Anda di halaman 1dari 19

Dasar Teori

A.Pengertian Zat Aditif

Zat aditif menurut WHO (World Health Organization) adalah zat – zat yang ditambahkan
pada makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau
memperpanjang masa penyimpanan. Persyaratan penambahan zat aditif dalam makanan
yaitu:

1. Memperbaiki kualitas atau gizi makanan.


2. Membuat makanan tampak lebih menarik.
3. Meningkatkan cita rasa makanan.
4. Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi atau busuk.

Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat.
2. Zat aditif sintetis dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami
yang sejenis, seperti amil asetat dan asam askorbat.

Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetis, zat aditif dikelompokkan sebagai zat
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan antioksidan. Zat aditif dalam makanan
biasanya dicantumkan pada kemasannya.

1. B. Jenis – Jenis Zat Aditif dalam Makanan

Pada awalnya zat aditif berasal dari tumbuh – tumbuhan atau disebut zat aditif alami. Zat
aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia.
Namun, jumlah penduduk bumi kian lama kian bertambah dan menuntut jumlah makanan
yang lebih besar. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi zat aditif sintetis. Bahan
baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang direaksikan. Zat aditif sintesis yang
berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.

1. 1. Zat Pewarna

Adalah bahan kimia yang dapat mempertajam warna pudar akibat pengolahan. Terdapat dua
macam zat pewarna, yaitu alami dan buatan.

a) Pewarna Alami

Pewarna alami diperoleh dari tumbuh – tumbuhan, hewan, dan sumber mineral. Secara
kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis
untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi itu, dapat terjadi perubahan
pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami menghasilkan warna yang pudar dan
kurang stabil.
Beberapa contoh zat pewarna alami adalah sebagai berikut:

1. MerahUntuk mewarnai makanan menjadi merah, gunakan Angkak atau mahkota


bunga rosela. Angkak adalah hasil fermentasi beras merah. Cara menggunakannya:
seduh angkak dengan air panas, buang air rendaman pertama, lakukan hingga tiga
kali. Setelah seduhan yang ketiga, lumatkan angkak dan siap digunakan sebagai
pewarna makanan alami. Untuk bunga rosela, seduh mahkota bunga rosela, lalu
lumatkan dan siap dicampur sebagai pewarna merah. Selain Angkak dan bunga
rosela, pewarna merah dihasilkan juga dari wortel, tomat, daun jati, dan lombok.

1. Kuning

Kunyit adalah pewarna alami yang banyak digunakan penduduk dunia untuk mewarnai
makanan. Selain sebagai pewarna alami warna kuning, kunyit juga membantu proses
pengawetan makanan agar tidak mudah basi. Untuk menggunakannya, parut kunyit, lalu
peras airnya untuk digunakan sebagai pewarna makanan. Hati-hati, noda kunyit sulit hilang,
lindungi tangan dengan sarung tangan saat mengolahnya. Selain kunyit, pewrna kuning juga
dihasilkan oleh wortel dan jeruk.

1. Hijau

Daun suji dan daun pandan adalah pilihan bijak bila ingin mewarnai makanan dengan warna
hijau. Kedua jenis daun itu selain memberi warna alami, juga memiliki wangi yang khas
untuk menambah selera pada makanan. Cara menggunakan keduanya sama, haluskan daun
suji atau daun pandan dengan blender, peras airnya lalu saring. Hasil perasan ini dipakai
sebagai pewarna alami.

1. BiruWarna biru memang jarang digunakan sebagai pewarna makanan, tetapi bila
ingin warna yang unik pada makanan, gunakan mahkota bunga telang. Cara
menggunakannya: rebus beberapa mahkota bunga telang hingga air rebusan berubah
menjadi biru. Tunggu hingga air rebusan menjadi dingin sebelum digunakan. Selain
bunga Telang, anggur juga dapat digunakan sebagai pewarna biru.

Bunga Telang (c) shoponline2011

1. HitamUntuk panganan berwarna hitam, biasanya digunakan kluwek untuk masakan


dan abu merang untuk kue. Kluwek wajib digunakan bila memasak rawon agar
warnanya hitam. Cara menggunakannya, pecahkan biji kluwek, ambil dagingnya dan
haluskan sebelum dicampur dengan bumbu-bumbu lain. Sementara abu merang
adalah abu hasil pembakaran batang padi. Campurkan abu merang dengan air hangat
dan siap dipakai untuk mewarnai kue.

1. Cokelat

Untuk pewarna cokelat, biasa digunakan daun teh,karamel, dan buah cokelat.

b) Pewarna Sintetis

Zat pewarna sintetis adalah zat yang telah melalui suatu pengujian secara intensif untuk
menjamin keamanannya. Karakteristik zat pewarna sintetis adalah warnanya cerah , lebih
homogen dan bervariasi. Di samping itu, penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan, bila
dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh lebih murah bila
dibandingkan dengan zat pewarna alami. Para konsumen pun hendaknya selalu mendapatkan
informasi tentang komponen yang terkandung dalam zat pewarna sintetis tersebut.

