratur.
f. Mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat
besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka
setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya
menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu
diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih
dari 2 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Ani, L. S. (2016) Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC.

Kraemer, K. and Zimmermann, M. B. (2007) Nutritional Anemia, History.

Manuaba, ida Bagus. 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

WHO (2017) Nutritional Anaemias : Tools For Effective Prevention, World 47

Health Organization.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN

Hari / Tanggal : / September 2023

Tempat : Puskesmas Simpang Berbak

No. Nama Alamat TTD

10
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai