Anda di halaman 1dari 22

SMART RUBBISH BIN (THE ENVIROMENTAL SAVIOR): INOVASI

TEMPAT SAMPAH CERDAS SEBAGAI SOLUSI PENANGANAN


SAMPAH PLASTIK PADA PULAU KECIL.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3.Tujuan Program ........................................................................................... 2
1.4.Luaran Yang Diharapkan ............................................................................. 2
1.5.Manfaat Program ......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1. Gambaran Umum Alat Smart Rubbish Bin .................................................... 3
2.2. Komponen Pembuatan Alat Smart Rubbish Bin ............................................ 3
BAB 3 TAHAPAN PELAKSANAAN ............................................................... 6
3.1. Kerangka Alat ............................................................................................ 6
3.2. Tahap Perencanaan Alat ............................................................................. 6
3.3. Tahap Pembuatan Alat ............................................................................... 7
3.4. Tahap Pengujian Alat ................................................................................. 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 9
4.1. Anggaran Biaya .......................................................................................... 9
4.2. Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
LAMPIRAN ......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ......... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ............................................... 19
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan ......................... 20

i
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat hidup dari makhluk hidup yang ada di bumi,
khususnya pada manusia. Peran masyarakat sangat penting dalam menjaga
lingkungan. Kebersihan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia
agar lingkungannya terbebas dari kotoran seperti debu, sampah dan bau yang
tidak sedap. Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menjaga
lingkungannya (Trihutomo et al., 2022). Pengelolaan sampah menjadi salah
satu permasalahan lingkungan yang serius di seluruh dunia yang belum
terselesaikan hingga saat ini, Pencemaran lingkungan yang semakin meningkat
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu bertambahnya jumlah
populasi manusia yang dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah
pada lingkungan. Masalah sampah merupakan salah satu bentuk permasalahan
lingkungan yang sering terjadi sebab jika masyarakat tidak memiliki
kemampuan untuk mengolah sampah, maka hal tersebut dapat mengakibatkan
munculnya permasalahan lingkungan (Sari and Sudarti, 2022).
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 sampah didefinisikan sebagai sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah semua
hal yang tidak lagi digunakan, tidak diinginkan, atau sisa yang dibuang dari
aktivitas manusia. Laporan Bank Dunia “What a waste: A global review of solid
waste management” menunjukkan bahwa sampah akan meningkat sebesar 70%
pada tahun 2025, yang dimana peningkatan ini terjadi sebesar 0,9 miliar ton
atau sebesar 2,2 miliar ton dari yang awalnya 1,3 miliar ton setiap tahunnya.
Dengan jumlah penduduk sebesar 237 juta jiwa, membuat Indonesia menjadi
negara terpadat keempat di seluruh dunia, dengan jumlah sampah yang
dihasilkan mencapai 130.000ton (Azizah and Sudarti, 2023).
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional
(SIPSN) tahun 2022 menunjukkan bahwa timbulan sampah di Indonesia sebesar
18.637,872,89ton/tahun, namun pengurangan sampah hanya sebanyak
4.931,343,81 (26,46%) ton/tahun, dan sampah yang tidak terkelola sebesar
4.229.004,42 (22,69%) ton/tahun. Komposisi sampah terbanyak berasal dari
sisa makanan sebanyak 42.098 (41,1%) dan sampah plastik sebanyak 19.181
(18,7%) (SIPSN, 2022).
Sampah bukan hanya merupakan masalah daratan tetapi juga pada pulau
pulau kecil, terjadi pembuangan dan penerimaan sampah secara langsung
sepanjang tahun akibat arus maupun gelombang dan diperparah dengan kondisi
pulau yang luas lahannya tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
sehingga penduduk pulau kecil menjadikan laut sebagai tempat sampah mereka.
Banyak upaya pengolahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat, salah
2

satunya yaitu dengan cara dibakar. Pemusnahan sampah dengan cara dibakar
khususnya sampah plastik dapat menjadi penyebab munculnya polutan dari
emisi gas buangan yaitu CO2, CO, NOx, dan Sox.
Maka dari itu diperlukan sebuah inovasi baru berupa tempat sampah yang
memiliki fungsi pembakaran dan penyaring gas hasil pembakaran sebagai
upaya penanganan sampah-sampah plastik di pulau-pulau kecil dengan cara
dibakar dan mengupayakan agar gas karbon monoksida yang dihasilkan dari
pembakaran sampah plastic tersebut menjadi gas oksigen yang aman untuk
lingkungan sehingga semua jenis gas yang dihasilkan dalam pembakaran
sampah tidak menjadi polutan terhadap lingkungan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian
ini yaitu: Bagaimana rancangan inovasi alat pengolah sampah plastik dengan
teknik pembakaran yang ramah lingkungan. Apakah alat yang dihasilkan efektif
dalam menangani sampah plastik sehingga dapat menjadi solusi dari
permasalahan sampah pada pulau kecil.
1.3.Tujuan
Tujuan dari adanya pembuatan alat ini ialah:
1. Menghasilkan sebuah alat inovasi dalam pengolahan sampah plastik dengan
teknik membakar yang ramah lingkungan guna menyelamatkan pulau-pulau
kecil yang sulit menjangkau TPA.
2. Memberikan solusi penanganan masalah sampah, terutama sampah plastik
dengan mengubah gas-gas hasil pembakaran sampah sehingga tidak
menjadi polusi di lingkungan.
1.4.Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan ialah
1. Menghasilkan sebuah alat pengolah sampah plastik dengan teknik
membakar yang efektif dan ramah lingkungan.
2. Hasil rekayasa alat akan dipublikasikan pada jurnal internasional
terakreditasi scopus.
1.5.Manfaat
Manfaat dari penggunaan alat ini ialah:
1. Mengurangi jumlah sampah yang dapat mencemari pulau-pulau kecil
2. Meminimalisir dampak pembakaran sampah sebagai tindakan yang
berdampak polusi sehingga Alat ini sangat efektif dan mudah dalam
pengoperasiannya serta ramah terhadap lingkungan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Produk


Penelitian tentang dampak sampah bagi perairan Indonesia sangat penting
sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan aturan perusahaan, stakeholder,
dan pemerintah akan urgensi untuk membebaskan laut dari sampah plastik dan
turunannya,” ujar Dosen Departemen Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas PadjadjaranNoir Primadona Purba, M.Si. Kita ketahui
bersama zat organik dapat dihancurkan oleh jasad-jasad mikroba, akan tetapi
zat anorganik sangat sulit untuk terurai, bila dibuang sembarangan maka
sampah anorganik ini hancurnya memakan waktu lama, yaitu antara 40 –50
tahun, sehingga dikhawatirkan akan terjadi timbunan sampah anorganik
khususnya sampah plastik. Salah satu usaha yang dapat menghancurkan zat
plastika dalah sinar ultraviolet dari matahari. Ini pun akan memakan waktu
yang lama juga, dibandingkan dengan penghancuran zat organik lainnya oleh
mikroba-mikroba. Jadi, solusi efektif dalam mengurai sampah plastik yaitu
dengan cara dibakar akan tetapi Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbonmonoksida (CO), karbondioksida(CO2), nitrogenmonoksida (NO), gas
belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara ditimbulkan dari proses
pembakaran sampah berbahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya
dapat menimbulkan kanker. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi pengurai
sampah yang bisa membakar sampah dan mampu untuk mengurai gas
berbahaya dari hasil pembakaran tersebut sehingga menjadi gas yang aman
bagi lingkungan.
Smart Rubbish Bin merupakan jawaban dari permasalahan tersebut dengan
teknologi pengurai sampah dengan cara dibakar namun tetap menjaga agar gas
yang dihasilkan tidak berdampak bagi lingkungan dengan metode membakar
kemudian mengolah gas hasil pembakaran sehingga aman serta menambahkan
parfum yang dapat menghasilkan aroma yang wangi sehingga ramah terhadap
lingkungan sekitarnya.
2.2. Komponen Pembuatan Alat Smart Rubbish Bin
Inovasi dalam pengembangan alat ini masih sangat dibutuhkan agar semua
lapisan kalangan masyarakat bisa merasakan manfaatnya termasuk masyarakat
di pulau-pulau kecil. Adapun komponen yang digunakan dalam pembuatan alat
Smart Rubbish Bin adalah sebagai berikut:
2.2.1. Panel Surya

Gambar 1. Panel Surya (Iqsan dkk, 2013)


4

Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah
cahaya menjadi listrik (Gambar 1). Panel surya merupakan komponen
utama dalam pembuatan alat ini karena sumber energi pengganti gas
LPG yang selama ini digunakan adalah dengan memanfaatkan tenaga
surya. Penelitian yang dilakukan oleh Iqsan (2013) menggunakan panel
surya 100 W dan 20 W yang dipasang serial dan dinyalakan efektif
penyimpanan 5 jam/hari, mampu mensuplai kebutuhan listrik sebesar
120 watt x 5 jam = 600 watt/jam.
2.2.2. Charger Controller

Gambar 2. Charge controlller (Iqsan dkk, 2013)


Solar charge controller, merupakan komponen penting dalam
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Gambar 2). Solar charge controller
berfungsi sebagai Charging mode/mengisi baterai (menjaga pengisian
jika baterai penuh) serta Operation mode yaitu penggunaan baterai ke
beban (pelayanan baterai ke beban diputus jika baterai sudah mulai
'kosong').
2.2.3. ACCU/Battre

Gambar 3. Accu / baterai (Iqsan dkk, 2013)


Baterai yang digunakan adalah baterai yang khusus untuk solar
system (Gambar 3). Baterai ini merupakan jenis Seak Lead Acud (SLA)
atau Valve Regulated Lead Acid (VRLA). Ukuran baterai ditentukan
berdasarkan tegangan.dalam satuan Volt (V) dan daya dalam satuan
Ampere Jam (AH), dipasaran yang umum digunakan adalah baterai
dengan daya 12V atau 24 Volt. Kebutuhan baterai harus juga
mempertimbangkan hari-hari dimana matahari tidak bisa terbit karena
cuaca, biasanya diperhitungkan agar system tetap aktif walaupun cuaca
mendung, Disamping itu juga harus diperhitungkan faktor efesiensi
baterai dan pada saat pemakaian baterai tidak boleh dipakai sampai
semua daya habis (Iqsan,. dkk, 2013)
2.2.4. Power Inverter

Gambar 4. Power Inventer (iqsan, dkk, 2013)


Power inverter (Gambar 4) adalah suatu alat elektronik yang bisa
merubah arus/tenaga aki menjadi arus listrik PLN, sehingga fungsi
5

power inverter adalah sebagai listrik cadangan karena apabila arus


aki/tenaga dari aki sudah habis/kosong maka aki yang sudah kosong
perlu diisi ulang kembali dengan alat yang bernama charger aki atau bisa
juga mengecas aki dengan solar panel.
2.2.5. Kompor Listrik
Penggunaan kompor listrik sebagai alat pemanas dalam proses
pengolahan sampah plastik menjadi udara segar menjadi inovasi dalam
hal pemanfaatan tenaga matahari sebagai sumber utama tenaga listrik.
Kompor listrik menggunakan Sistem pemanasan dengan kawat koil
elemen, Body plat besi sehingga mampu menahan beban serta memiliki
daya antara 300 – 600 W.
2.2.6. Reaktor
Reaktor merupakan suatu alat proses tempat dimana terjadinya suatu
reaksi berlangsung reaksi kimia. Proses perubahan sampah plastik
menjadi uap berlangsung dalam reaktor. Reaktor dibuat berbentuk
tabung dari bahan dasar stainless, agar mempermudah dalam proses
penghantaran panas dari kompor listrik ke reactor.
2.2.7. Batu Zeloit
Zeolit mempunyai sifat yang mudah melepas air akibat pemanasan,
tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembap.
Oleh sebab sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagai
bahan pengering. Disamping itu zeolit juga mudah melepas kation dan
diganti dengan kation lainnya. Sifat ini pula menyebabkan zeolit
dimanfaatkan untuk melunakkan air. Zeolit dengan ukuran rongga
tertentu digunakan pula sebagai katalis untuk mengubah alkohol
menjadi hidrokarbon sehingga alkohol dapat digunakan sebagai bensin.
Zeolit juga sering disebut sebagai “molecular sieve”/”molecular
mesh” (saringan molekuler) karena zeolit memiliki pori-pori berukuran
melekuler sehingga mampu memisahkan/menyaring molekul dengan
ukuran tertentu.
2.2.8. Exhaust Fan
Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang untuk
dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar
ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume
udara yang akan disirkulasikan pada ruang.
2.2.9. Parfum Gel
` Parfum gel berfungsi membantu lingkungan disekitarnya terhindar
dari bau dari hasil pembakaran limbah didalam alat Smart Rubbish Bin.
Penggunaan parfum tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan,
secara physicologi parfum membantu membangkitkan suasana hati,
yang dapat mengusir stress dan masalah kecemasan lainnya.
6

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Kerangka Kerja


Kerangka kerja dalam pelaksanaan rancang bangun alat pengolah sampah
plastic, terbagi beberapa tahapan seperti disajikan pada gambar dibawah ini:

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Rancang Bangun Alat

Pembuatan Alat

Evaluasi Sistem Kerja

Analisis Data

Pembuatan Laporan

selesai

Gambar 5. Skema Kerangka Kerja Tempat Sampah Ramah Lingkungan


3.2. Tahap Perancangan Alat
Rancang bangun tempat sampah ramah lingkungan disajikan pada Gambar
6. Perbedaan utama alat ini dengan yang lain adalah pada unit tenaga surya
sebagai sumber utama energi untuk membakar sampah non- organic namun
tetap menjaga agar gas yang dihasilkan tidak berdampak bagi lingkungan
dengan metode membakar kemudian mengolah gas hasil pembakaran sehingga
aman serta menambahkan parfum yang dapat menghasilkan aroma yang wangi
sehingga ramah terhadap lingkungan sekitarnya. Pengembangan alat ini akan
menyelesaikan beberapa masalah: Sampah Non-Organik Dan Pembakaran
akhir sampah Non-Organik
7

Gambar 6. Desain rancang bangun tempat sampah ramah lingkungan


Keterangan:
1. Tempat Pembakaran
2. Kompor listrik
3. Tempat Accu/Batere
4. Tempat hasil penyaringan pembakaran bersifat serbuk
5. Tempat hasil penyaringan pembakaran bersifat padat
6. Tempat hasil penyaringan pembakaran bersifat cair
7. Tempat Penampungan akhir hasil pembakaran bersifat cair
8. Besi penghalang masuknya sampai ke kipas.
9. Kipas Exhaust
10. Penyaringan menggunakan batu zeloit
11. Parfum Gel
12. Besi Penghalang agar tidak menyentuh bagian kompo
13. Kipas Exhaust
14. Rongga keluarnya udara
15. Penutup Lubang Sampah
16. Alat bantu gerak tempat
17. Roda
18. Baut Pengunci
19. Lubang masuknya sampah
3.3. Tahap Pembuatan Alat
Teknologi Smart Rubbish Bin dengan menggunakan tenaga matahari dibuat
dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Merancang desain alat dan sistem kerja dari tempat sampah ramah
lingkungan dengan menggunakan tenaga surya.
8

2. Merakit rangkaian komponen utama/ instalasi panel surya, Charge


controller, Accu / Battre 12 / 24 V, dan Power Inverter serta merancang
sistem kerja alat dari proses perubahan panas matahari menjadi listrik.
3. Instalasi kabel pada komponen utama panel surya hingga menghasilkan
listrik pada kompor.
4. Membuat kerangka tempat sampah berupa baja berbentuk bulat yang
dilapisi dengan karet anti panas di sisinya.
5. Memodifikasi model kompor listrik dengan memberi penambahan
komponen untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan panas
6. Merakit system pertilasi udara yang dapat menyaring hasil pembakaran
berupa COdan CO2 menjadi O2.
3.4. Tahap Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan dalam dua tahapan yaitu pengujian kinerja alat dan
pengujian efektifitas alat. Adapun tahapan pengujian alat sebagai berikut:
1. Pengujian Kinerja
Alat Pengujian kinerja alat dilakukan dengan melihat kemampuan
alat menghasilkan listrik dengan memanfaatkan tenaga surya. Pengujian
kinerja alat bisa dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

EB= EP – (15% x EP)

Keterangan:
EB= Energi Beban
EP= Energi Panel Surya (Wattjam)
2. Pengujian Efektifitas Alat
Pengujian efektifitas alat dilakukan dengan meihat system kinerja
alat secara keseluruhan. Kemampuan alat dalam memanfaatkan tenaga
surya, efektifitas dalam mengolah sampah non-organic dengan metode
pembakaran dan mengubah polusi dari hasil pembakaran alat menjadi
oksigen yang segar dihirup.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Sumber Besaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran
Dana (Rp.)

1. Belanja Peralatan Belmawa 4.730.000.00

2. Bahan Habis Pakai Belmawa 1.700.000.00


3. Transportasi Belmawa 250.000.00
4. Lain-lain Belmawa 240.000.00

Jumlah 6.920.000.00

Belmawa 6.920.000.00
Rekap Sumber Dana
Jumlah 6.920.000.00
4.2. Jadwal Kegiatan
Waktu
Kegiatan
No. Kegiatan
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perancangan Desain Alat
2. Persiapan alat dan bahan
3. Instalasi komponen utama
4. Pembuatan kerangka alat
Pembuatan Tempat
5.
Pembakaran
Perakitan komponen utama
6.
dengan komponen lainnya
7. Uji lapangan
8. Evaluasi dan analisis hasil
uji
Pembuatan laporan, artikel
9.
dan pendaftaran HKI
10

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, S. Y. N. and Sudarti (2023) ‘Analisis Perilaku Masyarakat Dalam


Membuang Sampah Di Sungai Badadung Kabupaten Jember’, Jurnal
Ilmiah Publika, 11(1), pp. 65–71.
Iqsan, M. (2013). Pengembangan Kompor Listrik Berbasis Solar Panel Sebagai
Alternatif Pengganti Kompor Gas. PKM-KC. Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Jakarta
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2022) ‘Capaian Kinerja
Pengelolaan Sampah adalah Capaian Pengurangan dan Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga’, Sistem
Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN)
Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K. (2011) A Review on Tertiary Recycling of
High-Density Polyethylene to Fuel, Resources, Conservation and Recycling
Vol. 55 893– 910
Osueke dan Ofundu (2011) Conversion of Waste Plastics (Polyethylene) to Fuel by
Means of Pyrolysis, (IJAEST) International Journal of Advanced
Engineering Sciences and Technologies, Vol. No. 4, Issue No. 1, 021 – 024
Sari, I. K. and Sudarti (2022) ‘Analisis Berbagai Metode Pengolahan Sampah
Sebagai Solusi Permasalahan Sampah di Kabupaten Lumajang’, Journal
Enviromental Science, 6(2), pp. 82–95.
Trihutomo, P. et al. (2022) ‘Penyelesaian Permasalahan Sampah Dengan
Pembentukan Bank Sampah Di Desa Sidodadi Kabupaten Malang’, Jurnal
Pengabdian, Pendidikan dan Teknologi, 3(2), pp. 118–122.
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping


Biodata Ketua
12

Biodata Anggota 1
13

Biodata Anggota 2
14

Biodata Anggota 3
15

Biodata Anggota 4
16

Biodata Pendamping
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
No Jenis Perlengkapan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
1 Belanja Peralatan
- Multimeter Digital 1 100.000.00 100.000.00
- Kunci Inggris 1 30.000.00 30.000.00
- Solder 1 30.000.00 30.000.00
- Gunting 1 5.000.00 5.000.00
- Gergaji Besi 1 35.000.00 35.000.00
- Tang 1 30.000.00 30.000.00
- Pengelasan 1 300.000.00 300.000.00
- Penggaris Besi 1 20.000.00 20.000.00
- Pengeboran 1 450.000.00 450.000.00
- Gunting Logam 1 150.000.00 150.000.00
- Siku Baja 1 60.000.00 60.000.00
- Kompor Listrik 1 350.000.00 350.000.00
- Panel Surya 200 W 1 1.000.000.00 1.000.000.00
- Charge Controller 1 350.000.00 350.000.00
- VRLA 12 Volt 82 1 1.000.000.00 1.000.000.00
AH
- Inventer Dc AC 1 300.000.00 300.000.00
2000 W.
- Kipas Exhaust Mini 2 200.000.00 400.000.00
- Roda 4 30.000.00 120.000.00
SUB TOTAL (Rp) 4.730.000.00
2 Bahan Habis Pakai Volume Harga Nilai
Satuan (Rp) (Rp)
- Plat Gulva 1 100.000.00 100.000.00
- Kabel 5 Meter 1 50.000.00 50.000.00
- Seng Plat 1 Meter 3 50.000.00 150.000.00
- Baut Pengunci 10 8.000.00 80.000.00
- Besi Baja 1 100.000.00 100.000.00
- Batu Zeloit 1 Kg 1 50.000.00 50.000.00
- Plat Lubang 2 100.000.00 200.000.00
- Besi Beton 2 150.000.00 300.000.00
- Besi UNP 1 100.000.00 100.000.00
- Stanless 1 200.000.00 200.000.00
- Karet Exhaust 1 150.000.00 150.000.00
Wrap Titan
- Rubber 1 200.000.00 200.000.00
- ATK Paket 1 20.000.00 20.000.00
18

SUB TOTAL (Rp) 1.700.000.00


3 Perjalanan Volume Harga Nilai
Satuan (Rp) (Rp)
- Transportasi 2 50.000.00 100.000.00
- Ongkos Kirim 5 30.000.00 150.000.00
SUB TOTAL (Rp) 250.000.00
Harga Nilai
4 Lain-Lain Volume
Satuan (Rp) (Rp)
- Biaya Jasa 1 100.000.00 100.000.00
Perbengkalan
- Protokol Kesehatan 1 90.000.00 90.000.00
(Masker)/Box
- Biaya Uji Coba 1 50.000.00 50.000.00
Produk
SUB TOTAL (Rp) 240.000.00
GRAND TOTAL 6.920.000.00
Enam Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/Nim Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/
minggu)
1 Fikri Maulana / Kesehatan Sains 14 Jam/ - Menulis Proposal
K011191029 Masyarakat dan Minggu - Mengkoordinir
Sosial Kegiatan
2 Rahmat Kesehatan Sains 14 Jam/ - Menulis Proposal
Ramadhan / Masyarakat dan Minggu - Bagian Publikasi
K011191192 Sosial
3 Violenialola Kesehatan Sains 14 Jam/ - Menulis Proposal
Fernandes Masyarakat dan Minggu - Bagian Alat dan
Tangdiesak / Sosial Bahan
K011191116
4 Rezky Aldi Teknik Sains 7 Jam/ Desain Alat
Refansyah / Perkapalan Minggu
D031191087
5 Nurkhofifah Teknik Sains 7 Jam/ Desain Alat
Marsing / Mesin Minggu
D021191016
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


20

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak DiTerapkembangkan

Anda mungkin juga menyukai