Tingkat : II-C
NIM : 01810017
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan
penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan
fisiologik yang terjadi adalah perubahan haemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri
atas cairan dan sel – sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan
thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor – faktor prokoaguasi dan
hemostasis. (Sarwono.2009)Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi
Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi
Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah
(< 11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu
pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb,
kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang tinggi (> 14,5 g/dl)
pada pemeriksaan pertama. (Sarwono.2009)Sebagian besar perempuan mengalami
anemia selama kehamilan, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk
terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan
penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Berdasarkan data yang dimiliki posyandu “Menur” di Desa Kalak Ijo, Guwosari
Pajangan Bantul, persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2012
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 40% (persentase
insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2011 sebanyak 30%, tahun 2010 sebanyak
20%). Data menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia di daerah tersebut
rata – rata adalah ibu hamil yang bekerja di luar rumah dan kondisi sosial ekonominya
cenderung tinggi. Letak geografis di daerah tersebut juga tergolong dekat dengan
fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Bidan Praktik Swasta, Posyandu. Setelah
dilakukan survey, ternyata penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang anemia pada kehamilan dan ibu hamil cenderung tidak memperdulikan
pentingnya tablet fe yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena ibu
hamil di daerah tersebut menganggap bahwa tablet fe hanya membuat merasa mual
jika diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya pada ibu hamil di daerah
tersebut.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan , klien mampu mengerti, memahami dan
dapat menjelaskan Anemia pada Ibu Hamil.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada ibu hamil,
diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat mengetahui tentang :
1) Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
2) Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
3) mengetahui apa saja yang dilakukan saat memasukiproses intranatal
4) Akibat anemia pada ibu hamil
5) Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Diskusi dan Tanya Jawab
2. Demonstrasi
V. Kegiatan
Kegiatan Penceramah Waktu Kegiatan Responden
1. Mengucapkan salam dan 30 detik Menjawab salam
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan 1 menit Mendengarkan penjelasan
umum dan tujuan
khusus penkes
3. Melakukan kontrak 30 detik Memperhatikan penjelasan
waktu dan memotivasi
ibu hamil untuk aktif
dalam diskusi
4. Apersepsi tentang 1 menit Mengungkapkan
penyakit anemia kepada pemahaman atau istilah lain
ibu hamil yang klien ketahui
5. Memberikan penjelasan 10 menit Mendengarkan dan
tentang definisi, memperhatikan penjelasan
penyebab, tanda dan
gejala spesifik dari
penyakit Anemia pada
ibu hamil serta
penanganan
sederhananya
6. Mendemonstrasikan 7 menit Memperhatikan cara
cara pengolahan jus pengolahan dari jus bayam
bayam merah
7. Memberikan 2 menit Bertanya
kesempatan kepada ibu
hamil untuk bertanya
8. Berdiskusi dan tanya 3 menit Aktif dalam diskusi
jawab
9. Menyimpulkan hasil 1 menit Memahami kesimpulan
penkes
10. Memberikan 1 menit Mendengarkan penjelasan
reinforcement positif
dan memotivasi ibu
hamil untuk menjaga
kesehatan
11. Menutup kegiatan dan 30 detik Menjawab salam
mengucapkan salam
VI. Media
1. Leaflet
2. Poster
3. Slide PPT
VII. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian penyakit Anemia pada ibu hamil.
2. Sebutkan penyebab penyakit Anemia pada ibu hamil.
3. Jelaskan tanda dan gejala penyakit Anemia pada ibu hamil.
4. Jelaskan hal yang perlu dilakukan untuk menangani penyakit Anemia pada ibu hamil.
5. Jelaskan perencanaan selanjutnya untuk penyakit Anemia pada ibu hamil.
1. Definisi anemia
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr% sebagai akibat ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan
kosentrasi Hb pada tingkat normal.
.2. Definisi intranatal
Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.
3. persiapan pengkajian intranatal
Pengkajian dimulai saat perawat pertama kali kontak dengan wanita, baik melalui
telepon atau secara langsung. Apabila memungkinkan, perawat perlu memegang catatan
medis kehamilan ketika berbicara dengan wanita atau ketika menerimanya untuk
mengevaluasi persalinannya. Pertama, faktor- faktor dikaji untuk menentukan apakah
wanita itu sudah mengalami persalinan sejati dan harus masuk rumah sakit. Apabila
seorang pasien menelpon dan belum dapat dipastikan apakah ia perlu masuk rumah sakit,
perawat harus menyarankannya memanggil seorang pemberi jasa kesehatan atau datang
kerumah sakit. Apabila wanita datang keunit prenatal, pengkajian merupakan prioritas
utama. Perawat akan mengkaji sistem secara terinci melalui wawancara, pengkajian fisik,
dan pemeriksaan laboratoirum untuk menentukan status persalinan wanita itu. Formulir
penerimaan dapat memberi perawat arahan untuk memperoleh informasi penting dari
seseorang wanita yang akan melahirkan. Sumber informasi tambahan dapat diperoleh dari.
(1) catatan prenatal, (2) wawancara awal, (3) pemeriksaan fisik untuk menentukan
parameter fisiologis dasar, (4) hasil pemeriksaan laboratorium, (5) faktor- faktor
psikososial dan budaya yang diutarakan, dan (6) evaluasi klinis status persalinan yang
berlangsung.
2.3 Etiologi
Penyabab anemia pada umunya menurut Salmariantity (2012) yaitu:
1) Kurangnya gizi (malnutrisi)
2) Kurangnya zat besi besi dalam diet
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak: persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
5) Penyakit-penyakit kronik: TBC, cacing usus, malaria
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Prawirohardjo dalam
Salmariantity (2012) yaitu:
1) Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengencera darah
2) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma
3) Kurangya zat besi dalam makanan
4) Kekurangnya zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat
5) Gagguan pencernaan dan abortus
6) Perdarahan kronik
7) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
8) Terlalu sering menjadi donor darah
9) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi)
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadar Fe yang
diperlukan untuk pembetukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe. Penyebab
terjadinya anemia Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor langsung
dan tidak langsung. Secara langsung anemia disebabkan oleh seringnya mengkonsumsi
zat penghambat absorsi Fe, kurangnya mengkonsumsi promoter absorsi non Fe serta ada
infeksi parasit. Sedangkan faktor yang tak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tak
langsung mempengaruhi kadar Hb seseorang dengan mempengaruhi ketersediaan Fe
dalam makanan seperti ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya pendidikan dan
pengetahuan (Prawirohardjo dalam Asyirah, 2012)
Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh (Asyirah, 2012)
a) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b) Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
c) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi
2.6 Patofisiologi
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada
bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah dalam Hutabarat, H.,
2011).
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-1000 mg
untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-
400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan
zat besi sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg terbuang selama melahirkan. Dengan
demikian jika cadangan zat besi sebelum kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien
dengan mudah mengalami kekurangan zat besi (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa menyebabkan seseorang mengalami
anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi didalam tubuh mencukupi dan asupan
nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien mengalami gangguan pencernaan maka zat
besi tersebut tidak bisa diabsorbsi dan dipergunakan oleh tubuh (Riswan dalam Hutabarat, H.,
2011).
Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan keseimbangan zat besi
yang negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-
tama untuk mengatasi keseimbanganyang negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi
dalam jaringan cadangan. Pada saat cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala
anemia defisiensi besi (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-masing berkaitan
dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut dengan
kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi yang berkurang
dibawah normal namun besi didalam sel darah merah dari jaringan tetap masih normal.
Tingkatan kedua disebut anemia kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus
berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan
belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi
didalam sel darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam jaringan yaitu besi dalam
jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali (Kusharto dalam Hutabarat, H., 2011).
2.9 Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia adalah
(Masrizal 2007) :
a) Suplementasi tabet Fe
b) Fortifikasi makanan dengan besi
c) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d) Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin
e) Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat besi dapat
meningkatkan hemoglobin.
f) Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi besi seperti
bahan makanan yang mengandung polifenol atau pitat