Anda di halaman 1dari 8

Vol. 1, No.

1 Januari 2018
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-315
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFESIONALISME PETUGAS


KESEHATAN DI PUSKESMAS BAROKO
KABUPATEN ENREKANG

Factor Affecting The Healt Care Professionalsm In Baroko Puskesmas

Abidin Djalla, Rezqi Nur Hafidza, Amir Patintingan


Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UMPAR
(abidin.djalla@yahoo.com)
(rezqinurhafidza@yahoo.co.id)
(amirpatintingan@yahoo.com)

ABSTRAK
Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan
lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya yang terdapat pada atau dilakukan seorang profesional.
Profesionalisme merupakan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan
benar dan juga komitmen dari pada anggota dari sebuah profesi untuk meningkatkan kemampuan
dari seorang pekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
antara tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja dan jabatan terhadap profesionalisme
petugas kesehatan di Puskesmas Baroko. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian survei analitik dengan pendekatan kualitatif, yaitu dinamika hubungan atau
pun pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dikaji pada saat bersamaan yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme petugas kesehatan
di Puskesmas Baroko. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh secara
signifikan dengan t hitung = 2,647 dan t tabel = 0,43. Pelatihan berpengaruh secara signifikan
dengan t hitung = 2,647 dan t tabel = 0,468. Pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan
dengan t hitung = 2,647 dan t tabel = 0,528. Jabatan berpengaruh secara signifikan dengan t
hitung = 2,647 dan t tabel = 1,068.

Kata kunci : Profesionalisme, Pendidikan, Pelatihan, Pengalaman Kerja, Jabatan

ABSTRACT
Professionalism is the qualities (abilities, skills, means of execution of things and so on)
as reasonable as it is in or done by a professional. Professionalism is a competence to carry out
its duties and functions properly and also the commitment of members of a profession to improve
the ability of a worker. The purpose of this study is to determine whether there is influence
between the level of education, training, work experience and occupation of professionalism of
health workers at Baroko Health Center. The method used in this research is analytic survey
research method with qualitative approach, ie the dynamics of the relationship or the influence of
independent variables with dependent variables studied at the same time which aims to determine
the factors that affect the professionalism of health workers at the Baroko Puskesmas. The result
of the analysis shows that education significantl nfluences (t = 2,64, and t table = 0,43). Training

16
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

significantly influence (t = 2.647 and t table = 0,468). Work experience significantly influence (t
= 2.647 and t table = 0,528). Position influence significantly with t = 2.647 and t table = 1.068.

Keywords: Professionalism, Education, Training, Work Experience, Position

PENDAHULUAN bagi aparatur Negara, khususnya aparatur di


Globalisasi merupakan isu yang akan bidang kesehatan. Di berbagai belahan dunia,
menjadi kenyataan, karena siap atau tidak, mau saat ini menghadapi gelombang besar berupa
atau tidak mau Indonesia akan memasuki era meningkatnya isu globalisasi. Salah satu
pasar bebas. Globalisasi merupakan peristiwa persyaratan menghadapi globalisasi adalah
besar ekonomi di zaman kita. Sekarang, kompetensi.
globalisasi mendatangkan berbagai Ketenagaan merupakan salah satu
kesempatan yang tidak pernah ada sebelumnya sumber daya yang diperlukan dalam sistem
bagi jutaan orang di seluruh dunia. Tentunya kesehatan suatu negara untuk meningkatkan
sumber daya manusia di Indonesia akan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan
bersaing dengan sumber daya manusia dari membutuhkan masa persiapan yang terpanjang
Negara luar, begitupun sumber daya manusia dibandingkan dengan sumber daya yang lain
di bidang kesehatan, dituntut untuk terus tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau
meningkatkan kompetensi, sehingga bisa usaha – usaha pemerataan pelayanan.1
menjadi tenaga yang profesional sesuai dengan Sebagai petugas kesehatan mempunyai
bidangnya. Terutama tenaga kesehatan yang tanggung jawab memberikan pelayanan
memberikan pelayanan secara langsung ke terhadap publik. Tentunya untuk memberikan
masyarakat, seperti: dokter, perawat, bidan dan pelayanan yang baik, dibutuhkan aparatur yang
tenaga kesehatan penunjang lainnya. benar – benar kompeten. Faktor yang memberi
Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui keberhasilan dalam dunia kerja adalah soft skill
pendidikan dan pelatihan yang terus – (40%), jaringan / networking (30%), keahlian
menerus, berkaitan dengan keahlian yang.1 di bidangnya (20%), financial (10%). Tentunya
Profesional tidak pernah lepas dari kata 4 (empat) faktor tersebut harus dimiliki oleh
kompetensi, sesuatu yang mutlak harus aparatur kesehatan untuk mempersiapkan
dimiliki oleh sumber daya manusia, terutama menghadapi pasar global. Untuk itu dalam

17
Vol. 1, No. 1 Januari 2018

meningkatkan soft skill dan keahlian ada selama ini. Sedikit sekali diklat yang
dibidangnya, didapatkan melalui pendidikan berkaitan keahlian dan bidang kerja tenaga
dan pelatihan yang berkesinambungan. Dan kesehatan yang ada di rumah sakit. Seperti
tentunya pelatihan yang diikuti adalah diklat untuk perawat, tenaga rekam medis,
pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi pefkata radiologi, ahli gizi, fisioterapi dan lain
dan sesuai dengan bidang kerjanya, karena – lainnya.
kompetensi adalah standar keahlian seseorang Program pendidikan dan pelatihan
dalam bekerja. mempunyai beberapa manfaat karir jangka
Saat ini yang terjadi, pelayanan di panjang dan membantu bagi tenaga – tenaga
bidang kesehatan, terutama yang berada dalam kesehatan untuk memikul tanggung jawab
tatanan pelayanan kesehatan di bawah instansi yang besar di waktu akan datang. Program
pemerintah, seperti: Rumah Sakit Umum pendidikan dan pelatihan bukan saja penting
Daerah, Puskesmas dan Rumah Sakit bagi individu, tetapi juga bagi hubungan antara
pemerintah lainnya, belum maksimal dalam individu (manusia) dalam kelompok kerja
pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan bahkan bagi hubungan antara kelompok sosial
kurangnya kualitas sumber daya manusianya, yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang
sarana dan prasarana ada, tetapi tidak ditunjang ada di masyarakat. Oleh karena itu pelayanan
oleh sumber daya manusia yang terampil kesehatan merupakan aspek yang menjadi
mengoperasikan alat – alat canggih, akhirnya prioritas utama sebagai sikap profesional
terjadi kerusakan pada alat – alat karena petugas kesehatan dalam rangka mendapatkan
ketidaktahuan. Bukan rahasia lagi dalam suatu hasil kepercayaan dan nilai yang baik dari
instansi ada PNS yang lebih sering disebut masyarakat.2
dengan spesialis pelatihan yang selalu dikirim Data petugas kesehatan Puskesmas
mengikuti pelatihan, walaupun pelatihan itu Baroko menurut status kepegawaian, untuk
tidak sesuai dengan bidang kerjanya. PNS 18 orang, dan magang / honorer 57 orang
Seharusnya diklat yang diikuti oleh dengan jumlah keseluruhan sebanyak 75 orang.
PNS kesehatan adalah diklat yang berbasis Rata – rata pengunjung pasien tiap harinya
kompetensi, sesuai dengan bidang keahliannya. sebanyak 20 orang per hari. Dengan jumlah
Bagaimanakah dengan kegiatan diklat yang pengunjung yang begitu banyak sehingga tugas

18
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

yang harus dikerjakan oleh petugas kesehatan petugas tetap maupun yang diroling, pada
dapat meningkat dan mengganggu penampilan umumnya mempunyai status kepegawaian
kerja dari petugas tersebut. Untuk itu penulis sebagai pegawai honorer.
tertarik meneliti faktor – faktor yang Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di
Puskesmas Baroko Tahun 2017.
mempengaruhi Profesionalisme petugas
Karakteristik n (%)
kesehatan di Puskesmas Baroko (Data tahunan Responden
Puskesmas Baroko). Umur (Tahun)
21 – 30 44 58,7
31 – 40 27 36,0
METODE PENELITIAN 41 – 50 75 5,3
Golongan Kepegawaian
Metode yang digunakan dalam IV/a 1 1,3
penelitian ini adalah metode penelitian III/d 3 4,0
III/c 1 1,3
Analitik dengan pendekatan kualitatif, III/b 2 2,7
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai III/a 6 8,0
II/d 3 4,0
instrumen. Populasi adalah seluruh petugas II/c 2 2,7
kesehatan yang ada di Puskesmas Baroko yaitu Magang 57 76,0
Jenis Kelamin
75 orang dengan penentuan sampel Laki – laki 10 13,3
menggunakan total sampling (total populasi). Perempuan 65 86,7
Sumber : Data Primer, 2017
Analisis data menggunakan analisis univariat
Hasil analisis univariat menunjukkan
dan bivariat dengan uji regresi linear berganda.
bahwa dari 75 responden petugas kesehatan di
Puskesmas Baroko yang mempunyai tingkat
HASIL
profesionalisme tinggi terdapat 58 (77,3%) dan
Hasil penelitian berdasarkan
yang mempunyai tingkat profesionalisme
karakteristik responden di Puskesmas Baroko
rendah terdapat 17 (22,7%), sehingga rata –
Kabupaten Enrekang menunjukkan bahwa rata
rata petugas kesehatan yang bertugas di
– rata umur tenaga kesehatan yang bertugas di
Puskesmas Baroko mempunyai tingkat
Puskesmas Baroko baik petugas tetap ataupun
profesionalisme tinggi. Pendidikan petugas
petugas yang diroling, pada umumnya relative
kesehatan rata-rata mempunyai pendidikan
muda. Status kepegawaian tenaga kesehatan
sedang yaitu terdapat 50 (66,7%) yang
yang bertugas di Puskesmas Baroko baik

19
Vol. 1, No. 1 Januari 2018

mempunyai pendidikan tinggi terdapat 21 terhadap profesionalisme pertugas kesehatan di


(28,0%), sedangkan pendidikan rendah Puskesmas Baroko.
terdapat 4 (5,3%). Pelatihan yang diperoleh Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Variabel
Penelitian di Puskesmas Baroko Tahun 2017
petugas kesehatan yang baik terdapat 18
Karakteristik n (%)
(24,0%), pelatihan sedang terdapat 37 (49,3%) Responden
dan pelatihan kurang terdapat 20 (26,7%), Profesionalisme
Tinggi 58 77,3
dengan demikian bahwa rata – rata petugas Sedang 0 0
kesehatan yang bertugas di Puskesmas Baroko Rendah 17 22,7
Pendidikan
mempunyai pelatihan yang sedang. Tinggi 21 28,0
Pengalaman kerja petugas kesehatan yang Sedang 50 66,7
Rendah 4 5,3
tinggi terdapat 11 (14,7%), pengalaman kerja Pelatihan
sedang terdapat 30 (40,0%) dan pengalaman Baik 18 24,0
Sedang 37 49,3
kerja rendah terdapat 34 (45,3%), dengan Kurang 20 26,7
demikian rata – rata petugas kesehatan yang Pengalaman Kerja
Tinggi 11 14,7
bertugas di Puskesmas Baroko mempunyai Sedang 30 40,0
pengalaman kerja rendah. Petugas kesehatan Rendah 34 45,3
Jabatan
yang mempunyai jabatan tinggi terdapat 4 Tinggi 4 5,3
(5,3%) dan jabatan rendah terdapat 71 Sedang 71 94,7
(94,7%).
Hasil penelitian analisis bivariat untuk
Hasil penelitian analisis bivariat untuk
variabel pelatihan menunjukkan bahwa
variabel pendidikan bahwa pengaruh
pengaruh pelatihan terhadap profesionalisme
pendidikan terhadap profesionalisme
mempunyai korelasi pengaruh kuat yakni
mempunyai korelasi pengaruh kuat yakni
sebesar 0,079. Hasil analisis regresi linear
sebesar 0,099. Hasil analisis regresi linear
seperti yang tersaji pada lampiran 2 tabel
seperti yang tersaji pada lampiran 2 tabel
regresi diperoleh t hitung = 2,646 dan t tabel =
regresi diperoleh t hitung = 2,646 dan t tabel =
0,468. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t
0,431. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t
tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya pelatihan berpengaruh terhadap
Artinya bahwa pendidikan berpengaruh

