DISUSUN OLEH :
Nama : Alif Nur Laili Hidayah
NPM : 1020183012
Kelas : 3A
Prodi : S1 Keperawatan
Waktu : 20 menit
A. Latar Belakang
Persoalan gizi buruk pada bayi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah yang serius.
Masalah gizi menghambat perkembangan anak dengan dampak negatif yang akan berlangsung
dalam kehidupan kedepannya. Terdapat 1,3juta balita sangat kurus di Indonesia, sementara 1,6 juta
balita masuk kategori kurus (moderat).
Indonesia termasuk dalam 5 besar negara di dunia untuk jumlah gizi buruk pada anak-anak.
Kurang lebih satu dari tiga orang anak Indonesia atau 37,2% anak Indonesia menderita gizi buruk.
Hal ini berarti 9,5 juta anak dibawah umur lima tahun menderita kekurangan gizi (WFP, 2014).
Selain itu, menurut Kemenkes RI (2015) menunjuka bahwa presentase balita gizi buruk sebesar
3,8% angka ini turun dari tahun sebelumnya yakni 4,7%. Status gizi balita menurut Indeks Berat
Badan per-Usia di dapatkan hasil 79,7% gizi baik, 14,9% gizi kurang, 3,8% gizi buruk, dan 1,5%
gizi lebih, sehingga Indonesia berada pada peringkat keempat dunia dalam jumlah balita kurus.
Kekurangan gizi pada usia dini dapat merusak sistem kekebalan dan meningkatkan durasi atau
tingkat keparahan penyakit menular, pada akhirnya jika tidak ditangani dapat menyebabkan
kematian.
Di Desa Sidigede Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara terdata ada 20,1% pada tahun 2018 dari
seluruh orang yang memiliki gizi buruk. Dengan melihat hal-hal tersebut di atas, maka penyuluh
terdorong untuk membuat suatu penyuluhan tentang gizi buruk.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Pengorganisasian
b. Kegiatan Penyuluhan
E. Setting Tempat
B B
Keterangan :
A : Penyaji
B : Peserta Penyuluhan
F. Media
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Proposal pendidikan kesehatan yang berisi Satuan Acara penyuluhan telah siap sebelum
kegiatan dimulai
b. Kontrak waktu, tempat dan topik dengan ibu balita warga desa Sambung.
f. Menyiapkan pertanyaan.
2. Evaluasi proses
b. Kegiatan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah di tentukan
3. Evaluasi Hasil
d. Peserta mampu menyebutkan makanan yang sehat dan baik untuk di konsumsi
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur
(BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely undeweight (gizi
buruk). Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) kurang dari
-3 SD (Kemenkes,2011).
Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh
kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun (Wiku A,2015).
B. Faktor Penyebab Gizi Buruk
6. Sanitasi
Upaya penurunan angka kejadian penyakit bayi dan balita dapat dapat diusahakan
dengan menciptakan sanitasi lingkungan yang sehat, yang pada akhirnya akan memperbaiki
status gizi (Hidayat T, 2011).
7. Tingkat pendapatan
Keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah, memungkinkan konsumsi pangan
dan gizi terutama pada balita rendah dan hal ini mempengaruhi status gizi pada anak balita
8. Ketersediaan pangan
9. Jumlah anggota keluarga
10. Sosial budaya
1. Kwasiorkor
c. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut
tanpa rasa sakit dan mudah rontok
d. Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
f. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk
g. Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
h. Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
3. Marasmic-Kwashiorkor
Penilaian status gizi anak serupa dengan penilaian pada periode kehidupan lain.
Komponen penilaian status gizi meliputi:
2. Pemeriksaan Biokimia
3. Pemeriksaan Klinis
4. Pemeriksaan Antropometri
E. Makanan yang baik untuk gizi buruk
Anak yang kurus dan kurang gizi membutuhkan asupan kalori yang sangat
tinggi. Kalori bisa menjadi sumber tenaga dan sumber energi untuk tubuh anak.
Ada tiga jenis unsur utama kalori tinggi seperti lemak, karbohidrat dan protein.
Anda bisa mencoba untuk memberikan bubur atau makanan padat yang diolah dari
kacang-kacangan, biji-bijian, keju alpukat. Anda bisa mencoba membuatnya dalam
bentuk bubur atau sup.
3. Berikan semua makanan tinggi protein
Anak yang mengalami kurang gizi biasanya akan sangat kekurangan protein.
Ini bisa menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat dan sangat lambat.
Untuk mengatasi ini maka Anda bisa memberikan semua jenis menu yang diolah
dari bahan tinggi protein seperti ikan salmon, ikan tuna, daging ayam, daging
bebek, telur, ikan lele dan semua jenis olahan kedelai. Untuk olahan kedelai maka
Anda bisa memberikan susu kedelai atau sari kacang hijau.
4. Bubur gandum dan bubur beras merah
Anak yang mengalami kurang gizi juga harus menerima makanan padat yang
bisa membuat pencernaan membaik. Berbagai jenis makanan yang padat namun
bisa membuat berat badan anak lebih cepat naik seperti bubur gandum dan bubur
beras merah. Untuk memberikan rasa maka Anda bisa menambahkan kaldu ayam
atau kaldu sapi. Namun untuk awal pemberian maka sebaiknya tidak terlalu
banyak, sebab biasanya perut anak belum nyaman untuk mendapatkan makanan
padat.
5. Olahan telur
Telur mengandung vitamin dan protein yang sangat tinggi. Salah satu nutrisi
yang sangat penting dari telur adalah kolin. Kolin bisa membuat anak mendapatkan
pertumbuhan yang baik, rangsangan pertumbuhan otot dan sistem syaraf serta bisa
meningkatkan fungsi otak sehingga anak menjadi cerdas. Untuk memberikan telur
pada anak maka Anda harus memberikan telur yang memang sudah dimasak
dengan baik. Misalnya dengan membuat olahan rebusan telur, telur goreng dengan
minyak zaitun, omelet telur, atau memasukkan telur ke dalam sup, bubur atau nasi.
6. Selai kacang untuk camilan anak
Kacang tanah mengandung lemak tak jenuh tunggal. Anda bisa mencoba
untuk memberikan selai kacang sebagai bahan yang mengandung protein tinggi.
Selain itu olahan selai kacang juga sudah mengandung minyak kepala, gula dan
garam. Semua nutrisi ini penting untuk anak yang masuk ke masa pertumbuhan.
Anda bisa mencoba memberikan selai kacang dengan cara menambahkan dalam
camilan anak, seperti roti gandum atau biskuit.
7. Olahan biji-bijian terproses
Semua jenis makanan yang terbuat dari biji-bijian sangat baik untuk anak.
Berbagai jenis makanan ini termasuk seperti roti gandum, oatmeal, sereal, dan
kelompok nasi. Bahkan Anda juga bisa memberikan olahan biji-bijian yang sudah
diproses seperti biskuit gandum dan bubur gandum. Semua jenis makanan ini
juga mengandung serat dan karbohidrat. Jika anak tidak menderita alergi gluten
maka bisa diberikan secara rutin kepada anak.
8. Olahan daging
Daging sangat penting untuk anak yang menderita kurang gizi. Daging
mengandung zat besi yang bisa membantu produksi sel darah merah pada anak
sehingga bisa mengatasi anemiua. Kemudian daging juga mengandung zat besi
dan magnesium yang bisa meningkatkan fungsi otak anak dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Agar anak-anak bisa makan daging dengan baik maka
Anda bisa mencoba untuk mengolah daging menjadi hidangan yang lembut. Anda
bisa mencampurnya dengan jenis makanan lain seperti tahu, tempe, telur, dan
bubur. Anda bisa mengajari anak untuk makan daging secara pelan sehingga
mereka tidak terkena gangguan pencernaan seperti sembelit.
9. Semua jenis olahan keju
Semua jenis olahan keju mengandung nutrisi yang sangat penting untuk anak
seperti vitamin D, kalsium, protein, lemak dan fosfor. Semua nutrisi ini bisa
membantu tubuh menjadi lebih sehat sekaligus juga mendorong anak memiliki
pertumbuhan tulang yang lebih sehat. Anak – anak biasanya tidak suka jika harus
makan keju secara langsung, karena itu Anda bisa mencampurnya dengan sereal,
camilan dengan roti atau biskuit. (baca: manfaat keju untuk bayi)
10. Olahan ikan
Semua jenis olahan ikan sangat baik untuk anak yang mengalami kekurangan
gizi. Ikan mengandung protein yang sangat baik untuk meningkatkan fungsi otot
dan tulang. Kemudian ikan juga mengandung berbagai jenis lemak sehata seperti
omega 3 yang bisa membuat otak anak menjadi lebih cerdas. Bahkan konsumsi
ikan secara teratur juga bisa membuat sistem syaraf dan mata anak menjadi lebih
sehat. Beberapa jenis ikan yang disarankan seperti ikan salmon, ikan nila, ikan
lele, ikan sarden, ikan tuna dan jenis ikan yang lain. Ikan sebaiknya juga harus
dimasak hingga matang seperti menjadi bubur atau ikan kukus.
11. Menu sup sayuran hijau
Kemudian selain berbagai jenis daging dan ikan maka Anda juga harus mulai
memberikan sayuran yang berwarna hijau. Sayuran hijau bisa membuat anak
menerima berbagai zat yang penting untuk masa pertumbuhan seperti zat besi,
kalsium, vitamin C, dan juga mineral seperti kalium yang sangat baik untuk
menjaga kesehatan jantung. Anda bisa mencoba memberikan sayuran hijau yang
sudah dimasak menjadi bubur atau sup. Beberapa sayuran yang sangat disarankan
terutama sayuran yang mengandung glukosinates seperti brokoli, kembang kol,
sawi , kubis dan jenis lainnya.
12. Semua sayuran dan buah berwarna cerah
Selain jenis sayuran yang berwarna hijau maka Anda juga harus mencoba
memberikan sayuran dan buah yang berwarna cerah. Sayuran dan buah yang
berwarna cerah sangat baik untuk anak karena mengandung vitamin A yang
sangat tinggi. Vitamin A tidak hanya untuk meningkatkan fungsi mata tapi juga
membantu agar sistem kekebalan tubuh anak meningkat sehingga anak tidak
mudah sakit. Beberapa jenis sayuran berwarna misalnya seperti tomat, wortel,
pepaya, labu, jeruk dan jenis sayuran atau buah yang lain.
F. Pencegahan Gizi Buruk
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu,
anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang
sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10%
dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai,
segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah
sakit.
5. Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang
tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya
bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu
meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting
lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi
yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan
secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
G. Penatalaksanaan
1. Jika Anda memiliki anak yang diduga mengalami malnutrisi atau kurang gizi ada
baiknya untuk segera membawanya ke rumah sakit sebagai pertolongan pertama.
Hal ini sesuai dengan saran yang diutarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO). Dengan demikian, dokter dapat memeriksa keadaan anak dengan seksama
dan dapat mengobati dehidrasi maupun infeksi yang terjadi.
2. Pada fase awal pengobatan, seorang anak akan diberikan asupan gizi yang
disalurkan melalui hidung—ini berlangsung hingga 1 minggu. Jika keadaan sang
anak sudah terlihat membaik dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu rehabilitasi.
Pada tahap ini sang anak dapat diberi ASI. Seringkali anak membutuhkan
dukungan secara emosi ataupun fisik, sehingga nafsu makannya dapat bertambah.
3. Perhatian dan pemberian kasih sayang merupakan cara yang paling ampuh dalam
mengobati sang anak. Beberapa dokter dan ahli gizi bisa jadi membantu para ibu
dengan memberikan tips praktis dalam merawat anak atau dalam memilih menu
makanan yang bergizi agar terhindar dari kekambuhan.
4. Setelah kondisi anak benar-benar pulih, ia dapat dirawat di rumah dan dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan secara berkala baik itu di rumah sakit atau klinik
anak untuk mendapatkan perawatan lanjutan yang memadai. Demikianlah
pengobatan yang dapat Anda lakukan jika sang anak mengalami kekurangan gizi.