Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik
Penyakit anemia pada ibu hamil
B. Sasaran
Sasaran Penyuluhan : Ibu hamil Rt/Rw 02/05 perumahan bumi persada indah
Sasaran Program : Target sosialisasi program pengendalian penyakit anemia
pada ibu hamil terpenuhi
C. Tujuan Instruksional umum
Pada akhir proses penyuluhan penyakit anemia pada ibu hamil dapat memahami
tentang penyakit anemia pada ibu hamil
D. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan penyakit anemia pada ibu hamil, keluarga mampu:
1. Menjelaskan dengan tepat pengertian anemia pada ibu hamil
2. Menjelaskan dengan tepat gejala dan penyebab anemia pada ibu hamil
3. Menjelaskan dengan tepat makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada
pasien dengan penyakit anemia pada ibu hamil
4. Menjelaskan dengan tepat penatalaksanaan anemia pada ibu hamil
E. Garis Besar Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi:
1. Pengertian anemia
2. Gejala dan penyebab anemia pada ibu hamil

3. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada pasien dengan penyakit
anemia pada ibu hamil
4. Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya-Jawab
G. Media dan Alat
1. PPT materi anemia
2. Meja
3. Kursi
H. Waktu
Hari/Tanggal: Sabtu, 9 april 2021
Pukul : 08.00 s.d. 08.30 WIB
I. Alokasi Waktu

No. Acara Kegiatan Waktu

1. Persiapan Mempersiapkan alat dan media 2 menit

a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Membina hubungan saling percaya
2. Pembukaan 3 menit
d. Menyampaikan kontrak waktu
e. Menyampaikan tujuan diadakan
penyuluhan

a. Menyampaikan materi:
1) Pengertian anemia pada ibu hamil
2) Gejala dan penyebab anemia pada
3. Inti acara ibu hamil
15 menit
3) Makanan yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi pada pasien
dengan penyakit anemia pada ibu
hamil
4) Penatalaksanaan anemia pada ibu
hamil
b. Diskusi & Tanya Jawab 5 menit

a. Merangkum Materi
b. Mengajukan pertanyaan untuk evaluasi
4. Penutupan 5 menit
c. Memberikan feedback
d. Melakukan terminasi
e. Memberikan salam
J. Tempat
Penyuluhan akan diadakan di Setting tempat untuk acara sebagai berikut:

Keterangan :

Penyuluh

: Meja

: Pesert

K. Evaluasi
Daftar pertanyaan evaluasi:
1. Aspek Kognitif
a. Apakah yang dimaksud dengan anemia pada ibu hamil?
b. Apa saja tanda gejala anemia pada ibu hamil?
c. Makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada pasien anemia pada
ibu hamil?
d. Bagaimana penatalaksanaan pada saat serangan anemia pada ibu hamil?
e. Bagaimana penatalaksanaan pasca anemia pada ibu hamil?
2. Aspek Afektif
Setelah dilakukan penyuluhan ini, apa yang akan dilakukan terhadap?
3. Aspek Psikomotor
Menggunakan lembar observasi Aspek Psikomotor.
Lembar Observasi Aspek Psikomotor
No. Kegiatan Ya Tidak

1. Kontrol Rutin √

2. Melaksanakan Diet √

3. Minum Obat Teratur √

4. Memasak makanan dengan benar √


MATERI
PENYULUHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. Pengertian Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia adalah suatu kondisi dimana menurunnya sel darah merah atau
hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen ke seluruh tubuh berkurang.
Pada wanita hamil terjadi hemodilusi yaitu pertambahan volume cairan darah yang
lebih banyak daripada sel darah sehingga kadar Hb wanita hamil berkurang.
Pengukuran kadar hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium adalah
metode sahli dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin.

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi ibu
hamil karena banyak yang mengalami defisiensi zat besi. Anemia berperan pada peningkatan
prevalensi risiko kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Berdasarkan Riskesdas (2013)
terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl,
dengan proporsi yang hampir sama antara kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan
(37,8%).

Menurut Komite PBB Bidang Pangan dan Pertanian (1992) dalam Aritonang (2010),
anemia gizi besi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu penyebab langsung dan tidak
langsung. Faktor penyebab langsung meliputi jumlah Fe dalam makanan tidak cukup,
absorbsi Fe rendah, kebutuhan meningkat serta kehilangan darah, sedangkan penyebab tidak
langsung meliputi praktek pemberian makan yang kurang baik, komposisi makanan yang
kurang beragam, pelayanan kesehatan yang rendah, serta keadaan sosial ekonomi
masyarakat rendah.

Keadaan sosial ekonomi meliputi tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, besar


keluarga, pekerjaan, pendapatan dan lain-lain. Perilaku merupakan diterminan kesehatan
yang menjadi sasaran dari promosi atau pendidikan kesehatan. Promosi atau pendidikan
kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku (behavior change). Edukasi merupakan upaya
agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi,
bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, 2 memberikan kesadaran, dan
sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Perubahan
perilaku masyarakat akan berlangsung lama.

Namun demikian bila perilaku tersebut berhasil diadopsi masyarakat maka akan
langgeng bahkan selama hidup dilakukan (Notoatmodjo dan Wuryaningsih, 2000).
Perubahan perilaku dapat terjadi apabila masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup
sehingga dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik khususnya dalam pencegahan
anemia. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia merupakan salah satu faktor yang
juga ikut berperan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil. Tingkat pengetahuan
yang baik pada ibu hamil dapat mempermudah ibu hamil untuk mengetahui bahan pangan
yang dapat membahayakan kehamilannya serta dapat memilih hal-hal yang dapat menunjang
kualitas kehamilannya (Indreswari, et al, 2008).

Penelitian Mulyati, Febri dan Bahagiawati (2007) menunjukan bahwa ibu yang
pengetahuannya kurang memiliki risiko 1,45 kali lebih besar untuk menderita anemia dalam
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengetahuan baik. Hasil penelitian
Mayasari (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang anemia dengan perilaku pemenuhan zat besi selama kehamilan. Zat besi berperan
dalam pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia. Penelitian lain terkait
pencegahan anemia juga dilakukan Budiarni, Subagio, dan Hertanto (2012).

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan motivasi dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi folat. Peningkatan pengetahuan pada ibu hamil bisa di
lakukan 3 dengan menggunakan penyuluhan atau konseling dengan menggunakan berbagai
media. Hasil penelitian Purbowati, et al (2014) menunjukan bahwa ada pengaruh konseling
menggunakan lembar balik dan leaflet terhadap kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet
besi. Efektifitas pendidikan gizi menggunakan media booklet juga dilakukan oleh Zulaekah
(2012).

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pengetahuan gizi anak SD
anemia sebelum dan sesudah intervensi pendidikan dengan media booklet. Booklet memiliki
beberapa kelebihan yakni dapat dipelajari setiap saat karena didesain berbentuk buku serta
memuat informasi lebih banyak (Kemm dan Close, 1995). Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2013 mencatat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita anemia sebanyak 923 jiwa atau 5,76
% dari jumlah ibu hamil (Dinkes Sukoharjo, 2013). Sedangkan pada tahun 2014 jumlah ibu
hamil yang menderita anemia meningkat yakni sebanyak 1.069 atau 7,48% (Dinkes
Sukoharjo, 2014).

Bahwa kejadian anemia masih tinggi terutama pada ibu hamil. Selain itu terdapat 4
peningkatan kejadian anemia pada ibu hamil dari tahun sebelumnya. Padahal diketahui
bahwa anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan
dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah
dan angka kematian perinatal meningkat. Selain itu anak yang terlahir dari ibu yang anemia
juga akan beresiko terkena anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan setelah penyuluhan tentang anemia gizi besi.

B. Bagaimana Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil


Penyebab anemia pada ibu hamil bisa dipengaruhi sejumlah faktor, seperti
produksi sel darah merah dan kondisi kesehatannya. Melansir American Pregnancy
Association, penurunan kadar hemoglobin selama kehamilan bisa disebabkan
ekspansi volume plasma darah yang lebih besar ketimbang laju peningkatan sel darah
merah. Ketidakseimbangan proporsi antara plasma dan sel darah merah ini paling
mencolok terjadi di trimester kedua kehamilan. Selain itu, ibu hamil juga bisa
mengalami anemia karena kekurangan zat besi. Kondisi ini bisa dipicu ibu hamil
kurang asupan.
Gejala anemia pada ibu hamil bisa tidak terlihat sehingga tak jarang diabaikan
begitu saja. Namun, seiring bertambahnya usia kehamilan, gejalanya bisa semakin
memburuk.
Maka, kenali dan waspadai gejala anemia pada ibu hamil seperti:
 Tubuh terasa lemah, letih, dan lesu terus menerus
 Pusing
 Sesak napas
 Detak jantung cepat atau tidak teratur
 Sakit atau nyeri dada
 Warna kulit, bibir, dan kuku memucat
 Tangan dan kaki dingin
 Sulit berkonsentrasi
C. Makanan/Diet Untuk Pasien Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran
prematur dan rendahnya bobot bayi saat lahir. Menjaga hemoglobin dalam batas
normal sangat penting karena hemoglobin mengirim oksigen ke janin. Makanya,
sangat penting untuk memperbanyak makanan kaya vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan zat besi. Demikian juga, hindari makanan yang dapat mengurangi
penyerapan zat besi seperti teh dan kopi. Kalsium dalam susu juga dapat mengurangi
penyerapan zat besi. Berikut adalah beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk
melawan anemia selama kehamilan, seperti dilansir Boldsky.
1) Pisang
Pisang adalah sumber zat besi dan mineral. Makan pisang saat sarapan dapat
menjadi pilihan tepat untuk mengobati atau mencegah anemia selama kehamilan
2) Kurma
Kurma dikenal karena kemampuannya dalam meningkatkan produksi
hemoglobin. Anda bisa mengonsumsi kurma sebagai camilan manis yang dapat
meningkatkan produksi darah merah.
3) Oatmeal
Oatmeal dapat melawan anemia selama kehamilan. Selain mudah dicerna,
oatmeal dapat memberikan mineral yang diperlukan tubuh, bersama dengan zat
besi.
4) Kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Ini juga
bisa menjadi camilan sehat yang menemani Anda saat bekerja atau beraktivitas
di rumah.
5) Brokoli
Brokoli adalah sayuran berdaun hijau yang baik dikonsumsi saat hamil. Ini
adalah sumber vitamin, zat besi dan folat.
6) Daging merah
Daging merah dapat membantu Anda mendapatkan cukup zat besi untuk
memerangi anemia selama kehamilan. Kandungan zat besi dari sumber hewani
lebih mudah diserap daripada sumber nabati.
7) Bayam hijau
Bayam adalah makanan super untuk para ibu hamil. Bayam adalah pemasok zat
besi dan folat untuk memerangi anemia selama kehamilan.
8) Delima
Delima adalah sumber makanan yang kaya zat besi. Sertakan delima dalam
menu harian Anda jika Anda mencari solusi untuk memerangi anemia selama
kehamilan.
9) Kismis
Kismis adalah buah anggur yang dikeringkan. Kismis akan menjadi pilihan yang
baik untuk melawan anemia selama kehamilan.
10) Kuning telur
Kuning telur mengandung banyak zat besi. Mengonsumsi telur dapat membantu
menjaga hemoglobin dalam jumlah normal.
11) Biji-bijian
Biji-bijian membantu Anda untuk tetap sehat dengan mencegah anemia selama
kehamilan. Semua jenis biji-bijian akan menjaga hemoglobin dalam jumlah
normal.
12) Kerang
Kerang adalah makanan yang kaya zat besi. Masukkan kerang dalam menu
harian Anda untuk membantu mengatasi anemia selama kehamilan.
13) Madu
Jika Anda mengalami anemia selama kehamilan, sertakan madu dalam menu
harian Anda. Madu adalah sumber zat besi yang dapat melawan anemia.
14) Jus jeruk
Jus jeruk merupakan sumber vitamin C, yang dapat membantu dalam
penyerapan zat besi. Mengonsumsi vitamin C dapat membantu memerangi
anemia selama kehamilan.
D. Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil
Untuk mengatasi anemia dalam kehamilan, berikut beberapa hal yang perlu
dilakukan, yaitu:
1. Makan makanan bernutrisi khusus
Dokter mungkin menyarankan agar Anda mengonsumsi makanan bernutrisi
dan bergizi tinggi, khususnya yang kaya zat besi dan asam folat setiap hari.
Mulanya Anda hanya akan membutuhkan tambahan 0,8 mg zat besi per hari di
trimester pertama, hingga 7,5 mg per hari pada trimester ketiga. Sementara itu,
peningkatan asupan asam folat per trimeser biasanya berkisar dari 400 – 600
mcg per hari, tergantung anjuran dokter.
Melansir dari laman American Pregnancy Association, makanan yang
termasuk tinggi zat besi untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, yaitu:
 Daging (sapi atau unggas) rendah lemak yang dimasak matang
 Makanan laut seperti ikan, cumi, kerang, dan udang yang dimasak
matang
 Telur yang dimasak matang
 Sayuran hijau, misalnya bayam dan kangkung
 Kacang polong
 Produk susu yang telah dipasteurisasi
 Kentang
 Gandum
Sementara makanan tinggi folat untuk anemia pada ibu hamil meliputi:
 Sayuran daun hijau, seperti bayam, brokoli, seledri, buncis, lobak hijau,
atau selada
 Keluarga jeruk
 Alpukat, pepaya, pisang
 Kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang merah, kacang kedelai,
kacang hijau
 Biji bunga matahari (kuaci)
 Gandum
 Kuning telur
2. Mengonsumsi vitamin C lebih banyak
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi sayur dan buah tinggi vitamin C,
seperti jeruk, stroberi, kiwi, brokoli, kembang kol, tomat, dan paprika.Vitamin C
membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan secara lebih
efisien.Kebutuhan vitamin C harian juga dapat dipenuhi dengan minum
suplemen vitamin C, tetapi sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter agar
pengobatan terkontrol dengan baik.Namun, mencukupi asupan gizi dari
makanan saja mungkin tidak akan cukup buat ibu hamil. Maka, Anda perlu
melakukan langkah selanjutnya untuk mengurangi risiko.
3. Minum suplemen
Sebagai langkah awal pengobatan anemia pada ibu hamil, dokter akan
menyarankan Anda untuk mulai minum suplemen zat besi, vitamin B12, dan
asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal. Minum dosis pertama suplemen
sebaiknya di pagi hari agar tidak memperparah sensasi mual muntah karena
morning sickness, ditambah akibat anemia pada ibu hamil. Jika harus diminum
setelah makan, tunggu satu jam dulu baru telan vitamin Anda agar tidak merasa
mual. Ibu hamil juga bisa minum suplemen sebelum tidur untuk mengurangi
risiko mual setelahnya. Jangan lupa minum banyak air setelah menelan vitamin
untuk mengurangi anemia pada wanita hamil.
CDC merekomendasikan, ibu hamil yang memiliki anemia untuk
mengonsumsi suplemen besi sebanyak 30 mg per hari sejak cek kandungan
pertama kali untuk mencegah anemia defisiensi besi. Sementara untuk suplemen
folat anemia pada wanita hamil, WHO dan Kemenkes RI merekomendasikan
minum dosisnya sebanyak 400 mcg/hari. Sebaiknya hal ini dilakukan sesegera
mungkin begitu akan merencanakan kehamilan dan terus dilanjutkan sampai 3

bulan setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai