Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK AMDAL DAN AUDIT LINGKUNGAN

LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN PT. SEMEN INDONESIA


(PERSERO). Tbk PLANT TUBAN

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknik AMDAL dan Audit Lingkungan
program Magister BKU Teknologi Lingkungan Jurusan Teknik Kimia

OLEH :

Ani Rahmi 03012682125010


Tri Karimah Ramadhini 03012682125007

Dosen Pengampuh : Prof. Dr.Ir. H.M.Said, M.Sc

PROGRAM MAGISTER TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN PABRIK SEMEN INDONESIA PLANT
TUBAN”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik AMDAL
dan Audit Lingkungan.

Dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, saya


menyadari adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengharapkan serta menghaturkan banyak terima kasih dalam hal kritik, saran, dan
masukan yang diberikan demi menyempurnakan dan meningkatkan kualitas penulisan
dimasa yang akan datang.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang telah
menjadi panduan saya dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................
BAB II DESKRIPSI SINGKAT USAHA/KEGIATAN........................................................

2.1 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Plant Tuban..........................................................


2.2 Sistem Manajemen Perusahaan........................................................................................
2.3 Pengolahan Limbah Perusahaan.......................................................................................
BAB III TELAAH HASIL AUDIT LINGKUNGAN PT. SEMEN INDONESIA
PLANT TUBAN, 2018.............................................................................................................

3.1 Tujuan Audit.....................................................................................................................


3.2 Lingkup Audit..................................................................................................................
3.3 Identitas Klien, Auditor................................................................................................
3.4 Hasil Laporan...................................................................................................................
3.5 Rekomendasi..................................................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan macam-macam industri di Indonesia bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan hidup masyarakat demi mencapai hidup yang sejahtera. Salah satu industri
dengan peranan cukup penting adalah Industri semen yang berkontribusi langsung
dalam pembangunan negara. Kegiatan industri dalam skala yang besar dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kegiatan industrialisasi dan pertambangan
merupakan salah satu aktivitas yang memberi dampak nyata terhadap lingkungan.
Kegiatan dalam skala besar dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, akibatnya
terjadi berbagai kerusakan lingkungan disekitar pabrik. Bahkan dalam keadaan
terburuk, dampak lingkungan dapat dengan mudah menyebar luas ke permukiman.
Inilah mengapa industri sebaiknya sebisa mungkin membangun pabrik di lokasi cukup
jauh dari masyarakat.
Kegiatan industri semen yang erat kaitannya dengan partikulat, debu, dan limbah
memicu timbulnya polusi debu, kebisingan, getaran. Polusi ini berdampak terhadap
kesehatan masyarakat sekitar berupa sesak nafas, batuk, gatal, iritasi dan alergi. Maka
dari itu diperlukan langkah preventif pengelolaan partikulat, limbah dan hal-hal lain
yang berpotensi mencemari lingkungan. Kegiatan pengelolaan lingkungan juga perlu
diawasi agar tetap berjalan baik, tepat dan berkala sesuai peraturan perundang-
undangan.
Oleh karena itu, penting dilakukannya audit lingkungan pabrik semen setidaknya
1 tahun sekali guna melihat apakah proses berjalan baik dan tidak membahayakan
lingkungan. Audit lingkungan dilakukan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.3 tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup. Audit dilakukan oleh auditor-
auditor profesional tersertifikasi, nantinya hasil temuan lapangan akan dimuat dalam
laporan audit.
Kegiatan audit memiliki kriteria audit yang umum digunakan dalam melakukan
audit lingkungan, kriteria ini merujuk pada peraturan perundangan atau standar-standar
tentang pengendalian pencemaran air, PP tentang pengendalian pencemaran udara,
kebisingan, pengelolaan B3, pengelolaan Limbah B3, pengelolaan sampah rumah

1
tangga, pengelolaan sampah industri non B3 dan lain-lainnya. Standar- standar EMS
(ISO 14001 atau standar lingkungan yang ditetapkan oleh buyer.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang permaslaahan didapatkan suatu perumusan masalah yaitu :
1. Apakah ada ketidaksesuaian pengelolaan limbah berdasarkan audit lingkungan
hidup berkala pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Plant Tuban tahun
2018.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menelaah hasil laporan audit lingkungan hidup PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk, Plant Tuban.
2. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa terkait audit lingkungan hidup
3. Untuk memberikan rekomendasi atau saran perbaikan dalam pengelolaan limbah
dan polutan

2
BAB II
DESKRIPSI SINGKAT USAHA/KEGIATAN

Semen didefinisikan sebagai bahan-bahan yang bersifat mengikat, terutama zat


yang terbuat dari campuran antara tanah liat atau lempung, batu kapur atau bahan
pengganti yang disediakan dengan hasil akhir berupa padatan dalam bentuk bubuk.
Industri semen adalah blok bangunan dari industri konstruksi nasional. Industri semen
merupakan salah satu penyumbang polusi atau polutan terbesar ke lingkungan dalam
bentuk emisi gas karbon maupun partikel debu yang mencemari lingkungan. Namun
juga perlu diperhatikan, bukan hanya lingkungan yang terdampak dari indusrti semen
ini, akan tetapi berdampak langsung secara kepada pekerja dan masyarakat, seperti
suara kebisingan yang dihasilkan pabrik serta getaran mekanik dari rangkaian proses
poduksi semen.

2.1 PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk, PLANT TUBAN.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) Multinasional Company di Indonesia yang bergerak dalam bidang utamanya
yaitu produksi semen, selain itu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. juga
mengklasifikasikan bisnisnya ke dalam segmen produksi non-semen. PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk. adalah perusahaan yang memproduksi beberapa jenis semen
sesuai kebutuhan konsumen. Jenis semen yang diproduksi adalah Semen Portland Tipe I
atau biasa dikenal sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), Semen Portland Tipe II,
Semen Portland Tipe III, Semen Portland Tipe IV, Spesial Blended Cement (SBC),
Portland Pozzoland Cement (PPC), Portland Composite Cement (PCC), Super Mansory
Cement (SMC), Oil Well Cement (OWC). Produk semen biasanya dipasarkan dalam
bentuk kemasan zak (Kg). Lingkup pendistribusiannya biasanya untuk memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri selebihnya untuk diekspor. Selain itu biasanya produk
semen juga melayani dalam bentuk curah.
Pada 25 Maret 1953 Pemerintah Indonesia mendirikan pabrik Semen Gresik,
dan pembangunan mulai dilakukan pada 7 Agustus 1957 oleh bapak Ir. Soekarno
dengan kapasitas pabrik 25.000 ton per tahun. Pada tahun 1961 pabrik semen
menambah kapasitas hingga 375.000 ton per tahun dengan menidirkan satu unit kiln. 24

3
Oktober 1969 pabrik berubah menjadi Persero PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk,
yang sebelumnya bernama PT. Semen Gresik (persero) Tbk. Saat ini PT. Semen
Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan yakni PT. Semen Gresik, PT. Semen
Padang , PT. Semen Tonasa, Thang Long Cement, Solusi Bangun Indonesia. Dan
Dibidang Non Semen Diantaranya PT. Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG), Pt.
Varia Usaha Beton, PT. Swadaya Graha, PT. Kawasan Industri Gresik (KIG), PT.
Eternit Gresik Dan PT. United Tractor Semen Gresik.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Semen Indonesia berupa batu kapur, tanah
liat, pasir silika, copper slag, gypsum, trass, fly ash. Batu kapur dan tanah liat didapat
dari penambangan di daerah Sumber Arum, pongpongan. Pasir silica didatangkan dari
Madura dan Tuban. Gypsum dari smelting Gresik, dan limbah pabrik petrokimia gresik
dan tanjung jati Jepara. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara, Industrial Diesel
Oil (IDO) dan sekam sebagai alternatif fuel.
Secara garis besar pembuatan semen dibagi menjadi beberapa tahap yaitu
penyimpanan bahan baku, penggilingan bahan mentah, pembakaran, penggilingan akhir
dan pengemasan. Proses produksi melalui pembakaran pada suhu tinggi dimana terjadi
proses oksidasi untuk menghasilkan terak, membuka peluang pemanfaatan berbagai
bahan lain yang tidak terpakai, terutama bahan-bahan yang membutuhkan proses
oksidasi suhu tinggi sebagai salah satu cara pemusnahannya.

2.2 Sistem Manajemen Perusahaan

Sistem manajemen yang ada di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. meliputi :


1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 140001:2004.
3.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS
18001:2007.
4.Sistem Manajemen Laboratorium SNI-19-17025 dan Sistem Akreditasi
Laboratorium Pengujian Bahan dari KAN ISO/IEC 17025:2005.
5. API Monogram sertifikat no. 1 OA-0044 dari American Petrolieum Intitute
New York.

4
2.3 Pengolahan Limbah Perusahaan

Pengelolaan limbah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan entitas anak


usaha melakukan pengelolaan limbah yang berorientasi pada nihil limbah (zero
waste). Perseroan memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pemanfaatan limbah B3 No. 281 tahun 2016 dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, yaitu oli bekas, majun bekas, dan bag filter bekas
digunakan untuk bahan bakar alternatif dan ‘refraktori bekas‘ sebagai bahan
baku alternatif dengan metode co-processing. Limbah B3 padat yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali seperti aki bekas, lampu TL bekas, toner/ catridge, dan
botol kimia diserahkan kepada pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Limbah kategori non- B3 terdiri dari sampah
domestik, material rusak, dan barang bekas pakai (avfal).
Perseroan memanfaatkan kembali sampah domestik menjadi bahan bakar
alternatif pada tanur (kiln). Limbah padat logam non-B3 secara umum diolah
kembali oleh pihak ketiga untuk pembuatan barang logam lainnya. Perusahaan
terus melakukan inovasi untuk mengelola limbah padatan. Perusahaan juga
menyertakan material hasil daur ulang limbah B3 sebagai bahan pendukung
proses produksi. Untuk pengelolaan limbah cair, seluruh olahan air limbah
produksi dialirkan ke kolam penampungan dan kemudian digunakan kembali
untuk proses pendinginan. Tidak ada olahan air limbah yang dibuang ke badan
air, sehingga tidak akan mempengaruhi keanekaragaman hayati di dalam badan
air.

5
BAB III
TELAAH HASIL AUDIT LINGKUNGAN PT. SEMEN INDONESIA
PLANT TUBAN, 2018.

Sistematika laporan audit lingkungan hidup yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup nomor 3 tahun 2013 tentang audit lingkungan hidup pasal 21 ayat 3
yakni Laporan hasil Audit Lingkungan Hidup paling sedikit berisi :
1. Informasi yang meliputi tujuan, lingkup, kriteria, dan
2. Proses pelaksanaan audit;
3. Temuan audit;
4. Kesimpulan audit;
5. Rekomendasi audit dan tindak lanjut; dan
6. Data dan informasi pendukung yang relevan.

Judul laporan : “Ringkasan Laporan Audit Lingkungan Hidup Wajib Berkala


Kegiatan Industri Semen yang Menerima Limbah B3 bukan dari Kegiatan Sendiri
sebagai Bahan Baku dan/atau Bahan Bakar pada proses Klinker PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk.- Plant Tuban”

Publikasi : Diakses secara online pada


(http://103.52.213.221/amdal/uploads/pengumuman/13_Ringkasan%20Audit%20LH
%20SI%20Plant%20Tuban.pdf)

Menindaklanjuti ketentuan Pasal 27 ayat (3) Peraturan MENLH Nomor 03 Tahun 2013
tentang Audit Lingkungan Hidup bersama ini diumumkan:
1. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban telah melakukan audit
lingkungan hidup wajib berkala dengan ruang lingkup yang telah disetujui oleh
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui surat persetujuan atas rencana
audit lingkungan hidup yang diwajibkan secara berkala Nomor S-
272/PKTL/PDLUK/PLA.4/3/2018, tanggal 15 Maret 2018.

6
3.1 Tujuan Audit

Adapun Tujuan audit dapat dutetapkan (namun tidak membatasi), antara lain untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi dan menelusuri sebagai berikut :
a. Mengeνaluasi dan memνerifikasi hasil identifikasi risiko lingkungan hidup
yang telah dilakukan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban
terkait dengan timbulan risiko tinggi lingkungan;
b. Mengeνaluasi dan memνerifikasi cara dan hasil penetapan risiko tinggi
lingkungan hidup yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. -
Plant Tuban;
c. Mengeνaluasi dan memνerifikasi efektiνitas pengelolaan risiko yang telah
dilakukan oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban
berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan risiko lingkungan;
d. Merekomendasikan tindakan pengelolaan risiko lingkungan di PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban yang bertujuan meminimalkan risiko
tinggi lingkungan;
e. Mengeνaluasi dan memνerifikasi pelaksanaan komunikasi risiko lingkungan
yang dilakukan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban

Tujuan dari laporan hasil audit pengelolaan limbah B3 di PT Semen sudah sesuai
dengan hasil Audit Lingkungan dimana poin utama terkait terciptanya lingkungan kerja
yang sehat dan menjaga continuitas terhadap laju produksi.

3.2 Lingkup Audit


Ruang lingkup audit lingkungan PT. Semen Indonesia Plant Tuban tahun 2018 meliputi:
a. Lingkup Organisasi dan/atau Fungsional Organisasi yang diaudit adalah PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban pada bagian atau unit pengadaan,
penerimaan dan penyimpanan limbah B3, supply, produksi di raw mill, kiln,
cement mill, pemeriksaan mutu, SHE, laboratorium, produk semen, tanggap
darurat, pemeliharaan termasuk bagian pendukung seperti sumber daya manusia
dan hubungan masyarakat;

b. Lingkup Tapak/Area : Tapak fisik yang diaudit adalah tapak kegiatan PT


Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban Plant I, II, III, dan IV dengan luas

7
394.6l8 m2 yang terletak di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten
Tuban, Proνinsi Jawa Timur, serta masyarakat sekitar kegiatan di Desa
Sumberarum dan Desa Kasiman

c. Lingkup Proses dan Fasilitas: Proses yang diaudit mencakup proses


penentuan identifikasi risiko, penetapan risiko dan pengelolaan risiko
tinggi lingkungan dalam dokumen managemen risiko; proses
pengadaan; pra penerimaan dan penerimaan limbah B3; proses
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3; proses grinding dan mixing
bahan baku dan bahan bakar alternatif; proses feeding dan proses
pembakaran di sistem kiln serta proses pengamanan risiko lepasan
dioksin furan (interlock system).

d. Lingkup Horison Waktu Kajian : Waktu kajian audit adalah 3 (tiga)


tahun (Tahun 2Ol4 s.d. 2Ol6) dan Semester I 2Ol7. Pertimbangan
penetapan waktu kajian adalah berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor O3 tahun 2Ol3 tentang
Audit Lingkungan Hidup;

e. Lingkup Topik dan Isu Lingkungan : Topik dan isu lingkungan yang
diaudit mencakup pengelolaan limbah B3, kualitas emisi udara dan
udara ambien, kesehatan akibat paparan dioksin furan dan logam berat
dan komunikasi risiko, baik dalam operasi kondisi normal, abnormal
maupun kedaruratan;

f. Audit difokuskan pada komponen kegiatan Semen Gresik yang dapat


menimbulkan risiko tinggi lingkungan pada kondisi abnormal (shut
down, start up dan up set/ab-normal) dan kondisi darurat.

g. Klasifikasi Temuan dan Prioritasi : Klasifikasi temuan audit meliputi


temuan kesesuaian dan ketidaksesuaian bila ditemukan adanya
kesesuaian atau ketidaksesuaian terhadap ketentuan- ketentuan dalam
manajemen risiko. Temuan kepatuhan atau ketidakpatuhan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap peraturan atau perizinan.

8
Temuan abserνasi disampaikan apabila di lapangan dijumpai adanya
kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko tinggi apabila tidak
dikelola dengan baik.

h. Lingkup Rekomendasi/ Saran Tindak : Rekomendasi mencakup


saran perbaikan terhadap pengelolaan risiko dari kegiatan operasional
co-processing. Rekomendasi ini bertujuan untuk meningkatkan
kesiapan perusahaan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian
risiko kegiatan operasional coprocessing.

Ruang lingkup terhadap tata kelola proses produksi diuraikan secara


menyeluruh yakni organisasi; area/lokasi; proses dan fasilitas; waktu kajian;
isu lingkungan; komponen kegiatan; temuan dan prioritasi; rekomendasi dan
saran.

3.3 Identitas Klien, Auditor


Klien : PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Plant Tuban
Auditor : Ir. Bambang Purwono
Auditor Utama
Nomor Sertifikasi Kompetensi : LSK Auditor LH INTAKINDO
AU.001.01.015.0015

3.4 Hasil Laporan


Auditor telah memperoleh temuan audit sebagai berikut :
 Temuan kesesuaian
a. Perusahaan sudah memeiliki Dokumen Managemen Risiko yang
dituangkan dalam Dokumen Identifikasi dan Penilaian Dampak
Kegiatan (IPDK) yang berisi identifikasi, penilaian dan pengendalian
risiko. Dokumen ini dievaluasi setiap tahun untuk penyempurnaan dan
perbaikan pengendaian operasi di lapangan.

b. Manajemen risiko telah diterapkan pada aktivitas pemanfaatan limbah


B3, mulai dari proses pengadaan; penerimaan; pengumpulan dan
penyimpanan; pre-processing; proses produksi, jaminan mutu (quality

9
asurance ) dan pengendalian mutu (quality control); manajemen
pemeliharaan; managemen SDM; managemen kesehatan; management
of change, pengendalian pencemaran; kesiapsiagaan dan tanggap
darurat dan komunikasi lingkungan serta managemen risiko kegiatan
decommissioning.

c. Perusahaan telah melakukan pengukuran parameter dioksin furan


sebagai PCDD dan PCDF dan hasilnya telah menujukan jauh dibawah
baku mutu yang telah ditetapkan, yakni sebesar 0,00002 ng TEQ/m 3,
0,00002 ng TEQ/m3 (baku mutu 01 ng.m3).

d. Perusahaan sudah melakukan Kajian Dispersi Emisi Udara pada tahun


2011 sesuai dengan kewajiban Izin Pemanfaatan Menteri Lingkungan
Hidup nomor 231 tahun 2010.

 Temuan Ketidak sesuaian


a. Identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko lingkungan dan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) belum mencakup paparan
dioksin-furan dan logam-logam berat.
b. Cara penetapan nilai risiko masih mengacu pada baku mutu lingkungan
atau nilai ambang batas (BML/NAB)
c. Pemberian nilai pada likelihood (L) Kegiatan Inspeksi dan Perbaikan
Pengendalian Emisi EP dan Bag Filter Unit Kerja Seksi Pengendalian
Emisi antara kondisi normal dan abnormal perlu ditinjau kembali
dengan mempertimbangkan risiko operasi abnormal berdasarkan data
time series yang ada.
d. Perusahaan belum memiliki Perencanaan Sistem Tanggap Darurat
Pemanfaatan Limbah B3 yang mencakup unit fungsi khusus
pemanfaatan limbah B3 dan simulasinya di lapangan.
e. Program komunikasi kegiatan pemanfaatan limbah B3 kepada
masyarakat sekitar belum dibuat.

 Temuan Observasi

10
a. Jumlah analis dan petugas sampling masih terbatas.
b. Prosedur Penerimaan dan Penimbangan Bahan Baku dan Bahan
Penolong Nomor IK/KSO/PPG01/53204300/005belum sesuai dengan
jenis limbah B3 yang termuat dalam izin.
c. Pemeliharan Gas analyzer yang terpasang di Kiln system masih bersifat
manual.
d. Management of Change belum melibatkan pihak terkait terutama
Bagian Hiperkes/Klinik dalam memberikan identifikasi risiko
kesehatan.
e. Perusahaan belum memiliki prosedur management of change yang
menjadi induk IK yang digunakan oleh unit kerja yang berhubungan
langsung dengan pemanfaatan limbah B3 sebagai BBMA.

Hasil temuan positif atau kesesuaian sudah cukup sesuai prosedur


pengelolaan lingkungan dimana :
a. Perusahaan sudah memiliki dokumen Dokumen Identifikasi dan
Penilaian Dampak Kegiatan (IPDK) yang berisi identifikasi,
penilaian dan pengendalian risiko, Manajemen risiko telah
b. diterapkan pada aktivitas pemanfaatan limbah B3
c. Perusahaan telah melakukan pengukuran parameter dioksin furan
d. dimana hasilnya dibawah baku mutu yang telah ditetapkan, yakni
sebesar 0,00002 ng TEQ/m3 , 0,00002 ng TEQ/m3 (baku mutu 01
ng.m3)
e. Perusahaan sudah melakukan Kajian Dispersi Emisi Udara pada
tahun 2011 sesuai dengan kewajiban Izin Pemanfaatan Menteri
Lingkungan Hidup nomor 231 tahun 2010.
f. Prosedur Penerimaan dan Penimbangan Bahan Baku dan Bahan

Penolong Nomor IK/KSO/PPG01/53204300/005belum sesuai dengan jenis


limbah B3 yang termuat dalam izin.

Hasil penemuan negatif atau ketidaksesuaian tidak cukup beresiko berat

11
namun tetap dibutuhkan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan agar
manajemen pengelolaan lingkungan terkait limbah B3 di PT Semen
Indonesia lebih baik demi lingkungan yang sehat.

3.5 Rekomendasi
Cara Penetapan Risiko, Analisis Risiko dan Pengendalian Risiko Lingkungan
a. Perlu melakukan review terhadap matriks IPDK (Identifikasi dan Penilaian
Dampak Kegiatan) yang terkait dengan alur proses pemanfaatan limbah B3
dengan menambahkan paparan logam-logam berat dan dioksin furan dari AF
atau AM terhadap kesehatan karyawan.
b. Melakukan review terhadap cara penetapan risiko dengan tidak mengacu pada
BML (Baku Mutu Lingkungan) atau NAB (Nilai Ambang Batas), tetapi
mengacu pada kemungkinan terjadinya suatu kejadian (kondisi abnormal)
berdasarkan rekaman atau data yang ada.

Manajemen Risiko Kegiatan Pra-Penerimaan dan Penerimaan Limbah B3


Melakukan review terhadap prosedur Penerimaan dan Penimbangan Bahan Baku
dan Bahan Penolong Nomor IK/KSO/PPG01/53204300/005 sesuai dengan Izin
Pemanfaatan serta matriks IPDK.

Manajemen Risiko Kegiatan Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3


a. Memperbaiki Fasilitas penyimpanan dan pengumpulan bottom ash di Sorage
Baru sesuai dengan persyaratan teknis TPS limbah B3 (Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor 01 tahun 1995.
b. Membersihkan Ceceran / tumpahan flay ash dan bottom ash yang terdapat diluar
TPS dan memasukan kembali ke dalam TPS untuk mencegah terjadinya
kontaminasi tanah

Managemen Risiko Melalui Laboratorium QA/QC


a. Menyesuaikan jumlah analis dan petugas sampler terutama di laboratorium QA
untuk menghindari risiko kesalahan sampling dan analisis disebabkan oleh
beban kerja yang yang tidak seimbang antara jumlah analis dan petugas sampler
dengan volme dan jenis limbah B3 yang dimanfaatkan.

12
b. Melatih analis dan petugas sampler untuk mengikuti pelatihan teknik sampling
limbah B3 untuk mengantisipasi rencana pemanfaatan limbah B3 yang semakin
besar jumlahnya dan semakin beraneka ragam jenisnya.

Manajemen Risiko Kegiatan Kesiap-siagaan dan Tanggap Darurat


a. Merevisi struktur organisasi kesiagaan dan tanggap darurat untuk menunjukkan
keberadaan fungsi khusus untuk menjalankan kesiagaan dan penanggulangan
kondisi darurat kejadian akibat kegiatan pemanfaatan limbah B3.
b. Melengkapi SOP potensi lepasan dioksin furan pada proses pembakaran LB3
dalam kegiatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat
c. Melakukan simulasi tanggap darurat B3 dan limbah B3 sesuai dengan Pedoman
Penanggulangan Kedaruratan Akibat Kecelakaan B3 dan Limbah B3 dari
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, B3 dan Limbah B3 Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
d. Memasang rambu-rambu peringatan Keselamatan Kerja di fasilitas Tangki CO2
dan memastikan hose (selang) pemadam kebakaran selalu ada pada tempatnya di
box.

Manajemen Risiko Aspek Management of Change


a. Bagian Hiperkes/Klinik perlu dilibatkan secara aktif dalam kegiatan identifikasi
risiko sehingga dapat memberikan masukan terkait dengan upaya pengendalian
terhadap paparan dioksin/furan dan/atau logam-logam berat.
b. Perlu dibuat SOP Management of Change yang memayungi instruksi-instruksi
kerja di unit kerja masing-masing yang terkait langsung dengan kegiatan
pemanfaatan limbah B3.

Manajemen Risiko Aspek Pengendalian Pencemaran


Mempertimbangkan hasil kajian pemodelan dispersi emisi udara untuk menentukan
titik-titik pemantauan kualitas udara ambien saat ini.

Manajemen Risiko Aspek Komunikasi Risiko Lingkungan

13
Melakukan komunikasi yang tepat kepada masyarakat sekitar pabrik tentang
pemanfaaatan limbah B3 terkait:
a. penjelaskan bahwa kegiatan co-processing adalah sebagai upaya untuk konservasi
sumberdaya alam karena limbah masih dapat digunakan sebagai sumber daya
untuk bahan baku maupun energi;
b. Penjelasan bahwa limbah B3 merupakan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku atau bahan penolong;
c. Penjelasan tentang konsep dan prinsip ekologi industry, dimana limbah merupakan
sumberdaya bahan baku bagi industry lainnya;
d. Penjelasan tentang efek co-processing terhadap lingkungan dan kesehatan beserta
teknik dan teknologi pengendaliannya.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil audit lingkungan hidup yang diwajibkan secara berkala,


risiko tinggi lingkungan dari pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan bakar
adalah terlepasnya senyawa dioksin dan furan apabila pembakaran di
fasilitas kiln (pre calciner) kurang dari 850 °C. Risiko tinggi
lingkungan penggunaan bahan baku alternatif limbah B3 adalah lepasan
logam-logam berat pada emisi cerobong dan produk.

2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. - Plant Tuban sendiri telah melakukan


audit lingkungan hidup wajib berkala dengan ruang lingkup yang telah
disetujui oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui surat
persetujuan atas rencana audit lingkungan hidup yang diwajibkan
secara berkala Nomor S-272/PKTL/PDLUK/PLA.4/3/2018, tanggal 15
Maret 2018.

3. Laporan audit lingkungan hidup berkala khususnya masalah pencemaran


tersusun cukup baik sesuai dengan PermenLH nomor 3 tahun 2013 tentang
Audit Lingkungan Hidup. Penanganan limbah terkelola denganbaik dan
tidak ada yang melebihi ambang baku mutu lingkungan. Adapun beberapa
kekurangan pada proses pelaksanaan namun tidak menimbulkan dampak
resiko tinggi.

4.2 Saran
Industri semen yang merupakan industri beresiko tinggi sehingga wajib
melaksanakan audit lingkungan hidup dengan periode 3 tahun sekali sebagai eraly

15
warning kerusakan lingkungan. Perlu melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan
hidup berdasarkan temuan ketidaksesuaian yang direkomendasikan auditor.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bambang P. 2018. Ringkasan Laporan Audit Lingkungan Hidup Wajib Berkala


Kegiatan Industri Semen Yang Menerima Limbah B3 Bukan Dari Kegiatan Sendiri
Sebagai Bahan Baku.

Bilal, Ferian. 2021. Laporan Magang PT. Semen Indonedia (Persero) Tbk Pabrik
Tuban. Gresik: Universitas Internasional Semen Indonesia

Oscar D, Dkk. 2020. Audit Limbah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Bandar
Lampung: Universitas Malahayati.

Menteri Lingkungan Hidup RI. 2013. Peraturaturan Menteri Lingkungan Hidup


Republik Indonesia Nomor 03. Salinan PerMen LH Tahun 2013. Jakarta

Sulasmi, Dkk. 2019. Analisis Dampak Lingkungan Industri Semen Dan Upaya
Pengelolaan Lingkungannya. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada

17

Anda mungkin juga menyukai