Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Anemia Pada Ibu Hamil


Peserta/Sasaran : Ibu hamil
Hari/Tanggal :
Tempat :
Penyuluh :

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan pada ibu hamil di harapkan dapat
menambah pengetahuan tentang anemia
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
a. Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
b. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
c. Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya
d. Akibat anemia pada ibu hamil
e. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
f. Cara minum tablet zat besi yang benar

B. Materi Penyuluhan
Terlampir

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

1
D. Media
1. Leafleat

E. Evaluasi
Prosedur : Post test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan anemia dan anemia pada ibu hamil?
2. Apa saja ciri-ciri ibu hamil yang anemia?
3. Sebutkan macam-macam anemia dan penyebabnya?
4. Apa akibat anemia pada ibu hamil?
5. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil?
6. Bagaimana cara minum tablet zat besi yang benar?

F. Susunan Kegiatan Materi


TAHAP KEGIATAN
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH SASARAN

1. Persiapan. 1. Orang tua diam dan


tenang.
2. Mengucapkan salam. 2. Menjawab salam.
3. Memperkenalkan diri. 3. Memperhatikan
penyuluh.
2 Menit Pembukaan
4. Menyampaikan tujuan. 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
penyuluh.
5. Kontrak waktu pelaksanaan.
5. Menyetujui waktu
pelaksanaan.

2
1. Mengkaji ulang 1. Menyampaikan
pengetahuan sasaran pengetahuannya tentang
tentang materi penyuluhan. materi penyuluhan.

2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan


penyuluhan kepada penyuluh
Kegiatan
8 Menit sasaran. menyampaikan materi.
Inti

3. Memberikan kesempatan 3. Menanyakan hal-hal


kepada sasaran untuk yang tidak dimengerti
menanyakan hal-hal yang dari materi penyuluhan.
belum di mengerti dari
meteri yang dijelaskan.

1. Evaluasi oleh penyaji, tanya 1. Menjawab pertanyaan


jawab. dari penyaji.
5 Menit Penutupan 2. Menyimpulkan bersama 2. Mendengarka dan ikut
materi yang diberikan. menyimpulkan bersama.
3. Menutup pertemuan dan 3. Memperhatikan dan
memberi salam. menjawab salam.

G. Layout

3
Keterangan :

: Penyaji : Sasaran

: Media

Lampiran Materi 1

4
ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. Pengertian
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin
dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan
kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah, Ai Yeyeh,
dkk, 2010).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr
%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan
dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Sulistyoningsih,2011).
Penggolongan anemia hasil dari pemeriksaan Hb dengan Sahli adalah
sebagai berikut (Manuaba,2010) :
1. Hb 11 gr% disebut tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% disebut anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% disebut anemia sedang
4. Hb ≤ 7 gr% disebut anemia berat
Sedangkan menurut Depkes RI 2010 bahwa anemia berdasarkan hasil
pemeriksaan digolongkan menjadi :
1. Hb ≥11 gr% disebut tidak anemia
2. Hb 9-10,9 gr% disebut anemia ringan
3. Hb ≤ 8 gr% disebut anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan III (Manuaba, 2010).
Jadi anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin yang menurun
dibawah batas normal, ini karena penurunan kadar darah dalam membawa
oksigen akibat produksi sel darah merah. Dan ibu hamil didiagnosis anemia
jika kadar hemoglobinya kurang dari 11 gr%.

B. Ciri-ciri Ibu Hamil Dengan Anemia

5
Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan
ciri-ciri dibawahini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb
dalam darah. Ciri-ciri tersebut antaralain :
1. Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
2. Lemah
3. Letih
4. Lesu
5. Lunglai
6. Nafas terengah-engah
7. Nyeri dada

C. Macam-macam Anemia
1. Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dankehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darahyang berlebihan disertai hilangnya
besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatukehamilan dapat
menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan
berikutnya.
Padagestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang
dipicu oleh kehamilannya rata-ratamendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila
tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar200 mg atau lebih
keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas
melebihicadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila
perbedaan antara jumlah cadanganbesi ibu dan kebutuhan besi selama
kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi olehpenyerapan
besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, makakekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.Walaupun pada trimester ketiga
laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhanakan besi tetap

6
meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak
besiyang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh
berbeda dari jumlah yangsecara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan
anemia berat tidak menderita anemiadefisiensi besi.
2. Anemia karena perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadisumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah
pelahiran. Pada awal kehamilan,anemia akibat perdarahan sering terjadi
pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan molahidatidosa.
Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan
danmempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah
yang diganti umumnyatidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan
secara tuntas, secara umum apabilahipovolemia yang berbahaya telah
teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisaseyogyanya diterapi
dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnyalebih
dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan
perdarahan serius, dapatberobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan
tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3bulan merupakan terapi terbaik
dibandingkan dengan transfusi darah (Sarwono, 2008).
3.  Anemia karena radang/ keganasan
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah
sejak jaman duludikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit
terutama infeksi kronik dan neoplasmamenyebabkan anemia derajat sedang
dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yansedikit hipokromik
dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis,
atauesteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah
secara bermaknamenurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini,
gagal ginjal kronik, kanker dankemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi
manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakanpenyebab tersering
anemia bentuk ini.

