Dasar Teori
4. Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi atau busuk.
1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat.
2. Zat aditif sintetis dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang
sejenis, seperti amil asetat dan asam askorbat.
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetis, zat aditif dikelompokkan sebagai zat
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan antioksidan. Zat aditif dalam makanan
biasanya dicantumkan pada kemasannya.
Pada awalnya zat aditif berasal dari tumbuh tumbuhan atau disebut zat aditif alami. Zat aditif
alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Namun, jumlah
penduduk bumi kian lama kian bertambah dan menuntut jumlah makanan yang lebih besar. Oleh
karena itu, industri makanan memproduksi zat aditif sintetis. Bahan baku pembuatannya adalah
dari zat-zat kimia yang direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan
beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.
1. 1. Zat Pewarna
Adalah bahan kimia yang dapat mempertajam warna pudar akibat pengolahan. Terdapat dua
macam zat pewarna, yaitu alami dan buatan.
a) Pewarna Alami
Pewarna alami diperoleh dari tumbuh tumbuhan, hewan, dan sumber mineral. Secara kuantitas,
dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk
menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi itu, dapat terjadi perubahan pada
tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami menghasilkan warna yang pudar dan kurang
stabil.
Beberapa contoh zat pewarna alami adalah sebagai berikut:
1. MerahUntuk mewarnai makanan menjadi merah, gunakan Angkak atau mahkota bunga rosela.
Angkak adalah hasil fermentasi beras merah. Cara menggunakannya: seduh angkak dengan
air panas, buang air rendaman pertama, lakukan hingga tiga kali. Setelah seduhan yang
ketiga, lumatkan angkak dan siap digunakan sebagai pewarna makanan alami. Untuk bunga
rosela, seduh mahkota bunga rosela, lalu lumatkan dan siap dicampur sebagai pewarna
merah. Selain Angkak dan bunga rosela, pewarna merah dihasilkan juga dari wortel, tomat,
daun jati, dan lombok.
1. Kuning
Kunyit adalah pewarna alami yang banyak digunakan penduduk dunia untuk mewarnai makanan.
Selain sebagai pewarna alami warna kuning, kunyit juga membantu proses pengawetan makanan
agar tidak mudah basi. Untuk menggunakannya, parut kunyit, lalu peras airnya untuk digunakan
sebagai pewarna makanan. Hati-hati, noda kunyit sulit hilang, lindungi tangan dengan sarung
tangan saat mengolahnya. Selain kunyit, pewrna kuning juga dihasilkan oleh wortel dan jeruk.
1. Hijau
Daun suji dan daun pandan adalah pilihan bijak bila ingin mewarnai makanan dengan warna
hijau. Kedua jenis daun itu selain memberi warna alami, juga memiliki wangi yang khas untuk
menambah selera pada makanan. Cara menggunakan keduanya sama, haluskan daun suji atau
daun pandan dengan blender, peras airnya lalu saring. Hasil perasan ini dipakai sebagai pewarna
alami.
1. BiruWarna biru memang jarang digunakan sebagai pewarna makanan, tetapi bila ingin warna
yang unik pada makanan, gunakan mahkota bunga telang. Cara menggunakannya: rebus
beberapa mahkota bunga telang hingga air rebusan berubah menjadi biru. Tunggu hingga air
rebusan menjadi dingin sebelum digunakan. Selain bunga Telang, anggur juga dapat
digunakan sebagai pewarna biru.
1. HitamUntuk panganan berwarna hitam, biasanya digunakan kluwek untuk masakan dan abu
merang untuk kue. Kluwek wajib digunakan bila memasak rawon agar warnanya hitam. Cara
menggunakannya, pecahkan biji kluwek, ambil dagingnya dan haluskan sebelum dicampur
dengan bumbu-bumbu lain. Sementara abu merang adalah abu hasil pembakaran batang padi.
Campurkan abu merang dengan air hangat dan siap dipakai untuk mewarnai kue.
1. Cokelat
Untuk pewarna cokelat, biasa digunakan daun teh,karamel, dan buah cokelat.
b) Pewarna Sintetis
Zat pewarna sintetis adalah zat yang telah melalui suatu pengujian secara intensif untuk
menjamin keamanannya. Karakteristik zat pewarna sintetis adalah warnanya cerah , lebih
homogen dan bervariasi. Di samping itu, penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan, bila
dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh lebih murah bila
dibandingkan dengan zat pewarna alami. Para konsumen pun hendaknya selalu mendapatkan
informasi tentang komponen yang terkandung dalam zat pewarna sintetis tersebut.
Beberapa contoh bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu :
Adalah bahan kimia yang dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa, dan aroma
makanan.
a) Bahan Penyedap Alami
Bahan penyedap alami sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan.
Contohnya: santan kelapa, susu sapi,oleoresin, penyedap sari buah, dan kacang-kacangan. Selain
itu, bahan penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, antara lain
lengkuas, ketumbar,merica, laos, kunyit,bawang, cabai, kayu manis, dan pala. Tujuan
ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa makanan, mengembalikan cita rasa
makanan yang hilang saat pemprosesan dan memberi cita rasa tertentu pada makanan.
b) Bahan Penyedap Sintetis
Zat penyedap sintetis dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat penyedap aroma dan zat
penyedap rasa. Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain oktil
asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan iso amil valerat (aroma buah
apel). Zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau
lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.
Penggolongan Komponen Flavour
Komponen flavour digolongkan menjadi 4 golongan :
1. Komponen yang secara alami terdapat dalam bahan makanan.
2. Zat yang diisolasi dari bahan penyedap alami.
3. Zat yang dibuat sintesis tetapi identik dengan yang dibuat secara alami.
4. Zat yang dibuat sintesis yang tidak terdapat dalam komponen alami.
Peran Bahan Penyedap dalam Bahan Makanan
1. Membentuk flavour baru atau menetralisir, bila bergabung dengan makanan.
2.Sebagai modifikator, pelengkap atau penguat flavour.
3. Menutupi atau menyembunyikan flavor bahan makanan yang tidak disukai.
Monosodium Glutamat (MSG)
Zat ini tidak berasa, tetapi jika ditambahkan pada makanan, maka akan menghasilkan rasa yang
sedap. Penggunaan MSG berlebihan telah menyebabkan Chinese restaurant syndrome yaitu
suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang mencoba
untuk tidak mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label
tidak mengandung MSG dalam kemasannya. Untuk zat-zat aditif sintetis, terdapat aturan
penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi
zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. MSG alami adalah bunga
cengkeh.
Efek MSG
MSG Merusak Syaraf Otak
Ratusan penelitian para ahli di mancanegara menunjukkan MSG sebagai penyedap makanan
yang merusak otak anak. Dalam masa pertumbuhan, efeknya buruk terhadap sistem syaraf
anak. Mereka mengalami kesulitan secara emosional dan lemah untuk belajar. Bukti ilmiah
menunjukkan bahwa bahan kimia merusak bagian otak paling kritis yang mengendalikan hormon.
Sehingga manusia menghadapi gangguan kelenjar endokrin. Semua jenis bahan excitotoxin,
dapat berakibat buruk. Bahkan memicu aneka epidemi dewasa seputar degeneratif syaraf otak,
seperti penyakit parkinson, huntington, ALS dan alzheimer alias pikun gawat. Mungkin belum
disadari bahwa excitotoxin sebagai penyedap makanan secara khusus berisiko bagi pengidap
diabetes atau dapat menyebabkan stroke, cedera otak, tumor otak, serangan mendadak atau
pengidap darah tinggi, radang selaput otak (meningitis), atau radang otak akibat virus.
Meracuni Diri dan Anak Cucu
MSG ada di semua makanan, seperti dalam sup Campbell, Hostess Doritos, keripik kentang Lays,
Top Ramen, Betty Crocker Hamburger Helper, saus kalengan Heinz, Swanson frozen prepared
meals, saus salada Kraft, terutama yang ditulisi sehat rendah lemak. Produk yang dikatakan tak
ada MSG, sebenarnya mengandung bahan kimia yang disebut Hydrolyzed Vegetable Protein,
nama lain untuk Monosodium Glutamate. Produsen menyembunyikan MSG dengan banyak nama
berbeda untuk menipu konsumen.
Kentucky Fried Chicken merupakan pelanggar paling buruk,karena MSG ada di tiap hidangan
ayam, kuah salada dan saus. Menurut John Ebr dalam bukunya The Slow Poisoning of America,
MSG ditambahkan dalam makanan agar ada efek kecanduan di tubuh manusia.
Menurut situs propaganda di internet yang disponsori kelompok lobi pabrik makanan pendukung
MSG, bumbu penyedap ditambahkan dalam makanan beralasan agar membuat orang makan lagi.
Kelompok lobi Asosiasi Glutamate mengatakan, makan lagi dan lagi bermanfaat untuk orang
lanjut umur.
MSG Disembunyikan
Semua bahan yang dikenal meracuni otak, diaduk ribuan ton dalam makanan dan minuman guna
mendongkrak penjualan. Bumbu kimia itu tak punya tujuan lain, kecuali sekadar penyedap dan
pemanis aneka produk konsumsi. Seperti diungkapkan tadi, pabrik dan industri makanan selalu
menyelubungi penambahan MSG dalam produknya. Berikut ini adalah daftar nama umum untuk
MSG terselubung. Excitotoxin amat kuat, aspartate dan L-cystine, sering ditambahkan dalam
makanan, menurut ketentuan FDA harus disebutkan, tapi tidak dicantumkan dalam label sama
sekali.
Penyedap yang Selalu Berisi MSG
* Monosodium Glutamate (MSG).
* Protein Sayuran Hydrolyzed.
* Protein Hydrolyzed.
* Protein Tanaman Hydrolyzed.
* Sari Protein Tanaman.
* Sodium Caseinate
* Calcium Caseinate
* Sari Ragi.
* Protein Jaringan (termasuk TVP).
* Ragi Autolyzed.
* Tepung Gandum Hydrolyzed.
* Minyak Jagung.
Penyedap yang Sering Berisi MSG
* Sari Gandum.
* Malt Flavoring.
* Bouillon.
* Broth.
* Stock.
* Flavoring.
* Natural Flavors/Flavoring.
* Natural Beef Or Chicken Flavoring.
* Seasoning.
* Spices.
1. 3. Pengawet
Adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian
lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
a) Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, biji kepayang, dan gula. Gula
(sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang
dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. Metode pengawetan menggunakan garam dapur
(NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun. Larutan garam yang masuk ke
dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab busuk,
sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya
simpan yang lebih lama dibanding dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan beberapa
hari atau jam saja.
Biji Kepayang
Tanaman ini berasal dari tumbuhan Pangium edule dengan klasifikasi sebagai berikut:
Divisio:Spermatophyta
SubDivisio:Angiospermae
Kelas:Dikotiladonae
Bangsa:Cistales
Suku:Flacouritaceae
Genus:Pangium
Spesie: Pangium edule
Tanaman ini mempunyai beberapa nama sesuai daerah dimana tanaman ini berada. Dalam
Bahasa Indonesia, disebut Kepayang, sedangkan menurut bahasa Melayu disebut Pangi. Sebutan
lain untuk kepayang pada beberapa wilayah di Indonesia:
Jakarta (ucung)
SumateraUtara (Hapesong)
Pohon tanaman ini memiliki tinggi hingga 40 m dengan diameter batang 2,5 m. Tanaman ini
tumbuh hampir di seluruh Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada umur
15 tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya.
Tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan. Untuk dapat memanfaatkannya
sebagai pengawet, dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil cincangan tanaman ini
kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan laut yang telah dibersihkan isi perutnya. Cincangan
biji Kepayang memiliki efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari . Khusus untuk
pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur garam, dengan perbandingan 1 bagian garam
dan 3 bagian biji Kepayang. Selain sebagai pengawet ikan, masih banyak kegunaan tanaman ini,
misalnya kayunya dapat dipakai untuk batang korek api, daunnya digunakan sebagai obat cacing
dan bijinya sebagai antiseptik. Kulit kayu yang diremas-remas dan ditaburkan diatas air dapat
mematikan ikan (tuba ikan) maupun udang. Selain itu, inti biji yang digerus dapat digunakan
untuk membersihkan kutu/ caplak pada lembu. Namun, harus diperhatikan jangan sampai
termakan pada saat dilakukan pengobatan karena mengandung asam sianida.
Cara menghilangkan asam sianida pada biji Kepayang adalah buah yang masak dan jatuh sendiri
disimpan selama 10 14 hari sampai terlihat daging buahnya membusuk, lalu bijinya
dipisahkan, dicuci dan direbus cukup lama, dinginkan selanjutnya ditumpuk dalam lubang di luar
rumah, lalu ditutupi dengan daun pisang serta tanah. Biarkan biji terkubur selama 40 hari, setelah
itu dikeluarkan dan dibersihkan. Akan diperoleh biji dengan isi warna coklat, berlemak, licin dan
siap dijual ke pasar dengan nama kluwak. Pada daerah tertentu seperti di Sumatera Barat minyak
yang dihasilkan biji kepayang dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak bening
diperoleh dengan cara biji-biji yang sudah masak mula-mula direndam dalam air selama 2-3 jam
lalu dikupas, noda hitam dalam inti biji dibuang . Setelah itu biji direndam dalam air selama 24
jam . Kemudian biji dijemur pada panas terik matahari hingga biji mengeluarkan minyak jika
dipijit.
Ternyata sejak dulu telah dikenal bahan pengawet alami yang lebih aman untuk digunakan dalam
proses pembuatan makanan olahan. Kini yang diperlukan adalah komitmen bersama dari
kalangan dunia usaha untuk bisa menerapkannya. Tentu saja langkah tersebut membutuhkan
sosialisasi yang intens dan arahan dari pemerintah serta pihak terkait lainnya.
b) Pengawet Buatan
Zat pengawet sintetis, contohnya: asam cuka, sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau
kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam
sitrat, dan asam tartrat dipakai untuk mengawetkan makanan. natrium nitrat atau sendawa
(NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat biasa
ditambahkan pada beberapa minuman penyegar . Pengawet yang tidak boleh dipergunakan
untuk mengawetkan makanan, di antaranya formalin dipakai untuk mengawetkan benda-benda,
seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan
makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko
kesehatan. Pengawet boraks bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan
mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga
lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam
pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik.
Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi
kesehatan, di antaranya:
a) gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit.
b) pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat.
c) terjadinya komplikasi pada otak dan hati
d) menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 36 gram.
Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman
tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon,
atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat
disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.
Beberapa Jenis Pengawet
1) Kalsium Benzoat, Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil
toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk.
2) Sulfur Dioksida (SO2), Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah
kering, kacang kering, sirop, dan acar.
3) Kalium Nitrit, Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air.
Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang
singkat.
4) Kalsium Propionat/Natrium Propionat dan Natrium Metasulfat, Ketiganya termasuk dalam
golongan asam propionat, sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang.
Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung.
5) Asam Sorbat, Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah, dan produk
minuman kerap ditambahkan asam sorbat.
6) Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar
ketimun dalam botol dan saos.
7) Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
8) Anti oksidan, untuk mencegah atau menghambat oksidasi.
9) Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging
olahan, kaldu, dan buah kalengan.
10) Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan.
11) Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
12) Pengemulsi, pemantap, dan pengental, untuk membantu pembentukan atau
pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom
arab.
13) Pemutih dan pematang tepung, untuk mempercepat proses pemutihan atau pematangan
tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton
peroksida, dan kalium bromat.
14) Pengatur keasaman, untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat
keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat,
asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat.
15) Anti kempal, untuk mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh:
aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
16) Pengeras, untuk memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium
amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan).
17) Sekuestran, untuk mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada
lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium
EDTA.
18) Penambah gizi, untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat,
vitamin A, dan vitamin D.
Pengawet yang Dibolehkan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/88, ada 26 jenis pengawet
yang diizinkan penggunaannya pada makanan dan minuman, yaitu:
Asam Benzoat.
Asam Propionat.
Asam Sorbat.
Belerang Dioksida.
Kalium Benzoat.
Kalium Bisulfit.
Kalkum Nitrat.
Kalium Nitril.
Kalium Propionat.
Kalium Sorbat.
Kalium Sulfit.
Kalsium Benzoit.
Kalsium Propionat.
Kalsium Sorba.
Natrium Benzoat.
Metil-p-hidroksi Benzoit.
Natrium Bisulfit.
Natrium Metabisulfit.
Natrium Nitrat.
Natrium Nitrit.
Natrium PPropionat.
Natrium Sulfit.
Nisin.
Propil-p-hidroksi-benzoit.
Formalin
Formalin (Formaldehyde solution) adalah suatu larutan yang tidak berwarna, berbau
tajam yang mengandung lebih kurang 37 % formaldehit dalam air, biasanya ditambahkan mineral
10-15 % sebagai pengawet. Nama lain formalin adalah Formal, Morbicid, Methanol, Formic
aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methyl aldehyde, Oxomethane, Formalin, Oxomethane,
Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene
dan Trioxane.
Menurut Food and Drugs Administration (FDA), keamanan suatu pengawet makanan harus
mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam jumlah zat yang akan terbentuk
dalam makanan dari penggunaan pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam makanan dan
potensi toksisitas yang dapat terjadi dari pengawet jika dicerna oleh manusia atau hewan,
termasuk potensi menyebabkan kanker.
Pembuatan Formalin
Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling
sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium.
Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol
dan oksigen terjadi pada 250 C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia
2 CH3OH + O2 2 H2CO + 2 H2O.
Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam hawa yang lebih panas, kira-kira 650
C. dalam keadaan begini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida
reaksi dehidrogenasi
CH3OH H2CO + H2.
Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam
larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga
dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.
Kegunaan Formalin
1. Pembunuh kuman, sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian.
3. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.
4. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak dan Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
9. Pengawet mayat.
Bahaya Formalin
Dalam jangka pendek (akut) bila tertelan formalin ,maka mulut, tenggorokan dan perut
terasa terbakar, sakit menekan, mual, muntah dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut
hebat, sakit kepala, hipotensi, (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
Disamping itu ,formalin menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa, pankreas, sistem
saraf pusat dan ginjal. Jangka panjang (kronik), mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. Timbul iritasi
pada saluran pernafasan, muntah, sakit kepala, rasa terbakar pada tenggorokan, dan rasa gatal
di dada. Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga
bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Berdasarkan temuan patologis, formaldehid merusak
jaringan dan menyusutkan selaput lendir, juga merusak hati, ginjal, jantung dan otak.