Judul :
Alat Pengubah Sampah Plastik Menjadi Bensin (BBM)
Kelompok:
No Nama NIM
DAFTAR ISI
Ringkasan...........................................................................................................................3
1. Pendahuluan................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang............................................................................................................4
1.2. Jenis-jenis peralatan yang ditemui di pasaran............................................................6
2. Kajian teori.................................................................................................................... 7
2.1. Konsep Dasar..............................................................................................................7
2.2. Prinsip Kerja Alat........................................................................................................9
2.3. Persamaan matematis..............................................................................................10
3. Rancangan Alat............................................................................................................11
3.1. Gambar Disain Alat...................................................................................................11
3.2. Cara Kerja Alat yang dibuat......................................................................................11
3.3. Saran untuk peningkatan kinerja dan efisiensi.........................................................12
4. Kesimpulan dan Saran.................................................................................................13
4.1. Kesimpulan...............................................................................................................13
4.2. Manfaat bagi masyarakat.........................................................................................13
5. Lampiran................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................18
I-2
I. Ringkasan
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal
yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian
rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Peningkatan penggunaan sampah
dalam hal ini yaitu sampah plastik merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi,
industri dan juga jumlah populasi penduduk.
Disisi lain, masalah yang sangat vital dan utama di kota-kota besar yaitu masalahsampah.
Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.Sementara itu,
contoh sampah anorganik yaitu plastik. Plastik adalah salah satu jenis polimer yang bahan
dasarnya secara umum adalah polipropilena (PP), polietilena (PE), polistirena(PS), poli metil
metakrilat (PMMA), high density polyethylene (HDPE) dan polivinil klorida(PVC). Plastik hingga
saat ini masih merupakan bahan yang banyak digunakan oleh kalanganindustri maupun rumah.
Penggunaan plastik yang sangat tinggi memunculkan akibatterjadinya penumpukan 2 sampah
plastik, dan sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah diuraikan secara cepat oleh
mikroorganisme.
Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton
per tahun. Limbah plastik yang semakin hari semakin meningkat dan tanpa pemanfaatan
pengolahan kembali dan minimnya perhatian masyarakat serta pemerintah, dalam hal ini harus
adanya pelatihan metode sederhana untuk pengolahan sampah plastic menjadi minyak mentah
(dalam hal ini seperti minyak tanah atau bahan bakar yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga) dengan metode penyulingan, yang akhirnya minyak mentah ini bisa mempunyai nilai jual
dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga, serta dapat digunakan sehari-hari untuk
urusan rumah tangga.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah mahasiswa dapat membatu meningkatkan
keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah plastik menjadi minyak mentah untuk
kebutuhan sehari-hari serta mempunyai nilai jual. Dengan demikian selain memberi keuntungan
dari segi peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM, juga sekaligus memberi keuntungan
secara ekonomi.
Manfaat dari inovasi alat untuk mengubah sampah plastik menjadi BBM dengan metode
pirolisis ,yaitu memberikan solusi terkait katalisator zeolit dalam proseshydrocracking untuk
mengurangi potensi emisi karbon yang dihasilkan dari proses pirolisis plastik, memberikan
penjelasan titik leleh dan nilai kalor tiap pembakaran jenis plastik agar mengetahui efisiensi BBM
yang dihasilkan serta efektifitas tingkat leleh tiap plastik.
3
1. Pendahuluan
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesia
mengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah dan semakin menipisnya
cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah kita dan tingginya harga minyak mentah dunia
sangat berpengaruh terhadap kemampuan anggaran pembangunan. Selama ini bahan bakar
minyak di Indonesia masih disubsidi oleh negara (melalui APBN), sehingga menjadi beban yang
sangat berat bagi pemerintah.Untuk mengurangi beban subsidi tersebut pemerintah berusaha
mengurangi ketergantungan kepada energi bahan bakar minyak, dengan mencari dan
mengembangkan sumber energi lain yang murah dan mudah didapat.
Apa lagi sampah plastic yang merupakan limbah yang sangat berbahaya dan dapat
mengganggu kestabilan lingkungan serta keberlanjutan sumberdaya alam khususnya di daerah
pesisir, karena sampah plastik sangat sulit terurai. Dampaknya pada tubuh dapat memberikan
efek karsinogenik, penyakit ginjal, hati, syaraf, paru-paru dan reproduksi. Krisis sampah di
Indonesia semakin pelik, dapat dilihat dari banyaknya sampah plastik yang semakin
menggunung, hal ini diakibatkan karena belum ditemukannya solusi yang tepat utuk mengatasi
permasalahan tersebut. Tanpa adanya tindakan dan langkah yang tepat baik dari stakeholder
dan masyarakat masalah ini akan sulit diselesaikan. Jika dibiarkan secara terus-menerus, hal ini
akan sangat membahayakan bagi manusia, hewan (khususnya biota laut di perairan) serta bagi
4
lingkungan. Di daerah pesisir, sampah plastik sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan
ekonomi masyarakat dan sumberdaya di masa yang akan datang. Sampah yang masuk ke laut
dapat mengganggu pertumbuhan biota bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika hal ini
dibiarkan secara terusmenurus bahaya dari sampah plastik tersebut juga dapat menurunkan
hasil tangkapan dari para nelayan.
Di kota padang mempunyai banyak potensi sumberdaya alam, namun akhir-akhir ini
lingkungan pesisir tersebut mengalami degradasi yang salah satunya diakibatkan karena
semakin banyaknya sampah yang bermuara disekitar pesisir dan kebanyakan adalah sampah
plastik. Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya.
Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik
dengan sempuma sehingga akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup udara
tersebut manusia akan rentan tehadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem
syaraf, hepatitis dan pembengkakan hati.
Permasalahan ini harus segera mendapat penangan dan perlu adanya peran aktif
masyarakat sekitar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik pemanasan dapat
digunakan untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar (Guan dkk., 2009).
Pemanfaatan ini dapat dilakukan dengan teknik pirolisis. Melalui proses pemanasan,
hidrokarbon yang merupakan komponen penyusun plastik akan menguap menjadi gas.
Selanjutnya gas tersebut dikondensasi dan terbentuklah zat cair yang kualitasnya hampir sama
dengan bahan bakar (Bajus dan Hajekova, 2010).
Oleh karena itu, kami berencana untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut untuk
masyarakat padang dalam rangka memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi bahan bakar,
dimana bahan bakar tersebut nantinya bisa digunakan bagi para nelayan untuk menjalankan
diesel tambak dan perahu, dan juga bisa digunakan untuk kendaraan lainnya,seperti sepeda
motor dan mobil,serta tindakan ini adalah sebagai salah satu bentuk upaya untuk menjaga
lingkungan.
5
1.2. Jenis-jenis peralatan yang ditemui di pasaran
1. Kompor
2. Dudukan tungku
3. Tabung pembakaran
4. Kran air
5. Pipa ½ inci
6. Water mur
7. Double neple
8. Elbow
9. Socket
10. Lilitan pipa tembaga
11. Ember penampung BBM
12. Penampung coolant( air pendingin)
6
2. Kajian teori
1. Plastik
Plastik merupakan salah satu produk turunan dari minyak bumi. Oleh karena itu,
plastik mempunyai kandungan energi yang tinggi seperti bahan bakar pada
umumnya seperti bensin, solar dan minyak tanah (Mochamad Syamsiro, 2015:1).
Plastik merupakan material terbuat dari nafta yang merupakan produk turunan
minyak bumi yang diperoleh melalui proses penyulingan. Karakteristik plastik
memiliki ikatan kimia yang sangat kuat sehingga banyak material yang dipakai oleh
masyarakat berasal dari plastik. Namun plastik merupakan material yang tidak bias
terdekomposisi secara alami (non biodegradable) sehingga setelah digunakan,
material yang berbahan baku plastik akan menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh
mikroba tanah dan akan mencemari lingkungan (Jatmiko Wahyudi, 2018:56).
Beberapa jenis plastik yang biasa digunakan sebagai bahan baku adalah PolyEthylene
Terephthalate (PET), High Density PolyEthylene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC), Low
Density PolyEthylene (LDPE), Poly Propylene (PP) dan Poly Styrene (PS). Dari
berbagai jenis plastik, jenis plastik yang sering digunakan adalah PET yang digunakan
sebagai bahan baku botol air mineral (Endang K, 2016:1).
2. Pirolisis
Pirolisis adalah proses degredasi termal bahan-bahan polimer seperti plastik maupun
material organik seperti biomassa dengan pemanasan tanpa melibatkan oksigen di
dalamnya. Proses ini umumnya berlangsung pada temperatur antar 300- 800˚C
(Aguado, 2007:1). Pada suhu tersebut, plastik akan meleleh dan kemudian berubah
menjadi gas. Pada saat proses tersebut, rantai panjang hidrokarbon akan terpotong
menjadi rantai pendek. Selanjutnya proses pendinginan dilakukan pada gas tersebut
sehingga akan mengalami kondensasi dan membentuk cairan. Cairan inilah yang
nantinya menjadi bahan bakar, baik berupa bensin maupun bahan bakar diesel
(Mochamad Syamsiro, 2015:1). Metode yang dapat digunakan untuk mengkonversi
sampah plastik menjadi bahan bakar cair antara lain: pyrolysis, thermal cracking, and
catalytic cracking. Dari ketiga metode tersebut metode pirolisis merupakan metode
yang sangat menjanjikan. Pirolisis berasal dari dua kata yakni, pyro yang berarti
panas dan lysis yang berarti penguraian atau degradasi, sehingga pirolisis merupakan
penguraian biomassa oleh panas pada suhu lebih dari 150oC (Jatmiko Wahyudi,
2018:61). Metode pirolisis dapat digunakan untuk mengolah sampah yang berasal
dari rumah tangga, seperti sampah kertas, sampah plastik, dan sampah tekstil.
Cairan yang dihasilkan dari proses pirolisis merupakan campuran kompleks senyawa
7
organik antara lain stirena, etil-benzena, toluena, dan lain-lain. Proses pirolisis
menghasilkan padatan yang mengandung char atau residu dan bahan organik yang
terkandung dalam bahan baku. Selain itu, pirolisis juga menghasilkan gas yang terdiri
dari hidrokarbon, CO dan CO2 yang memiliki nilai kalor yang tinggi (Qonita
Rachmawati dan Welly Herumurti, 2015:1).
3. Asap Cair
Asap cair merupakan senyawa kimia dari asap hasil pirolisis biomassa kemudian
terkondensasi disana dengan membentuk cairan (Ketut Budaraga, 2019:1). Bahan
baku yang banyak digunakan untuk membuat asap cair adalah tempurung kelapa,
kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan biomassa lainnya.
Asap cair bisa juga berarti hasil pendinginan dan pencairan asap dari bahan biomass
yang dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan
dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan asap cair (Sugeng Slamet, 2015).
Menurut Demaji (dalam Mamik Sarwendah, 2019) asap cair mempunyai berbagai
sifat fungsional, meliputi: a) Memberikan aroma, rasa, dan warna karena adanya
senyawa fenol dan karbonil b) Menjadi bahan pengawet alami karena mengandung
senyawa fenol dan asam yang berperan sebagai antibakteri dan antioksidan Sifat
asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin
yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang akan di pirolisis
(Komarayati, 2018). Asap cair juga mengandung senyawa yang menrugikan yaitu tar
dan senyawa benzopiren yang bersifat toksik dan karsinogenik serta menyebabkan
kerusakan asam amino esensial dari protein dan vitamin. Pengaruh tersebut
disebabkan adanya sejumlah senyawa kimia di dalam asap cair yang dapat bereaksi
dengan komponen bahan makanan. Upaya yang dilakukan untuk memisahkan
komponen berbahaya di dalam asap cair dapat dilakukan dengan cara redistilasi,
yaitu proses pemisahan kembali suatu larutan berdasarkan titik didihnya (Mamik
Sarwendah, 2019:23).
4. Inovasi yang Diajukan
Studi ini dilakukan untuk merancang sebuah alat yang dapat mengubah sampah
plastik menjadi BBM ramah lingkungan dengan metode pirolisis menggunak an
teknik hydrocracking. Digunakan teknik hydrocracking dengan katalisator zeolit k
arenahydrocracking sendiri menggunakan hidrogen yang direaksikan dengan plastik
pada suhutinggi di ruang tertutup, dengan menggunakan hidrogen, ini akan lebih
ramah lingkungandibandingkan ketika plastik langusng dipanaskan begitu saja,
ditambah dengan katalis zeolityang terbukti memiliki tingkat efektivitas tertinggi
untuk memproduksi BBM.
8
2.2. Prinsip Kerja Alat
Dalam teknik pelaksanaan agar BBM dapat diperoleh adalah dengan plastik yang
dipanaskan hingga meleleh dan kemudian berubah menjadi gas karena dipanaskan pada suhu
diatas 400 tanpa oksigen. Selama proses berlangsung, rantai panjang hidrokarbon akan
terpotong menjadi rantai pendek. Selanjutnya gas akan mengalami kondensasi dan membentuk
cairan pada proses pendinginan yang dilakukan pada gas tersebut. Dan cairan tersebut nantinya
menjadi bahan bakar seperti bensin ataupun bahan bakar diesel.Tambahkanlah katalis agar hasil
yang didapatkan dan performa yang dilakukan menjadi lebih baik. Suhu, waktu, dan jenis katalis
merupakan jenis parameter yang sangat berpengaruh terhadap produk yang
dihasilkan.Digunakan katalis berupa zeolit dengan katalisator yaitu hydrocracking yang dapat
menghasilkan tingkat fraksa bensin tertinggi dibandingkan katalis lainnya untuk mempercepat
proses pirolisis dan membuat proses tersebut menghasilkan emisi karbon yang sedikit. Lalu,
digunakan mesin reaktor dimana kepingan plastik akan bereaksi dengan panasdan juga hidrogen
pada ruang tertutup tanpa oksigen. Kemudian, kompor akan dinyalakan dan proses pembakaran
akan memakan waktu kurang lebih empat jam setelah tabung reaktor ditaruh diatas
kompor.Terjadi proses penyubliman uap menjadi zat cair dari hasil pembakaran sampah plastik
yang akan diteruskan melalui pipa pendingin. Zat cair tersebut akan menjadi minyak mentah
dan merupakan bahan dasar dari bahan bakar minyak. Zat cair tersebut akan diproses kembali
dengan metode memanaskan minyak mentah agar dapat mengetahui minyak apa yang
dihasilkan, seperti minyak tanah, bensin, atau solar. Proses pemisahan partikel minyak itu dibagi
ke tiga slot. keluar melalui kran yang berjumlah tiga di setiap slotnya yang merupakan hasil
akhir. BBM sintetis berpotensi menghasilkan 800 mililiter atau 0,8 liter dari sampah plastik yang
ditaruh penuh di dalam tabung reaktor.Bisa dikatakan, alat sejenis ini sudah umum pada
masyarakat luas, namun pada alat ini kami menambahkan metode hydrocracking, yang
membuat proses menjadi ramahlingkungan. Produk dengan ukuran yang dapat dibilang
sederhana serta performa yang dilakukan bersamanya dengan katalis, produk ini mampu
digunakan sebagai wadah agar sampah plastik dapat dikonversi menjadi sebuah BBM.Secara
teknis, produk didesain dan diproduksi seoptimal mungkin agar menciptakandaya tarik
tersendiri. Beberapa bagian yang dibutuhkan seperti drigen oli, valve oli, dan juga bagian-bagian
lainnya yang akan dirakit pada laboratorium yang memungkinkan untuk digunakan sebagai
tempat produksi dari produk tersebut. Blower keong yang merupakan titik awal mula dari
proses sebuah pirolisasi, kemudian dilanjutkan dengan proses memanaskan dan berakhir
dengan hasil berupa BBM.
9
2.3. Persamaan matematis
a. Massa Jenis
Analisis massa jenis dilakukan dengan mengambil sampel minyak pirolisis,
minyak tanah dan minyak premium sebanyak 90 ml menggunakan gelas ukur.
Selanjutnya dilakukan dengan cara mengukur volume dan massa pada
masingmasing sampel. Massa jenis sampel dihitung dengan menggunakan
rumus :
𝜌 = 𝑚/𝑣
Dengan :
𝜌 = Massa jenis (kg/m3 )
𝑚 = Massa sampel (kg)
𝑣 = Volume sampel (m3 )
b. Lama Pembakaran
Analisis lama pembakaran dilakukan dengan mengambil masingmasing sampel
sebanyak 10 ml kemudian dimasukkan kedalam masing-masing tungku yang
berbeda. Waktu yang dibutuhkan masingmasing sampel bahan bakar untuk
membakar material sampai habis akan dihitung dan dianalisis, dimana
material yang digunakan adalah kayu ukuran 3x1 cm.
c. Temperatur Air
Analisis yang dilakukan untuk temperatur air adalah dengan memanaskan air
sebanyak 10 ml menggunakan masing-masing sampel sebagai bahan bakar
untuk memanaskan air. Proses akan dilakukan selama 5 menit dan
selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap temperature air yang telah
dipanaskan dengan masing-masing sampel yang berbeda dengan
menggunakan termometer infrared.
d. Volume Air yang Hilang
Analisis untuk kerja sampel bahan bakar dalam menguapkan air dilakukan
dengan mengukur dan memanaskan air sebanyak 10 ml selama 5 menit.
Selanjutnya volume air yang tersisa setelah dilakukan pemanasan terhadap
masing-masing sampel yang berbeda diukur dan dianalisis.
10
3. Rancangan Alat
11
sedangkanLDPE (kantong kresek) hanya sekitar 0,5liter dari 1 kg.Unsur
pemisahan( Bensin, Solar,
Minyak Tanah)
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
• Tebal flat tabung (Semakin tebal semakin lama untuk di pirolisis) Faktor jenis
plastik, contohnya PET, LDPE(kantongkresek).
Tahap 1: Menginformasikan inovasi alat kepada SPBU di Indonesia khususnya Pertamina agar
dapat menjadi rekomendasi BBM baru yang lebih ramah lingkungan dengan harga yang
terjangkau.
Tahap 2: Mengembangkan kerja sama dengan pihak stakeholders khususnya perusahaan
Pertamina agar BBM olahan plastik dapat mudah di distribusikan pada masyarakat.
Tahap 3: Menggerakkan pihak-pihak yang terlibat dan melaksanakan implementasi dari inovasi
ini.
Tahap 4: Evaluasi, monitoring dan pembelajaran. Kesulitan dan pengalaman yang ada
dalammenciptakan dan penggunaan ini agar menjadi pembelajaran dari model atau sistemnya
untuk kedepannya.
II.
4.1. Kesimpulan
1. Cara pembuatan bahan bakar ramah lingkungan dengan menggunakan proses pirolisis
adalah jenis plastik PET yang biasanya digunakan untuk kemasan air mineral, karena
mudah untuk dilelehkan sehingga cocok untuk dilakukan pirolisis.Plastik tersebut
dimasukkan ke dalam reactor kemudian dipanaskan dengan suhu yang tinggi sampai
proses perekahan tersebut selesai. Uap yang dihasilkan dari prosespirolisis tersebut
diembukan sehingga terbentuk cairan yang mirip seperti bensin. Namun, gas yang
dihasilkan tidak dapat ditampung oleh sistem, sehingga gas tersebut dikeluarkan melalui
12
saluran (pipa) dari 1 Kg dihasilkan 900 ml bahan bakar atau mendekati 1 liter dengan
komposisi 50%bensin,30% solar dan 20% minyak tanah
2. Plastik jenis PET tersebut setelah dilakukan uji kerja pirolisis menghasilkan zat cair yang
mirip bensin, setelah dilakukan pemisahan berdasarkan ketinggian/ jarak tertentu
sehingga suhu yang ada di dalam tiap wadah berbeda dan berat jenisserta panjang
rantai karbon. Pada gambar skema uji kerja pirolisis sebelumnya, 50% bensin yang
terbentuk ada pada ketinggian 75cm, sedangkan solar pada ketinggian 50cm, dan
minyak tanah pada ketinggian 25cm
5. Lampiran
A. Peralatan Penunjang
No Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah
Pemakaian (Rp)
13
4 Gergaji Besi Memotong 1 buah 50.000 50.000
komponen berbahan
besi
14
4 Tabung Kondensor Tempat terjadinya 1 buah 18500.000 1850.000
proses kondensasi
dari uap menjadi
minyak
15
18 Mengelas plat baja 1kotak 105.000 105.000
Kawat las RB( baja)
dan aliran pipa
C. Perjalanan
No Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah
Perjalanan (Rp)
16
3 ATK Kebutuhan dalam 1 paket 65000 65.000
kegiatan
perancangan
hingga tahap
pelaporan
TOTAL
10.000.000
KESELURUHAN(Rp)
17
III. Daftar Pustaka
[1] Abdullah et al. (2020) Buku Ajar Teknologi Tepat Guna: Mengolah Sampah Plastik
Menjadi Bahan Bakar Minyak . 1st edn. Kayutangi, Banjarmasin: Lambung Mangkurat
University Press.
[2] Purwaningrum, P. (2016) “UPAYA MENGURANGI TIMBULAN
SAMPAH
PLASTIK DI LINGKUNGAN ,”INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND
ENVIRONMENTALTECHNOLOGY , 8(2).
[3] Saputra, R.B. et al. (2020) “RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALATPENGUBAH
SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM),” Jurnal Baut dan Manufaktur ,
2(2).
[4] Septiani, B.A., Arianie, D.M. and Risman, V.F.A.A. (2019) “Pengelolaan Sampah Plastik di
Salatiga: Praktik dan Tantangan,” JURNAL ILMU LINGKUNGAN, 17(1).
[5] Wahyudi, J., Prayitno, H.T. and Astuti, A.D. (2018) “PEMANFAATAN LIMBAHPLASTIK
SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF ,”Jurnal Litbang , XIV(1).
18