7
Berbagai penyakit kronik dapat menyebabkan anemia selama dalam
masa kehamilan. Beberapadiantaranya adalah penyakit ginjal kronik,
supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatorybowel disease), lupus
eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan
arthritisremotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan
meningkatnya volume plasma melebihiekspansi massa sel darah merah.
Wanita dengan pielonfritis akut berat sering mengalami anemianyata. Hal
ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan
produksieritropoietin normal .
4. Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang.
Anemia aplastik adalah suatu penyulit yangparah. Diagnosis
ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai
trombositopenia,leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler ().
Pada sekitar sepertigakasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain,
infeksi, radiasim, leukemia, dan gangguanimunologis. Penurunan mencolok
sel induk yangterikat di sumsum tulang adalah kelainan fungsional
mendasar. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai
olehproses imunologis (Wibisono Hermawan, 2009). Pada penyakit yang
parah, yangdidefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang
kurang dari 25 persen, angkakelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen.
5.  Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah
yang lebih cepatdari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
a. Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,
talasemia, anemia selsickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I
danparaksismal nokturnal hemoglobinuria
b. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam,
dan dapatbeserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah,
kelelahan,kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vitalPengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta

8
penyebabnya. Bila disebabkan olehinfeksi maka infeksinya di berantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun, padabeberapa jenis obat-
obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang
berulangdapat membantu penderita ini.
6. Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
selama kehamilansangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanyafaktor intrinsik. Ini adalah suatu
penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengankelainan ini.
Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada
merekayang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah
penyakit Crohn, reseksiileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus
halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadarnonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein
pengangkut B12 transkobalamin. Wanitayang telah menjalani gastrektomi
total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12)intramuscular
setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya
tidakmemerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12
perlu dipantau. Tidak adaalasan untuk menunda pemberian asam folat
selama kehamilan hanya karena kekhawatiranbahwa akan terjadi gangguan
integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secarabersamaan
mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga
tidakdiobati).
7. Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan
yang ditandai dengansel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia
hemolitik kronik. Pada penyakit sel sabit, seldarah merah memiliki
hemoglobin yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen
di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi sepertisabit.

9
Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah
terkecil dalam limpa, ginjal,otak, tulang dan organ lainnya; dan
menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organtersebut. Sel sabit ini
rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,
menyebabkananemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan
mungkin kematian.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah
menjadi berbentuk bulansabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal
berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih dibagian tengahnya),
sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan
mudahdan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah
merah berbentuk bulansabit untuk melewati pembuluh darah terutama di
bagian pembuluh darah yang menyempit,karena sel darah merah ini akan
tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dankerusakan
organ tubuh.

D.  Akibat Anemia Pada Ibu Hamil


1. Abortus
2. Persalinan preterm/sebelum waktunya
3. Proses persalinan lama
4. Perdarahan setelah persalinan
5. Syok
6. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
7. Payah jantung
8. Bayi lahir prematur
9. Bayi cacat bawaan
10. Kematian janin
11. Kematian ibu

E. Penatalaksanaan Dan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

10
Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan
pemberian suplemen zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut
selama masa kehamilan. Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang dan
memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti
hati ayam atau pun sapi, sayur bayam, kacang-kacangan dan buah-buahan
serta hindari konsumsi kopi dan teh karena dapat menghambat penyerapan zat
besi.
Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat
diperlukan oleh sel-sel darah merah dapat terpenuhi secara maksimal.
Periksakan sedini mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia, agar langkah-
langkah antisipasi bisa segeradilakukan.

F. Cara Minum Tablet Zat Besi


1. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi
rasa mual.
2. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12, misalnya
dengan jus jeruk atau air lemon untuk membantu proses penyerapan.
3. Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu
karena dapat menghambat proses penyerapan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans Media

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.


Yogyakarta: Graha Ilmu

12

Anda mungkin juga menyukai