SURAT PENGANTAR
Hormat kami,
Ketua LPPM
I. LATAR BELAKANG
Buah kelapa hanya dimanfaatkan air dan buahnya saja untuk dijual, sedangkan
tempurung kelapanya tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja sehingga
menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Tempurung kelapa masih dapat diolah lagi
menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu sebagai karbon aktif.
Produksi kelapa di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 2.922.584 ton (Statistik
Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa, 2016). Pada tahun 2011, Indonesia
mengekspor karbon aktif sebanyak 21.652.271 kg atau senilai 31.867.265 USD,
sedangkan pada tahun yang sama Indonesia telah mengimpor karbon aktif sebanyak
5.444.834 kg atau senilai 10.487.547 USD. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas karbon
aktif yang diproduksi masih belum memenuhi standar kebutuhan dalam negeri untuk
beberapa keperluan teknis seperti halnya untuk pengolahan air limbah yang
membutuhkan kualitas karbon aktif dengan angka Iod yang tinggi, atau 1.100mg/g.
Perkembangan 2ndustry tekstil di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Namun, seiring dengan berkembangnya 2ndustry tersebut, maka semakin banyak
pula limbah yang dihasilkan, khususnya limbah cair. Pada umumnya polutan yang
terkandung dalam limbah 2ndustry tekstil dapat berupa logam berat, padatan tersuspensi,
atau zat 2ndustr. Selain itu, limbah 2ndustry tekstil memiliki kandungan warna yang
cukup pekat. Metode-metode yang digunakan untuk mengurangi kadar logam berat
intensitas warna pada limbah cair tekstil diantaranya adalah: koagulasi, filtrasi,
elektrodekolorisasi, dan adsorpsi. Dalam penelitian ini digunakan metode adsorpsi
dengan menggunakan karbon aktif. Metode ini merupakan salah satu cara penanganan
limbah yang cukup mudah dan ekonomis. Menurut penelitian Marmagne (1996),
pengurangan warna pada limbah tekstil dengan karbon aktif memberikan hasil jenis
pewarna mordant dan asam dapat berkurang 90%, jenis pewarna direk dan 2ndustry
dapat berkurang 40%, menggunakan berbagai adsorben untuk mengurangi zat warna dan
mendapatkan hasil bahwa karbon aktif adalah yang paling efektif dengan pengurangan
warna hingga 90%. Sedangkan pada penelitian Somboon (2001), menggunakan karbon
aktif berbahan dasar kayu untuk mengadsorpsi jenis pewarna direk dengan intensitas
penyerapan mencapai 57-80%. Yassin (2007), menggunakan karbon aktif komersial
untuk menurunkan intensitas zat warna metilen blue memberikan hasil pengurangan
sebesar 80-90%.
Berdasarkan sifat dari karbon aktif ini diharapkan bahan tersebut dapat
digunakan sebagai bahan untuk mengolah limbah cair 3ndustry tekstil. Dari dasar ini,
pembuatan karbon aktif secara sederhana dari limbah tempurung kelapa dengan
3ndustry3 asam fosfat untuk menurunkan kadar logam berat dan peningkatan absorpsi
zat warna pada air limbah industri tekstil perlu untuk dilakukan.
Fokus penelitian ini adalah mendapatkan metode sederhana (iptek terapan) dalam
mengolah limbah tempurung kelapa menjadi karbon aktif yang bernilai ekonomi tinggi
dan dapat digunakan dalam pengolahan air limbah. Dalam kaitannya dengan Renstra
Penelitian Universitas Merdeka Malang Tahun 2016-2021, penelitian tahun pertama ini
sejalan dengan Bidang Unggulan Lingkungan dengan Topik Unggulan: Material dan
Sumber Energi Ramah Lingkungan. Sedangkan pada tahun kedua, masih terkait dengan
Bidang Unggulan Lingkungan dengan Topik Unggulan: Teknologi Ramah Lingkungan.
Jika dimungkinkan dilanjutkan pada tahun ketiga, akan berkaitan dengan Bidang
Unggulan Ekonomi Kreatif dengan Topik Unggulan: Pengembangan Mutu Produk
Usaha Menengah, Kecil dan Mikro.
Besar harapan kami agar tercipta sebuah jalinan kerjasama yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak, setelah melalui proses penelitian selama 2 (dua)
tahun, dan dirasakan manfaatnya oleh Perguruan Tinggi kami dan perusahaan. Akhirnya
tanpa mengurangi rasa hormat, kami akan sangat berterima kasih apabila pihak
Perusahaan Bapak/Ibu dapat memberikan balasan berupa jawaban atas penawaran yang
kami ajukan. Atas perhatiannya kami ucapakan banyak terima kasih.
Hormat kami
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
JUNI 2017