Tujuan pemberian pewarna pada makanan hanyalah untuk memperbaiki penampilan makanan
sehingga lebih menarik perhatian. Di Indonesia sudah dikenal banyak pewarna alami, misalnya kunyit (warna
kuning), daun suji dan daun pandan (warna hijau), warna telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah
kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah).
Pewarna alami ini sangat aman bagi kesehatan manusia. Namun, pengetahuannya kurang maksimal karena masih
memiliki rasa atau aroma yang dapat mengganggu rasa atau aroma makanan aslinya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang sudah banyak diproduksi pewarna makanan sintesis. Misalnya: violet
GB (warna ungu), sunset yellow FCF (warna oranye), tartrazine (warna kuning), indigo carmine (warna biru).
Namun, harga pewarna makanan sintesis tersebut relatif mahal, sehingga ada orang yang tidak bertanggung jawab
menggantinya dengan pewarna tekstil yang harganya murah tapi berbahaya bagi kesehatan. Pewarna tekstil yang
sering disalah gunakan sebagai pewarna makanan, antara lain rhodamine B (warna merah) dan metanil yellow
(warna kuning). Bahan bahan itu dapat memicu terjadinya kanker.
B. PEMANIS MAKANAN
Gula putih dan gula merah adalah pemanis alami yang sangat umum pemakaiannya. Namun,
penderita diabetes (kencing manis) dan obesitas (kegemukan) tidak dianjurkan menggunakan pemanis alami ini
karena dapat meningkatkan kadar gula dan menambah berat badan.
Untuk itu telah tersedia pemanis sintesis renda kalori seperti siklamat dan sakarin. Namun, sejak tahun 70-an
penggunaan siklamat dan sakarin telah dilarang di Amerika Serikat karena dicurigai dapat mengakibatkan kanker.
Sebagai gantinya, tahun 1981 diproduksi aspartam sebagai pemanis sintetis yang kemanisannya kira kira 160 kali
gula putih. Sorbitol adalah salah satu jenis pemanis sintetis yang tidak terurai dalam mulut sehingga tidak merusak
gigi, tetapi pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan diare.
Baru baru ini telah ditemukan pemanis sintetis generasi terkini, yaitu neotam. Pemanis ini merupakan turunan
dari aspartam yang kemanisannya 7.000 13.000 kali tingkat kemanisan gula. Tak kurang dari seratus penelitian
telah membuktikan bahwa neotam aman dikonsumsi oleh semua kalangan, baik anak anak, wanita hamil maupun
penderita diabetes.
Tabel tingkat kemanisan relatif pemanis sintetis terhadap gula (sukrosa)
Pemanis Sintetis Tingkat Kemanis Relatif
Aspartam 160
Sakarin 500
Sukralosa 600
P-4000 4.000
Neotam 13.000
C. PENGAWET MAKANAN
sejak zaman dahulu pengasinan merupakan salah satu cara menngawetkan makanan secara alami
Kerusakan makanan terutama disebabkan oleh mikroba (bakteri, jamur, dan ragi). Untuk mengawetkan makanan,
kita harus membunuh mikroba tersebut atau menyimpan makanan pada kondisi dimana mikroba tidak dapat
berkembang biak dengan baik.
Gula dan garam adalah pengawet alami yang sudah digunakan sejak zaman dahulu, misalnya pada manisan, asinan,
telur asin, ikan asin, dan lain lain. Jika mikroba kontak dengan larutan gula atau garam yang pekat maka air akan
mengalir dari mikroba ke larutan melalui membran selnya. Akibatnya, mikroba mengalami dehidrasi (kekurangan
air) dan mati sehingga makanan tidak busuk. Namun, penggunaan gula dan garam sebagai pengawet dapat
mengakibatkan makanan berasa terlalu manis atau asin.
Asam cuka merupakan pengawet alami yang efektif karena mikroba tidak dapat bertumbuh dengan baik pada
suasana asam. Asam cuka sering digunakan sebagai bahhan pengawet untuk mentimun, bawang, cabe, dan lain
lain:
1. Natrium nitrit, digunakan sebagai pengawet dalam sosis, burger, dan daging kaleng. Natrium nitrit dapat
menghambat pertumbuhan bakteri seperti Clostridium botulinium yang menyebabkan keracunan makanan.
2. Asam benzoat / natrium benzoat, digunakan sebagai pengawet makanan dan minuman, jus buah, saos,
sambal, dan kecap. Asam benzoat / natrium benzoat dapat mengambat pertumbuhan bakteri dan ragi yang
merusak makanan.
3. Asam propionat / natrium propionat, digunakan sebagai pengawet roti dan keju. Asam propionat /
natrium propionat dapat menghambat pertumbuhan jamur dan ragi..
Penggunaan zat pengawet tersebut harus selalu dikontrol karena pemakaian yang berlebihan dapat mmerugikan
kesehatan. Misalnya, natrium nitrit dapat mengakibatkan kanker, sedangkan natrium benzoat dapat mengakibatkan
gangguan syaraf dan alergi.
Sampai saat ini di Indonesia masi terjadi penyalahgunaan pemakaian bahan pengawet untuk makanan. Boraks yang
merupakan bahan kimia pembuatan keramik sering digunakan sebagai pengawet pada proses pembuatan mie dan
bakso. Sedangkan formalin, bahan kimia pengawet mayat, banyak digunakan untuk mengawetkan ikan segar dan
tahu. Hal ini berbahaya bagi kesehatan karena dapat mengakibatkan keracunan, gatal gatal, iritasi paru paru,
gangguan sistem pencernaan dan kematian.
D. PENYEDAP MAKANAN
Sifat asam sitrat yang tidak beracun, dapat mengikat logam-logam berat, (besi maupun bukan besi)
dan dapat menimbulkan rasa yang menarik. Di dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus yang terjadi dalam mitokondria yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Asam sitrat dapat
diproduksi secara kimiawi atau secara fermentasi menggunakan mikroorganisme.
Struktur Kimia Asam Sitrat
Rumus kimia Asam sitrat adalah C6H8O7. Struktur asam ini tercermin pada nama IUPACnya, asam 2-hidroksi- 1,2,3-
propanatrikarboksilat. Keasamaan Asam Sitrat didapat dari tiga gugug karboksil COOH yang dapat melepas proton
dalam larutan. Jika hal ini terjadi yang dihasilkan adalah ion sitrat.
Sifat-Sifat Asam Sitrat
Sifat zat pada umumnya terbagi menjadi 2 sifat fisika dan kimia, begitu pula dengan asam sitrat seperti berikut :
1. Sifat Fisika :
Berat molekul : 192 gr/mol
Spesific Gravity : 1,54 ( 20 C )
Titik Lebur : 153 C
Titik didih : 175 C
Kelarutan dalam air : 207,7 gr / 100 ml ( 25 C )
Pada titik didihnya asam sitrat terurai ( Terdekomposisi )
Berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam.
2. Sifat Kimia :
sponsored links
1. Kontak langsung (paparan) dengan asam sitrat yang bersifat kering dan larut, akan mengakibatkan iritasi
pada kulit dan mata.
2. Mampu mengikat ion-ion logam sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan kesadahan dalam air
3. Keasaman pada asam sitrat, didapatkan dari gabungan tiga gugus karboksi-COOH yang dapat melepas
proton dalam larutan.
4. Asam sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa kristal monohidrat yang mengandung
satu molekul air untuk setiap molekulnya.
5. Bentuk anhidrat asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari
kristalisasi asam sitrat dalam air dingin.
6. Bentuk monohidrat Asam sitrat dapat diubah menjadi bentuk, anhidrat dengan pemanasan pada suhu 70
75 C
7. Jika dipanaskan diatas suhu 175C akan terurai terdekomposisi) dengan melepaskan karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O).
Kegunaan Asam Sitrat
Zat asam sitrat banyak digunakan dalam kehidupan manusia, terutama pada proses industri sebagai berikut :
Industri Kimiawi
Dalam industri kimiawi asam sitrat digunakan sebagai bahan tambahan dalam antifoam agent, pelembut pakaian,
campuran warna tekstil, campuran detergent (sabun cuci). Hal ini dikarenakan sifat sitrat sebagai pengendali pH
dalam cairan pembersih rumah tangga.
Selain itu, kemampuan asam sitrat dalam mengikat ion-ion logam, menjadikannya berguna sebagai bahan sabun
dan detergent. Dengan mengikat ion-ion logam pada air sadah, asam sitrat akan memungkinkan sabun untuk
membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan.
Industri Farmasi
Dalam industri farmasi (10% dari total produksi), digunakan sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan darah
atau sebagai sumber zat besi dalam bentuk feri-sitrat.
Industri Makanan
Hampir 60% dari total pembuatan asam sitrat digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, antara lain
digunakan sebagai pemberi rasa asam, antioksidan dan pengemulsi. Rasa sari buah, es krim, marmalde diperkuat
dan diawetkan dengan menggunakan asam sitrat.
Bahaya Asam Sitrat
Konsumsi asam sitrat secara berlebihan akan mengakibatkan korosi pada Gigi. Asam-asam pada minuman ringan
yang mempunyai konsentrasi yang tinggi dan pH awal minuman yang rendah akan berdifusi ke dalam email gigi
melalui kisi-kisi kristal. Kisi-kisi prisma pada tubuh email ini, yang mengandung air dan matriks organik atau protein.
Jika pH mulut mencapai dibawah titik kritis yaitu 5,5 maka akan terjadi hilangnya ion dari gigi ke lingkungan dalam
mulut yang disebut demineralisasi. Penunian yang berulang-ulang pada pH dalam waktu yang berdekatan akan
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rawan sehingga merupakan tahap awal terjadinya karies atau
korosi pada gigi.
Meskipun asam sitrat aman digunakan dalam makanan, namun berhati-hatilah dengan kadarnya di dalam setiap
makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Setiap hari, kita menikmati makanan yang disajikan, baik di rumah maupun di restoran. Setiap tahun, bisa jadi kita
telah makan lebih dari 1000 kali. Makanan merupakan bagian penting bagi kehidupan semua orang. Namun,
apakah makanan yang kita santap sudah benar-benar aman? Bisa jadi makanan yang kita santap mengandung
bahan berbahaya. Bagaimana cara memastikan bahwa makanan yang kita santap sudah benar-benar aman?
Demikian juga dengan pestisida pada tanaman. Makanan bisa tercemar oleh sisa-sisa pestisida atau zat-zat yang
berbahaya atau beracun.
Dalam daging bisa terdapat cacing pita termasuk dalam ikan dan kerang. Cacing pita biasa menyerang hati atau
paru-paru. Panasi bagian dalam daging hingga lebih dari 70-80 derajat Celsius, meskipun sebentar, hampir semua
bakteri, virus, dan parasit akan mati. Jika ingin memanaskan kembali makanan hendaknya dilakukan hingga suhu 75
derajat Celsius atau hingga makanan menjadi panas dan mengeluarkan uap.
Misalnya, hindari makan daging ayam yang bagian dalamnya masih berwarna merah muda atau telur yang tidak
matang benar. Karena berisiko tinggi masih mengandung organisme berbahaya seperti bakteri, virus dan parasit.
Pisahkan bahan makanan
Pisahkan letak bahan makanan saat membawa atau menyimpannya. Pisahkan daging dan makanan laut dari bahan
makanan lain. Misalnya pisahkan kantong plastik belanja Anda antara daging dengan bahan makanan lainnya,
apalagi saat menyimpan di kulkas.
Hindari menaruh makanan yang sudah matang pada piring yang sebelumnya digunakan untuk tempat daging yang
masih mentah, kecuali piring itu telah dicuci secara menyeluruh dengan sabun atau air panas.
Makan segera
Setelah makanan selesai dimasak, segeralah makan, khususnya di daerah panas karena bakteri yang berbahaya
dapat berkembang biak dengan cepat. Tips untuk menyiapkan makanan jauh sebelum waktu makan adalah dengan
mendinginkan makanan tersebut dalam lemari es setelah masak dan hangatkan kembali dengan baik sebelum
dihidangkan.
Jaga kebersihan dapur
Kebersihan dapur harus selalu dijaga. Perhatikan alat-alat memasak dan area memasak. Misalnya hindari
menggunakan alas kaki dari luar rumah di area dapur maupun mengizinkan hewan peliharaan berada di area dapur.
Simpan dan bekukan di kulkas dengan benar
Kulkas dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya, dengan temperaturnya 4 derajat Celsius.
Sedangkan di bagian freezer (beku) harus bertemperatur minus 17 derajat Celsius. Segera simpan makanan yang
mudah rusak di kulkas selambat-lambatnya dua jam setelah dibeli.
Buang makanan rusak atau meragukan
Mungkin Anda lupa kapan terakhir kali telur yang berada di kulkas dibeli. Jika Anda ragu apakah makanan tersebut
sudah rusak atau tidak, buanglah makanan yang meragukan tersebut daripada terkena penyakit.
Berhati-hati saat makan di luar rumah
Sewaktu makan di luar rumah, Anda perlu selalu berhati-hati. Kira-kira hingga 80 persen kasus penyakit yang
terbawa oleh makanan berasal karena membeli atau memakan makanan yang dimasak dan dibeli di luar rumah.
Pastikan restoran yang Anda kunjungi cukup bersih. Jika memesan steak atau daging, pesanlah daging yang dimasak
hingga matang benar.
Dan jika Anda berencana membungkus makanan untuk dibawa pulang, pastikan bahwa makanan itu disantap
selambat-lambatnya dua jam setelah Anda membelinya. Jika lebih dari dua jam, panaskan kembali makanan itu
hingga 75 derajat Celsius atau hingga panas serta mengeluarkan uap.
Memang menyantap makanan yang disukai pasti nikmat. Yang perlu diingat, tidaklah mungkin memastikan setiap
saat bahwa makanan yang disantap telah aman dari segala bahaya. Namun jika Anda memperhatikan saran-saran
di atas, yaitu makanan tersebut disiapkan dengan baik dan aman, Anda bisa lebih menikmati sajian makanan lezat
kesukaan Anda.
Tips memilih makanan yang sehat - Makanan yang sehat adalah hal yang harus kita perhatikan dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi sehari-hari. Makanan yang sehat memiliki peranan yang besar dalam menjaga dan
meningkatkan kekebalan imun manusia. Kita harus berhati-hati memilih makanan, karena jaman sekarang banyak
sekali makanan yang tidak layak konsumsi di pasaran. Banyak juga pedagang-pedagang nakal yang menjual
makanan mengandung bahan kimia berbahaya, seperti boraks, formalin, pewarna pakaian, pengawet kimia dan
sebagainya. Wah sungguh mengerikan bukan? Nah untuk itu mulai dari sekarang lebih bijaklah dalam memilih
makanan, jangan tergiur dengan makanan yang berwarna cerah atau rasanya enak, tetapi mengandung bahan
kimia berbahaya yang memicu berbagai penyakit untuk tubuh kita.
Di sini kita akan berbagi tips memilih makanan yang sehat. Tidak susah kok memilih antara makanan yang sehat
dan yang tidak sehat. Berikut ini adalah beberapa tipsnya.
1.Jika anda penggemar makanan kemasan, seperti cemilan, minuman berkaleng dan aneka snack yang ada di
pasaran. Sebelum membeli sebaiknya anda melihat tanggal kadar luarsa dibalik kemasan makanan atau minuman
tersebut. Karena kalau makanan seperti ini sudah kadarluasa lebih banyak mengandung bakteri yang dapat memicu
penyakit bagi tubuh anda.
2.Hindari jajanan yang berwarna mencolok, karena itu pasti menggunakan pewarna berbahaya. Lebih baik konsumsi
makanan yang tidak berwarna sama sekali.
3.Untuk konsumsi sayuran dan buah, pilih lah yang organik. Karena makanan organik lebih sehat, tidak mengandung
bahan kimia seperti peptisida yang dapat merusak sel-sel tubuh jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang
kita makan. Memang makanan organic lebih mahal, tapi tidak ada salahnya untuk investasi kesehatan anda.
4.Kalau harga makanan organic tidak terjangkau untuk anda, sah-sah saja anda memilih makanan non-organik. Tapi
minimalkan kadar pestisidanya dengan cara mencuci sayuran atau buah di bawah air mengalir, dan kupas kulit
buah-buahan sebelum memakannya.
5.Pilih lah bahan makanan local ketimbang makanan impor. Karena makanan impor yang dikirim dari jarak jauh
memiliki kadar O2 yang lebih sedikit dan pastinya itu disuntikan bahan kimia agar lebih tahan lama. Tentu makanan
impor tidak sehat.
6.Jika anda penggemar daging sapi atau ayam. Masaklah hingga benar-benar matang. Jika daging masih setengah
matang mengandung parasit toksoplasmosis, bakteri salmonella atau mikroba lainnya yang dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan, terutama diare dan keracunan.
7.Kurangi makanan olahan daging, seperti sosis, nugget, dan daging asap. Senyawa nitrat yang digunakan sebagai
pengawet produk ini, dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi senyawa kimia lain, yang di dalam tubuh bisa
mengganggu kelancaran aliran darah.
8.Pilih makanan yang mengandung banyak vitamin dan mineral ketimbang gula atau lemak jahat. Karena vitamin dan
mineral adalah zat yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan sel dan mempertahankan imun tubuh.
Itulah tips memilih makanan yang sehat untuk tubuh. Jika anda ingin hidup sehat dan bebas dari ancaman
penyakit, maka mulailah bijak dalam mengatur konsumsi anda sehari-hari. Terapkan tips yang sudah dijelaskan di
atas jika anda ingin terhindar dari bahan-bahan kimia berbahaya dalam makanan yang anda konsumsi. Semoga tips
di atas dapat membantu dan bermanfaat.
BHAN PENGAWET MAKANAN YANG AMAN DI GUNAKAN DALAM PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Mei 18, 2010 Filed under Uncategorized
EKO PRASETYO UTOMO/5983/3THP2/EBAT
Sempat merasa resah dengan pengawet makanan yang bisa membahayakan kesehatan? Anda tidak
sendirian. Namun, yang perlu Anda tahu tidak semua pengawet makanan berbahaya jika pengawet makanan yang
telah lolos uji labrotarium ini digunakan sesuai batas yang ditentukan berarti aman kita konsumsi. Bahan pengawet
yang aman dikonsumsi, antara lain jenis asam dan
* Merah allura/allura red dengan dosis 70 mg per 1 kg makanan atau 300 mg per 1 kg adonan.
* Erytrosine dengan dosis 300 mg per 1 kg berat badan per hari. * Kuning FCF. - Sunset Yellow.
3. Pemanis
* Sakarin dengan dosis 2,5 mg per 1 kg berat badan per hari.
* Sodium siklamat dengan dosis 11 mg per 1 kg berat badan per hari.
* Aspartam dengan dosis 40 mg per 1 kg berat badan per hari.
* Sorbitol (digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan kalori rendah).
4. Penyedap rasa dan aroma
* MSG (mono sodium glutamate) micin/vetsin dengan dosis secukupnya.
5. Pemutih dan pematang tepung
* Asam askorbat/ascorbic acid/vitamin C dosis 200 mg per kg berat badan per hari.
* Aseton perioksida secukupnya.
6. Pengental
* Pectin dosis 10 g per kg (ada 2 macam pectin apple dan pectin citrus).
* Gelatin dosis 5 mg per kg. - CMC/Carboxy Methyl Cellulose.
7. Antioksidan
* Asam ascorbat/Ascorbic acid/vitamin C dosis 500 mg per kg untuk produk daging.
* BHT dosis 200 mg per kg sebagai antitengik untuk minyak goreng.
* TBHQ dosis antitengik untuk minyak goreng.
Bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya
1. Rhodamin B
Ini merupakan zat pewarna yang digunakan untuk industri cat, tekstil, dan kertas. Rhodamin B merupakan zat
warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dan dalam bentuk larutan
bewarna merah terang berpendar.
2. Metanil Yellow
Zat yang juga dikenal dengan nama acid yellow 36 ini berbentuk serbuk berwarna oranye. Ini merupakan zat
pewarna yang biasa dipakai untuk keperluan industri dan kerap menimbulkan polusi. Penggunaannya diterapkan
pada kertas, serat, sutra, tinta aluminum, deterjen, kayu, kosmetik dsb
3. Formalin
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin
dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen
serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
4. Asam borat (Boraks)
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya
natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.
5. Bahan kimia yang sering disalahgunakan pemakaiannya adalah Asam Salisilat (aspirin), Asam Borat dan
senyawanya, Dulsin, Dietilpirokarbonat (DEP), Kalium Bromat, Kalium Klorat, Brominated Vegetable Oil (BVO), dan
Kloramfenikol.
Tag Archives: makanan yang aman dikonsumsi
Bakteri Dalam Bahan Makanan
2 Februari 2013
Kita sering tidak menyadari bahwa bahan makanan yang kita konsumsi sebenarnya berpotensi merusak kesehatan
tubuh. Saat kita mengkonsumsi bahan makanan dengan berbagai jenisnya tanpa kita sadari sebenarnya kita juga
menelan bakteri yang hidup di dalamnya. Bakteri-bakteri itu ada yang menguntungkan bagi kita, tapi ada pula yang
merugikan. Tak sedikit diantaranya ada yang mengeluarkan racun hingga mencemari bahan makanan.
Racun pada bahan makanan dapat disebabkan oleh adanya bakteri yang terdapat dalam bahan makanan itu
sendiri. Tetapi dalam pemrosesan tertentu bakteri bisa saja dimusnahkan. Jika bakteri sampai mencemari bahan
makanan dan kemudian masuk ke dalam perut kita, hal itulah yang mengakibatkan terjadinya keracunan.
Pada umumnya bakteri yang hidup di dalam bahan makanan itu adalah penghasil racun. Ada beberapa jenis
penghasil racun yang sangat berbahaya. Apabila tidak hati-hati bisa membawa akibat yang sangat merugikan.
