Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Anemia Pada Ibu Hamil


Sasaran : Ibu hamil, keluarga ibu hamil, pengunjung puskesmas
Hari/Tanggal : Kamis, 02 Juni 2022
Tempat : Ruang Aula Puskesmas Suwawa
Waktu : 20 Menit
Penyuluh : Mahasiswa/Mahasiswi Profesi Ners Universitas Negeri
Gorontalo

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan
penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan
fisiologik yang terjadi dan perubahannya adalah perubahan haemodinamik.
Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan sel– sel darah berpotensi
menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi
ketidakseimbangan faktor–factor prokoaguasi dan hemostasis.(Sarwono.2009)
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan
bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak
menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hbrendah
(<11,5g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan padatrimester kedua,
yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Padatrimester ketiga terjadi sedikit
peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb
yang tinggi (>14,5g/dl) pad apemeriksaan pertama (Sarwono.2009). Sebagian
besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik diNegara maju
maupun diNegara berkembang.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk
terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan
penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab,
dan sebagian besar anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan ibu hamil cenderung tidak
memperdulikan pentingnya tablet fe yang diberikan oleh bidan atau tenaga
kesehatan karena ibu menganggap bahwa tablet fe hanya membuat merasa
mual jika diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya pada ibuhamil.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pennyuluhan, klien mampu mengerti,
memahami dan dapat menjelaskan Anemia pada Ibu Hamil""
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada ibu
hamil, diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat mengetahui tentang
a. Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
b. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
c. Macam-macam anemia pada ibu hamil serta penyebabnya
d. Akibat anemia pada ibu hamil
e. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Kegiatan
Kegiatan Penceramah Waktu Kegiatan Responden
1. Mengucapkan salam dan 30 detik Menjawab salam
memperkenalkan
diri
2. Menjelaskan tujuan umum 1 menit Mendengarkan penjelasan
dan tujuan khusus
pendkes
3. Melakukan kontrak waktu 30 detik Memperhatikan penjelasan
dan memotivasi ibu hamil
untuk aktif dalam diskusi

4. Persepsi tentang penyakit 1 menit Mengungkapkan


anemia kepada ibu hamil pemahaman atau istilah
lain yang klien ketahui
5. Memberikan penjelasan 10 menit Mendengarkan dan
tentang definisi, memperhatikan penjelasan
penyebab, tanda dan
gejala spesifik dari
penyakit Anemia pada ibu
hamil serta penanganan
sederhananya

6. Memberikan kesempatan 2 menit Bertanya


kepada ibu hamil untuk

bertanya

7. Berdiskusi dan tanya 3 menit Aktif dalam diskusi


jawab
8. Menyimpulkan hasil 1 menit Memahami kesimpulan
penkes
9. Memberikan 1 menit Mendengarkan penjelasan
reinforcement positif dan
memotivasi ibu hamil
untuk menjaga kesehatan
10. Menutup kegiatan dan 30 detik Menjawab salam
mengucapkan salam

F. Media
1. Leflet
2. Benner
G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian penyakit Anemia pada ibu hamil
2. Sebutkan penyebab penyakit Anemia pada ibu hamil
3. Jelaskan tanda dan gejala penyakit Anemia pada ibu hamil
4. Jelaskan hal yang perlu dilakukan untuk menangani penyakit Anemia pada
ibu hamil
5. Jelaskan perencanaan selanjutnya untuk penyakit Anemia pada ibu hamil
Lampiran
Anemia Pada Ibu Hamil

A. Definisi
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 11,0gr; sebagai akibat
ketidakmampuan dari jaringan pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic)
dalam produksinya untuk mempertahankan kosentrasi Hb pada tingkat normal
(Asyirah, 2012).
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai Hb
di bawah 11 gr pada trimester I dan III, atau kadar nilai Hb kurang dari
10,5gr pada trimester II (Asyirah, 2012).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah
11gr/dl pada trimester I dan II, kadar Hb <10,5 gr/dl pada trimester ke II.
Nilai batas tersebut terjadi karena hemodialisis terutama pada trimester II
(Salmariantity, 2012).
B. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat dibagi menjadi 3
kategori sebagai berikut:
1. Normal : >11 gr%
2. Anemia ringan : 8-10 gr%
3. Anemia berat: < 8gr%
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo dalam Asyirah,
(2012) yaitu:
1. Anemia defisinsi zat besi
Anemia yang paling sering djumpai dalam kehamilan adalah anemia
akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur zat besi dalam
makanan, gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau
karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya perdar
ahan. Anemia ini mempunyai ciri yaitu ukuran sel darah merah lebih dari
ukuran normal dan warna coklat, hal ini disebabkan kekurangan ion Fe
komponen Hb dan disertai dengan penurunan kuantatif pada sintesa Hb.
Patofisioologinya yaitu simpanan zat besi habis, kadar serum menurun,
dengan gejala klinis timbul karena jumlah Hb tidak adekuat untuk
mengangkat oksigen ke jaringan tubuh. Manifestasi kliniknya yaitu pucat,
vertigo, keletihan, sakit kepala, deprsi, takikardi, dan amenorhe
2. Anemia Haemolitik 
Anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembiatannya. Gejala utama adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah seperti kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Wanita dengan
anema hemolitik sukar menjadi hamil apabila hamil maka anemianya
biasanya menjadi berat
3. Anemia Megaloblastik 
Sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritroblas
yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel yang dinamakan
megaloblas, anemia megaloblas disebabkan oleh defisiensi B12, asam folat,
gangguan metabolism vitamin B12 dan asam folat, gangguan sintesis
DNA akibat dari defisiensi enzim congenital dan didapat setelah pemberian
obat sitostatik tertentu. Patofisiologinya defisiensi asam folat dan vitamin
B12 jelas akan menganggu sintesis DNA higga terjadi gangguan maturasi inti
sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas.
4. Anemia Hipoplastik 
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang tidak
mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebab anemia hingga
kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar 
rontgen, racun dan obat-obatan.
C. Etiologi
Penyebab anemia pada umunya menurut Salmariantity, (2012) yaitu:
1. Kurangnya gizii + malnutrisi.
2. Kurangnyya zat besi
3. Malabsorpsi
4.Kehilangan darah banyak: persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
5. Penyakit kronik: TBC, cacing usus, malaria
Etiologi anemia defisiensi zat besi pada kehamilan menurut Prawirahardjo
dalam Salmariantity, (2012) yaitu:
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat.
5. Gangguan pencernaan dan abortus
6. Perdaarahan kronik 
7. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
8. Terlalu sering menjadi donor darah
9. Gaangguan penyerapan nutrisi + malabsorpsi.
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadar Fe
yang diperlukan untuk pembetukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe.
Penyebab terjadinya anemia Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua Faktor,
yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Secara langsung anemia disebabkan
oleh seringnya mengkonsumsi zat penghambat absorsi Fe, kurangnya
mengkonsumsi promoter absorsi non Fe serta ada infeksi parasite
Sedangkan factor yang tidak langsung yaitu faktor-faktor yang secara
tak langsung mempengaruhi kadar Hb seseorang dengan mempengaruhi
ketersediaan Fe dalam makanan seperti ekonomi yang masih rendah, atau
rendahnya pendidikan dan pengetahuan (Prawirahardjo dalam Asyirah, 2012).
Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh (Asyirah, 2012) :
1. Meningkatnya kebutuhan zat  besi untuk pertumbuhan janin 
2. Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
3. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
4. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
D. Faktor Resiko
Menurut Nurhidayati (2013) factor-faktor yang memengaruhi anemia pada
ibu hamil yaitu:
1. Faktor Dasar
a. Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang
didapatkan berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
b. Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk
mencegah terjadinya anemia.
c. Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetah
uan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan
ibuhamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi dan kesehatan keluarga.
2. Faktor Tidak Langsung
a. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus
anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi
infestasi
parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani pe
ngawasan antenatal.
b. Umur Ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda (<20 tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan
untuk umur yang tua diatas 30 tahun perlu energy yang besar juga
karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
3. Faktor Langsung
a. Kecukupan konsumsi tablet Fe
Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia zat
besi yang dibrikan pada ibu hamil
b. Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang
dari2tahun.
c. Paritas
Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa
memperhatikan apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan
frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati,tetapi bukan
aborsi.
d. StatusGizi
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi
ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat,
sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Oleh karena itu pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
penting dilakukan.
E. Manifestasi Klinis

Salah satu tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat.
Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume darah,
berkurangnya Hb dan vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman oksigen ke
organ-organ vital. Warna kulit bukan merupakan indeks yang dapat
dipercayaa untuk pucat karena dipengaruhui oleh pigmentasi kulit, suhu
kedalaman serta distribusi bantalan perifer. Bantalan kuku, telapak tangan dan
membrane mukosa mulut serta konjungtiva merupakan indicator yang lebih baik
untuk menilai pucat (Asyirah, 2012).

Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas
pendek, muka pucat, susah berkonsentarsi serta fatigue atau rasa lelah yang
berlebihan, gejala ini disebabkan karena otak dan jjantung mengalami kekurangan
distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya
lebih cepat karena berusaha megkompensasi kekurangan oksigen dengan
memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan kebugaran tubuh
menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung menjadi berat dan bisa
meyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi juga bias menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi (Salmarianty,
2012).

Menurut Sohimah dalam Asyirah (2012) tanda dan gejala anemia pada
kehamilan yaitu:

1. Lemah, letih, lesu, muda lelah dan lalai


2. Wajah tampak pucat.
3. Sering pusing
4. Mata berkunang-kunang
5. Nafsu makan berkurang
6. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
7. Sering sakit
8. Nafas pendek (pada anemia berat)
9. Keluhan mual mutah lebih hebat pada kehamilan muda

F. Penatalaksanaan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, berikut meupakan penatala
ksaan menurut (Masrizal, 2007) :
a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup, tetapi karena
harganya yang cukup tinggi menyebabkan masyarakat sulit
menjangkaunya. Untuk itu diperlukan alternatif lain untuk mencegah
anemia zat besi.
Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki gizi saling
melengkapi termasuk vitamin dapat meningkatkan penyerapan zat besi,
seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100
dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2,3,4 dan 5
kali. Mengurangi konsumsi makanan yang bias menghambat penyerapan
zat besi seperti: fitat, fosfat, tannin.
b. Suplemen zat besi
Pemberian suplemen zat besi menguntungkan karena dapat memperbaiki
status hemoglobin dalam waktu yang relative singkat. DiIndonesia pil Fe
yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat.
Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90
tablet selama kehamilannya. Tablet besi yang diberikan mengandung
FeSO4 320mg (zatbesi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg. Program tersebut
bertujuan mencegah dan menangani anemia pada ibu hamiL
c. Pemberian supplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6
mg/KgBB/hari dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan- sedang: 3
mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi
d. Mengatur pola diet seimbang berdasarkan piramida makanan sehingga
kebutuhan makronutrien dan mikronutrien dapat terpenuhi.
e. Terapi jus jambu biji sebagai peningkatan kadar Hb.

G. Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia adalah
(Masrizal, 2007) :
1. Suplementasi tabet Fe 
2. Fortifikasi makanan dengan besi.
3. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pang
an yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C
4. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya
mencegah dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet
tambah darah. Telah terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi
zat besi dapat meningkatkan kadar Hemoglobine.
5. Pengobatan Anemia Defisiensi zat besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah
dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi
tablet tambah darah.
6. Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat
absorpsi besi seperti bahan makanan yang mengandung polifenol atau
pitat (brokoli, kacang kedelai, pepaya, dll).

H. Bahaya dan Dampak Anemia Pada Kehamilan


1. Bahaya Selama Kehamilan
a. Dapat terjadi abortus
b. Persalinan prematuritas
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman decompensasi cordis atau payah jantung (Hb<6gr%)
f. Molahidatidosa (hamil anggur)
g. Hipermisisgravidarum (mual muntah saat hamil muda)
h. Perdarahan antepartum (sebelum melahirkan)
i. Ketuban Pecah Dini (KPD) sebelum proses melahirkan
(Salmariantity,2012)

2. Bahaya saat persalinan

a. Gangguan his-kekuatan mengejam


b. Kala pertma dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlatar
c. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan
d. Kala uri dapat diikuti retensi placenta (plasenta tidak terlepas dengan
spontan), dan perdarahan post partum (setelah melahirkan) karena atonia
uteri (Rahim tidak berkontraksi) (Salmariantity,2012).

4. Bahaya pada Kala Nifas


a. Terjadi subinvolusi uteri (kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal
inovolusi) menimbulkan perdarahan postpartum
b. Memudahkan infeksi puerperium (daerah dibawah geniatalia)
c. Pengeluaran ASI berkurang
d. Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
e. Anemia kala nifas (masa setelah melahirkan hingga 42 hari)
f. Mudah terjadi infeksi mamae (payudara) (Salmariantity,2012)

5. Bahaya pada Janin


a. Abortus
b. Terjadi kematian intra uterine (dalamrahim)
c. Persalinan prematuritas tinggi
d. Berat badan lahir rendah
e. Kelahiran dengan anemia
f. Dapat terjadi cacat bawaan
g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
h. Intelegensia rendah (Salmariantity,2012)

Anda mungkin juga menyukai