Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS HUKUM LINGKUNGAN ATAS DAMPAK

PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK TERHADAP PENCEMARAN


AIR, UDARA, DAN TANAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum


Lingkungan Hidup

Disusun Oleh:

RASYID PHARI KAYUNA (2108010403)


4 NonReguler Banjarbaru Online

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
anggota mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas ini.
Kami tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran, supaya tugas ini nantinya dapat menjadi lebih
baik lagi.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini.
Demikian, semoga tugas ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banjarbaru , 26 Juni 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaturan mengenai pembuangan limbah pabrik di Indonesia..............4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Dampak pembuangan limbah pabrik terhadap pencemaran air, udara,
dan tanah...................................................................................................7
2. Cara menghadapi dampak limbah pabrik industri terhadap pencegahan
pencemaran lingkungan hidup..................................................................10
BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan...........................................................................................14
2. Saran.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Limbah dari suatu Industri merupakan masalah dan menjadi perhatian


yang serius dari masyarakat maupun pemerintah Indonesia, khususnya
terhadap perkembangan Industri yang terus meningkat setiap tahunnya.
Kendati demikian, kehadiran Industri membawa dampak positif dalam sektor
perekonomian dan menjadi tulang punggung pada peningkatan perekonomian
Indonesia. Namun, jika limbah dari Industri tidak diolah dengan baik akan
berdampak buruk terhadap lingkungan hidup. Peraturan-peraturan tentang
masalah pengelolaan limbah telah banyak dikeluarkan, karena masalah
limbah semakin meningkat dan tersebar luas di semua sektor. Undang-undang
No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagai pengganti Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menempatkan masalah bahan dan limbah berbahaya
sebagai salah satu perhatian utama, akibat dampaknya terhadap manusia dan
lingkungan bila tidak dikelola secara baik. Penanganan limbah merupakan
suatu keharusan guna terjaganya kesehatan manusia serta lingkungan pada
umumnya, namun pengadaan dan pengoperasian saran pengelolah limbah
ternyata masih dianggap memberatkan bagi sebagian Industri.
Indonesia merupakan negara yang sedang menggalakkan pembangunan di
segala sektor, salah satunya di sektor industri. Pembangunan di sektor industri
memberikan dampak beragam. Dampak tersebut dapat ditimbulkan oleh
adanya limbah industri dan tingkat aktivitas manusia yang semakin
meningkat. Adanya limbah buangan ini akan mempengaruhi kondisi
lingkungan alam dimana limbah itu terakumulasi. Perairan adalah tempat
akhir dari semua pembuangan limbah, baik limbah yang berasal dari rumah
tangga maupun dari industri dan beberapa logam berat dalam konsentrasi
yang tinggi. Limbah adalah konsekuensi logis dari setiap pendirian suatu
industri (pabrik) walaupun tidak semua industri menghasilkan limbah.
Apabila limbah yang mengandung senyawa kimia tertentu dengan berbagai
bahan berbahaya dan beracun tertentu dilepas ke lingkungan maka hal tu akan
mengakibatkan pencemaran, baik di sungai, tanah maupun udara.1
Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada satu
jalur kegiatan, yaitu pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan rakyat. Industrialisasi sendiri tidak terlepas dari upaya
peningkatan mutu sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Semakin berkembangnya industri di berbagai daerah, maka masalah
lingkungan hidup juga menjadi perhatian yang sangat besar dan harus
mendapat perhatian yang lebih dari pihak swasta tersebut. Dewasa ini
permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius diberbagai
pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan
mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan.
Terkait dengan permasalahan pencemaran lingkungan akibat industri
membawa dampak yang luar biasa terhadap kehidupan masyarakat, karena
bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu penanganan
yang serius untuk mengatasinya. Sehingga antara pemerintah, masyarakat dan
lingkungan dibutuhkan hubungan timbal balik yang selalu harus
dikembangkan agar tetap dalam keadaan yang serasi dan dinamis. Untuk
melestarikan hubungan tersebut dibutuhkan adanya peran serta dari
masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Hal ini agar tidak terjadi
gangguan, masalah-masalah maupun perusakan yaitu pencemaran itu sendiri.
Untuk mencegah dan mengatasi limbah industri, pemerintah harus berperan
aktif baik melalui perundang-undangan ataupun dengan cara yang lain.
Pemerintah harus menggiatkan pembangunan yang berkesinambungan yaitu
sustainable development dengan artian pembangunan yang berwawasan ke
depan dengan maksud agar mampu dimanfaatkan oleh generasi sekarang
maupun yang akan datang.

5
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengaturan di Indonesia terkait pembuangan limbah


pabrik?
1.2.2 Bagaimana dampak pembuangan limbah pabrik terhadap pencemaran
air, udara, dan tanah?
1.2.3 Apakah ada cara terhadap dampak limbah pabrik terhadap pencegahan
pencemaran lingkungan hidup?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui aturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur
mengenai permasalahan pembuangan pabrik yang ada di Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui segala aspek terhadap dampak yang dapat
ditimbulkan dari pembuangan limbah pabrik yang dapat terjadi dan
mengakibatkan pencemaran air,udara maupun tanah.
1.3.3 Untuk mengetahui adanya cara yang dilakukan untuk penanganan
limbah pabrik agar dampaknya tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan hidup.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengaturan Pembuangan Limbah Pabrik di Indonesia.


Saat ini perusahaan industri di Indonesia semakin berkembang. Perusahaan
industri yang berdiri dan beroperasi di Indonesia memiliki peranan penting
dalam perekonomian Indonesia melalui produksi barang dan jasa yang
dihasilkan. Namun, di sisi lain perusahaan industri tersebut juga menimbulkan
permasalahan lingkungan hidup yang menyebabkan pencemaran lingkungan
seperti pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Pencemaran
tersebut ditimbulkan akibat adanya pembuangan limbah pabrik yang dihasilkan
oleh perusahaan industri.
Menurut Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), menyatakan
bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan/kegiatan. Limbah industri berasal
dari kegiatan industri, dimana ilmbah ini dihasilkan bersamaan denga proses
2
produksi, dimana produk dan limbah itu hadir secara bersamaan. Limbah
pabrik termasuk dalam golongan limbah industri. Jenis limbah pabrik meliputi:
a. Limbah padat merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan
yang berasal dari proses pengolahan misalnya plastik, sampah kertas,
lumpur-lumpur sisa industri, dan lain-lain.
b. Limbah cair merupakan hasil buangan industri yang berbentuk cairan
dna biasnya limbah cair ini dibuang langsung ke saluran air seperti
menggunakan pipa yang mengarah ke sungai. Contoh limbah cair
adalah sisa bahan kimia, sisa pewarna pakaian, minyak, dan lain-lain.
c. Limbah gas merupakan hasil buangan industri yang berupa molekul-
molekul gas seperti asap hasil pembakaran pabrik kayu.
d. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan sisa suatu
usaha atau kegiatan yang mengandung bahan yang berbahaya dan

7
beracun, yang karena sifatnya, konsentrasinya, dan jumlahnya secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsung hidup
manusia, serta makhluk hidup lainnya3
Dalam Pasal 20 ayat (3) UUPPLH, yang menegaskan bahwa setiap orang
diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan
persyaratan: a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup dan; b. mendapat izin
dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut bahwa perusahaan industri dalam proses
pembuangan limbah pabriknya harus memperhatikan apakah baku mutu limbah
sudah memenuhi baku mutu lingkungan serta telah mendapat izin dari pihak
yang tertera dalam ketentuan tersebut.
Pasal 1 angka 24 UUPPLH, menyatakan bahwa dumping atau pembuangan
adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan limbah
dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan
persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu. Berdasarkan Pasal 60
UUPPLH, yang menegaskan bahwa “setiap orang dilarang melakukan
dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin”.
Dengan demikian, bahwa setiap individu maupun badan hukumn yang
beroperasi perusahaan industri harus mendapat izin terkait pembuangan limbah
yang dihasilkan.
Limbah pabrik yang memiliki unsur racun akan menyebabkan kerusakan pada
lingkungan serta menyebabkan gangguan kesehatan. Dalam pembuangan air
limbah atau limbah cair harus memenuhi persyaratan kesehatan sebagaimana
diatur dalam BAB III Persyaratan Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan,
yaitu:
a. Air yang digunakan harus dalam keadaan terlindungi dari sumber
pencemaran, binatang pembawa penyakit, dan tempat
perkembangbiakan vektor;
.