Beberapa contoh bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu :

 amarant (pewarna merah)


 tartrazine (pewarna kuning)
 erythrosine (pewarna merah)
 fast green FCF (pewarna hijau)
 sunset yellow (pewarna kuning)
 brilliant blue (pewarna biru).

Pewarna sintetis yang berbahaya bagi kesehatan adalah sebagai berikut:

Rhodamine B

Pemerintah Indonesia menetapkan 30 zat pewarna berbahaya melalui Peraturan Menteri


Kesehatan No. 239/Menkes/Per/V/85. Rhodamine B termasuk salah satu dari zat pewarna
tersebut dan dilarang digunakan pada produk pangan. Namun demikian, penyalahgunaan
rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan sering terjadi di lapangan dan diberitakan di
beberapa media massa. Rhodamine B ditemukan pada makanan dan minuman seperti
kerupuk, sambal botol dan sirup pada saat BPOM Makassar melakukan pemeriksaan
sejumlah sampel makanan dan minuman ringan.

Rhodamine B cukup mudah dikenali, karena bentuknya yang seperti kristal dan berwarna
hijau atau ungu .Di samping itu, rhodamine tidak berbau serta mudah larut dalam larutan
berwarna merah terang berfluorescen. Zat pewarna ini mempunyai banyak sinonim, antara
lain D and C Red no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine dan Brilliant
Pink B. Rhodamine biasa digunakan dalam industri tekstil. Awalnya , zat ini digunakan
sebagai pewarna bahan kain atau pakaian. Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan
warna-warna yang menarik. Rhodamine B juga sangat diperlukan oleh pabrik kertas.
Fungsinya sama, yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga dihasilkan warna-warna kertas
yang menarik. Sayangnya, zat ini disalahgunakan menjadi pewarna makanan.

Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984, karena rhodamine B termasuk
karsinogen yang kuat. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan gangguan fungsi hati atau
bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati Beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa zat pewarna tersebut berbahaya bila digunakan pada makanan.Kerusakan pada
jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel yang melakukan pinositosis) dan
hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma.

Dalam analisis yang menggunakan metode destruksi, kemudian diikuti dengan analisis
metode spektrofometri, diketahui bahwa sifat racun rhodamine B tidak hanya disebabkan
oleh senyawa organik, tetapi juga oleh kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal dan
arsen. Keberadaan kedua unsur tersebut menyebabkan rhodamine B berbahaya jika
digunakan sebagai pewarna pada makanan, obat maupun kosmetik. Hal ini didukung oleh
Winarno yang menyatakan bahwa timbal banyak digunakan sebagai pigmen atau zat pewarna
dalam industri kosmetik dan kontaminasi dalam makanan dapat terjadi oleh zat pewarna
tekstil.

Tabel Perbedaan antara Zat Pewarna Sintetis dan Alami

Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna alami


Warna yang dihasilkan Lebih cerah Lebih pudar
Variasi warna Lebih banyak Sedikit
Harga Lebih murah Lebih mahal
Ketersediaan Tidak terbatas Terbatas
Kestabilan Stabil Kurang stabil

Alasan Utama Memberi Zat Pewarna pada Makanan

Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan:

1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.

2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.

3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini ,
penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk
dan tidak dapat diterima, apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.

4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang
ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.

5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama
produk disimpan.

1. 2. Penyedap Rasa

Adalah bahan kimia yang dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa, dan aroma
makanan.

a) Bahan Penyedap Alami

Bahan penyedap alami sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan.
Contohnya: santan kelapa, susu sapi,oleoresin, penyedap sari buah, dan kacang-kacangan.
Selain itu, bahan penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, antara lain
lengkuas, ketumbar,merica, laos, kunyit,bawang, cabai, kayu manis, dan pala. Tujuan
ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa makanan, mengembalikan cita rasa
makanan yang hilang saat pemprosesan dan memberi cita rasa tertentu pada makanan.

b) Bahan Penyedap Sintetis

Zat penyedap sintetis dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat penyedap aroma dan zat
penyedap rasa. Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain
oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan iso amil valerat
(aroma buah apel). Zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah monosodium glutamate
(MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.

Penggolongan Komponen Flavour

Komponen flavour digolongkan menjadi 4 golongan :

1. Komponen yang secara alami terdapat dalam bahan makanan.

2. Zat yang diisolasi dari bahan penyedap alami.

3. Zat yang dibuat sintesis tetapi identik dengan yang dibuat secara alami.

4. Zat yang dibuat sintesis yang tidak terdapat dalam komponen alami.

Peran Bahan Penyedap dalam Bahan Makanan

1. Membentuk flavour baru atau menetralisir, bila bergabung dengan makanan.

2.Sebagai modifikator, pelengkap atau penguat flavour.

3. Menutupi atau menyembunyikan flavor bahan makanan yang tidak disukai.

Monosodium Glutamat (MSG)

Zat ini tidak berasa, tetapi jika ditambahkan pada makanan, maka akan menghasilkan rasa
yang sedap. Penggunaan MSG berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome”
yaitu suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang
mencoba untuk tidak mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang
mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam kemasannya. Untuk zat-zat aditif
sintetis, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake
(ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi
kesehatan. MSG alami adalah bunga cengkeh.

Efek MSG

MSG Merusak Syaraf Otak

Ratusan penelitian para ahli di mancanegara menunjukkan MSG sebagai “penyedap


makanan” yang merusak otak anak. Dalam masa pertumbuhan, efeknya buruk terhadap
sistem syaraf anak. Mereka mengalami kesulitan secara emosional dan lemah untuk belajar.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa bahan kimia merusak bagian otak paling kritis yang
mengendalikan hormon. Sehingga manusia menghadapi gangguan kelenjar endokrin. Semua
jenis bahan excitotoxin, dapat berakibat buruk. Bahkan memicu aneka epidemi dewasa
seputar degeneratif syaraf otak, seperti penyakit parkinson, huntington, ALS dan alzheimer
alias pikun gawat. Mungkin belum disadari bahwa excitotoxin sebagai penyedap makanan
secara khusus berisiko bagi pengidap diabetes atau dapat menyebabkan stroke, cedera otak,
tumor otak, serangan mendadak atau pengidap darah tinggi, radang selaput otak (meningitis),
atau radang otak akibat virus.

Meracuni Diri dan Anak Cucu

MSG ada di semua makanan, seperti dalam sup Campbell, Hostess Doritos, keripik kentang
Lays, Top Ramen, Betty Crocker Hamburger Helper, saus kalengan Heinz, Swanson frozen
prepared meals, saus salada Kraft, terutama yang ditulisi ‘sehat rendah lemak’. Produk yang
dikatakan tak ada MSG, sebenarnya mengandung bahan kimia yang disebut Hydrolyzed
Vegetable Protein, nama lain untuk Monosodium Glutamate. Produsen menyembunyikan
MSG dengan banyak nama berbeda untuk menipu konsumen.

Kentucky Fried Chicken merupakan pelanggar paling buruk,karena MSG ada di tiap
hidangan ayam, kuah salada dan saus. Menurut John Ebr dalam bukunya “The Slow
Poisoning of America”, MSG ditambahkan dalam makanan agar ada efek kecanduan di tubuh
manusia.

Menurut situs propaganda di internet yang disponsori kelompok lobi pabrik makanan
pendukung MSG, bumbu penyedap ditambahkan dalam makanan beralasan agar membuat
orang makan lagi. Kelompok lobi “Asosiasi Glutamate “ mengatakan, makan lagi dan lagi
bermanfaat untuk orang lanjut umur.

MSG Disembunyikan

Semua bahan yang dikenal meracuni otak, diaduk ribuan ton dalam makanan dan minuman
guna mendongkrak penjualan. Bumbu kimia itu tak punya tujuan lain, kecuali sekadar
penyedap dan pemanis aneka produk konsumsi. Seperti diungkapkan tadi, pabrik dan industri
makanan selalu menyelubungi penambahan MSG dalam produknya. Berikut ini adalah daftar
nama umum untuk MSG terselubung. Excitotoxin amat kuat, aspartate dan L-cystine, sering
ditambahkan dalam makanan, menurut ketentuan FDA harus disebutkan, tapi tidak
dicantumkan dalam label sama sekali.

Penyedap yang Selalu Berisi MSG

* Monosodium Glutamate (MSG).

* Protein Sayuran Hydrolyzed.

* Protein Hydrolyzed.

* Protein Tanaman Hydrolyzed.

* Sari Protein Tanaman.

* Sodium Caseinate

* Calcium Caseinate

* Sari Ragi.
* Protein Jaringan (termasuk TVP).

* Ragi Autolyzed.

* Tepung Gandum Hydrolyzed.

* Minyak Jagung.

Penyedap yang Sering Berisi MSG

* Sari Gandum.

* Malt Flavoring.

* Bouillon.

* Broth.

* Stock.

* Flavoring.

* Natural Flavors/Flavoring.

* Natural Beef Or Chicken Flavoring.

* Seasoning.

* Spices.

Penyedap yang Mungkin Berisi MSG atau Excitotoxin

* Carrageenan.

* Enzymes.

* Soy Protein Concentrate.

* Soy Protein Isolate.

* Whey Protein Concentrate.

1. 3. Pengawet

Adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau
penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
a) Pengawet Alami

Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, biji kepayang, dan gula.
Gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam
dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. Metode pengawetan menggunakan
garam dapur (NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun. Larutan garam
yang masuk ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri
penyebab busuk, sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. Pengawetan dengan garam ini
memungkinkan daya simpan yang lebih lama dibanding dengan produk segarnya yang hanya
bisa bertahan beberapa hari atau jam saja.

Biji Kepayang

Tanaman ini berasal dari tumbuhan Pangium edule dengan klasifikasi sebagai berikut:
Divisio:Spermatophyta
SubDivisio:Angiospermae
Kelas:Dikotiladonae
Bangsa:Cistales
Suku:Flacouritaceae
Genus:Pangium
Spesie: Pangium edule

Tanaman ini mempunyai beberapa nama sesuai daerah dimana tanaman ini berada. Dalam
Bahasa Indonesia, disebut Kepayang, sedangkan menurut bahasa Melayu disebut Pangi.
Sebutan lain untuk kepayang pada beberapa wilayah di Indonesia:

 Jakarta (ucung)
 SumateraUtara (Hapesong)
 Minangkabau (Kapayang), (Lapencuang), (Kapecong), (Simaung)
 Lampung (Kayu tuba)
 Jawa Barat (Pacung), (Picung)
 Jawa Tengah (Pakem)
 Bali dan Bugis (angi)
 Sumbawa dan Makasar (Kalowa)

Pohon tanaman ini memiliki tinggi hingga 40 m dengan diameter batang 2,5 m. Tanaman ini
tumbuh hampir di seluruh Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada
umur 15 tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya.
Tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan. Untuk dapat
memanfaatkannya sebagai pengawet, dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil
cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan laut yang telah dibersihkan
isi perutnya. Cincangan biji Kepayang memiliki efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6
hari . Khusus untuk pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur garam, dengan
perbandingan 1 bagian garam dan 3 bagian biji Kepayang. Selain sebagai pengawet ikan,
masih banyak kegunaan tanaman ini, misalnya kayunya dapat dipakai untuk batang korek api,
daunnya digunakan sebagai obat cacing dan bijinya sebagai antiseptik. Kulit kayu yang
diremas-remas dan ditaburkan diatas air dapat mematikan ikan (tuba ikan) maupun udang.
Selain itu, inti biji yang digerus dapat digunakan untuk membersihkan kutu/ caplak pada
lembu. Namun, harus diperhatikan jangan sampai termakan pada saat dilakukan pengobatan
karena mengandung asam sianida.
Cara menghilangkan asam sianida pada biji Kepayang adalah buah yang masak dan jatuh
sendiri disimpan selama ± 10 – 14 hari sampai terlihat daging buahnya membusuk, lalu
bijinya dipisahkan, dicuci dan direbus cukup lama, dinginkan selanjutnya ditumpuk dalam
lubang di luar rumah, lalu ditutupi dengan daun pisang serta tanah. Biarkan biji terkubur
selama 40 hari, setelah itu dikeluarkan dan dibersihkan. Akan diperoleh biji dengan isi warna
coklat, berlemak, licin dan siap dijual ke pasar dengan nama kluwak. Pada daerah tertentu
seperti di Sumatera Barat minyak yang dihasilkan biji kepayang dapat digunakan sebagai
pengganti minyak kelapa. Minyak bening diperoleh dengan cara biji-biji yang sudah masak
mula-mula direndam dalam air selama 2-3 jam lalu dikupas, noda hitam dalam inti biji
dibuang . Setelah itu biji direndam dalam air selama 24 jam . Kemudian biji dijemur pada
panas terik matahari hingga biji mengeluarkan minyak jika dipijit.

Ternyata sejak dulu telah dikenal bahan pengawet alami yang lebih aman untuk digunakan
dalam proses pembuatan makanan olahan. Kini yang diperlukan adalah komitmen bersama
dari kalangan dunia usaha untuk bisa menerapkannya. Tentu saja langkah tersebut
membutuhkan sosialisasi yang intens dan arahan dari pemerintah serta pihak terkait lainnya.

b) Pengawet Buatan

Zat pengawet sintetis, contohnya: asam cuka, sebagai pengawet acar dan natrium propionat
atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium
benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat dipakai untuk mengawetkan makanan. natrium nitrat
atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah.
Asam fosfat biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar . Pengawet yang tidak
boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan, di antaranya formalin dipakai untuk
mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian
pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan
jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Pengawet boraks bersifat desinfektan atau
efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta
dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh
dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas,
pengawet kayu, dan keramik.

Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi
kesehatan, di antaranya:

a) gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit.

b) pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat.

c) terjadinya komplikasi pada otak dan hati

d) menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.

Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan
minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet
(UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga
makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.

Beberapa Jenis Pengawet


1) Kalsium Benzoat, Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri
penghasil toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk.

2) Sulfur Dioksida (SO2), Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah,
buah kering, kacang kering, sirop, dan acar.

3) Kalium Nitrit, Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam
air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu
yang singkat.

4) Kalsium Propionat/Natrium Propionat dan Natrium Metasulfat, Ketiganya termasuk


dalam golongan asam propionat, sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau
kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung.

5) Asam Sorbat, Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah, dan produk
minuman kerap ditambahkan asam sorbat.

6) Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar
ketimun dalam botol dan saos.

7) Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.

8) Anti oksidan, untuk mencegah atau menghambat oksidasi.

9) Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging
olahan, kaldu, dan buah kalengan.

10) Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan.

11) Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan
mentega.

12) Pengemulsi, pemantap, dan pengental, untuk membantu pembentukan atau pemantapan
sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab.

13) Pemutih dan pematang tepung, untuk mempercepat proses pemutihan atau pematangan
tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton
peroksida, dan kalium bromat.

14) Pengatur keasaman, untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat


keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat,
asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat.

15) Anti kempal, untuk mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh:
aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).

16) Pengeras, untuk memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium
amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan).
17) Sekuestran, untuk mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat
(pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA
dan dinatrium EDTA.

18) Penambah gizi, untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya: Asam askorbat, feri
fosfat, vitamin A, dan vitamin D.

Pengawet yang Dibolehkan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/88, ada 26 jenis
pengawet yang diizinkan penggunaannya pada makanan dan minuman, yaitu:

 Asam Benzoat.
 Asam Propionat.
 Asam Sorbat.
 Belerang Dioksida.
 Etil p-Hidroksi Benzoat.
 Kalium Benzoat.
 Kalium Bisulfit.
 Kalium Meta Bisulfit.
 Kalkum Nitrat.
 Kalium Nitril.
 Kalium Propionat.
 Kalium Sorbat.
 Kalium Sulfit.
 Kalsium Benzoit.
 Kalsium Propionat.
 Kalsium Sorba.
 Natrium Benzoat.
 Metil-p-hidroksi Benzoit.
 Natrium Bisulfit.
 Natrium Metabisulfit.
 Natrium Nitrat.
 Natrium Nitrit.
 Natrium PPropionat.
 Natrium Sulfit.
 Nisin.
 Propil-p-hidroksi-benzoit.

Formalin

Formalin (Formaldehyde solution) adalah suatu larutan yang tidak berwarna,


berbau tajam yang mengandung lebih kurang 37 % formaldehit dalam air, biasanya
ditambahkan mineral 10-15 % sebagai pengawet. Nama lain formalin adalah Formal,
Morbicid, Methanol, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methyl aldehyde,
Oxomethane, Formalin, Oxomethane, Karsan, Methylene glycol, Paraforin,
Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene dan Trioxane.

Menurut Food and Drugs Administration (FDA), keamanan suatu pengawet makanan harus
mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam jumlah zat yang akan terbentuk
dalam makanan dari penggunaan pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam makanan
dan potensi toksisitas yang dapat terjadi dari pengawet jika dicerna oleh manusia atau
hewan, termasuk potensi menyebabkan kanker.

Pembuatan Formalin

Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang
paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta
vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi
metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan
persamaan kimia

2 CH3OH + O2 → 2 H2CO + 2 H2O.

Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam hawa yang lebih panas, kira-kira
650 °C. dalam keadaan begini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan
formaldehida reaksi dehidrogenasi

CH3OH → H2CO + H2.

Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada
dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa
juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.

Kegunaan Formalin

1. Pembunuh kuman, sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan
pakaian.
2. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
3. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.
4. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
5. Bahan untuk pembuatan produk parfum.
6. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
7. Bahan untuk insulasi busa.
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak dan Bahan perekat untuk produk kayu lapis
(plywood).

9. Pengawet mayat.
10. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahaya Formalin

Dalam jangka pendek (akut) bila tertelan formalin ,maka mulut, tenggorokan dan perut
terasa terbakar, sakit menekan, mual, muntah dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut
hebat, sakit kepala, hipotensi, (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
Disamping itu ,formalin menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa, pankreas, sistem
saraf pusat dan ginjal. Jangka panjang (kronik), mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. Timbul
iritasi pada saluran pernafasan, muntah, sakit kepala, rasa terbakar pada tenggorokan, dan
rasa gatal di dada. Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada
manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Berdasarkan temuan patologis,
formaldehid merusak jaringan dan menyusutkan selaput lendir, juga merusak hati, ginjal,
jantung dan otak.

Pertolongan Pertama pada Keracunan Formalin

Bila tertelan, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan lakukan rangsangan
muntah pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.
Bila gejala masih berlanjut bawa penderita ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Ciri-ciri Produk Pangan yang Mengandung Formalin.

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin :

1) Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada suhu kamar (25 derajad celcius).

2) Warna bersih dan cerah.

3) Tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur.

4) Tidak dihinggapi oleh lalat bila ditaruh ditempat terbuka.

Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin :

1) Tekstur lebih kenyal.

2) Tidak mudah hancur.

3) Lebih awet dan tidak mudah busuk.

4) Beraroma menyengat karena ada formalin.

Ciri-ciri mie basah yang mengandung formalin :

1) Tampak sangat berminyak.

2) Lebih awet dan tidak mudah basi.

3) Beraroma menyengat karena ada formalin.

Ciri-ciri ikan basah yang mengandung formalin :

1) Warna putih bersih dan tekstur kenyal.


2) Insang berwarna merah tua bukan merah segar.

3) Lebih awet dan tidak mudah busuk.

Ciri-ciri ayam yang mengandung formalin :

1) Warna putih bersih.

2) Lebih awet dan tidak mudah busuk.

4) Pemanis

Adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menambah rasa manis pada
makanan dan minuman.

a) Pemanis Alami

Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat
pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah – buahan dan madu. Zat pemanis alami
berfungsi juga sebagai sumber energi. Mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan,akan
mengalami risiko kegemukan. Orang yang sudah gemuk badannya, sebaiknya menghindari
makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.

Jenis Pemanis Alami Alternatif Pengganti Gula

1) Madu

Madu memiliki sifat antibakteri dan antivirus, dan cenderung mengandung indeks glikemik
yang rendah. Madu dapat digunakan untuk menambah rasa manis di minuman atau makanan.
Khasiat madu bagi kesehatan ,antara lain bermanfaat untuk mengikis lemak tanpa menguras
energi, mencegah kelelahan selama olahraga, memiliki sifat anti-bakteri yang membantu
memperbaiki sistem pencernaan, memiliki sifat antikarsinogen, mencegah dan sebagai anti-
tumor, membantu dalam pencegahan kanker, mengobati sakit tenggorokan, bersifat antiseptik
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu dan membantu menjaga luka tetap
bersih dan bebas dari infeksi, bisa digunakan sebagai obat alami dalam pengobatan &
pertolongan pertama untuk luka (luka bakar dan luka lainnya) serta untuk mempercepat
penyembuhannya, dan banyak lagi manfaat-manfaat lainnya.

Madu mengandung kalori dan karbohidrat yang tinggi, jadi sebaiknya jangan berlebihan
ketika mengkonsumsi madu. Meskipun diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak,
madu tidak disarankan untuk dikonsumsi anak di bawah 1 tahun. Madu bisa mengandung
spora bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini memproduksi zat beracun yang bisa
menyebabkan penyakit botulisme pada anak. Meski kasusnya jarang, penyakit tersebut bisa
berakibat serius.

2) Daun Stevia

Stevia adalah tanaman keluarga mint yang berasal dari Paraguay, Amerika Selatan. Stevia
merupakan tanaman perdu yang tumbuh pada tempat dengan ketinggian 500-1000 m di atas
permukaan laut, di dataran rendah stevia akan cepat berbunga dan mudah mati apabila sering
dipanen. Suhu yang cocok berkisar antara 14-27°C dan cukup mendapat sinar matahari
sepanjang hari.

Selain kandungan steviosida dan rebaudiosida, daun stevia juga mengandung glikosida,
protein, serat, karbohidrat, mineral, vitamin A, vitamin C dan 53 komponen lainnya.

Stevia memiliki tingkat kemanisan yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah
kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, stevia juga
bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak
dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Sedangkan pada pemanis
gula lainnya akan difermentasikan menjadi asam, dan asam ini yang apabila menempel pada
email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan
gangguan pada gigi.

Stevia diyakini dapat menurunkan berat badan dan mengatur berat badan karena dapat
mereduksi makanan bergula dan berlemak.

Ada beberapa isu kesehatan yang berkaitan dengan pemanis stevia ini, antara lain dapat
menyebabkan gangguan atau kesulitan reproduksi, dapat menyebabkan perubahan pada gen
yang mungkin juga dapat menyebabkan kanker dan gangguan metabolisme energi. Wanita
hamil harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi pemanis dari stevia.

3) Sirup Agave

Sirup agave adalah pemanis yang berasal dari tanaman agave, pada mulanya pemanis agave
ini digunakan untuk membuat tequila. Beberapa spesies agave yang biasa dijadikan bahan
pemanis antara lain Blue Agave (Agave tequilana), Salmiana Agave (Agave salmiana), Green
Agave, Grey Agave, Thorny Agave, dan Rainbow Agave. Sirup agave terasa lebih manis
dibanding madu tetapi tidak terlalu lengket.

Sirup agave lebih manis dibanding gula tebu dengan indeks glikemiknya yang lebih rendah.
Sirup agave memiliki konsentrasi yang sangat tinggi dari fruktosa (90%) dibandingkan
dengan glukosa yang hanya 10%. Karena indeks glikemiknya yang rendah, banyak yang
menyarankan untuk mengkonsumsi sirup atau pemanis agave sebagai pengganti gula bagi
penderita diabetes dan hyperglycemia, tapi lebih baik berkonsultasi dahulu dengan dokter
sebelum mengkonsumsi pemanis agave ini.

Karena kandungan fruktosanya yang tinggi, nampaknya harus berhati-hati terhadap efek
samping negatif yang mungkin ditimbulkannya. Fruktosa dapat mengganggu metabolisme
tembaga, sedangkan kekurangan tembaga dapat menyebabkan kerapuhan tulang, anemia,
cacat arteri, cacat tulang, infertilitas, kadar kolesterol tinggi, dan serangan jantung. Selain itu,
fruktosa juga dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam asam urat,
menyebabkan penuaan dini melalui kerusakan oksidatif, dan bisa membuat kegemukan.

4) Sirup Maple

Sirup maple dibuat dari getah pohon maple (Acer saccharum), yaitu sejenis pohon perindang
yang biasa ditanam di taman atau tepi jalan, termasuk dalam family Sapindaceae, berasal dari
Amerika Utara termasuk Canada. Sirup maple mengandung banyak mineral seperti kalsium,
potassium, fosfor, mangan, seng dan besi, serta mengandung kalori lebih sedikit daripada
madu.

Sirup maple memberikan rasa yang unik, halus dan tekstur lembut pada makanan. Sirup
maple biasa digunakan sebagai topping untuk pancake, waffle, dan roti bakar Perancis di
Amerika Utara. Sirup maple juga dapat digunakan untuk membumbui berbagai makanan,
termasuk: biskuit, goreng, es krim, sereal panas, dan buah segar. Juga digunakan sebagai
pemanis untuk saus apel, kacang panggang, manisan ubi jalar, labu, kue, pie, roti, permen,
milkshake, teh, kopi, dan toddies panas. Sirup maple juga dapat digunakan sebagai pengganti
madu dalam anggur.

Sirup maple murni dari Kanada mengandung lebih dari 20 senyawa yang bermanfaat untuk
kesehatan manusia, 13 unsur di antaranya baru ditemukan. Unsur antioksidan yang baru
dikenali di dalam sirup maple memiliki manfaat sebagai anti-kanker dan anti-diabetes. Studi
sebelumnya, Federasi Produsen Sirup Maple Quebec sudah mengetahui bahwa produk ini
mengandung mineral alami seperti zinc, thianine, dan kalsium.

Kandungan seng pada sirup maple akan memberikan perlindungan terhadap serangan
penyakit jantung dan berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan seng dan mangan secara
bersama-sama berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh, membantu mengurangi
peradangan dan mempercepat penyembuhan. Selain itu, mangan juga dapat bertindak sebagai
suatu imunostimulan. Sirup maple juga sangat baik bagi kesehatan reproduksi pria.

b) Pemanis Buatan

Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai
sumber energi. Oleh karena itu, orang – orang yang memiliki penyakit kencing manis
(diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetis sebagai pengganti pemanis alami.
Contoh pemanis sintetis, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium
siklamat, aspartam dan dulsin.

Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
Garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa.
Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali
dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Efek samping penggunaan sakarin yang
berlebihan, akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit dan merangsang terjadinya tumor
pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam siklamat pada proses metabolisme dalam
tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa
yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek
samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.

Jenis Pemanis Buatan pada Makanan atau Minuman

1) Sakarin

Sakarin merupakan pemanis tertua, termasuk pemanis yang sangat penting peranannya dan
biasanya dijual dalam bentuk garam Na atau Ca. Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali
lebih manis daripada sukrosa. Karena tidak mempunyai nilai kalori, sakarin sangat populer
digunakan sebagai pemanis makanan diet, baik bagi penderita diabetes maupun untuk pasien
lain dengan diet rendah. Sakarin mempunyai after-taste yang pahit pada konsentrasi yang
tinggi. Meskipun hasil pengujian pada hewan percobaan menunjukkan kecenderungan bahwa
sakarin menimbulkan efek karsinogenik, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan pada manusia.
Oleh karena itu, sakarin sampai saat ini masih diizinkan penggunaannya di hampir semua
negara.

2) Siklamat

Setelah sakarin, siklamat merupakan pemanis non-nutritif lainnya yang tidak kalah populer.
Tingkat kemanisan siklamat adalah 30 kali lebih manis daripada gula dan siklamat tidak
memberikan after-taste seperti halnya sakarin. Meskipun demikian, rasa manis yang
dihasilkan oleh siklamat tidak terlalu baik (smooth) jika dibandingkan dengan sakarin.
Siklamat diperjual belikan dalam bentuk garam Na atau Ca-nya. Siklamat dilarang
penggunaannya di Amerika serikat, Kanada, dan Inggris sejak tahun 1970-an karena produk
degradasinya (sikloheksil amina) bersifat karsinogenik. Meskipun demikian, penelitian yang
mendasari pelarangan penggunaan siklamat banyak mendapat kritik karena silamat
digunakan pada tingkat yang sangat tinggi dan tidak mungkin terjadi dalam praktek sehari-
hari. Oleh karena itu, FAO/WHO masih memasukkan siklamat sebagai BTM yang
diperbolehkan.

3) Aspartam

Aspartam atau metil ester dari L-aspartil-L-fenilalanin merupakan pemanis baru yang
penggunaannya diizinkan pada tahun 1980-an untuk produk-produk minuman ringan dan
campuran kering (dry mixtures). Aspartam merupakan pemanis yang mempunyai nilai kalori
karena pada dasarnya aspartam merupakan dipeptida. Meskipun demikian, kemanisannya
yang tinggi (200 kali kemanisan sukrosa) maka hanya ditambahkan dalam jumlah yang
sangat kecil sehingga nilai kalorinya dapat diabaikan. Aspartam sangat disukai karena rasa
manis yang dihasilkannya sangat mirip dengan gula. Karena merupakan dipeptida, aspartam
mudah terhidrolisis, mudah mengalami reaksi kimia yantg biasa terjadi pada komponen
pangan lainnya dan mungkin terdegradasi oleh mikroba. Hal tersebut tentunya merupakan
limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk pangan dengan kadar air yang tinggi. Jika
mengalami hidrolisis, aspartam akan kehilangan rasa manisnya. Di dalam makanan, aspartam
dapat mengalami kondensasi intramolekuler menghasilkan diketo piperazin. Reaksi ini terjadi
terutama pada kondisi pH netral sampai basa karena gugus amina yang tidak terprotonasi
lebih tersedia untuk reaksi tersebut. Pada pH basa, gugus amina juga dapat dengan cepat
bereaksi dengan gugus karbonil dari gula maupun vanilin. Oleh karena itu, setelah bereaksi
dengan gula, aspartam dapat kehilangan rasa manisnya dan setelah bereaksi dengan vanilin,
vanila kehilangan aroma khasnya. Produk-produk yang dimaniskan dengan aspartam harus
diberi label yang jelas, terutama tentang kandungan fenilalaninnya yang dipantang oleh
penderita kelainan fenilketonuria.

4) Asesulfam K

Pemanis sintetis yang mendapat persetujuan untuk digunakan dalam bahan pangan adalah
asesulfam K. Asesulfam K adalah senyawa 6-metil-1,2,3-oksatiazin-4(3H)-on-2,2-dioksida
atau merupakan asam asetoasetat dan asam sulfamat yang berada dalam bentuk garam
kalsiumnya. Tingkat kemanisan asesulfam adalah 200 kali lebih manis daripada sukrosa dan
mutu kemanisannya berada di antara sakarin dan siklamat. Pengujian yang lama dan teliti
telah membuktikan bahwa asesulfam K tidak berbahaya bagi manusia dan stabilitasnya
selama pengolahan sangat baik. Asesulfam K dapat disintesis dengan harga yang relatif
murah dan dengan perolehan yang sangat murni. Pemanis-pemanis lainnya yang berpotensi
untuk dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam makanan di antaranya adalah neohesperidin
dihidrochalkon yang merupakan turunan dari senyawa flavonon yang terdapat di dalam
jeruk-jerukan. Thaumatin, yang berasal dari buah-buahan tropis di Afrika yang juga
berpotensi mengingat tingkat kemanisannya sangat tinggi jika dibandingkan dengan tingkat
kemanisan sukrosa. Monelin dan mirakulin, yang merupakan protein yang berasal dari jenis
buah beri juga mempunyai potensi untuk dikembangkan. Meskipun demikian, senyawa-
senyawa tersebut masih harus melalui serangkaian pengujian yang panjang terutama dalam
aspek keamanannya bagi manusia.

5) Antioksidan

Antioksidan merupakan zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.
Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral.
Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya
penyakit. Antioksidan menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal
bebas.

Radikal bebas berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat
aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain
radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh,
berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Pencurian
ini, akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak
beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Kerusakan yang ditimbulkan dapat
menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi menyebabkan proses penuaan
dan kanker.

Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron
kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai
kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA. Proses yang terjadi sebenarnya sangat
komplek tapi secara sederhana dapat dilukiskan seperti itu.

Beberapa penyakit degeneratif berhubungan erat dengan radikal bebas. Diantaranya, kanker,
penyakit jantung dan pembuluh darah, pikun, katarak, dan penurunan fungsi kognitif. Proses
penuaan dini juga berhubungan dengan radikal bebas. Antioksidan dipercaya mampu untuk
mencegah beberapa penyakit ini.

Antioksidan berasal dari makanan. Sayangnya banyak yang tidak mengetahui bahwa
makanan tersebut sebenarnya banyak mengandung antioksidan sehingga mereka membeli
suplemen antioksidan yang harganya cukup mahal.

Beberapa contoh makanan sumber antioksidan antara lain :

1) Vitamin A : Wortel, brokoli, sayur hijau, bayam, labu, hati, kentang, telur, aprikot,
mangga, susu dan ikan.

2) Vitamin C : Lada/merica, cabe, peterseli, jambu biji, kiwi, brokoli, taoge, kesemek,
pepaya, stroberi, jeruk, lemon, bunga kol, bawang putih, anggur, raspberri, jeruk kepruk,
bayam, tomat dan nanas.
3) Vitamin E : Asparagus, alpukat, buah zaitun, bayam, kacang kacangan, biji bijian,
minyak sayur, sereal.

4) Karotin : Beta karoten, lutein, likopen, wortel, labu, sayur sayuran hijau, buah buah
berwarna merah, tomat, rumput laut.

5) Polipenol : Buah berri, teh, bir, anggur, minyak zaitun, cokelat, kopi, buah kenari,
kacang, kulit buah, buah delima dan minuman anggur.

Anda mungkin juga menyukai