Banyak jenis makanan atau minuman yang setiap saat harus selalu diperhatikan kebersihannya karena sangat
rawan terhadap kemungkinan terjadinya keracunan pada manusia.
Di bawah ini adalah beberapa jenis bakteri yang sangat berbahaya :
Esherichia Coli, terdapat di hampir semua jenis bahan makanan baik yang berasal dari tanaman (sayur, buah
maupun hasil pertanian lain) ayau pun hewan (daging, susu dll)
Bacillus Cereus, ada di berbagai jenis biji-bijian (padi, gandum, jagung, kacang dll). daging, ramuan bumbu dan
makanan yang dikeringkan
Staphylococcus Aureus, dari semua jenis makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, baik dalam bentuk
ataupun hasil olahannya. Juga banyak ditemukan pada berbagai jenis sayuran
Vibrio Parahaemolyticus, terdapat pada bahan makanan hasil laut dan olahannya terutama kepiting, udang ikan,
kerang rajungan dsb
Clostridium Perfringens, terdapat pada daging mentah, ikan mentah, sayuran, ramuan bumbu serta makanan yang
sudah diolah
Clostridium Botulinum, ada di semua bahan makanan dari daging dan ikan, terutama yang sudah diawetkan melalui
pengalengan dan kemasan tertutup rapat. Jenis racunnya ampuh, bisa menyebabkan kematian.
Pseudomonas Cocovenenans, penghasil racun bongkrek (asam bongkrek dan toksoflawin) pada tempe bongkrek.
Banyak orang keracunan akibat racunnya yang kuat dan tak jarang berujung pada kematian
Salmonella Typhi dan Salmonela Paratyphi, bakteri penyebab penyakit tipus dan paratipus yang menyerang usus
halus. Penghasil racun yang sangat kuat pada makanan.
Camphylobacter, banyak ditemukan pada susu mentah, daging ayam dan unggas lainnya
Karena di dalam bahan makanan banyak terdapat bakteri yang tidak kita ketahui, maka seyogyanya kita berhati-hati
dalam mengolah bahan makanan yang akan kita masak. Selain itu juga harus diperhatikan cara pengolahan,
penyimpanan maupun saat makanan dihidangkan.
Bahan makanan berikut ini perlu perhatian ekstra baik cara pengolahan, penyimpanan maupun penyajiannya
supaya aman dikonsumsi :
Air
Kalau belum diketahui benar kebersihan, sanitasi dan kesehatannya harus direbus terlebih dahulu sebelum
diminum. Air mineral dalam kemasan yang sudah diolah melalui berbagai proses aman dikonsumsi, namun perlu
diperhatikan pula batas kadaluarsanya.
Susu segar
Kecuali susu dalam kemasan,usahakan untuk tak diminum langsung sebelum dipanaskan dengan suhu tertentu
atau di pasteurisasi. Sebab bakteri patogen (penyebab penyakit) yang ada di dalamnya bisa menyebabkan diare
atau mencret-mencret, racunnya sangat kuat.
Daging segar
Simpan pada temperatur yang rendah dalam lemari pendingin. Komponen daging merupakan bahan yang sangat
bagus untuk pertumbuhan bakteri penyebab penyakit, keracunan, perlendiran dan pembusukan. Daging segar yang
dijual di pasaran biasanya berwarna merah segar dan baunya juga khas.
Makanan kalengan
Meski makanan kaleng sudah diolah dan diawetkan secara baik dengan persyaratan tertentu, tetapi untuk jenis
ikan atau daging (kornet, sarden dsb) harus diamati dengan seksama. Jika terjadi penggelembungan pada kaleng
atau tutupnya sebaiknya dihindari. Biasanya hal itu terjadi karena adanya bakteri aktif di dalamnya yang
mengeluarkan gas.
Roti
Roti yang baunya sudah tidak enak, apek, tengik dan berjamur sebaiknya dibuang untuk menghindari terjadinya
keracunan. Selain itu adanya jamur penghasil mikotosin berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.
Es krim
Walau oleh pabriknya sudah diproses dengan baik, namun diusahakan es krim yang akan disimpan agar tetap beku
atau belum mencair. Bahan pembuat es krim sangat mudah ditumbuhi bakteri patogen dan bakteri penghasil racun
lainnya.
https://halamanputih.wordpress.com/tag/makanan-yang-aman-dikonsumsi/
Bahan pangan seperti daging, daging unggas, ikan dan seafood harus di simpan di
freezer/lemari pendingin segera setelah sampai di rumah. Apabila tertunda, bakteri patogen dapat berkembang
biak dengan cepat sehingga menyebabkan keracunan pangan. Suhu freezer/lemari pendingin harus benar-benar
diperiksa. Daging, daging unggas, ikan dan seafood harus segera digunakan dalam waktu 2 3 hari bila disimpan di
lemari pendingin dan bila akan disimpan lebih lama harus disimpan dalam freezer. Demikian juga bila akan
menyimpan pangan siap saja
Memasak pangan dengan tepat merupakan cara terbaik untuk memastikan pangan aman untuk dikonsumsi. Hal
yang harus diperhatikan saat memasak:
1. Memasak pangan dengan sempurna dapat dilakukan pada suhu yang cukup untuk setiap jenis bahan.
Kondisi tersebut dinyatakan sebagai tercapainya suhu internal bahan dengan suhu minimal pemanasan. Umumnya
hingga suhu internal 74 C dan perhatikan ketebalan potongan karena tingkat kematangan pangan berbeda pada
ketebalan potongan yang berbeda pula.
2. Pangan yang telah dimasak bila akan disimpan panas pastikan suhunya berada > 60 C, dan bila disimpan
dingin suhunya < 4 C.
3. Semua pangan yang tersisa dalam 2 jam harus disimpan dalam lemari pendingin atau freezer untuk
mengurangi kesempatan bakteri berkembang biak Hindari lemari pendingin dari kelebihan beban, agar udara
dingin dapat berputar secara efektif. Konsumsi pangan yang tersisa, idealnya sudah dilakukan dalam waktu 2 4
hari setelah disimpan.
4. Saat memanaskan pangan kembali, pastikan pangan dipanaskan hingga mendiidh. Pemanasan kembali
hanya boleh dilakukan satu kali.
Berikut ini adalah alternatif pilihan pangan yang lebih aman
Jenis pangan Pangan yang dihindari Alternatif yang lebih aman
Keju Keju lunak yang dibuat dari susu tanpa Keju diolah dari susu yang telah dipasteurisasi
pasteurisasi
Hot dog Hot dog kemasan yang tidak dipanaskan Hot dog dipanaskan kembali dengan suhu dan
dahulu sebelum dikonsumsi waktu yang cukup seperti saat memasak
daging.
Daging siap saji Daging siap saji yang basah seperti Daging siap saji dipanaskan kembali dengan
daging/ayam panggang yang disimpan suhu dan waktu yang cukup seperti saat
memasak daging.
Atau pilih daging siap saji yang telah diproses
dengan penggaraman dan dikeringkan (contoh:
salami dan pepperoni).
Telur dan produk Telur/produk telur yang mentah Telur dimasak pada hingga kuning telur matang.
telur Produk telur seperti eggnog harus dipanaskan
minimal pada suhu 71 C
Daging dan daging Daging sapi atau daging unggas yang mentah Daging dimasak dengan suhu dan waktu yang
unggas atau belum matang cukup. Paling tidak suhu internalnya mencapai
74 C
Seafood Seafood mentah Seifood dimasak sampai suhu internal
mencapai 74 C
Tiram, kerang dan remis mentah Dimasak sampai kulitnya terbuka
Kecambah Kecambah mentah Kecambah dimasak hingga matang
Jus buah dan sari Jus buah dan sari buah yang tidak Jus buah dan sari buah yang tidak dipasteurisasi
buah dipasteurisasi segera dikonsumsi
Jus buah dan sari buah yang tidak segera
dikonsumsi dipanaskan sampai mendidih
Food Safety-Makanan yang tidak steril akan mengakibatkan terganggunya kesehatan pada manusia yang
mengkonsumsinya, begitu banyak kasus kesehatan yang disebabkan karena kurang higienis dalam menyajikan.
Meskipun pemerintah di seluruh dunia telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas keamanan pasokan
makanan, namun penyakit yang dibawa oleh bahan makanan ini masih menjadi masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan.
Badan kesehatan dunia (WHO) pun telah menyadari akan pentingnya pemberian pendidikan kepada para penyaji
makanan akan pentingnya keselamatan pangan dan tanggung jawab mereka terhadap keamanan makanan ersebut
untuk dikonsumsi. Pada tahun 1990 WHO telah mengeluarkan 10 Golden Rule terkait keamanan makanan. Setelah
dikonsultasikan dengan para ahli keamanan pangan, maka pada tahun 2001 WHO mengeluarkan "Five Keys to Safer
Food" yang merupakan ringkasan darki 10 Golden Rule tersebut.
Menjaga kebersihan bagi para penyaji makanan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pengelola, hal ini
untuk mencegah penularan mikroorganisme yang berada pada tangan para penyaji makanan. Lakukan beberapa
hal berikut untuk menjaga kebersihan:
Cuci tangan sebelum membuat/menyajikan makanan
Selalu mencuci tangan setelah dari toilet
Bersihkan dan sterilkan semua peralatan yang digunakan untuk memasak
Cegah area memasak dari tikus, kecoa, dan hewan-hewan pembawa penyakit lainnya.
Pemisahan Bahan (Separate raw and cooked)
Pemisahan bahan-bahan masakan sebaiknya juga harus dilakukan terutama pada bahan makanan seperti daging,
ikan dari bahan sayuran. Hal ini dikarenakan daging, ikan sering manjadi tempat ideal bertumbuhnya
mikroorganisme.
Pisahkan bahan-bahan makanan sesuai jenisnya
Gunakan peralatan dan perlengkapan yang berbeda untuk mengolah makanan mentah seperti pisau dan
lain-lain.
Tempatkan bahan-bahan makanan pada wadah yang bersih dan terpisah
Benar-benar Matang (cooked thoroughly)
Menyajikan makanan dengan memasak yang matang dapat membunuh mikroorganisme yang terkandung pada
bahan makanan. Makanan yang dimasak dengan temperatur yang memadai (> 70 derajat celcius) mengurangi
potensi penyebaran penyakit dan aman untuk dikonsumsi. Terutama pada daging, telur dan ikan, harus dimasak
sampai benar-benar matang.
Simpan Makanan Pada Suhu yang Aman (keep food at safe temperatures)
Mikroorganisme dapat berkembang dengan cepat pada suhu di atas 5 derajat dan kurang dari 60 derajat. Oleh
karena itu untuk menghambat pertumbuhan dan mematikan mikroorganisme tersebut makanan harus dijaga pada
tempertur kurang dari 5 derajat dan lebih dari 60 derajat celcius.
Gunakan Air dan Bahan makanan yang aman (use safe water and raw materials)
Bahan makanan dan air yang kita gunakan bisa saja terkontaminasi oleh mikroorganisme jahat dan bahan kimia
berbahaya. Kenali dan pilihlah bahan makanan yang aman saat membeli. Selalu cuci bahan makanan dengan air
yang bersih minimal 2 kali untuk memastikan bahan makanan bersih sebelum dimasak.
Itulah 5 kunci untuk memastikan bahan makanan kita aman sebelum dikonsumsi menurut WHO. Seperti yang kita
ketahui perkembangan jenis penyakit saat ini telah mengkhawatirkan kita semua, maka mari kita mulai untuk saling
menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga, dan memantau penyajian makanan agar lebih aman dikonsumsi bagi para
pengelola catering dan rumah makan. Keselamatan bahan pangan ini akan sangat membantu kita dalam menjaga
makanan agar tetap higienis dan aman untuk dikonsumsi.
Biaya pengobatan
dan rehabilitasi
Kehilangan
pendapatan dan
Penyelidikan dan penyedikanPenarikan produk produktivitas
kasus Sakit, penderitaan
Biaya Penutupan pabrik dan mungkin kematian
penyelidikan dan analisis Kerugian Kehilangan waktu
Kehilangan Penelusuran penyebab Biaya
Produktivitas Kehilangan pasar dan penuntutan/pelaporan
Penurunan ekspor pelanggan
Biaya sosial Kehilangan kepercayaan
sekuriti konsumen (domestik dan
Penganguran internasional)
Administrasi asuransi
Biaya legalitas
Biaya dan waktu
rehabilitasi (pengambilan
kepercayaan konsumen)
Penuntutan konsumen
Konsep Implementasi Quality System dan Safety
Gambar 4. Analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam implementasi sistem mutu dan keamanan pangan.
Gambar 5. Sistem Mutu dan Keamanan Pangan Nasional
Tanggung Jawab Bersama dalam Implementasi Sistem Mutu dan Keamanan Pangan
Pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, industri yang meliputi produsen bahan baku, industri pangan dan distributor,
serta konsumen (WHO, 1998). Keterlibatan ketiga sektor tersebut sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan. Gambar 3 menyajikan
keterlibatan dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri dan konsumen dalam
pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan.
IMPLEMENTASI SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
INDUSTRI
(Industri bahan baku, KONSUMEN
PEMERINTAH
Pengolahan, Distributor, MASYARAKAT
Pengecer)
Penerapan sistem
jaminan mutu dan
keamanan pangan Pengem
Penyusunan kebijaksanaan (GAP/GFP, GHP, GMP, GDP, bangan SDM (pelatihan,
strategi, program dan GR, HACCP, ISO 9000, ISO penyuluhan dan penyebaran
peraturan 14000 dll) informasi kepada konsumen)
Pelakasanaan Pengawasan mutu tentang keamanan pangan
program dan keamanan produk Praktek penanganan dan
Pemasyarakatan Penerapan pengolahan pangan yang baik
UU Pangan dan peraturan teknologi yang tepat (aman, (GCP)
Pengawasan dan ramah lingkungan, dll) Partisipasi dan kepedulian
low enforcement Pengembangan masyarakat tentang mutu dan
Pengumpulan SDM (manager, supervisor, keamanan pangan
informasi pekerja pengolah pangan)
Pengembangan
Iptek dan penelitian
Pengembangan
SDM (pengawas pangan,
penyuluh pangan,
industri)
Penyuluhan dan
penyebaran informasi
kepada konsumen
Penyelidikan dan
penyedikan kasus
penyimpangan mutu dan
keamanan pangan
Gambar 6. Hubungan antara tanggung jawab pemerintah, industri dan konsumen dalam implementasi sistem dan keamanan
pangan
Secara teknis dalam rangka upaya mempertahankan kualitas produk pangan, dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Dokumentasi Sistem Mutu
Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis (terdokumentasi), dengan
pengertian hal ini akan menjamin produk-produknya sesuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu tertulis ini
membuat jaminan mutu bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan menyeluruh terhadap
pedoman, prosedur dan instruksi kerja.
Sistem mutu tertulis bukan sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus dikerjakan di lapangan.
Sistem mutu terdiri dari manual, prosedur, instruksi kerja, format-format dan record. Penulisan sistem mutu
sebaiknya melibatkan semua karyawan karena mereka nantinya yang akan mengerjakan dan hasil kerjanya
mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan perusahaan.
2. Pengendalian Rancangan
Mutu produk sejak awal tergantung kepada rancangan produk tersebut. Tanpa merancang mutu kedalam
suatu produk, akan sulit mencapai mutu tersebut selama produksi. Tujuan utama seorang perancang adalah
menciptakan suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara penuh yang dapat diproduksi pada
tingkat harga yang bersaing. Dengan demikian, proses perancangan yang meliputi perencanaan, verifikasi, kaji
ulang, perubahan dan dokumentasi menjadi sangat penting, terutama untuk produk-produk yang mempunyai
rancangan rumit dan memerlukan ketelitian.
3. Pengendalian Dokumen
Dalam penerapan sistem standar jaminan mutu, perusahaan dituntut untuk menyusun dan memelihara prosedur
pengendalian semua dokumen dan data yang berkaitan dengan sistem mutu. Tujuan pengendalian dokumen
adalah untuk memastikan bahwa para pelaksana tugas sadar akan adanya dokumen-dokumen yang mengatur tugas
mereka. Perusahaan harus menjamin seluruh dokumen tersedia pada titik-titik dimana mereka dibutuhkan.
4. Pengendalian Pembelian
Pembelian bahan hampir seluruhnya berdampak kepada mutu produk akhir sehingga harus dikendalikan
dengan baik. Perusahaan harus memastikan bahwa semua bahan dan jasa yang diperoleh dari sumber-sumber di
luar perusahaan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
5. Pengendalian Produk yang Dipasok Pembeli
Adakalanya pembeli produk kita, mensyaratkan penggunaan produknya untuk diguna-kan dalam rangka
memenuhi persyaratan kontrak. Perusahaan bertanggung jawab terhadap pencegahan kerusakan pemeliharaan,
penyimpangan, penanganan dan penggunaannya selama barang tersebut dalam tanggung jawabnya.
6. ldentifikasi Produk dan Kemampuan Telusur
Identifikasi suatu produk dan prosedur penelusuran produk merupakan persyaratan penting sistem mutu
untuk keperluan identifikasi produk dan mencegah tercampur selama proses, menjamin hanya bahan yang
memenuhi syarat yang digunakan, membantu analisis kegagalan dan melakukan tindakan koreksi, memungkinkan
penarikan produk cacat/rusak dari pasar serta untuk memungkinkan penggunaan bahan yang tidak tahan lama
digunakan dengan prinsip FIFO (First In First Out).
7. Pengendalian Proses
Pengendalian proses dalam sistem standar jaminan mutu mencakup seluruh faktor yang berdampak
terhadap proses seperti parameter proses, peralatan, bahan, personil dan kondisi lingkungan proses.
8. Inspeksi dan Pengujian
Meskipun penekanan pengendalian mutu telah beralih pada kegiatan-kegiatan pencegahan dalam tahap
sebelum produksi (perancangan, rekayasa proses dan pembelian) inspeksi dengan intensitas tertentu tidak dapat
dihindari dalam sistem mutu.
9. Inspeksi, Pengukuran dan Peralatan Uji
Pengukuran atau kegiatan pengujian bermanfaat jika hasil pengukuran dapat diandalkan. Untuk itu alat
pengukur atau alat uji harus memenuhi kecermatan dan konsistensi jika dioperasikan pada kondisi yang biasa
digunakan.
10. lnspeksi dan Status Pengujian
Tujuan utama sistem mutu adalah untuk memastikan hanya produk-produk yang memenuhi spesifikasi
sesuai kesepakatan yang dikirim ke pelanggan. Sering dalam suatu pabrik yang besar, produk yang memenuhi
spesifikasi, yang belum diperiksa dan yang tidak memenuhi spesifikasi berada pada tempat yang berdekatan
sehingga mungkin bercampur. Dengan demikian status inspeksi suatu produk harus jelas yaitu :
produk belum diperiksa
produk sudah diperiksa dan diterima
produk sudah diperiksa tetapi ditolak
11. Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai
Dalam sistem produksi harus dapat disingkirkan produk-produk yang tidak sesuai. Sistem standar jaminan
mutu mempersyaratkan perusahaan mempunyai prosedur tertulis untuk mencegah terkirimnya produk-produk
yang tidak sesuai kepada konsumen. Jika produk yang tidak sesuai terdeteksi pada tahap produksi, prosedur yang
ada harus tidak membiarkan produk tersebut diproses lebih lanjut.
12. Tindakan Koreksi
Setiap kegiatan atau sistem operasi dapat saja menyimpang dari kondisi operasi standar (prosedur) karena
berbagai alasan sehingga menghasilkan produk yang tidak sesuai. Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan
perusahaan mempunyai sistem institusional untuk memonitor kegiatan produksi atau proses. Jika ketidaksesuaian
diketahui, tindakan koreksi harus dilakukan segera agar sistem operasi kembali kepada standar.
13. Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan dan Pengiriman
Perusahaan manufaktur terlibat dengan berbagai bahan dan produk, baik dalam bentuk bahan mentah,
produk antara untuk di proses lagi maupun produk jadi. Adalah sangat penting menjamin bahwa mutu dari semua
bahan dan produk tersebut tidak terpengaruh oleh penyimpanan yang kondisinya kurang baik, penanganan yang
tidak tepat, pengemasan yang tidak memadai dan prosedur pengiriman yang salah.
14. Catatan-Catatan Mutu
Perusahaan harus menyusun dan memelihara prosedur untuk identifikasi pengumpulan. pembuatan indeks,
pengarsipan, penyimpanan dan disposisi catatan mutu. Catatan mutu memberikan bukti obyektif bahwa mutu
produk yang disyaratkan telah dicapai dan berbagai unsur sistem mutu telah dilaksanakan dengan efektif.
15. Audit Mutu Internal
Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan suatu perusahaan untuk melembagakan suatu audit
sistematis terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan mutu, untuk mengetahui apakah prosedur dan instruksi
memenuhi persyaratan standar .Perusahaan juga harus bisa mendemonstrasikan bahwa semua operasi dan
kegiatan dilaksanakan sesuai prosedur tertulis dan semua tujuan sistem mutu telah dicapai.
16. Pelatihan dan Motivasi
Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan kebutuhan pelatihan harus diidentifikasi dengan cermat
dan menyiapkan prosedur untuk melaksanakan pelatihan semua personil yang kegiatannya berkaitan dengan mutu.
https://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/
Jenis-jenis Kerusakan Bahan Pangan
Pengendalian Mutu
Jenis-jenis Kerusakan Bahan Pangan. Kerusakan bahan makanan atau bahan pangan tidak dapat di hindari tetapi
dapat di cegah dan di perlambat. Cara mencegah bahan pangan agar tidak rusak adalah dengan segera memasak
dan mengkonsumsinya . Cara memperlambat kerusakan bahan pangan adalah dengan pengolahan yang di
tujukan untuk memperpanjang masa simpan. Tetapi jika kondisi penyimpanan tidak sesuai dengan cara
pengolahannya, cepat atau lambat bahan pangan tetap akan mengalami
kerusakan.
Berdasarkan penyebabnya, Kerusakan bahan makanan di kelompokan menjadi
beberapa jenis. Jenis-jenis kerusakan bahan pangan tersebut adalah:
Macam-macam Kerusakan Bahan Pangan
1. Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan biologis adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan oleh
aktivitas mikroba. Mikroba yang dapat merusak bahan pangan antara lain adalah
kapang, khamir dan bakteri. Mikroba-mokroba tersebut mempunyai daya rusak
yang tinggi karena dapat menyebabkan degradasi komponen bahan pangan
sehingga bersifat toksin dan berbahaya untuk kesehatan. Bahan pangan yang telah
terkontaminasi mikroba akan menjadi sumber kontaminasi bagi bahan pangan
yang masih bagus. Karena itu cara satu-satunya adalah bahan pangan terkontaminasi harus segera di musnahkan
agar mikroba-mikroba tersebut tidak berkembang biak dan menulari bahan pangan ainnya.
2. Kerusakan Mekanis
Kerusakan Mekanis adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan oleh benturan, terjatuh, tekanan dan lain-
lain yang menyebabkan kondisi bahan pangan tidak seperti seharusnya. Kerusakan mekanis pada bahan pangan
dapat terjadi pada saat panen, transportasi ataupun saat penyimpanan di gudang.
3. Kerusakan Fisik dan Kimia
Kerusakan fisik adalah kerusakan bahan pangan yang di sebakan oleh perlakuan-perlakuan fisik yang di alami oleh
bahan pangan itu sendiri. Biasanya, kerusakan fisik terjadi karena penanganan bahan pangan yang kurang baik.
Perlakuan fisik yang dapat menyebabkan kerusakan fisik antara lain adalah pengeringan, pemanasan dan
pendinginan. Pada proses pengeringan biasanya terjadi kerusakan fisik yang dikenal istilah "Case Hardening".
Sedangkan pada proses pendinginan ada kerusakan bahan pangan yang di kenal dengan istilah "Chilling Injury"
atau "Freezing Injury" dan "Freezer Burn". Penggunaan suhu yang terlalu tingi pada proses pengolahan pangan
juga dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan yang dikenal dengan istilah "Thermal Degradation".
4. Kerusakan Kimia
Kerusakan kimia adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan karena adanya perubahan unsur-unsur dalam
bahan pangan yang tidak di inginkan. Kerusakan kimia biasanya merupakan hasil dari kerusakan fisik yang dialami
oleh bahan pangan itu sendiri. Perlakuan-perlakuan yang di berikan pada bahan pangan selain menyebabkan
kerusakan fisik juga dapat menimbulkan kerusakan kimia. Contohnya denaturasi protein, degradasi lemak, dll.
5. Kerusakan Bioligis
Kerusakan biologis adalah kerusakan bahan pangan yang disebabkan oleh aktivitas fisiologis dan serangan hama
seperti serangga dan rodentia. Kerusakan biologis yang paling parah dapat terjadi akibat reaksi metabolisme bahan
pangan itu sendiri yang dapat mengakibatkan terjadinya proses autolisis. Sedangkan kerusakan oleh hama dan
serangga juga sangat merugikan karena dapat menyebakan kontaminasi mikroba yang kemudian akan
menyebabkan kerusakan mikrobiologis yang pastinya juga akan membuat bahan pangan terbuang percuma.
Jenis-jenis kerusakan bahan pangan tersebut dapat dihindari jika dalam proses penanganan bahan pangan dari
mulai panen, transportasi, penyimpanan dan pengolahan di lakukan dengan ekstra hati-hati dengan kondisi
lingkungan yang bersih dan tidak tercemar. Untuk mengetahui apa saja Tanda-tanda kerusakan Bahan Pangan silah
baca di SINI
- See more at: http://pengolahanpangan.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis-kerusakan-bahan-
pangan.html#sthash.Ae9cCF5J.dpuf
http://pengolahanpangan.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis-kerusakan-bahan-pangan.html
Higiene Pangan dan Kesmavet
Pangan asal hewan berpotensi membawa "hazards" yang dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk
beberapa penyakit hewan yang menular ke manusia (zoonosis). Higiene Pangan dan Kesmavet (Kesehatan
Masyarakat Veteriner) merupakan salah satu kompetensi dan tanggung jawab Dokter Hewan.
Selasa, 23 Juli 2013
Kerusakan Pangan
KERUSAKAN PANGAN
Kerusakan pangan adalah setiap perubahan sifat-sifat fisik, kimiawi, atau sensorik/organoleptik yang ditolak
oleh konsumen pada bahan pangan yang masih segar maupun yang telah diolah. Jika terjadi perubahan pada
bahan makanan sehingga nilainya menurun, maka dinyatakan makanan tersebut telah rusak atau membusuk.
Perubahan yang nyata terlihat dari perubahan sensorik (penampakan, konsistensi, bau dan rasa), sehingga
konsumen menolak (Sinell 1992). Bahan makanan yang busuk atau rusak dinyatakan sebagai tidak layak
dikonsumsi atau unsuitable for human consumption. Kelayakan bahan makanan untuk dimakan tergantung dari
faktor-faktor: (1) penilaian individu, (2) budaya, adat istidadat, (3) agama, dan (4) peraturan.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kelayakan dikonsumsi secara tepat sulit dilaksanakn karena melibatkan
faktor-faktor non-teknis, sosial ekonomi, dan budaya. Idealnya makanan tersebut harus (1) bebas polusi dari setiap
tahap produksi dan penanganan makanan, (2) bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, (3) bebas
mikroorganisme dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan (Winarno 1993).
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh (1) mekanis dan fisik, (2) kimia, dan (3) mikrobiologis.
Kerusakan bahan pangan tersebut menyebabkan bahan pangan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi (biasanya
karena mekanis/fisik, kimia dan mikrobiologi) atau bahkan menjadi tidak aman dikonsumsi, artinya dapat
mengganggu kesehatan konsumen (karena mikrobiologis).
Kerusakan Kimiawi
Kerusakan kimiawi dapat disebabkan oleh reaksi kimia, seperti oksidasi lemak, pemecahan oleh enzim-
enzim yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan perubahan pH. Kerusakan kimiawi biasanya ditandai
dengan timbulnya bau yang menyimpang (misalnya tengik, busuk), perubahan warna dan perubahan konsisten.
Adanya oksigen menyebabkan minyak menjadi tengik. Timbulnya noda hitam pada makanan kaleng
biasanya disebabkan oleh adanya FeS, karena anamel pelapis kaleng bagian dalam tidak baik sehingga bereaksi
dengan H2S yang diproduksi oleh makanan tersebut. Beberapa jenis pigmen dapat mengalami perubahan warna,
misalnya klorofil dan antioksianin yang disebabkan oleh perubahan pH.
Kerusakan kimiawi pada daging disebabkan oleh enzim-enzim yang secara alami terdapat dalam daging.
Kerusakan ini disebut pula dengan autolisis dan disebut pula souring, yaitu perubahan yang menimbulkan bau/rasa
asam, yang disebabkan asam volatil, seperti asam format, asetat, butirat, dan propionat. Pembusukan ini sulit
dibedakan dengan pembusukan yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Proses autolisis pada daging ini
mendorong pertumbuhan mikroorganisme.
Kerusakan Mikrobiologi
Kerusakan mikrobiologi disebabkan oleh mikroorganisme pembusuk, baik oleh bakteri, kapang maupun oleh
kamir. Jenis pangan yang dapat dirusak oleh mikroorganisme tergantung pada komposisi bahan baku dan
keadaannya setelah diolah. Pada umumnya golongan bakteri mudah merusak bahan pangan yang banyak
mengandung protein dan berkadar air tinggi (terutama memiliki aktivitas air di atas 0.90). Kapang umumnya
merusak bahan pangan yang banyak mengandung pektin, pati, dan selulosa. Sedangkan kamir menyerang bahan
pangan yang banyak mengandung gula. Kerusakan mikrobiologi pada bahan pangan antara lain ditandai dengan
timbulnya kapang, bau yang menyimpang (busuk), lendir, dan terjadinya perubahan warna.
Bakteri Clostridium putrefaciens dan Clostridium sporogenes dikenal sebagai penebab kerusakan daging dan
sayuran, terutama produk dalam kaleng, karena bakteri bersifat proteolitik ananerobik. Proteus vulgaris sering
merusak telur dan daging. Micrococcus menyebabkan terbentuknya lendir pada susu, Pseudomonas menyebabkan
ketengikan susu pasteurisasi. Lactobacillus sering menyebabkan kerusakan pada minuman beralkohol.
Micrococcus biasanya lebih tahan terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, garam, pengeringan, sehingga
sering menyebakan kerusakan makanan olahan, seperti susu yang telah dipasteurisasi, daging, dan sayuran yang
telah diasin.
Pertumbuhan kapang pada makanan biasanya ditandai seperti kapas yang dapat terlihat oleh mata. Kapang
dapat tumbuh pada makanan seperti keju, selai, dan buah-buahan yang busuk. Kapang yang termasuk ordo
Mucorales hidup dari sisa bahan pertanian (saprofit) dan biasanya merupakan sumber kerusakan pada bahan-
bahan yang telah dikeringkan, misalnya jaeh, biji-bijian, kacang-kacangan, kulit, dan kayu. Jenis kapang terpenting
antara lain Rhizopus nigrificans yang dapat tumbuh pada roti dan menimbulkan warna hitam yang tidak disukai.
Aspergillus flavus merusak makanan berkadar gula cukup tinggi seperti jam, jeli, sirup dan manisan, serta
dapat mengubah warna makanan, misalnya dari kuning menjadi coklat kehitaman. Selain itu, Aspergillus flavus ini
juga memproduksi aflatoksin, yaitu suatu racun/toksin yang berbahaya bagi manusia dan hewan, misalnya sering
tumbuh pada kacang tanah, kopra, jagung dan beras. Aspergillus glaucus biasanya tumbuh pada buah-buahan
yang dikeringkan yang berkadar gula tinggi seperti pisang sale dan kurma.
Kamir Rhodotorulla bersifat fermentatif yang sering tumbuh pada daging dan pickles (acar/asinan) yang
dapat menyebabkan terjadikan kerusakan produk dan perubahan warna.
Bahan Bacaan
Lukman DW. 2000. Pembusukan Bahan Makanan oleh Mikroorganisme. Bahan Kuliah Pascasarjana. Program Studi
Kesmavet Program Pascasarjan IPB. Bogor [tidak diterbitkan]
Sinell HJ. 1992. Einfhrung in die Lebensmittelhygiene. 3. berarbeitete Auflage. Verlag Paul Parley, Berlin
Diposkan oleh Denny W. Lukman di 7/23/2013 12:04:00 PM
http://higiene-pangan.blogspot.co.id/2013/07/kerusakan-pangan.html
10 Jenis Bahan Pengawet Makanan yang Aman dan Baik Untuk Kesehatan
15.38
Pengawet makanan termasuk salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari produk pangan, apalagi di zaman yang
serba instan dan praktis ini. Penggunaan pengawet makanan bertujuan untuk memperpanjang usia
makanan/minuman serta mencegah dari kontaminasi mikroba yang merusak makanan.
Jenis pengawet sendiri ada dua, yakni pengawet alami dan pengawet buatan/sintetis. Dilihat dari segi harga,
mungkin pengawet buatan jauh lebih murah, namun penggunaan dalam jangka panjang dapat berdampak buruk
bagi kesehatan. Dibandingkan pengawet buatan, pengawet alami dinilai lebih aman dan baik untuk kesehatan.
Simak beberapa bahan yang bisa dijadikan pengawet alami berikut ini :
Garam
Garam termasuk pengawet alami yang juga ampuh menangkal microorganisme penyebab kerusakan makanan.
Contoh makanan yang diawetkan menggunakan garam, misalnya : ikan asin, asinan sayur, dan lain sebagainya.
Gula pasir
Gula pasir tidak hanya memberikan rasa manis, tapi juga berfungsi mengawetkan makanan karena microorganisme
tidak bisa tahan hidup didalamnya. Bahan yang bisa diawetkan dnegan gula pasir, antara lain : manisan, selai, dan
lain sebagainya.
Gula merah
Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk
mengawetkan masakan, serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya.
Kunyit
Selain memberikan efek warna yang bagus, kunyit juga berfungsi sebagai pengawet. Bahan yang biasa diawetkan
menggunakan kunyit, antara lain : tahu kuning, ikan bumbu kuning, dan lain sebagainya.
Cengkih
Tidak hanya berfungsi sebagai penambah aroma makanan, cengkih juga berfungsi mengawetkan makanan dan
mencegah tumbuhnya jamur pada makanan.
Kayu manis
Selain berfungsi menambah aroma makanan, kayu manis juga mengandung asam benzoat yang ampuh membantu
mengawetkan makanan, misalnya : penggunaan pada selai dan minuman.
Lemon
Lemon kaya vitamin C yang membantu melenyapkan microorganisme perusak gizi makanan sehingga dapat
membantu mengawetkan bahan makanan. Caranya : sebelum disimpan, Anda bisa melumuri daging, ikan, ayam
atau sayuran dengan air lemon.
Cuka
Cuka mengandung zat yang mampu membunuh microorganisme dan bakteri pembusuk makanan. Contoh makanan
yang diawetkan dnegan cuka, misalnya : acar, makanan kaleng, dan lainnya. Anda juga bisa melumurkan pada
daging, ayam, ikan mentah sebelum disimpan dalam kulkas.
Minyak
Minyak berfungsi memperlambat proses oksidasi sehingga microorganisme lebih cepat mati. Untuk itu, tak heran
jika makanan yang digoreng memiliki ketahanan lebih lama dibandingkan direbus.
Bawang putih
Bawang putih tidak hanya berfungsi menyedapkan masakan, tapi juga pengawet karena mengandung zat-zat yang
ampuh membunuh bakteri yang bersifat merusak makanan.
Wah, ternyata banyak sekali bahan-bahan alami yang bisa membantu menjaga makanan/minuman agar awet dan
tahan lebih lama. Semoga informasi tentang pengawet alami yang aman dan baik untuk kesehatan diatas dapat
bermanfaat untuk kita semua.
http://dapuronlinequ.blogspot.co.id/2015/05/10-jenis-bahan-pengawet-alami-yang-aman.html