20
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

profesionalisme petugas kesehatan di mencerminkan kemampuan seseorang untuk


Puskesmas Baroko. dapat mengerjakan suatu pekerjaan. Karena
Hasil penelitian analisis bivariat untuk dengan latar pendidikan ini dianggap mampu
variabel pengalaman kerja menunjukkan menjabat suatu jabatan dimana tingkatan
bahwa pengaruh pengalaman kerja terhadap pendidikan diperoleh dari pendidikan formal
profesionalisme mempunyai korelasi pengaruh dan pendidikan tambahan atau pelatihan yang
kuat yakni sebesar 0,094. Hasil analisis regresi diikuti. Sebagaimana hasil analisis statistik
linear se diperoleh t hitung = 2,646 dan t tabel dengan menggunakan uji regresi linear yang
= 0,528. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung telah dijelaskan pada halaman 45 menunjukkan
> t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. bahwa nilai t hitung > t tabel yang memberikan
Artinya pengalaman kerja berpengaruh indikasi bahwa pendidikan dapat
terhadap profesionalisme petugas kesehatan di mempengaruhi profesionalisme petugas
Puskesmas Baroko. kesehatan di Puskesmas. Dengan adanya
Hasil penelitian analisis bivariat untuk pendidikan, maka seseorang akan belajar
variabel jabatan menunjukkan bahwa pengaruh sesuatu yang belum pernah didapatkan
jabatan terhadap profesionalisme mempunyai sebelumnya.
korelasi pengaruh kuat yakni sebesar 0,0155. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil analisis regresi linear seperti yang tersaji pelatihan merupakan bagian dari investasi
pada lampiran 2 tabel regresi diperoleh t hitung SDM untuk meningkatkan kemampuan dan
= 2,646 dan t tabel = 1,068. Hal ini keterampilan kerja, dan dengan demikian
menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, berarti meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya jabatan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang
berpengaruh secara signifikan terhadap disesuaikan dengan kebutuhan jabatan,
profesionalisme petugas kesehatan di diberikan dalam waktu yang relative pendek,
Puskesmas Baroko. untuk membekali seseorang dengan
keterampilan kerja. Sebagaimana hasil analisis
PEMBAHASAN statistik dengan menggunakan uji regresi linear
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dijelaskan pada halaman 46 menunjukkan
pendidikan merupakan suatu indikator yang bahwa nilai t hitung > t tabel sehingga Ho

