Anda di halaman 1dari 4

Resume Studium Generale (SG)

Program Studi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu


Institut Teknologi Sumatera (ITERA)

Nama Muhammad Sulthan Judul SG:


Haruskah Pengelolaan Limbah itu Mahal?
NIM 121470007 Pembicara
1. Lely Fitriyani

Tanggal 16 November 2023 Penyelenggara


ECO EDU
Tempat Zoom
Resume:
Ibu Lely Fitriyani dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Lingkungan di ITB. Sempat melanjutkan
Study S2 di Norway belajar langsung ke Stavanger yaitu salah satu Kota Minyak di Eropa dengan
spesifikasi study Limbah dari Industri Perminyakan dan limbah cair . Dengan pengalaman hampir 14
tahun bekerja di perusahaan tambang dan migas dan di industri hampir 19 tahun, Dalam dunia industri
untuk spesialisasi dari ibu lely yaitu ada yang pertama Total Dissolve Solid (TDS) yang kedua Total
Petroum Hidrokarbon (TPH) bekerja di industri penggunaan limbah yang datang kan tidak hanya limbah
dan karakteristik spesifik seperti itu yang datang adalah banyak sekali limbah dengan macam-macam
kualitas dari berbagai macam industri.
Haruskah pengelolaan limbah itu mahal? Dalam webinar ibu lely menyampaikan tentang cara berfikir
menurut buku “Think Again” karya Adam Grant. Adam Grant sendiri merupakan seorang profesor,
psikolog, dan penulis buku. Buku ini berisi tentang bagaimana seharusnya kita berfikir kembali “think
again”. berfikir bahwa sesuatu yang mahal hanya dengan mendengar orientasi dari teman dan orang
orang yang kita percaya padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar tanpa mengecek atau memeriksa
toko sebelah. Jadi agar kita tidak terfikir bahwa pengelolaan limbah itu mahal karena ada banyak akibat
buruk apabila tidak dikelola dengan baik.
Apabila Limbah tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pada lingkungan dan manusia
A. Lingkungan
1. Pencemaran air, udara, dan tanah
2. Kerusakan ekosistem
B. Kesehatan Manusia
1. Penyakit yang disebabkan oleh limbah berbahaya
2. Dampak limbah terhadap air minum dan udara

Pada dampak limbah diambil dari kasus tragedi Minamata , Awalnya penyakit ini diperkirakan merupakan
penyakit menular. Namun pada bulan Maret 1957, tim MHW melaporkan: “adanya racun yang
terkandung dalam ikan atau kerang yang ditangkap oleh nelayan yang berada di teluk Minamata diduga
sebagai penyebab terjangkitnya penyakit Minamata ini. Jenis zat kimia atau logam diyakini menjadi
penyebabnya. Pada bulan Juli 1959, tim studi penyakit Minamata Fakultas Kedokteran Universitas
Kumamoto melaporkan bahwa mereka telah mencapai kesimpulan yakni substansi penyakit Minamata
adalah komponen merkuri, kemungkinan besar adalah methylmercury. Zat methylmercury yang
terkandung pada air di teluk Minamata merupakan limbah dari industri plastik Chisso yang beroperasi di
kota Minamata, Jepang. Zat ini berasal dari zat yang berbahaya, methylmercury. merkuri bisa langsung
ke syaraf karena logam berat jika persistent Organic polutant semacam polylorinated bvenil yang
menyebabkan berbagai kerusakan pada jaringan kulit dan berbagai organ yang yang ada dalam tubuh
manusia. Pengelolan lingkungan ini berpengaruh pada kesehatan manusia, Namun untuk saat ini dampak
yang ditimbulkan tidak langsung ekstrim karena konsentrasinya sedikit-sedikit terakumulasi dan
dikonsumsi setiap hari dalam bentuk udara air ataupun dari makanan yang menyerap nutrisi dari tanah
itu dia terakumulasi kemudian bisa menyebabkan penyakit secara tidak langsung. Hal pengaruh karena
adanya polusi terhadap sumber kehidupan yaitu tanah, air, dan udara. Jadi karena itu kita harus
mengelola apa yang keluarkan misal saja yang kita keluarkan di air seperti industri yang membuang
limbah ke sungai, tentu air sungai yang dibuang limbah ini harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan dampak buruk. Begitu pun dengan yang dikeluarkan ke udara maupun ke tanah harus
dikelola dengan baik. Manusia yang di keluarkan adalah sampah berarti limbah dari yang dikeluarkan
ditanah, air ,dan udara. Jadi kita harus mengolah limbah atau sampah yang dikeluarkan dapat
menyebabkan kerusakan pada diri kita sendiri.

Ibu lely menyampaikan pengalaman nya yaitu “Jadi, kemarin saya baru pulang dari Morowali yang
sedang mengalami perkembangan industri yang sangat besar. Meskipun ada pembangunan fasilitas
pengolahan metal untuk baterai kendaraan, saya terkejut dengan kurangnya perhatian pada pengelolaan
limbah dan infrastruktur yang tidak mencukupi, membuat Morowali dari yang sepi menjadi kota
metropolitan yang ramai. Pertanyaannya, apakah benar-benar dihitung dengan baik untuk keberlanjutan
lingkungan dan apakah klaim ramah lingkungan dari industri nikel tersebut dapat
dipertanggungjawabkan?”

Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pengolahan lingkungan meliputi jenis limbah, skala
pengelolaannya, dan regulasi lingkungan. Jenis limbah memengaruhi kompleksitas pengelolaan dan
biaya. Skala pengelolaan yang tidak sesuai dapat membuat biaya per unit tinggi karena kurangnya
ekonomi skala. Regulasi lingkungan juga memainkan peran penting dalam menentukan biaya dan
menekan harga. Sebuah studi kasus pada pengelolaan limbah medis, terutama selama pandemi COVID-
19, dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang faktor-faktor ini. Pada masa pandemi COVID-19,
kita dihadapkan pada tantangan penanganan limbah medis yang sangat signifikan. Inisiatif untuk
menciptakan cara penanganan yang aman, termasuk penggunaan APD, pengemasan limbah medis dalam
kotak, dan penggunaan truk berpendingin untuk memastikan keamanan selama pengangkutan,
merupakan langkah-langkah penting. Meskipun biaya mungkin mahal pada saat itu, keselamatan
kesehatan dan keamanan menjadi prioritas utama. Setelah masa pandemi, terlihat perubahan dalam
permintaan layanan pengelolaan limbah medis, dan hal ini dapat berdampak pada harga dan timing
penanganannya. Rumah sakit, termasuk Fion Casion, saat ini lebih memilih penanganan limbah medis
secara curah daripada dikotak-kotakin seperti sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengikuti
kondisi yang terjadi, dan hal ini juga memengaruhi komponen biaya terutama dalam hal packing limbah.
Selain itu, penggunaan insenerator dengan teknologi canggih di Indonesia menjadi pilihan untuk
memastikan limbah dikelola dengan baik dan mengurangi emisi ke lingkungan. Meskipun biaya
insenerator mungkin lebih tinggi, komitmen untuk menjaga lingkungan dan kesehatan publik menjadi
prioritas utama. Dengan rentang depresiasi yang cukup panjang, harapannya adalah teknologi ini bisa
dijangkau oleh berbagai pihak yang memproduksi limbah.
Sebelum diproses, limbah pestisida di kelola sebagai limbah padat. Prosesnya melibatkan stabilisasi
solidifikasi. Pada suatu waktu, muncul bau yang tercium oleh masyarakat sekitar akibat adanya amonia
dalam limbah pestisida. Limbah ini, yang tercatat sebagai reject produk solid berbentuk powder, berasal
dari industri kimia. Identifikasi karakteristik limbah dilakukan untuk memastikan keamanan dan
memahami spesifikasinya. Hasil fingerprint menunjukkan bahwa limbah ini memiliki radioaktivitas
rendah dan tidak menunjukkan sifat reaktif. Selanjutnya, komponen harga limbah stabilisasi ini dianggap
tidak terlalu mahal. Proses ini menunjukkan langkah-langkah penting dalam pengelolaan limbah pestisida
untuk menjaga keamanan dan memahami sifat-sifatnya.

Teknologi dan inovasi memainkan peran kunci dalam menentukan harga pengelolaan limbah.
Peningkatan kecanggihan teknologi industri dapat mempengaruhi karakteristik limbah yang dihasilkan.
Meskipun limbah sederhana mungkin tidak mahal untuk diolah, limbah industri kompleks memerlukan
teknologi yang lebih canggih, yang dapat memengaruhi harga pengelolaannya.
Inovasi dalam pengelolaan limbah juga dapat memperkenalkan alternatif ekonomis, seperti pendekatan
daur ulang dan metode pengelolaan yang lebih efisien. Pilihan bahan kimia, regenerasi bahan, dan
material yang digunakan dalam suatu proses industri juga dapat memengaruhi biaya pengelolaan limbah.
Terkait dengan limbah nikel dan penemuan teknologi ekstraksi yang baru, ini dapat menciptakan limbah
baru yang belum dihandle sebelumnya, mempengaruhi harga pengelolaan limbah. Oleh karena itu, riset
dan orientasi terhadap sirkular ekonomi, termasuk pendekatan daur ulang dan pengurangan jejak
karbon, menjadi langkah-langkah penting untuk mengatasi dampak lingkungan.
Sekedar saran, pemilihan bahan dan teknologi yang memungkinkan pemrosesan limbah dengan efisien
dapat menjadi strategi yang cerdas untuk mengendalikan biaya pengelolaan limbah tanpa
mengorbankan keamanan dan keberlanjutan lingkungan.

Lampiran Foto:
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189, Email: pusat@itera.ac.id
www.itera.ac.id

LEMBAR PENYERAHAN KEHADIRAN STUDIUM GENERALE


PROGRAM STUDI REKAYASA TATA KELOLA AIR TERPADU

Nama Mahasiswa : Muhammad Sulthan


NIM : 121470007
Judul SG : Haruskah Pengelolaan Limbah itu Mahal?
Hari/Tanggal : Kamis, 16 November 2023
Tempat : Zoom
Penyelenggara : EcoEdu

No Tanggal Catatan NIlai

Mengetahui,
Dosen Pengampu

M. Hakiem Sedo Putra, S.T., M.T.


NIP. 199202162022031007

Anda mungkin juga menyukai