PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN PENULISAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEWARNA ALAMI
Pewarna alami makanan adalah zat pewarna alami (pigmen) yang diperoleh
dari tumbuhan,hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Biasanya zat pewarna ini
telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat
pewarna sintesis dan illegal. Kandungan Pewarna Alami dan contohnya:
1. Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan
untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan
margarin. Dapat diperoleh dari wortel dan pepaya.
2. Biksin, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji
pohon bixa orelana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk
mewarnai mentega, margarin, minyak jagung, dan salad dressing.
3. Karamel, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis
(pemecahan) karbohidrat, gula pasir, dan laktosa serta sirup malt. Karamel
terdiri atas tiga jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk
minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel
kering.Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan
warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa atau pun es cendol.
4. Klorofil, menghasilkan warna hijau diperoleh dari daun banyak digunakan
untuk makanan. Saat ini mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan.
Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji,pandan,dan
katuk).
5. Antosianin, penyebab warna orange,ungu, merah, dan biru. Banyak terdapat
pada bunga dan buah-buahan, seperti bunga mawar,pacar air, kembang
sepatu,aster cina, buah apel, chery, anggur, strawberry, juga terdapat pada
3
buah manggis dan umbi ubi jalar. Biasanya pigmen antosianin masih terbatas
pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman, sari buah, dan jus.
Kekurangan
1. Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan.
2. Tidak stabil pada saat proses pemasakan.
3. Konsentrasi pigmen rendah.
4. Stabilitas pigmen rendah.
5. Keseragaman warna kurang baik.
6. Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.
7. Susah dalam penggunaannya.
8. Pilihan warna sedikit atau terbatas.
9. Kurang tahan lama.
4
B. PEWARNA BUATAN
Pewarna buatan adalah zat warna yang mengandung bahan kimia yang
biasanya digunakan didalam makanan untuk mewarnai makanan. Pewarna buatan
ini mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu
mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan
biasanya lebih murah.
5
6. Metanil Yellow
Pewarna makanan ini juga merupakan salah satu zat pewarna yang tidak
diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellowdigunakan
sebagai pewarna untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis.
C. PEWARNA ILEGAL
Penggunan zat warna sintesis harus diatur untuk menjaga kesehatan konsumen
serta untuk menghindari timbulnya penyalahgunaan karena ketidaktahuan atau
6
disengaja untuk menekan biaya produksi. Pewarna buatan untuk makanan
diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan
kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi
secara kimiawi.
Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
1. acid butirat pink B. ADC
rhodamin B
2. brilliant pink B
3. calcozine rhodamin BL
4. aizen rhodamin BH
5. aizen rhodamin BHC
6. akiriku rhodamin B
7. calcozine rhodamin BX
8. calcozin rhodamin BXP
9. cerise toner
10. certiqual rhodamin
11. cogilor red 321.10
12. cosmetic briliant pink bluish D
conc
13. edicol supra rose B
14. elcozine rhodamin B
15. geranium lake N
16. hexacol rhodamin B extra
17. symulex magenta
18. takaoka rhodamin B
19. tetraetil rhodamin.
7
Ciri-ciri pewarna illegal :
1. Memiliki warna mencolok, cerah mengilap
8
2.2 PERBEDAAN TIAP-TIAP ZAT PEWARNA
9
2.3 KADAR TIAP-TIAP ZAT PEWARNA
Pewarna Alami
10
Pewarna Buatan
5 Tatrazine Kuning Ya
7 Carmoisine Merah Ya
8 Erythrosine Merah Ya
10 Amaranth Merah Ya
12 Ponceau 4R Merah Ya
11
2.3 Metabolisme Pewarna Di Dalam Tubuh
Absorpsi
Pewarna dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara, yaitu :
Pewarna masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan atau minuman.
Dimana makanan/ minuman tersebut Mengandung pewarna baik alami maupun
buatan.
Mulut
Makanan yang mengandung pewarna masuk ke dalam mulut. Dalam mulut
makanan dikunyah sampai hancur dan diolah oleh enzim ptialin dimana enzim ini
berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltosa dan glukosa.
Sedangkan pewarna yang terkandung dalam makanan ini tidak mengalami
perubahan karena bersifat asam maupun basa sehingga cukup sulit untuk terurai
Kerongkongan
Makanan yang mengandung pewarna masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan didorong oleh kontraksi otot disebut peristaltik, sehingga kita bisa
menelan makanan. Dikerongkongan inilah peristaltik dimulai dan terus bekerja
disepanjang saluran pencernaan. Dalam makanan yang kita makan, sengaja atau
tidak pasti ada bakteri di dalamnya. Sebagian besar mati karena asam lambung
12
tetapi beberapa, baik berguna maupun merugikan berhasil tetap hidup yang
akhirnya membentuk flora dalam usus kita.
Lambung
Di lambung pewarna akan bereaksi dengan cairan lambung yaitu asam
khlorida (HCl). Apabila pewarna yang masuk kedalam lambung bersifat asam maka
suasana lambung akan semakin asam. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan
pada lambung
Usus halus
Pewarna yang telah dicerna di lambung masuk ke dalam usus halus dan
menyebabkan iritasi pada usus halus tersebut. Alasan mengapa bentuk usus halus
melingkar-lingkar dan mempunyai banyak fili adalah karena tugas utamanya adalah
untuk menghancurkan partikel-partikel makanan menjadi molekul dan
menyerapnya melalui dinding usus ke dalam aliran darah. Yang kemudian masuk
ke hati. Sedangkan yang tidak terserap oleh dinding usus akan masuk ke usus besar.
Hati
Pewarna yang telah diabsorpsi oleh dinding usus halus masuk ke aliran darah
lalu masuk ke hati melalui Vena porta hepatika. Di hati terjadi proses metabolisme
pewarna dalam jumlah kecil masih dapat dinetralisir/ dihilangkan sifat-sifat
racunnya oleh hematosit ( sel hati ) Tapi, dalam jumlah yang besar/ banyak tidak
dapat dinetralkan karena hematosit mempunyai batas kemampuan. hasil
metabolisme dari hati yang terikat akan masuk ke ginjal, dimana sebagian akan
diekskresikan bersama urine dan sebagian akan tertumpuk di ginjal. Sedangkan
hasil metabolisme yang tidak terikat akan masuk ke empedu lalu keluar/
diekskresikan bersama feases.
2. Melalui kulit
13
( Jaringan kulit manusia )
Masuknya pewarna ke dalam kulit bisa disengaja maupun tidak
disengaja.Tidak disengaja misalkan terkena tumpahan pewarana, dan penggunaan
kosmetik yang mengunakan pewarana yang dilakukan secara sengaja. Pewarna
masuk kedalam lapisan tanduk dan akan merusak lapisan tanduk dan kemudian
akan masuk kedalam tubuh melalui folikel rambut atau sel- sel kelenjar keringat.
3. Melalui pernafasan
( sistem pernapasan )
Apabila uap pewarna terhirup oleh hidung misalkan pada saat pewarnaan di
pabrik teskstil. Uap pewarna akan masuk ke sistem pernapasan dan tempat utama
bagi absorbsi di saluran napas adalah alveoli paru-paru dan jalur pernapasan dan
kemudian masuk ke aliran darah dan menumpuk di organ hati dan ginjal serta di
ekskresikan melaui urine(dari ginjal) dan feses (empedu). Dan apabila pewarna
dalam bentuk serbuk terhirup oleh hidung maka di dalam hidung serbuk pewarna
ini akan di saring oleh rambut rambut kasar dan selaput lendir. Dalam jumlah
14
banyak atau dengan ukuran yang lebih kecil serbuk pewarna tidak dapat disaring
oleh rambut rambut kasar dan selapt lendir sehingga pewarna ini akan berkumpul
di paru paru sampai pada bronchioli dan hanya sebagian kecil yang sampai pada
alveoli.
Distribusi
Setelah suatu zat kimia memasuki darah, zata kimia tersebut didistribusikan
dengan cepat ke seluruh tubuh. Laju distribusi ke tiap tiap organ tubuh
berhubungan dengan aliran darah di organ tersebut, mudah tidaknya zat kimia itu
melewati dinding kapiler dan membran sel, serta afinitas komponen alat tubuh
terhadap zat kimia itu.
Pengikatan dan Penyimpanan
Hati dan ginjal memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat
pewarna. Hal ini mungkin dikarenakan ada hubungannya dengan fungsi metabolik
dan ekstretorik hati dan ginjal.
Ekskresi
Setelah absorbsi dan distribusi dalam tubuh, toksikan dapat dikeluarkan dengan
cepat atau perlahan. Toksikan dikeluarkan dalam bentuk asal sebagai metabolit dan
atau sebagai konjugat. Jalur utama ekskresi adalah urine, tetapi hati dan paru paru
juga merupakan alat ekskresi penting untuk zat kimia jenis tertentu
1. Ekskresi urine
Ginjal membuang toksikan dari tubuh dengan filtrasi glomerulus, difusi tubuler
dan sekresi turbuler. Kapiler glomerulus memiliki pori pori yang besar (70 mm),
karena itu sebagian toksikan akan lewat di glomerulus. Bila lipid / airnya tinggi
maka akan diabsorpsi oleh sel sel tubuler, tetapi apabila tidak maka akan langsung
dibuang keluar.
2. Ekskresi Empedu
Hati merupakan alat tubuh yang penting untuk ekskresi pewrna. Pada umumnya
begitu pewarna berada dalam empedu, pewarna ini tidak akan di serap kembali ke
dalam darah dan di keluarkan lewat feses.
15
2.3 BAHAYA ZAT PEWARNA SINTETIK DAN ILEGAL BAGI
TUBUH MANUSIA
1. Dengan jalan kontak melalui kulit dalam jumlah banyak akan menimbulkan
iritasi
2. Dengan jalan terhirup terhirup oleh saluran pernapasan dan akan
menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan
3. Dengan jalan termakan atau terminum dapat merusak sel-sel jaringan organ
tubuh seperti rusaknya hati, ginjal, saluran pencernaan, lambung, usus dll.
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zat warna makanan merupakan salah satu factor penentu nilai gizi suatu
makanan. Salah satu penentu zat warna adalah:
d. Reaksi oksidasi.
e. Penambahan zat warna baik zat warna alami (pigmen) maupun sintetik.
Selain memperhatikan jenis pewarna yang digunakan kita juga harus pintar
memilih untuk jenis makanan yang kita konsumsi. Jangan sampai menimbulkan
penyakit yang dapat kita rasakan efeknya setelah beberapa tahun yang akan
datang.
LAMPIRAN
17