21
Vol. 1, No. 1 Januari 2018

ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan
menyimpulkan bahwa pelatihan mempunyai kesehatan yang bermutu dan berkualitas
pengaruh terhadap profesionalisme petugas kepada pasien. Dimana bagi seorang pasien,
kesehatan di Puskesmas Baroko. Pelaksanaan pelayanan yang baik merupakan suatu
pelatihan mempunyai tujuan untuk kepuasan.
mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dapat dilaksanakan/ diselesaikan dengan cepat jabatan merupakan sekumpulan yang berisi
dan efektif. Dan juga bertujuan untuk tugas – tugas yang sama atau berhubungan satu
mengembangkan pengetahuan sehingga dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya
pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, meminta kecakapan, pengetahuan,
konseptual dan dapat membangun sikap, keterampilan dan kemampuan yang juga sama
sehingga menimbulkan kemauan kerjasama meskipun tersebar di berbagai tempat.
antara ketenagaan yang ada di unit kerja. . Sebagaimana hasil analisis dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan uji regresi linear yang dijelaskan
pengalaman kerja dapat mempengaruhi tingkah pada halaman 47 menunjukkan bahwa nilai t
laku organisme dan dapat di anggap sebagai hitung > t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha
kesempatan belajar. Hasil belajar dari diterima. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa
pengalaman kerja akan membuat orang jabatan mempunyai pengaruh terhadap
tersebut kerja lebih efektif. Sebagaimana hasil profesionalisme petugas kesehatan di
analisis statistik dengan menggunakan uji PuskesmasBaroko.
regresi linear yang dijelaskan pada halaman 46
menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel KESIMPULAN
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat menyimpulkan bahwa pengalaman kerja ditarik kesimpulan bahwa pendidikan,
mempunyai pengaruh terhadap pelatihan, pengalaman kerja, dan jabatan
profesionalisme petugas kesehatan di berpengaruh terhadap profesionalisme petugas
Puskesmas Baroko. Seiring perkembangan kesehatan di Puskesmas Baroko Kabupaten
ilmu dan teknologi, pengalaman kerja Enrekang. Dalam rangka meningkatkan
merupakan suatu keterampilan yang sangat profesionalisme petugas kesehatan maka

22
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

disarankan pada instansi yang terkait lebih sehingga pelayanan kesehatan lebih
rajin lagi dalam melaksanakan berbagai berkualitas. Selain itu, perhatian dari pihak
kegiatan – kegiatan yang berhubungan atau pemimpin kiranya lebih ditingkatkan agar
terkait dengan profesionalisme untuk lebih petugas kesehatan lebih termotivasi dalam
mengoptimalkan kualitas SDM yang dimiliki menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya
secara lebih professional.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolf, Martin, Globalisasi Jalan Menuju 8. Darwin. 2009. Apa itu
Kesejahteraan, 2007, Jakarta : Obor Profesionalisme.http://Google.wordpress.c
Indonesia. 2007 hal 26 om.
2. Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan 9. Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen
Kesehatan. Jakarta : EGC Edisi 2. BPFE: Yogyakarta: Jakarta.
3. Adilkurnia.2010.DefinisiAnalisisBebanKe 10. Joe. 2011. Apa itu Jabatan Struktural dan
rja.http://adilkurnia.wordpress.com/2010/ Jabatan Fungsional
02/11/definisi-analisis-beban-kerja. PNS.http://perawattegal.wordpress.com/20
4. Anonym. 2003. Peraturan Pemerintah 11/01/03/apa-itu-jabatan-struktral-dan-
Nomor 19 Tentang Standar Nasional jabatan-fungsional-pns/
Pendidikan. Bandung : Fokus Bandung. 11. Manulang. 1984. Manajemen Personalia.
5. Asri, Marwan. 1986. Pengelolaan Ghalia Indonesia: Jakarta.
Karyawan. BPFE: Yogyakarta. 12. Nasution. 1994. Pendidikan Dan
6. Azwar A.1996. Pengantar Administrasi Pengatahuan. Jakarta, Penerbit Airlangga.
Kesehatan Jakarta: Binarupa Aksara. 13. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
7. Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Administrasi. Bandung: Alfa Beta.
Motivasi Terhadap Perilaku Produktif 14. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk
Karyawan pada Divisi Long Distance PT Penelitian. Bandung: Alfa Beta
Telkom Indonesia,Tbk,

23

Anda mungkin juga menyukai