8
b. Air yang digunakan aman dari kemungkinan kontaminasi;
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalia Pencemaran Air (PP No. 82/2001) mengatur
tentang pembuahan air limbah ke air atau sumber air. Pemerintah daerah wajib
menentukan baku mutu air limbah di daerahnya, namun apabila baku mutu
tersebut belum ditentukan maka dapat ditetapkan berdasarkan baku mutu air
limbah nasional, ketentuan tersebut berdasarkan PP No. 82/2001. Pasal 36 PP
No. 82/2001 mengatur tentang pemrakarsa melakukan kajian terkahadp
pengaruh pembuangan air limbah, yang sekurang-kurangnya mempunyai
pengaruh etrhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman; pengaruh
terhadap kualitas tanah dan air tanah; dan pengaruh terhadap kesehatan
masyarakat.
Kemudian terkait dengan pembuangan limbah B3 diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (PP No. 101/2014) . Dalam Pasal 176 ayat (3) PP No.
101/2014, yang menegaskan bahwa Izin dari Menteri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa izin Dumping (Pembuangan) Limbah B3 ke media
lingkungan hidup berupa: tanah dan laut. Limbah B3 yang dapat dilakukan
pembuangan ke media lingkungan hidup di laut adalah berupa tailing dari
kegiatan pertambangan dan serbuk bor dari hasil pemboran usaha dan/atau
hasild ari eksploitasi di laut. Hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 177 PP
No. 101/2014. Dalam Pasal 180 PP No. 101/2014, mengatur tentang lokasi
tempat sebagai pembuangan limbah B3 yang harus memenuhi syarat yang
meliputi:
a. Terletak di dasar laut pada laut yang memiliki lapisan termoklin permanen;
dan
b. Tidak berada di lokasi tertentu atau di daerah sensitif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap pelaku usaha baik individu maupun badan hukum yang melakukan
kegiatan perusahaan industri yang wajib melakukan Amdal (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan), harus mendapatkan izin lingkungan. Izin lingkungan ini

9
termasuk juga izin terkait pembuangan limbah. Ketentuan tersebut berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
Apabila dalam melakukan dumping atau pembuangan limbah tanpa izin dapat
dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 104 UUPPLH, yang menyatakan bahwa
“Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media
lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp
3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

10
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Dampak Pembuangan Limbah Pabrik Terhadap Pencemaran Air,


Udara, dan Tanah.
Perkembangan teknologi di era globalisasi yang berfungsi untuk
mendorong kehidupan manusia, namun dalam perkembangan teknologi juga
menimbulkan berbagai masalah dan/atau dampak terhadap lingkungan. Pokok
pembahasan ini adalah dampak dari pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh limbah sisa dari proses produksi tersebut.
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 angka 14
yang merumuskan Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Salah satu yang menyebabkan
pencemaran lingkungan hidup oleh kegiatan manusia adalah pembuangan
limbah pabrik. Pengertian dari limbah sendiri dijelaskan dalam Pasal 1 angka
20, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan pengertian
dari limbah pabrik sendiri adalah limbah yang dihasilkan atau buangan dari
kegiatan industri.
Pencemaran industri adalah kegiatan industri yang menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan karena timbulnya zat-zat pencemar yang
dihasilkan ke suatu lingkungan, seperti tanah, air, dan udara berupa bahan
buangan/hasil sampingan dari produksi industri yang berbentuk padat/debu,
cair, atau gas yang menimbulkan pencemaran.

11
Beberapa jenis limbah tidak terlalu berbahaya, namun limbah juga sangat
berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan karena menyebabkan
menurunnya kualitas lingkungan hidup serta dapat merusak ekosistem
alaminya. Dampak negatif dari menurunnya kualitas lingkungan hidup, baik
karena terjadinya pencemaran atau kerusakannya sumber daya alam adalah
timbulnya ancaman bahaya terhadap kesehatan, menurunnya nilai estetika,
kerugian ekonomi (economic cost), dan terganggunya sistem alami (natural
system). 4 Selain itu, limbah juga menyebabkan masalah kesehatan
masyarakat yang akan dirasakan dalam kurun waktu jangka panjang. Nilai
estetika dari lingkungan tersebut juga akan menurun dengan tercemarnya
lingkungan hidup, lingkungan yang tercemar tersebut akan terlihat kumuh
dan tidak nyaman untuk digunakan dalam kepentingan atau kegiatan sehari-
hari. Tercemarnya lingkungan juga akan mengganggu sistem alami dari
lingkungan tersebut, komponen yang terdapat pada lingkungan tersebut akan
menjadi rusak atau bahkan menimbulkan bencana alam.
Dampak dari pembuangan limbah pabrik dapat menyebabkan, antara
lain:
e. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi
rusak karena terkontaminasi oleh asap buangan seperti CO2, SO, SO2, CFC,
CO, dan asap rokok. Pabrik-pabrik dapat mengeluarkan gas beracun seperti,
gas CO2. Kadar gas CO2 yang semakin meningkat di udara tidak dapat
segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan, dikatakan demikian karena
banyaknya hutan yang ditebang secara tidak bertanggungjawab. Ini
merupakan masalah global. Bumi seperti di selimuti oleh gas dan debu
pencemar. Kandungan gas CO2 yang tinggi dan tidak segera diubah menjadi
oksigen ini menjadi faktor utama cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak
dapat di pantulkan lagi ke angkasa, sehingga suhu bumi semakin tinggi atau
memanas dari tahun ke tahun atau yang dikenal dengan efek rumah kaca

12
(Green House). Jika hal ini terjadi secara terus menerus dan dalam jangka
waktu lama, maka es di kutub akan mencair dan daerah dataran rendah akan
terendam air.
Selain itu juga asap buangan pabrik dapat menganggu pengelihatan serta
pernafasan. Debu yang keluar dari pabrik juga mengganggu pernafasan dan
bila beracun dapat menimbulkan gangguan syaraf, saluran pernafasan, dan
parahnya lagi dapat menyebabkan anemia dan kanker.
Dampak terhadap tanaman karena terkena gas SO2 dan NO2 yang
menimbulkan hujan asam yang akan mengakibatkan perubahan struktur dari
komunitas tanaman daratan dan perairan serta mempengaruhi produktivitas
hutan dan fiksasi nitrogen.
f. Pencemaran Air
Pencemaran ini biasanya disebabkan oleh limbah pabrik yang bentuknya
cair dan biasanya akan dibuang langsung ke saluran perairan, kali, sungai atau
selokan. Contohnya seperti pengawet cair, sisa pewarna pakaian yang
bentuknya cair, kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, dan lain-
lain. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran air, air yang tercemar tidak
dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga atau sebagai penunjang
kehidupan manusia dan akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas
serta memakan waktu yang lama untuk memulihkannya. Selain itu juga
limbah parbik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau
yang tidak sedap disertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap juga.
Dampak bagi kesehatan adalah dapat menimbulkan penyakit, seperti penyakit
diare dan penyakit kulit.5
Selain itu limbah pabrik yang berbentuk cair dapat menimbulkan masalah
lingkungan, seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak,
kematian plankton, dan kerusakan lingkungan perairan.
g. Pencemaran Tanah

13
Pencemaran yang terjadi ketika zat-zat limbah pabrik yang meresap ke
tanah tidak dapat hilang dalam jangka waktu yang lama. Zat-zat limbah
pabrik yang masuk ke tanah lalu diserap oleh tanaman dan akan tetap
menetap di dalam tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat
menguraikannya. Limbah pabrik yang mengotori tanah biasanya adalah
pupuk yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida. Pencemar
yang menetap pada tumbuhan terus berpindah melalui jalur rantai makanan,
sehingga perpindahan itu menyebabkan adanya zat pencemar dalam setiap
tubuh organisme yang melangsungkan proses rantai makanan. Jika dilihat
dari kasus ini, maka menimbulkan menurunnya kualitas organisme, berupa
kurangnya ketahanan terhadap gangguan dari luar.
2. Cara menghadapi dampak limbah pabrik industri terhadap pencegahan
pencemaran lingkungan hidup
Limbah pabrik industri yang dihasilkan oleh suatu kegiatan industri dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup apabila dalam proses pembuangannya ke media lingkungan
hidup penerima seperti sungai, selokan, lahan, dan lain sebagainya tidak
melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Tujuan pengolahan suatu limbah
mempunyai hubungan dengan:
a. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung;
b. Pengolahan senyawa organic yang terbiodegradasi;
c. Penghilangan organisme pathogen;
d. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbah yang
tidak diolah terhadap lingkungan;
e. Peningkatan pengetahuan terhadap efek jangka Panjang yang mungkin
ditimbulkan oleh limbah yang dibuang ke media lingkungan hidup;
f. Peningkatan kepedulian nasional untuk pelestarian, pemeliharaan, dan
perlindungan lingkungan;
g. Pelestarian sumber daya alam;

14
h. Pengembangan berbagai metode dan cara pengolahan limbah.6
Oleh karenanya diperlukan cara penanganan agar limbah pabrik industri tidak
merusak lingkungan hidup, yakni dengan beberapa sebagai berikut:
a. Penanganan limbah cair
1) Penyaringan (Screening). Proses penyaringan air limbah dilakukan
dengan menggunakan tangki atau bak yang ebrfungsi untuk
memisahkan partikel padat yang tercampur dengan air limbah.
2) Pengendapan. Proses pengendapan ini dilakuakn di tangki
pengendapan yang bertujuan agar partikel-partikel padat mengendap
ke dasar tangki. Pada cara ini dapat dilakukan dengan cara melibatkan
mikroorganisme yang dapat mengurai bahan organik. Mikroorganisme
yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.7 Teknologi yang
digunakan pada car aini adalah teknologi aerasi. Aerasi merupakan
proses pemberian oksigen ke dalam air limbah yang akan diolah.
Proses aerasi ini menggunakan alat berupa aerator yang dapat
menghasilkan oksigen. Limbah cair disalurkan ke sebuah tangki yang
didalamnya dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob.
3) Pengapungan (Floation). Proses pengapungan ini bertujuan untuk
memisahkan polutan berupa minyak di dalam air limbah, sehingga
minyak tersebut akan mengapung di permukaan air limbah.
b. Penanganan limbah padat.
1) Penimbunan. Proses penimbunan dapat dilakukan di tempat terbuka
seperti membuka lahan. Metode penimbunan dapat dilakukan dengan
2 (dua) cara yaitu metode open dumping dan metode sanitary landfill.
Metode open dumping ini dilakukan dengan membuang sampah
bergitu saja di dalam lahan terbuka atau tempat pembuangan akhir

15
(TPA). Sedangkan metode sanitary landfill merupakan metode
pengelolaan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah
di sebuah lahan kemudian ditimbun dengan tanah lagi. Namun, tidak
menutup kemungkinan zat-zat metan yang terkandung dalam sampah
akan mencemari tanah, sehingga diperlukan langkah untuk mengurangi
kebocoran zat etrsebut yaitu dengan membuat pipa-pipa yang
berfungsi untuk mengumpulkan gas mean tersebut.
2) Pembakaran limbah. Proses pembakaran ini menggunakan alat
incinerator. Tidak semua limbah padat cocok untuk dibakar dalam
incinerator. Jenis limbah yang cocok antara lain plastic, kertas, dan
karet. Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
listrik.
3) Menggunakan Kembali (reuse). Proses ini merupakan upaya
pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan selama proses produksi.
Jenis limbah padat yang dapat didaur ulang seperti kertas, kaca, plastik,
besi dan lain sebagainya. Limbah yang sudah didaur ulang tersebut
dapat digunakan kembali untuk proses produksi oleh perusahaan
industri tanpa mengurangi mutu dan kualitasnya.
c. Penanganan limbah gas.
1) Pengurangan gas. Langkah ini dilakukan dengan cara mengontrol
jumlah gas yang dihasilkan oleh kegiatan industri, yaitu dengan 3 (tiga)
cara:
- Desulfurisasi (pembersihan gas)
- Menurunkan suhu pembakaran
- Menggunakan bahan bakar alternatif
2) Penggunaan metode fisika-kimia. Langkah ini dilakukan untuk
memurnikan gas buangan agar lebih ramah lingkungan.

16
d. Penanganan limbah B3.

Penanganan dan/atau pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah


dan menanggulangi pencemaran lingkungan hidup serta untuk
memulihkan kembali lingkungan yang tercemar. Terdapat rangkaian
kegiatan yang mencakup pengelolaan limbah B3 yaitu reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolhan, dan
penimbunan limbah B3.
Pengelolaan limbah B3 di Indonesia telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
33 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi
Limbah B3; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013
Tentang Simbol dan Label Limbah B3; Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 55 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Uji Karakterisktik
Limbah B3; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 63 Tahun 2016
Tenatng Persyaratan dan Tata Cara Penimbunan Limbah B3 di Fasilitas
Penimbunan Akhir.

17
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pengaturan Pembuangan Limbah Pabrik di Indonesia Menurut Pasal 1


angka 20 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), menyatakan bahwa limbah
adalah sisa suatu usaha dan/kegiatan. Limbah industri berasal dari kegiatan
industri, dimana ilmbah ini dihasilkan bersamaan denga proses produksi,
dimana produk dan limbah itu hadir secara bersamaan.Limbah pabrik dapat
berupa limbah padat,limbah cair,limbah gas,limbah bahan berbahaya beracun
(b3).
Dampak Pembuangan Limbah Pabrik Terhadap Pencemaran Air, Udara,
dan Tanah.Dampak negatif dari menurunnya kualitas lingkungan hidup, baik
karena terjadinya pencemaran atau kerusakannya sumber daya alam adalah
timbulnya ancaman bahaya terhadap kesehatan, menurunnya nilai estetika,
kerugian ekonomi (economic cost), dan terganggunya sistem alami (natural
system).Dampak dari pembuangan limbah pabrik dapat menyebabkan, antara
lain: Pencemaran udara Pabrik-pabrik dapat mengeluarkan gas beracun
seperti, gas CO2. Kadar gas CO2 yang semakin meningkat di udara tidak
dapat segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan, dikatakan demikian
karena banyaknya hutan yang ditebang secara tidak bertanggungjawab. Ini
merupakan masalah global. Bumi seperti di selimuti oleh gas dan debu
pencemar.Pencemaran Air,Pencemaran ini biasanya disebabkan oleh limbah
pabrik yang bentuknya cair dan biasanya akan dibuang langsung ke saluran
perairan, kali, sungai atau selokan. Pencemaran Tanah, Pencemaran yang
terjadi ketika zat-zat limbah pabrik yang meresap ke tanah tidak dapat hilang
dalam jangka waktu yang lama.
Cara menghadapi dampak limbah pabrik industri terhadap pencegahan
pencemaran lingkungan hidup:
a.Penanganan limbah cair: Penyaringan
(Screening),Pengendapan,Pengapungan (Floation)

18
b. Penanganan limbah padat: Penimbunan,Pembakaran
limbah,Menggunakan Kembali (Reuse).
c. Penanganan limbah gas: Pengurangan gas, Penggunaan metode
fisika-kimia.
d. Penanganan limbah B3: Metode kimia,Metode termal,Metode
fisik.
3.2. Saran

Pengolahan dan pelaksanaan dalam menangani limbah pabrik


merupakan masalah yang penting dan serius untuk dilakukan.Oleh karena
itu,dibutuhkan banyak pihak untuk dapat mewujudkannya.Hal ini dapat
terwujud apabila pihak perusahaan atau pabrik yang memiliki usaha mau
dan wajib mematuhi AMDAL dan segala peraturan yang berlaku terkait
pembuangan limbah.Bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan juga
memiliki kekuatan untuk membuat suatu aturan yang tegas tentang
penanganan limabh pabrik ini agar kualitas lingkungan hidup tetap
bersinergi dengan semestinya.Tidak lepas juga dibutuhkan dukungan dan
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan penanganan limbah pabrik yang
benar.Masyarakat yang dikategorikan sebagai korban dapat melaporkan
kepada pihak berwajib apabila mengetahui ada pelanggaran yang dilakukan
oleh pabrik dalam menangani pengolahan limbah.Masyarakat juga memiliki
kewajiban untuk mengawasi tindakan pihak pabrik dalam menangani
limbah.Para pihak tersebut harus saling bersinergi untuk tegak dan patuh
terhadap hukum.Sehingga,optomasi dalam hal lingkungan tetap
terkondisikan sebaik mungkin.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alexander Barus,Ternala.2002.Pengantar Limnologi.Medan:Universitas


Sumatera Utara.
Muhammad Arief, Latar. 2016. Pengolahan Limbah Industri, Dasar-Dasar
Pengetahuan dan Aplikasi di Tempat Kerja. Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET.
Rosmida Hasibun, Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap
Pencemaran Lingkungan Hidup, Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04 No.
01 Maret 2016.
Takdir Rahmadi, 2011, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Siagian, Lestina. Dampak dan Pengendalian Limbah Cair Industri. Jurnal
Teknik Nommensen. Vol. I No. 2, 2014, hlm 98-105.
Hayudanti, Niken., Stefanus, Megi., dan Prihatiningsih, Pengelolaan dan
Karaterisasi Limbah B3 di PAIR Berdasarkab Potensi Bahaya. Majalaaj
Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi BETA GAMMA, Vol. 5 No. 1, 2014,
hlm 41-49.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalia Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.

20

Anda mungkin juga menyukai