Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP)

Anemia Pada Remaja


I. IDENTIFIKASI MASALAH
Kelompok remaja adalah salah satu kelompok umur yang sangat rentan
menderita anemia. Hal ini di sebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang anemia,
kebiasaan makan yang tidak baik sehingga menyebakan kurangnya asupan gizi yang
diperlukan remaja untuk mencegah anemia. Jika hal ini terus terjadi maka akan
berdampak buruk pada remaja seperti remaja mudah letih, lesu, lemah dna lunglai
sehingga akan menyebabkan kurangnya konsentrasi pada anak remaja. Untuk
mencegah terjadinya anemia pada remaja diperlukan peningkatan pengetahuan tentang
anemia dan perubahan kebiasaaan makan dengan memberikan Pendidikan Gizi
Anemia.

II. PENGANTAR
Bidang Studi : Gizi kesehatan Masyarakat
Topik : Anemia
Subtopik : Mengenal Anemia
Sasaran : Remaja kelas X SMA Negeri 21 Makassar
Hari/Tanggal :
Jam :
Waktu : 30 Menit
Tempat : SMA Negeri 21 Makassar

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Diharapkan siswa kelas X SMA Negeri 21 Makassar dapat mengetahui tentang
anemia, serta dapat mengubah pola kebiasaan makan yang dapat mencegah anemia.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Siswa kelas X SMA Negeri 21 Makassar diharapkan dapat mengetahui tentang
1. Pengertian anemia
2. Tanda-tanda anemia
3. Penyebab anemia
4. Dampak anemia
5. Cara mencegah anemia
V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet

VII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan : Menjawab salam
a. Memberi salam Mendengarkan
b. Menjelaskan tujuan edukasi dan
c. Menyebutkan materi/ pokok bahasan yang memperhatikan
akan disampaikan.
2. 15 Menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi edukasi secara berurutan memperhatikan
dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda-tanda anemia
3. Penyebab anemia
4. Akibat anemia
Jenia makanan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
3. 5 Menit Evaluasi : Merespon dan
1. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
bertanya Merespon dengan
2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab
menjawab pertanyaan yang diberikan pertanyaan
4. 5 Menit Penutup : Menyimak
1. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
2. Menyampaikan terimakasih atas perhatian
dan waktu yang telah diberikan kepada
peserta
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

IX. EVALUASI
Metode Evaluasi : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan

X. LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia merupakan keadaan menurunnnya kadar haemoglobin,
hematocrit, dan jumlah sel darah merah dibawah normal yang dipatok untuk
perorangan. Anemia gizi adalah keadaan dengan kadar haemoglobin, hematocrit,
dan sel darah merah yang lebih rendah dari normal, sebagai akibat dari defisiensi
salah satu atau beberapa unsur makanan essensial yang dapat mempengaruhi
timbulnya defisiensi tersebut (Arisman, 2014).
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana rendahnya
konsentrasi haemoglobin (Hb) atau hematocrit berdasarkan nilai ambang batas
(referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit)
dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolysis), atau kehilangan darah
yang berlebihan (Citrakesumasari, 2012).
Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.
Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi
essensial (zat besi, asam folat dan B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-
sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit
malaria, infeksi cacing tambang. (Masrizal, 2007).
Anemia adalah keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa
hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan
dibawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan hemotokrit (packed red cell)
(Bakta, 2015).
B. HEMOGLOBIN
1. Pengertian
Haemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut CO2 dari
jaringan perifer ke paru-paru (Martin, 1984). Haemoglobin terdiri dari bahan yan
mengandung besi yang disebut (heme) dan protein globulin. Terdapat sekitar 300
molekul haeomoglobin dalam setiap sel darah merah. Haemoglobin adalah
merupakan zat perotein yang ditemukan dalam sel darah merah, yang memberi
warna merah pada darah.
2. Fungsi
Dalam sel darah merah haemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O 2).
Dengan banyaknya oksigen yang diikat dan dibawa oleh darah, dengan adanya
Hb dalam sel darah merah, apsokan oksigen keberbagai tempat diseluruh tubuh,
bahkan yang paling terpencild an terisolasi akan tercapai
Tabel : Nilai Ambang Batas Pemeriksaan Hematokrit Dan Haemoglobin
Kelompok Umur/ Jenis Konsentrasi
Hematokrit (<%)
Kelamin Hemoglobin (<g/dL)
6 bulan 5 tahun 11.0 33

5 11 tahun 11,5 34

12 13 tahun 12,0 36

Wanita 12,0 36

Ibu hamil 11,0 33

Laki-laki 13,0 39

Sumber : (WHO/UNICEF/UNU, 1997 dalam Citrakesumasari, 2007

C. TANDA-TANDA ANEMIA
1. 5 L : lemah , letih, lesu, lunglai dan lalai
2. Sesak napas saat beraktivitas
3. Sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang
4. Ganguan haid dan libido menurun
5. Pucat oada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta rambut tipis dan halus.

D. PENYEBAB ANEMIA
1. Kurangnya pengetahuan tentang anemia
2. Kebiasaan makan yang kurang baik
3. Kurangnya asupan zat gizi (zat besi, folat, vitamin C, protein, Vitamin A, Vitamin B6
dan Vitamin B12)
4. Kehilangan darah saat menstruasi
5. Penyakit infeksi
E. AKIBAT ANEMIA
1. Mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
2. Lemah dan mudah terkena infeksi karena kurangnya daya tahan tubuh.
3. Tidak aktif, malas, cepat Lelah.
4. Kurang konsentrasi dalam belajar yang dapat mempengaruhi kecerdasan dan daya
tangkap.
5. Mudah mengantuk

F. JENIS ASUPAN GIZI UNTUK MENCEGAH ANEMIA


1. Zat Besi
a. Pengertian
Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan.
Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan
penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah
Defisiensi besi terjadi saat jumlah Fe yang diabsorbsi tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya intake Fe,
penurunan biovailabilitas Fe dalam tubuh, peningkatan kebutuhan Fe Karena
perubahan fisiologi seperti kehamilan dan pertumbuhan.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang.
b. Kebutuhan zat besi
Table : Kebutuhan zat besi
Umur/Jenis Kelamin Mg

0-6 bulan -

7-11 bulan 7

1.3 tahun 8

4-6 tahun 9

Laki-laki

10-12 tahun 13

13-15 tahun 19

16-18 tahun 15

19-80 13

Wanita

10-12 tahun 20

13-15 tahun 26

16-18 tahun 26

19-29 tahun 26

30-49 tahun 26

50-80 12

Sumber: AKG (2013)


c. Sumber Zat Besi
Terdapat pada makanan dari hewan dan sayuran misalnya daging sapi, ayam,
ikan, tahu, temped an semua jenis sayuran.
Table : Sumber Zat Besi
Makanan Zat Besi (mg)

Sumber Hem

Hati anak lembu (calves) 5,3

Daging pinggang sapi (sirloin) 2,9

Daging sapi (tanpa lemak) 1,9

Daging lunak pinggang Babi (tenderloin) 1,3

Ayam (light meat) 0,9

Ayam (dark meat) 1.5

Tuna (light) 2,7

Tiram 5,6

Sumber Non Hem

Mentega kacang (1tbsp) 0,7

Kacang polong ( 1 cup) 1,3 3,0

Sereal telah dimasak ( cup) 0,7 1,3

Sereal siap saji ( cup) 0,7 1,3

Roti gandum ( 1 iris) 0,6 0,8

Kacang (2tbsp) 1,0

Sumber: Soetjiningsih, 2007


d. Faktor ynag mempengaruhi penyerapan zat besi
1) Makanan terbaik yang mengandung zat besi adalah makanan dari daging
hewan karena zat besi dalam daging hewan dapat diserap dua kali dari pada
makanan yang berasal dari tumbuhan.
2) Makanan yang banyak mengandung vitamin C membantu dalam penyerapan
zat besi.
3) Makanan yang banyak mnegandung tannin menghambat penyerapan zat besi
karena dalam abasorpsi zat tersebut mengikat zat besi. Maknaan yang banyak
mnegandung tanin adalah teh dan kopi.

2. Folat
a. Pengertian
Vitamin ini dibutuhkan untuk menghindarkan anemia. Terdapat sekelompok
ikatan organik dengan bioaktivitas vitamin ini, yang sekarang diberi nama Pteroyl
Glutamic Acid (PGA). Asam folat berbentuk kristal berwarna orange kekuningan,
tidak berasa dan tidak berbau, larut didalam air dan tidak larut didalam minyak
serta zat-zat pelarut lemak seperti alcohol dan ether.
b. Jumlah zat folat yang dibutuhkan
Tabel 2.6 Angka Kecukupan Folat

Kelompok Umur Folat Kelompok Umur Folat


(mcg) (mcg)

Bayi/ Anak Perempuan

0-6 bulan 65 10-12 tahun 400

7-11 bulan 80 13-15 tahun 400

1-3 tahun 160 16-18 tahun 400

4-6 tahun 200 19-29 tahun 400

7-9 tahun 300 30-49 tahun 400

Laki-laki 50-64 tahun 400

10-12 tahun 400 >65 tahun 400

13-15 tahun 400 Hamil

16-18 tahun 400 Trimester 1 +0

19-29 tahun 400 Trimester 2 +9

30-49 tahun 400 Trimester 3 +13

50-64 tahun 400 Menyusui <6 bulan +6

>65 tahun 400 Menyusui >6 bulan +8


c. Sumber Folat
Tabel : Nilai folat dalam bahan makanan (g/100 gram)

Bahan Makanan g Bahan Makanan g

Hati ayam 1128 asparagus 109

Hati sapi 250 Bayam 134

Ginjal sapi 45,3 Rumput laut kering 4700

Ikan kembung 36,5 Daun kacang 109,8

Ganggang laut 61 Daun selada 88,8

Kepiting 56 Kucai 57,8

Ubi jalar 52 Kacang kedelai 210

Gandum 49 Kacang hijau 121

Bungkil kacang tanah 124 Kacang merah 180

Jeruk mandarin 5,1 Pindakas 125

3. Vitamin C
a. Pengertian
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C rusak Karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi
dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam
larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C mempunyai
banyak fungsi didalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor.
b. Kebutuhan Vitamin C dalam tubuh
Tabel : Angka Kecukupan Vitamin C

Kelompok Umur Vitamin C Kelompok Umur Vitamin C


(mg) (mg)

Bayi/ Anak Perempuan

0-6 bulan 40 10-12 tahun 50

7-11 bulan 50 13-15 tahun 65

1-3 tahun 40 16-18 tahun 75

4-6 tahun 40 19-29 tahun 75

7-9 tahun 45 30-49 tahun 75

Laki-laki 50-64 tahun 75

10-12 tahun 50 >65 tahun 75

13-15 tahun 75 Hamil

16-18 tahun 90 Trimester 1 +10

19-29 tahun 90 Trimester 2 +10

30-49 tahun 90 Trimester 3 +10

50-64 tahun 90 Menyusui <6 bulan +6

>65 tahun 90 Menyusui >6 bulan +8

Sumber: AKG 2013


c. Sumber Vitamin C
Vitamin C pada umumnya terdapat dipangan nabati, yaitu sayur dan buah
terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria dan tomat,
vitamin C juga banyak terdapat didalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.

Tabel : Nilai Vitamin C bahan makanan (mg/100 gram)

Bahan Makanan mg Bahan Makanan Mg

Daun singkong 275 Jambu monyet buah 197

Daun katuk 200 Gandaria (masak) 110

Daun melinjo 150 Jambu biji 95

Daun pepaya 140 Papaya 78

Sawi 102 Manga muda 65

Kol 50 Manga masak pohon 41

Kol kembang 65 Durian 53

Bayam 60 Kedondong (masak) 50

Kemangi 50 Jeruk manis 49

Tomat masak 40 Jeruk nipis 27

Kangkung 30 Nenas 24

Ketela pohon kuning 30 Rambutan 58

Sumber: FKUI (1992) dalam Almatsier (2009)


4. Protein
a. Pengertian
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam
kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim,
berbagai hormon pengangkutan zat-zat gizi dan darah, amtriks intraseluler dan
sebagainya adalah protein.

b. Protein yang dibutuhkan dalam tubuh


Tabel : Angka Kecukupan Protein

Kelompok Umur Protein Kelompok Umur Protein


(g) (g)

Bayi/ Anak Perempuan

0-6 bulan 12 10-12 tahun 60

7-11 bulan 18 13-15 tahun 69

1-3 tahun 26 16-18 tahun 59

4-6 tahun 35 19-29 tahun 56

7-9 tahun 49 30-49 tahun 57

Laki-laki 50-64 tahun 57

10-12 tahun 56 65-80 tahun 65

13-15 tahun 72 >80 tahun 55

16-18 tahun 66 Hamil

19-29 tahun 62 Trimester 1 +20

30-49 tahun 65 Trimester 2 +20

50-64 tahun 65 Trimester 3 +20

65-80 tahun 62 Menyusui <6 bulan +20

>80 tahun 60 Menyusui >6 bulan +20

Sumber: AKG 2013


c. Sumber Protein
Bahan makan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, seperti sayur, daging unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein
nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tahu dan tempe, serta kacang-
kacangan lainnya.
Tabel : Nilai Proten bahan makanan (gram/100 gram)

Bahan Makanan g Bahan Makanan g

Kacang kedelai 34,9 Keju 22,8

Kacang merah 29,1 Kerupuk udang 17,2

Kacang tanah terkelupas 25,3 Jagung kunih, pipil 9,2

Kacang hijau 22,2 Roti putih 8,0

Biji jambu monyet (mete) 21,2 Mie kering 7,9

Tempe kacang kedelai 18,3 Beras setengah giling 7,6

Tahu 7,8 Kentang 2,0

Daging sapi 18,8 Gaplek 1,5

Ayam 18,2 Ketela pohon 1,2


(singkong)
Telur bebek 13,1 Daun singkong 6,8

Telur ayam 12,0 Bayam 3,5

Udang segar 21,0 Kangkung 3,0

Ikan segar 16,0 Wortel 1,2

Tepung susu skim 35,6 Tomat masak 1,0

Tepung susu 24,6 Manga harum manis 0,4

Sumber: Depkes (1979) dalam Almatsier (2009).


d. Zink (seng)
1. Pengertian
Seng didapatkan sebagai kom[onen sekitar 40 metalo-enzim, terlibat dalam
proses metabolism mayor, seperti sintesis protein, penyembuhan luka,
pembentukan sel darah merah, fungsi imun, untuk pertumbuhan dan
perawatan jaringan tubuh. Seng sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
pematangan seksual, terutama saat pubertas kebutuhan dan retensinya
meningkatt sebanding dengan peningkatan Massa Tubuh Bersih (MTB). Untuk
peningkatan MTB 1 Kg, diperlukan 20 mg seng.

2. Sumber zink
Sumber zink (seng) yang baik terdapat dalam kerrang laut, daging merah,
daging unggas, keju, seluruh padian-padian, sereal, kacang kering dan telur.

G. CARA MENCEGAH ANEMIA


1. Meningkatkan pengetahuan tentang anemia
2. Mengubah kebiasaan makan
3. Mengkonsumsi zat gizi yang dapat mencegah anemia
4. Minum tablet tambah darah

XI. DAFTAR PUSTAKA


1. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
2. Bakta, I M. 2015. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
3. Citrakesumasari. 2007. Anemia Gizi Masalah Dan Pencegahannya. Yogyakarta :
Kalika.
4. Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2014. Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
5. Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9.2007 II (I).
6. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
7. Sediatama, A.D. 2012. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid 1. Jakarta : Dian
Rakyat.
8. Sediatama, A.D. 2010. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid 2. Jakarta : Dian
Rakyat
9. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta :
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai