Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Surya Sukmawan S
Dyah Gandis Indah P
Nia Dinda Permatasari
Yudha Prakoso
M. Nurul Mubin
(Akuntansi)
(Manajemen)
(Agribisnis)
(Ilmu Hukum)
(Teknik Sipil)
MEMANFAATKAN
WARGA
PAGAR
a. Koordinator
Nama
Fakultas
b. Jumlah Anggota
c. Lokasi
Desa
Kecamatan
:
: Surya Sukmawan S.
: Akuntansi
: 5 (Lima)
: Dusun Sokaan
: Karangpaiton
: Ledokombo
DENGAN
SISTEM
Kabupaten
: Jember
d. Waktu Pelaksanaan: 4 Januari 2016 17 Februari 2016
Koordinator,
Surya Sukmawan S
NIM. 140810301245
Mengetahui,
Ketua Pusat KKN
Universitas Jember
Dr. Rusli Hidayat, M.Sc
NIP.126610121993031001
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu perwujutan Tri Darma
Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember Gelombang I Tahun 2016-2017
dituntut untuk terjun ke masyarakat guna mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh
ketika kuliah ke dalam kehidupan nyata di masyarakat sesuai disiplin ilmu yang
dimiliki. Atas dasar itulah, sebagai mahasiswa Universitas Jember, kelompok KKN
26 berusaha untuk menjadi bagian dari masyarakat Desa Karangpaiton dan
melaksanakan program kerja yang disebut dengan posdaya (pos pemberdaya
keluarga) guna membantu pembangunan dan pemberdayaan masyarakat secara
material dan spiritual (LPM, 2013). Partisipasi seluruh masyarakat desa, perangkat
desa, dan pihak-pihak yang terkait dengan program kerja yang akan dilaksanakan
sangat dibutuhkan dalam kelancaran pelaksanaan program.
Dusun Sokaan Desa Karangpaiton merupakan salah satu desa di wilayah
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Mayoritas penduduknya adalah etnis
Madura, bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa madura.
Sedangkan mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar adalah petani, buruh tani
dan peternak. Agama yang dianut mayoritas masyarakat Desa Karangpaiton adalah
Islam. Sesuai dengan rencana program posdaya memfokuskan empat pilar, dengan
fokus program pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia yang ada di Dusun
Sokaan Desa Karangpaiton Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember (Bapenas,
2010). Program kerja yang sesuai dengan empat pilar tersebut haruslah dipantau
dalam bentuk posdaya yang akan dikuatkan dan dikembangkan di Dusun Sokaan.
Dengan adanya program kerja tersebut diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
Dusun
Sokaan
Desa
Karangpaiton
Kecamatan
1.2 Permasalahan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Dusun Sokaan
Desa Karangpaiton terdapat 310 kepala keluarga yang terdiri dari keluarga
prasejahtera sebanyak 165 kepala keluarga, keluarga sejahtera 1 sebanyak 58
kepala keluarga, dan keluarga sejahtera II sebanyak 30 kepala keluarga. Sehingga
ditemukan beberapa permasalahan yang harus dipecahkan pada masyarakat.
Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tingkat kepedulian kesehatan yang masih rendah hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya warga yang membuang sampah dan mandi pada saluran air sekitar
75%.
b. Kurangnya pemanfaatan lahan kosong yang bisa dimanfaatkan hal ini
ditunjukkan sekitar 55% dari pekarangan warga yang masih belum di tanami
terutama untuk tanaman TOGA.
c. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam memelihara tanaman obat keluarga
(TOGA) hal ini ditunjukkan dengan 65% tanaman obat yang telah ada mati
karena tidak terawat serta kurangnya pengetahuan tentang penggolahan
tanaman TOGA menjadi produk yang siap dikonsumsi.
d. Gangguan hewan ternak yang merusak tanaman disekitar pekarangan warga
khususnya tanaman TOGA 40%
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan selalu berlandaskan atas tujuan yang
ingin dicapai setelah kegiatan itu berlangsung. Kegiatan Budidaya Tanaman
Obat Keluarga (Temulawak) Memanfaatkan Pekarangan Warga dengan Sistem
Pagar juga mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, sehingga kegiatan ini
diadakan. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kesehatan
dengan
b.
c.
1.3.2 Manfaat
1. Bagi masyarakat
a. Terbentuknya kader-kader pemberdayaan masyarakat.
b.
c.
desa.
Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan,
terutama dalam hal kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lingkungan
dalam budidaya toga.
2. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan teori yang didapat di bangku kuliah dalam
b.
c.
lapangan.
Dapat menjadi bekal ketika sudah menjadi anggota masyarakat.
3. Bagi Universitas
a. Sebagai umpan balik hasil pengintegrasian mahasiswa di tengah-tengah
masyarakat dan atau pemerintah dengan berbagai permasalahannya guna
penyempurnaan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan atau pemerintah.
b. Meningkatkan, memperluas, dan
mempercepat
kerjasama
pihak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Obat Keluaga (TOGA)
Kegiatan menanami pekarangan dengan tananam obat dikenal dengan nama
toga. Program yang dahulu dinamai apoetik hidup ini tengah digunakan oleh
pemerintah indonesia. Istilah toga lebih mengacu kepada penataan pekarangan. Jadi
tidak berarti tanaman yang hanya tanaman hias yang berkhasiat obat. Tanaman obat
yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tananam pagar, tanaman buah,
tanaman sayur, atau bahkan tananam liar pun dapat ditata di pekarangan sebagai
toga. Selain sebagai bahan obat bagi anggota keluarga yang sakit, tanaman tersebut
dapat dimanfaatkan untuk aneka keperluan sesuai dengan kegunaan lainnya.
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga
pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Untuk memperoleh pengobatan yang ideal
seorang pengobat herbal harus pandai dan cermat dalam membuat formula tanaman
obat. Formula yang digunakan dalam pengobatan haruslah sesuai dengan kondisi
pasien yang berobat.kondisi pasien sangat berkaitan dengan dosis dan tingkat
keberhasilan dalan pengobatan herbal.
Tanaman obat keluarga pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam di
halaman rumah, kebun ataupun sebidang tanah yang dimanfaatkan sebagai budidaya
tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga
akan obat-obatan. Tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai pemanfaatan
lingkungan di sekitar rumah dan kebun. Di era sekarang semakin banyak keluarga
yang sadar betul apa manfaat dari tanaman obat itu sendiri.
Kalau kita kaji lebih dalam sungguh banyak sekali khasiat dari tanaman obat
keluarga tersebut. Banyak pula jenisnya. Sebagai contoh temulawak, jahe, kencur,
dan lain sebagainya. Tentunya tanaman obat ini sudah banyak di ketahui khasiatnya.
Mulai dari jahe sebagai obat untuk batuk, perut kembung, dan penhangat badan.
Yang dimaksud dengan TOGA adalah Taman Obat Keluarga. Kata Taman
menunjukakan adanya suatu usaha untuk meningkatkan nilai estetika tanaman dalam
hal ini tanaman obat dengan adanya pengaturan yang sesuai dengan potensi lahan
dan enak dipandang mata. Sedangkan kata Keluarga menunjukkan taman obat
ini berfungsi untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga dan dibuat di
lingkungan keluarga, yaitu di pekarangan rumah, dapat juga di pekarangan sekolah
atau kantor.
Pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas, maka jenis tanaman obat
sebaiknya dipilih yang penting dan bermanfaat untuk keperluan menjaga kesehatan
keluarga sehari hari. Selain itu, dipilih jenis tanaman yang mudah dibudidayakan
dan tidak menyita tempat karena ukuran tajuk yang besar. Karena sifat pekarangan
berbeda dengan kebun atau ladang, maka pemilihan tanaman juga harus
memperhatikan factor keindahan serta memperhatkan kondisi halaman, misalnya,
kontur tanah, bentuk serta adanya pohon atau bangunan lain. Faktor paling penting
dalam mengatur lahan untuk tanaman obat adalah memperhatikan estetika
(keindahan). Jangan sampai tanaman obat di halaman merusak atau mengganggu
pemandangan. Juga harus diperhatikan keberadaan elemen taman lain, yaitu soft
material misalnya kandang ternak,tiang bendera, jalan tapak kolam ikan dan lain
lain.
Saat ini obat-obata modern sudah menjadi bagian dari kehidupan kita seharihari. Obat-obatan itu dalam berbagai bentuk sudah dijual bebas dan mudah sekali
didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Akhir-akhir ini trend pengobatan modern cenderung kembali ke tanaman obat
yang digunakan secara tradisional. Ada beberapa alasan yang mendasari
kecendrungan ini. Misalnya,tanaman obat yang digunakan secara tepat, tidak atau
kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern
terutaman yang dibuat dari bahan sintesis. Alasan lain,obat-obatan tradisional juga
lebih tepat untuk digunakan sebagai penyakit atau untuk menjaga kesehatan.
Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya yang sudah ada sejak
dahulu kala dimanfaatkan oleh nenek moyang kita dalam upaya mengatasi masalah
kesehatan dengan menjadikan berbagai ramuan bahan tanaman obat. Oleh karena itu
pemanfaatan
tanaman
obat
keluarga
(TOGA)
perlu
dikembangkan
dan
kesehatan. Kesehatan bagi kelangsungan hidup kita sangat penting sekali, karena
tanpa kesehatan kita tidak dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat
mempertahankan hidup di dunia ini.
2.2 Jenis-Jenis Tanaman untuk TOGA
Menurut dr. Seiawan Dalimartha (2008) adapun jenis tanaman yang harus
dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya:
buahbuahan dan bumbu masak
Jenis tanaman yang hampir punah
Jenis tanaman yang masih liar
Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah
5.
6.
7.
kumur.
Salam, bersifat astringensia.
Jambu Biji, manfaatnya untuk menyembuhkan mencret.
diare, rematik,
dan
menghangatkan lambung.
Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebgai antiseptik,
sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.
3.
4.
lambung.
Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan akarnya.
Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan umbinya.
1.
4.
5.
mengalami
7.
8.
tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari pengobatan alternatif biasanya
masih dalam taraf diperdebatkan (Turana, 2003).
Menurut Agoes, (1992) Pengobatan Alternatif adalah suatu upaya kesehatan
dengan cara lain dari ilmu kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan
secara lisan maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia.
Sedangkan menurut WHO (1978), Pengobatan Tradisional adalah ilmu dan
seni pengobatan berdasarkan himpunan pengetahuan dan pengalaman praktek, baik
yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak dalam melakukan diagnosis,
preventif dan pengobatan terhadap ketidak seimbangan fisik, mental ataupun sosial.
Pedoman utama adalah pengalaman praktek, yaitu hasil- hasil pengamatan yang
diteruskan dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun tulisan.
Penggunaan kata alternatif untuk menyatakan pengobatan non barat yang
merupakan salah satu bukti bahwa pengobatan alternatif merupakan kearifan yang
tidak berada pada posisi yang setara dengan ilmu pengobatan modern. Pada
hakekatnya, sistem pengobatan modern dan pengobatan alternatif berjalan secara
berdampingan dan saling melengkapi, tetapi sering karena terjadi kegagalan dan
keterbatasan pengobatan modern terjadi peralihan kepada sistem alternatif.
Sesuai dengan Keputusan Seminar Pelayanan Pengobatan Altematif
Departemen Kesehatan RI (1978), terdapat dua defenisi untuk pengobatan tradisional
Indonesia (PETRIN), yaitu: Ilmu dan seni pengobatan yang dilakukan oleh
Pengobatan Tradisional Indonesia dengan cara yang tidak bertentangan dengan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai upaya penyembuhan,
pencegahan penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan
sosial masyarakat.
Usaha yang dilakukan untuk mencapai kesembuhan, pemeliharaan dan
peningkatan taraf kesehatan masyarakat yang berlandaskan cara berpikir , kaidah kaidah atau ilmu di luar pengobatan ilmu kedokteran modern, diwariskan secara
turun temurun atau diperoleh secara pribadi dan dilakukan dengan cara-cara yang
tidak lazim dipergunakan dalam ilmu kedokteran.
Dalam UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 Pasal 47 tentang pembinaan,
pengawasan dan pengembangan pengobatan alternatif sehingga dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan menurut rencana pembangunan dari
Departemen Kesehatan RI tahun 1994/1995-1998/1999 telah membuat program
pembinaan alternatif antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
telaah
2.6 Temulawak
Gambar 1. Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), merupakan tumbuhan asli
Indonesia. Dari sekitar 70 jenis Curcuma yang tersebar di kawasan Asia Selatan.
Asia Tenggara sampai ke Australia Utara, tidak kurang 20 jenis tumbuh di Indonesia.
Rimpang ini paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Di
samping itu, rimpang tanaman ini juga merupakan salah satu bahan eksport yang
cukup potensial. Kebutuhan akan temulawak dari tahun ketahun semakin meningkat
dengan berkembangnya perusahaan obat tradisional di Indonesia (Yoganingrum,
1997).
Sebagai obat tradisional telah diketahui manfaatnya oleh nenek moyang sejak
jaman dahulu, temulawak paling umum dipakai ramuan jamu untuk tambah nafsu
makan, gangguan hati, penyakit kuning malaria, tambah nafsu makan, pegal-pegal
dan sembelit baik berupa air perasan maupun air rebusan. Hadi (1999), telah
membuktikan
Tanaman
Obat
Keluarga
(Temulawak)
Koordinasi Posdaya
Sekretaris Posdaya
Bendahara Posdaya
Koordinator bidang ekonomi
Koordinator bidang pendidikan
Koordinator bidang lingkungan
Koordinator bidang kesehatan
: Sapii
: Saiful
: Dodi
: Sauliha
: Endang Wiwit
: Kasto
: Nurul Azizah
: 26
: Ledokombo
: Karangpaiton
: Sokaan
: Jember
MATRIK PROGRAM KERJA
Jumlah Dukuh/RW :4
Target Posdaya yang dibentuk : 1 (baru)
Tgl. Mulaitugas : 28 Juli 2015
ndekatan
IdentifikasiPot
Volume
2x
2x
ensidanPendat
aandanPemeta
c.
Sasaran
Jadwal
Bentuk
(Mingguke)
kegiatan
Pelaksana
an
Sokaan
Rapat
Lembagadan
Kunjungan
anggota
Ketua Tim dan
Penduduk
rumah
anggota
Prasejahtera
2x
an
Lokakarya
3
Perangkat Desa
Rapat
Ketuadan anggota
dan Penduduk
mini
2. Tahap
Pelaksanaan
Bidang
Pendidikan
a. Penyuluhan
1x
Warga dusun
Sokaan
Pertemuan
4
tentang
penanaman
TOGA
Warga dusun
Bidang
Kesehatan
a.
1x
Pertemuan
4
Sokaan
anggota KKN,
Aplikasi
anggota Posdaya
pemanfaatan
budidaya
TOGA
menjadi obatobatan herbal
4
1x
Pertemuan
Warga dusun
Ketua Tim dan
Sokaan
anggota KKN
Bidang
Lingkungan
a.
Pemanfaatan
Lahan
Pertemuan
Kosong
disekitar
halaman
2x
5-6
Warga dusun
Realisas
pemukiman
Sokaan
warga
Pemasaran /
BidangEkonomi
a.
Pengolahan
hasil tanaman
TOGA
5-6
Toko Jamu dan
operasional
Warung Kopi
disekitar Karang
Sokaan
Paiton
menjadi
aneka produk
minuman
b.
Pemasaran
minuman dari
produk
TOGA
BAB III.
BIODATA MAHASISWA KKN UNIVERSITAS JEMBER
Dusun
Desa
Kecamatan
Kabupaten
: Sokaan
: Karangpaiton
: Ledokombo
: Jember
Anggota Posdaya
1.
: 140810301245
: Ekonomi
: Akuntansi
: Krajan 05/III
Yosomulyo,
Gambiran,
Banyuwangi
Alamat di Jember : Kebonsari, 02/V,
Telp.
Sebagai
2.
Sumbersari, Jember
: 085746022667
: Koordinator Dusun
Nama
: M. Nurul Mubin
Tempat/Tg. Lahir : 14 September 1993
NIM
: 121910301115
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Teknik Sipil
Alamat Asal
: JL. Ptimura No.
29A Tuban
Alamat di Jember :
Telp.
: 085733647818
Sebagai
: Anggota
3.
Nama
: Yudha Prakoso
Tempat/Tg. Lahir : Surabaya, 29 Maret
1993
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat Asal
: 120710101135
: Hukum
: Ilmu Hukum
: Jl. Pakis Gunung
4.
Nama
: 08563057373
: Anggota
Puspitasari
Tempat/Tg. Lahir : Banyuwangi 08
Maret 1992
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat Asal
: 130810201306
: Ekonomi
: Manajemen
: Karangdoro,
Tegalsari, Banyuwangi.
Alamat di Jember : Jl. Jawa 2E/2,
5.
Jember
Telp.
: 085231478444
Sebagai
: Anggota
Nama
: Nia Dinda Permatasari
Tempat/Tg. Lahir : Gresik, 15
Agusutus 1994
NIM
Fakultas
Jurusan
: 120510601151
: Pertanian
: Agribisnis
Alamat Asal
: Jl. Panglima
: 082331198985
: Anggota
BAB IV
PENUTUP
Dusun Sokaan Desa Karangpaiton Kecamatan Ledokombo Kabupaten
Jember merupakan salah satu desa di Jember yang mempunyai sumber daya dan
potensi yang banyak tetapi sebagian besar potensi tersebut belum diolah dan
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Oleh karena itu, kelompok KKN 26
berupaya untuk melakukan pemanfaatan potensi tersebut secara lebih maksimal.
Dengan diadakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) melalui program penyuluhan
dan sosialisasi diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan
segala potensi lingkungan yang ada di wilayah setempat secara optimal dan dapat
memecahkan segala permasalahan yang ada dimasyarakat serta membantu
mempercepat pembangunan Dusun Sokaan Desa Karangpaiton Kecamatan
Ledokombo Kabupaten Jember. Diharapkan program-program yang dilaksanakan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun Sokaan Desa Karangpaiton,
Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A dan Jacob, T. 1992. Antopologi Kesehatan Indonesia Pengobatan
Tradisional Jilid I. Jakarta:EGC.
Agromedia, R. 2007. Buku Pintar Tanaman Hias. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.
Bepemas Kab. Jember, 2010. Profil Desa/kelurahan Karangpaiton, Jember.
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Departemen Kesehatan. 1978. Materia Medika Indonesia .Jilid I. Cetakan I. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
http://www.who.int/mediacenter/factsheets/fs134/en/, diakses 4 Januari 2016].
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lantera, T. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah: Si Rimpang Ajaib. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Lembaga Pengabdian Masyarakat, 2013. Pedoman Kuliah Kerja Mahasiswa Jember:
LPM Universitas Jember.