Anda di halaman 1dari 49

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

GEOVANI MAHARASITHA SYAFITRI


EMMI SETIAWATI
SHIDIK
SITI ADIA AKKATIAN
Menurut R. Miftah Suryadipraja saat ini Congestive Heart
Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler
yang terus meningkat insiden dan prevalensinya.

Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10%


pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat.

Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering


memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission)
meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara
optimal
Menurut Hess Ebbersole ‘98:
Congestive Heart Failure (CHF)
atau gagal jantung adalah
ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah secara adekuat ke
seluruh tubuh atau suatu keadaan
dimana gagal jantung kanan dan
gagal jantung kiri terjadi pada
saat yang bersamaan.
Gagal Jantung menurut New York Heart Association terbagi
atas empat kelas, yaitu :

* Fungsional Kelas I : Timbul gejala sesak pada


aktivitas fisik berat
* Fungsional Kelas II : Timbul gejala sesak pada
aktivitas sedang
* Fungsional Kelas III : Timbul gejala sesak pada
aktivitas ringan
* Fungsional Kelas IV : Timbul gejala sesak pada
aktivitas sangat ringan atau
istirahat
Penyebab gagal jantung kongestif :
* Penyempitan pembuluh darah arteri
* Terjadinya miokard infark
* Tekanan darah tinggi
* Penyakit Jantung Katup
* Cardiomyophaty
* Jantung Bawaan
Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru.
Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan
terdorong ke jaringan paru. Dispnu dapat terjadi akibat
penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran
gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme, juga terjadi akibat
meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan insomnia
yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
 Pembengkakkan tungkai & mata kaki
 Kesulitan bernafas
 Naiknya berat badan akibat terjadinya
penimbunan cairan
Gejala lainnya, anoreksia, nausea, rasa
kenyang, konstipasi, malabsorbsi,
pembesaran hati, organ hati teraba lunak
KURATIF REHABILITASI
Pemberian Oksigen Olah raga teratur sesuai
Menurunkan aktivitas fisik dengan kemampuan
Penggunaan obat
Pengaturan diet

PREVENTIF
Minum obat teratur
Diet teratur
DATA SUBYEKTIF
PASIEN GAGAL
JANTUNG
a) Data Pribadi Pasien
  Nama : Novita Zaenudin
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 13 tahun 3 bulan
Alamat : Jln. Wahramade Rt 5 Kel Danaweria,
Distrik Fakfak tengah kabupaten fakfak
papua barat
Nama orang tua : Zainudin
Tanggal masuk RS : 6 Maret 2009
Tanggal Keluar RS : 24 Maret 2009
  
b) Keluhan Pasien
 Pasien mengalami sesak nafas sejak sebulan
terakhir
 Bunyi jantung tidak terdengar
 Sejak seminggu badan sebelah kiri terasa
lemas dan sulit digerakkan.
 Batuk-batuk dan sesak nafas
 Dada sebelah kiri terasa sakit

Keluhan Utama:
Sesak Nafas
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak satu bulan yang terakhir pasien mengalami sesak nafas
yang makin bertambah, Bunyi jantung didada tidak terdengar.
Dua minggu yang lalu merasa lemas badan sebelah kiri, mual
dan muntah, serta batuk. Pasien agak gelisah dan badan
sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Dada terasa sakit.
Respiration Rate sampai 60x/mnt, EKG. Sinus-tachi Cardi:
Heart Rate 156x/mnt. Sesak napas dirasakan bertambah berat
saat melakukan aktifitas, dan dirasakan berkurang saat
tiduran dengan posisi setengah duduk. Saat sesak, penderita
masih dapat berbicara dengan lancar. Bibir membiru ( + )
didapat setelah beberapa saat setelah mulai sesak napas,
penderita juga bekeringat dingin walau tidak beraktifitas
d) Riwayat penyakit dahulu
* Sakit serupa : disangkal
* Sering batuk pilek :(+)
* Asma : disangkal
* Sakit jantung : disangkal
* Alergi obat/ makanan : disangkal
 
e) Riwayat penyakit keluarga
* Sakit serupa : disangkal
* Sering batuk pilek : disangkal
* Asma : disangkal
* Sakit jantung : disangkal
* Alergi obat/ makanan : disangkal
 
f) Riwayat sosial ekonomi
Pekerjaan orang tua PNS pasien anak ke 1.

g) Riwayat Kelahiran dan imunisasi


lengkap di puskesmas sesuai jadwal
 
DATA OBYEKTIF PASIEN
GAGAL
JANTUNG
a) Data Antropometri Pasien
  TB : 144 cm
BB : 37 kg
BBS : 40 kg
Tabel Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 11,6 g/dl 13-16

Hematokrit 35 % 40-48

Leukosit 22.200 /ml 5000 – 10000

Trombosit 84 % 150-400 ribu/ml


 - Lasix : 1 x 20 mg
 - Aldoctone : 1 x 12,5 mg
 - Cardio Aspirin : 1 x 100 mg
 - prednisone : 3 x 15 mg
 - Simarc : 1 x 6 mg.
ASSESMENT PASIEN
 Berdasarkan dari data subjerktif dan objektif
di atas dapat disimpulkan bahwa pasien CHF Fc III
ec malfungsi katup mitral mekanik dengan status gizi
normal.

 Tindakan medis : operasi katup mitral kiri jantung

 Diagnosa gizi
- Status gizi : Hasil Z_Score = -0,86 (Status Gizi Normal)
- pasien menderita anemia : Hb 11,6 g/dl ( normal 12-14 g/dl )
PERENCANAAN
GIZI
 Rumus Perhitungan Z-Skor adalah:
Z –Skor = Nilai Individu Subyek – Nilai Median Baku Rujukan
 Nilai Simpang Baku Rujukan

= 37,0 – 47,2 = - 10,2 = - 0,86 (Gizi Baik)


 59,0 – 47,2 11,8
Perhitungan kebutuhan Gizi
BBI = ( TB- 100 ) – 10% ( TB – 100 )
= (144-100) - 10% ( 144 – 100 )
= 44-4,4
= 39,6 kg
 
Kebutuhan Zat Gizi
Energi ( BEE ) : 655 +( 9,6 x BB ) + ( 1,8 x TB )- ( 4,7 x U )
: 655 + ( 9,6 x 39,6 ) + ( 1,8 x 144 ) – ( 4,7 x 13 )
: 655 +380,2 +259 – 61
:1233,2 Kkal ( 1200 )
Energi Total : BEE x Aktifitas x F Stres
: 1233,2 x1x1,3
: 1603,16 Kkal( 1600 )
Protein : (10% x 1600 )/4 : 40 gram
Lemak : ( 33 % x 1600 )/9 : 58,6 gram
KH : ( 60 % x 1600 ) /4 : 240 gram
 Mengembalikan keadaan gizi yang
mengalami penurunan masukan kalori dan
peningkatan kebutuhan energi

 Menyiapkan pasien agar berada dalam


kondisi baik untuk tindakan operasi
 Kalori 75 – 120 kkal/ kg BB/hari
 Energi Protein 8 %- 10 %
 Lemak 33 %
 KH 60 % :
 Protein Hidrolisa Ok terdiri dari mol peptida rantai pendek dan
asam-amino yang mudah cernah dan diserap oleh usus halus.
 Natrium + lebih dari mEq/100 kkal
 Kalium, vitamin, dan zat besit
  
PERENCANAAN GIZI
FASE AKUT
Tujuan Diet:
Mengurangi atau mencegah retensi natrium

Syarat – Syarat Diet:


 Cukup kalori ( sesuai dengan kecukupan normal )

 Kaborhidrat sedang

 Lemak rendah

 Air dibatasi

 Mineral + vitamin cukup (ca dibatasi )

 Konsumsi protein rendah 1- 2g/kg BB

 Konsumsi natrium dibatasi 150-180 mg/hr

 Bentuk makanan cair, mudah cernah


Pemberian makanan:
 Bentuk makanan lunak dan cair
 Macam makanan 3x makanan lunak (bubur saring) dan 3x makanan cair diberikan
porsi kecil tapi sering 1-2 hari
 Pemberian karborhidrat sederhana dibatasi
 Pemberian protein di prioritaskan yang mempunyai nilai biologis tinggi.
 Karena kondisi pasien agak gelisah maka diberikan makanan parental sampai
kondisinya stabil kemudian beralih ke enteral dan saring
 Perhitungan cairan : BB x 25 cc/ kg BB
40 x 25 cc /24 jam = 1000 cc/24 jam
 Pesanan : Diet jantung 1000 RG III
 Bentuk Bertahap mulai dari cair dan apabila intake menunjukan perbaikan di ubah
dengan bentuk lunak/ saring
Pagi Siang Sore
06.00: 12.00: 18.00:
makanan cair makanan cair makanan cair
09.00 : 15.00 : 21.00 :
Makanan cair makanan cair makanan cair
10.00 : 16.00 : -
Sari pepaya Sari jeruk
PERENCANAAN GIZI PRA
BEDAH
Tujuan Diet:
 Mengusahakan agar status gizi pasien

dalam keadaan optimal pada saat


pembedahan sehingga tersedia cadangan
untuk mengatasi stress.
 
PERENCANAAN GIZI PASCA
BEDAH
Tujuan:
 Agar Status gizi pasien tetap normal
 Mempercepat penyembuhan luka
 Meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan jalan memberikan kebutuhan dasar yaitu cairan
energi protein
 Mengganti kehilangan protein, glikogen, dan zat-zat besi
 Menyembuhkan ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
 Tidak membebankan fungsi jantung dengan memberikan makanan secara bertahap dalam bentuk
parenteral dan enteral
 
Syarat Diet:
 Memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa, tergantung
dari kondisi pasien.

Jenis Diet :
 Pasca Bedah I diberikan jika pasien sudah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda bising
usus positif
Cara Pemberian makan:
Selama enam jam sesudah pembedahan,
makanan yang diberikan berupa air putih, air
gula, atau cairan seperti makanan cair jernih.
Diberikan dalam waktu yang singkat.
Pagi Siang Sore

Bubur Sumsum Bubur saring Bubur saring


Telur Rebus Gadon daging Daging giling bumbu
( setengah matang ) Orak-arik tahu tumis
Tempe Sup makroni Tahu kukus
Sayuran Jus pepaya Sup oyong variasi
Pukul :10.00 Pukul :16.00 Susu
Kacang Hijau Puding saus peach
PERENCANAAN FASE
PEMULIHAN
 Setelah menjalani operasi penutupan katup,
pasien mengalami kekurangan semua zat
gizi. Untuk itu pasien diberikan makanan
untuk pemulihan.

Tujuan Diet:
 Memberikan zat gizi yang cukup sesuai

kebutuhan untuk meningkatkan status gizi,.


Mengganti zat-zat gizi yang hilang selama
operasi, dan mengembalikan fungsi jantung
yang normal dan tidak membebankan
pasien.
Pemberian Makanan
 Bentuk makanan lunak
 3x makanan lunak / biasa (bubur) + 2 x Snack
 Ekstra tambahan Kalori ( porsi ke 4 ) ditambah susu
 Porsi Kecil tapi sering
 Pemberian karbohidrat sederhana di batasi.
 Protein diberikan yang mempunyai nilai biologis rendah
 Diet rendah energi, kalsium, dan Thiamin.
 
 Perhitungan cairan : BB x 25 cc/ kg BB
40 x 25 cc /24 jam = 1000 cc/24 jam
 Pesanan : Diet jantung 1776 RG II
Pagi Siang Sore
Nasi tim Nasi tim Nasi tim
Telur dadar Pergedel daging Ayam bumbu tomat
Setup wortel Gadon tahu Tempe bacem
Susu Sup sayuran Pisang
10.00 Pepaya Susu
Bubur kacang hijau Kue talam
INTERVENSI
 Konsultasi gizi perlu diberikan sejak awal, agar pasien memahami mengapa harus
berdiet, hindari atau batasi makanan yang tinggi natrium dan lemak terutama lemak
jenuh, makanan yang harus dihindari yaitu makanan yang banyak memperoduksi
gas.
 Berikan penyuluhan makanan yang boleh dan yang tidak boleh dimakan, dan apa
saja yang dianjurkan untuk dihindari
 Sebaiknya keluarga penderita yang menyiapkan makanan diajak untuk mendegar
konsultasi, sehingga dia dapat menyiapkan makanan yang sesuai untuk penderita.
 Dalam konsultasi dijelaskan siapa saja yang mempunyai resiko penyakit jantung
dan siapa saja yang tidak.
 Cara bagaimana mencegah penyakit tersebut dengan merubah kehidupan dan
kebiasaan makan dan diet bagi keluarga, mencegah faktor resiko, hipertensi,hindari
rokok, menurunkan BB ke BB normal,kurangi makanan yang tinggi lemak jenuhnya
 Sedapat mungkin menghindari stress fisik dan spikis, ini dapat dilakukan dengan
pemberian obat- obatan.
 Olah raga secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai