Oleh:
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
Intan Permata D.
Rizki Sekarsari S.P.
Labitsta Untsa A.
Surya Sukmawan S.
Elok Dwi S.
110810301116
120810301120
140810301242
140810301245
140810301248
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
diaudit, yaitu perusahaan yang terlibat dalam proses transformasi, baik informasi
maupun jasa dan perusahaan penghasil barang (industri).
a.
b.
Kemampuan berkomunikasi.
Kemampuan perencanaan dan penjadwalan kerja.
Kemampuan untuk menganalisis data dan hasil temuan.
Kemampuan untuk menulis laporan audit.
Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup RI No. KEP42/MENHL/11/94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan
terdapat beberapa tahapan-tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai
berikut :
1.
Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang
dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.
2.
Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan
pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada
tahap ini meliputi informasi rinci mengenai aktifitas dilapangan, status hukum,
struktur organisasi, dan lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas
pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit.. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup
audit. Harus telah disepakati.
3.
a.
b.
Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan dilapangan dilaksanakan setelah pertemuan
pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan
usaha yang akan menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang
memerlukan perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan
pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait
erat dengan kegiatan audit. Namun Belum teridentifikasi dalam
perencanaan. Fase ini disebut juga tour pengenalan fasilitas teknis.
c.
Pengumpulan data
Data dan informasi yang dikumpulkan selama audit. Lingkungan
akan mencakup dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau
kegiatan, catatan dan pengamatan tin auditor, hasil sampling dan
pemantauan, foto-foto, rencana, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain
yang berkaitan. Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik
atau mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah
untuk menunjang dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit
lingkungan.
Penyelenggaraan interview terhadap orang yang dianggap
mengetahui proses operasi ditiap bagian merupakan suatu langkah yang
umum digunakan pada pengumpulan data ini.
d.
Pengujian (verifikasi)
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang
disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi
yang dihasilkan oleh tim auditor haurs menunjang semua pernyataan,
atau telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor.
Dalam menguji hasil temuan audit., tim auditor harus menjamin
bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah.
Oleh karena itu tata Laksana harus menentukan tingkat pengujian data
yang dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim auditor.
Verifikasi ditentukan untuk seluruh informasi yang diperoleh
melalui data check, interview untuk cross checking denngan seluruh level
pekerja, dan sampling verifikasi lapangan.
e.
f.
Pertemuan Akhir
Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor haurs
memaparkan hasil temuan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi.
Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum tersedia.
Tim auditor harus mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan
menentukan waktu penyelesaian laporan akhir. Seluruh dokementasi
selama penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha
atau kegiatan.
4.
2.
3.
5.
2.8.2
10. Fasilitas dan peralatan: fasilitas dan peralatan yang akan dbutuhkan untuk
audit harus diidentifikasi seperti indikasi sumber yang direncanakan dan
estimasi biaya.
11. Estimasi biaya: berdasarkan hal diatas, perhitungan pendanaan yang akan
dibutuhkan dan petunjuk tentang potensi sumber dana tersebut dalam jumlah
dan pertambahan bertahap. Pengembangan rencana kontinjensi untuk
kemungkinan masalah baik secara temporer maupun dalam total. Masalah
dapat berdampak pada unsur strategi diatas.
12. Kriteria: kriteria atau materialitas, ketepatan sampling, dan unsur kualitatif
audit lainnya harus dibuat.
13. Temuan potensial: antisipasi pengungkapan potensial audit dan rencana untuk
implementasi temuan audit. Hal ini melibatkan komitmen dari manajemen
puncak dan pengakuan oleh segmen manajemen organisasi bahwa tindakan
perbaikan dibutuhkan.
14. Rencana untuk penelaahan: rencana untuk penelaahan oleh klien, ahli hukum
ahli teknik dan sains, dan oleh manajemen harus dibuat. Metode untuk
penyelesaian perbedaan harus dibuat dan disetujui.
15. Laporan: format laporan harus dibuat. Rencana juga harus dibuat untuk
membuat gambaran kasar dari isi laporan, segera setelah survei pendahuluan
selesai.
16. Distribusi laporan: distribusi laporan audit harus dibuat dan disetujui oleh ahli
audit dan hukum serta manajemen senior.
17. Media: hubungan dengan perwakilan media harus direncanakan. Harus ada
seorang juru bicara yang ditunjuk dan ada pemberitahuan yang cukup kepada
semua pihak. Pertimbangkan sensitivitas dari temuan-temuan potensial.
Kembangkan rencana dengan bantuan hukum mengenai aspek-aspek seperti
hubungan media, isi kertas kerja, hubungan pemerintah, dan keamanan
internal. Membuat ketentuan dengan bantuan hukum untuk kertas kerja yang
sangat deskriptif dan lengkap yang mendukung upaya audit untuk melindungi
organisasi jika terdapat masalah hukum dan/ atau peraturan.
18. Klien yang keras kepala: kembangkan rencana untuk merespon klien yang
keras kepala. Dalam hal ini, pastikan bahwa manajemen puncak memberikan
dukungan penuh atas upaya audit dalam hal timbulnya masalah pada klien.
Masing masing bidang diatas harus memiliki rencana cadangan yang
akan dilaksanakan jika rencana aslinya terancam bahaya dan harus banyak diubah.
Direktur audit adalah pihak yang biasa dihubungi dan koordinator dari operasi
audit eksternal dan hendaknya jika sumber lain diperlukan, melakukan
perencanaan dengan auditor eksternal atau para ahli sesuai dengan bidang
keahlian mereka dalamrencana strategis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara ringkas audit lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan
secara sistematis dan obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun
dampak yang potensial dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan. Apa yang
dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu,
pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke
udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan,
indikator kinerja, sistem tanggap darurat dan lain sebagainya. Dalam
melaksanakan audit lingkungan ada beberapa unsur dalam strategi pendekatan
audit lingkungan yang harus diperhatikan oleh auditor. Selain itu, pelaksanaan
audit lingkungan memiliki tujuan, fungsi, dan manfaat baik bagi perusahaan
maupun lingkungan. Dengan melakukan audit lingkungan berarti perusahaan
memiliki tanggungjawab sosial untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://auditlingkungan.blogspot.com/
http://bud1ww.blogspot.com/2011/05/audit-lingkungan.html
http://enengsolihat.wordpress.com/2012/05/24/audit-lingkungan/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2232318-audit-lingkunganefektif-tingkatkan-kinerja/#ixzz2vRhcnSAT
http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1833
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-dan-pengertianaudit.html
http://tricahyaayu.wordpress.com/2013/04/18/audit-lingkungan/