BIDANG KEGIATAN :
PKM – P
Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
LEMBAR PENGESAHAN USULAN
PKM-P
1. Judul Kegiatan : Perbandingan Pemanfaatan Sekam Padi, Serbuk Gergaji dan Sabut
Kelapa Sebagai Bantalan Komposter Takakura Terhadap Kualitas Kompos yang Dihasilkan
2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P ( ) PKM-K
( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA (√) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Anggrieka Maharani
b. NIM : 06174011
c. Jurusan : Teknik Lingkungan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Andalas
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jondul V Blok L/6 Tabing/081374444105
f. Alamat email : anggrieka012@yahoo.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Yenni Ruslinda, MT
b. NIP : 19700103 199412 2002
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komp. Pelangi Indah C5 No. 10 Kuranji,
Padang Tep. 085263940170
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti :-
b. Sumber lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Penanganan sampah 3R (reuse, reduce dan recycle) akan mengurangi timbulan dan
biaya pengelolaan sampah serta dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup.
Salah satu bentuk konsep 3R adalah dengan mengubah sampah menjadi kompos dalam
waktu yang relatif singkat. Pembuatan kompos merupakan suatu cara untuk
menghancurkan sampah secara biologis menjadi pupuk alami, sehingga dengan
demikian dapat mengembalikan sampah ke tanah.
Proporsi sampah organik merupakan proporsi terbesar dari sampah perkotaan. Data volume
sampah untuk kota-kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa sampah organik mencapai
73,35% dari total volume sampah (Kementerian Lingkungan Hidup, 2002), dan sebanyak
53,3% sampah kota tidak tertangani dengan baik (BPS, 2000 dalam Wibowo, 2002). Oleh
karenanya diperlukan metode pengelolaan sampah organik yang efisien dan ramah
lingkungan seperti pengomposan.
Jenis sampah yang paling mudah dibuat kompos adalah sampah organik. Sampah
organik sering dihasilkan dari sampah rumah tangga. Oleh karena itu perlu disediakan
tempat pembuangan sampah yang tepat dan cara pengolahan sampah yang benar
sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain misalnya sebagai penyubur
tanah pada lahan pertanian dan perkebunan.. Dalam hal ini, media yang tepat untuk
sampah menjadi kompos dalam rumah tangga adalah keranjang Takakura. Keranjang ini
dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses
pembuatan kompos. Keranjang Takakura dirancang untuk mengolah sampah organik di
rumah tangga. Sampah organik setelah dipisahkan dari sampah lainnya, diolah dengan
memasukkan sampah organik tersebut ke dalam keranjang Takakura.
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan tujuan program sebagai
berikut.
1. Mengetahui pengaruh pemanfaatan bantalan komposter Takakura terhadap
kompos yang dihasilkan;
2. Mengetahui jenis bantalan yang dapat menghasilkan kompos dengan kualitas
terbaik.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Sistem Takakura merupakan sistem pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan
Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-
cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005.
Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu
mempercepat proses pembuatan kompos antara lain keranjang, batalan sekam, serbuk
gergaji atau sabut kelapa, kardus, kain, cetok, manual, dan kompos yang berasal dari
sampah organik.
Jenis-jenis sampah yang diolah seperti sisa sayuran yang idealnya sisa sayuran tersebut
belum basi. Namun bila telah basi, sayuran tersebut dicuci terlebih dahulu, diperas, dan
dibuang airnya. Sampah buah yang lunak (anggur,kulit jeruk, apel, dan lain-lain), nasi
dan sebagainya juga dapat dijadikan bahan baku pembuatan kompos dengan Takakura.
Untuk mendapatkan kualitas kompos yang maksimal, hindari memasukkan kulit buah
yang keras seperti kulit salak.
Keranjang Takakura ini dirakit dari bahan-bahan sederhana, Adapun langkah kerja yang
dilakukan :
1. Persiapan bahan- bahan, antara lain :
a. Keranjang plastik cucian kotor (kalau bisa yang sisi2nya agak berlubang, lebih
baik jangan berlubang terlalu besar) dan lebih baik yang memiliki tutup
b. Batalan sekam, serbuk gergaji atau sabut kelapa dua buah. Sarung sang ‘bantal’
dapat dibuat dari kasa nyamuk, dicabik-cabik. Gunanya untuk menampung
kelebihan air dan mencegah lalat dan lalat buah berkembang biak di dalam
komposter kita.
c. Kompos halus 8 kg.
d. Karton bekas, dibuka, kemudian kita tinggikan, agar volumenya bertambah.
e. Catok, penggaruk, sekop. Untuk membulak-balik sampah.
f. Batu bata. Untuk penyangga komposter.Solder, pisau atau gunting untuk
membuat lubang udara di dasar komposter
Gambar 1. Susunan isi keranjang Takakura
Untuk membuat kompos dengan metode Takakura, maka diperlukan sampah coklat dan
sampah hijau dengan perbandingan tertentu. Sampah berwarna coklat merupakan ciri-
ciri kalau sampah tersebut mengandung karbon (C) yang banyak yang berfungsi untuk
mengurangi kadar air dalam pembuatan kompos. Sedangkan sampah berwarna hijau
menandakan kalau sampah tersebut mengandung nitrogen (N) yang tinggi sebagai
bahan makanan untuk mikroorganisme pembuat kompos. Oleh karena itu, diperlukan
perbandingan C/N yang cocok untuk mendapatkan kompos yang berkualitas. Berikut
merupakan tabel beberapa jenis sampah dengan kandungan karbon dan nitrogen yang
cukup tinggi.
Tabel 1 Beberapa Jenis Sampah Yang Mengandung Karbon Dan Nitrogen
Sumber :
Untuk mengetahui apakah kompos yang dihasilkan berkualitas baik, maka kompos
perlu dibandingkan dengan SNI 19- 7030- 2004. Standar kualitas kompos berdasarkan
SNI tersebut apat dilihat pada table berikut.
1. Kelembapan % 50
3. Warna Kehitaman
7. pH 6,80 7,49
Unsur makro
9. Bahan organic % 27 58
Unsur mikro
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
Unsur lain
Bakteri
Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
Sumber : SNI : 19- 7030- 2004
Selain standar yang diberlakukan oleh SNI 19- 7030- 2004, terdapat beberapa hasil
penelitian yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pengomposan. Sutanto
(2002) menyatakan pH kompos yang baik antara 6 – 7,5, rasio C/N antara 5 – 20, dan
temperatur kompos telah mendekati temperatur tanah atau sama dengan temperatur
awalnya. CPIS (1992) menyatakan bahwa temperatur kompos yang baik adalah
mendekati temperatur ruang, dengan kelembapan antara 40 – 60 %, dan rasio C/N kecil
dari 20. Yuwono (2005) juga menyatakan bahwa kualitas kompos yang baik antara 6 –
8 atau dipertahankan dalam kondisi mendekati netral.
Gambar 3. Hasil Pengomposan Takakura
H. METODE PELAKSANAAN
Tahapan penelitian perbandingan pemanfaatan serbuk gergaji, sekam padi dan sabut
kelapa sebagai bantalan komposter Takakura terhadap kompos yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
1. Studi literatur
Sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan terlebih dahulu studi literatur. Studi
literatur mencakup literatur yang berkaitan untuk memperdalam dan mempertajam
teori dasar yang berhubungan dengan sistem pengolahan sampah organik dengan
metode Takakura.
2. Survey Awal
Survey awal yang dilaksankan dalam penelitian ini mencakup
a. Penentuan lokasi dan waktu sampling
b. Pengambilan data sekunder
Data sekunder yang diperlukan adalah data komposisi sampah kota Padang dan
karakteristik kompos yang baik menurut aturan pemerintah.
c. Penentuan parameter dan metode
Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan
mengacu pada SNI 19-7030-2004 yang terdiri dari kelembaban, temperatur,
warna, bau, PH, Nitrogen, Karbon, rasio C/N dan Fecal Coli, sedangkan metode
yang digunakan adalah pengomposan Takakura.
d. Survey awal lokasi sampling
Lokasi sampling yang dipilih adalah tempat-tempat yang menghasilkan samah
organik dalam jumlah besar seperti rumah makan.
3. Pengambilan data primer (sampling) & pengkondisian sampel
4. Analisis Laboratorium
5. Analisis Data
Data yang didapat dari analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan SNI
19-7030-2004 untuk dinilai kompos yang memiliki kualitas terbaik. Dengan
didapatnya kompos dengan kualitas terbaik, maka diketahuilah bahan mana yang
paling cocok untuk dijadikan bantalan pada komposter Takakura.
6. Laporan Akhir
Tahapan dalam studi penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Mulai
Studi Literatur
Penentuan Absorban
gas Pencemar
Persiapan
Penentuan Lokasi
dan waktu sampling
Analisis Laboratorium
Analisis Data
Penyusunan Laporan
Selesai
Pada penelitian ini, variasi dilakukan pada bahan bantalan komposter Takakura. Bahan
bantalan yang akan diperbandingkan adalah sekam padi, serbuk gergaji dan sabut
kelapa.
Pengomposan Takakura
Bahan bantalan
I. JADWAL KEGIATAN
Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Subtotal 218750
2 Pembuatan laporan dan proposal
- Kertas A4 2 rim 32000 64000
- Tinta printer 2 buah 25000 50000
- Tuner printer 1 Ls 700000 700000
- Jilid 10 buah 15000 150000
Subtotal 964000
3 Sampling
- Kantong plastic 1 pak 35000 35000
- Konsumsi untuk pengambilan
sampling, 5 orang 8 kali 75000 600000
- Transportasi untuk pengambilan 8 kali 75000 600000
sampah ke lokasi sampling, 5
orang
Subtotal 1235000
4 Peralatan dan bahan habis pakai
- Sekam padi 2 Ls 8000 16000
- Serbuk gergaji 2 Ls 8000 16000
- Sabut kelapa 2 Ls 8000 16000
- Pupuk kompos jadi 2 karung 50000 100000
- Keranjang Takakura ukuran
sedang 6 buah 125000 750000
- Jarum jahit 1 sachet 3000 3000
-Tali raffia 3 gulung 2000 6000
- Kain jarring 5 m 50000 250000
- Kain hitam 5 m 50000 250000
- Gunting 3 buah 5000 15000
- Pisau 2 buah 10000 20000
- Kardus bekas 3 pak 5000 15000
- Sarung tangan 1 pak 15000 15000
- Sprayer 1 buah 20000 20000
- Kertas label 1 pak 5000 5000
- masker 2 pak 15000 30000
No. Pekerjaan Vol Satuan Harga satuan (Rp) Total (Rp)
- Konsumsi, 3 orang 15 hari 75000 1125000
- Insentif asisten dan analis
Laboratorium
3 orang 100000 300000
- tambahan thermometer 2 buah 100000 200000
Subtotal 3152000
5 Analisis
Analisis C/N kompos 1 Ls 300000 300000
Subtotal 300000
6 Biaya lain-lain
Pengambilan data sekunder 1 Ls 150000 150000
Subtotal 150000
Total 6019750
K. DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, Mochamad Arief. 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai
Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah Di Tpa Dengan Mengunakan
Aktivator Em4 (Effective Microorganism). Program Studi Teknik Lingkungan
FT Undip.
Sulistyawati, Endah dkk. 2008. Pengaruh Agen Dekomposer Terhadap Kualitas Hasil
Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga. Sekolah Ilmu dan Teknologi
Hayati, Institut Teknologi Bandung.
Supadma, Nyoman dan Dewa Made Arthagama. 2008. Uji Formulasi Kualitas Pupuk
Kompos Yang Bersumber Dari Sampah Organik Dengan Penambahan Limbah Ternak
Ayam, Sapi, Babi Dan Tanaman Pahitan. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2,
Agustus 2008. hal. 113-121.
Tchobanoglous, George, Hiliary Theisen and Samuel Vigil. 1993. Integrated Solid
Waste Management. Singapore: Mc.Graw Hill, Inc.
Ketua
Tempat/tanggal lahir :
No. BP : 06174011
Anggota 1
No. BP : 07174002
Anggota 2
No. BP : 07174023
Alamat :
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Alamat :
Riwayat pendidikan :
No Telp/Hp :