Anda di halaman 1dari 2

ESSAY STRUKTUR PERTANIAN

Pertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem
yang sudah ada dalam kesetimbangan serta bertugas menyediakan bahan makanan bagi
manusia. Suatu ekosistem terdiri atas suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang berimbang.
Kegiatan pertanian dapat meliputi usaha pemeliharaan terhadap makhluk hidup lain yang
dilakukan manusia serta dapat mengelola lahan pertanian untuk bercocoktanam dan usaha
pertanian lainnya. Pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari umumnya
desa-desa di dunia dan sebagai sektor penting bagi kehidupan negara. Suatu negara harus
memiliki kekuatan pertanian yang baik di dalam pemenuhan kebutuhan pangan di negaranya.

Indonesia yang terkenal dengan negara berbasis pertanian tentunya memiliki struktur
pertanian. Struktur pertanian juga terkait dengan struktur sosial masyarakat dan tujuan
ekonomi masyarakat. Struktur sosial akan membentuk kerangka bagi berkembangnya struktur
pertanian. Sedangkan, tujuan ekonomi masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting
seperti fungsi lahan dasar pemenuhan kebutuhan seseorang, tempat tinggal, sarana produksi,
komoditi, basis kekuasaan, kekayaan, atau juga obyek martabat. Struktur pertanian dapat
menggambarkan suatu sistem yang kompleks dimana struktur tersebut terdiri dari pola
institusi, ekonomi, organisasi, sosial, dan etika yang terdapat dalam sektor pertanian dan
daerah pedesaan yang berorientasi pada sistem sosial dan ekonomi(Planck,1993). Ini
menjelaskan bahwa struktur pertanian yang telah ada sekarang , menuntut pada terpenuhinya
perekonomian. Perekonomian ini tidak hanya berlaku pada individu saja namun juga pada
tataran negara atau institusi.

Struktur pertanian yang cocok untuk diterapkan di Indonesia pada saat ini adalah
struktur pertanian sosialistik, jika dilihat dari segi secara ekonomi menguntungkan dan secara
sosial mudah diterima serta tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Struktur pertanian
sosialistik sangat cocok diterapkan di Indonesia karena berdasarkan ideologi sosialistik yaitu
pemikiran pribadi atas lahan mengarah pada pemerataan. Pertanian sosialistik memiliki
konsepsi bahwa pertanian kecil telah ketinggalan oleh kemajuan teknik, oleh karena itu harus
digabungkan dengan unit-unit ekonomi yang besar (perencanaan produksi yang ketat oleh
pemerintah). Dalam jangka panjang hal tersebut bertujuan untuk menghapuskan perbedaan
antara pola kehidupan industri dan pertanian yang saat ini belum tercapai. Hal ini bukan
hanya merupakan sistem ekonomi tetapi lebih kepada pandangan hidup secara keseluruhan,
berdasarkan politik, etika, atau agama (ini sangat penting jika diterapkan di Indonesia).
Walaupun ada beberapa kelemahan dalam struktur pertanian sosialistik, pada struktur
pertanian ini mampu mendukung kebutuhan masyarakat walau belum maksimal yaitu pada
tingkat produksi yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara industri. Contoh
struktur pertanian sosialistik yaitu pertanian kolkhoz yang ada di Rusia pada tahun 1920 yang
pada saat itu bertujuan untuk menyaingi pertanian bebas dari para kulak. Pertanian kolkhoz
ini berupa pengendalian produksi dibawah pengaruh negara namun negara tidak diharuskan
menanggung resiko ekonomi. Negara dapat mempengaruhi dan mengarahkan tingkat upah
maupun pembentukan dan pengalihan modal dengan menentukan kuota pengiriman dan
harga. Secara prinsip aslinya pertanian kolkhoz ini adalah memaksa para petani untuk bekerja
di pertanian kolektif yang telah ditentukan, dimana negara berhak untuk menggunakan
kekerasan ketika petani masih bertahan di tanahnya sendiri. Tetapi jika akan diterapkan di
Indonesia tidak akan digunakan sama persis dengan prinsip tersebut dan menghilangkan
kekerasan yang ada. Namun, sistem “state-owned-farm” yaitu jika diilustrasikan sebagai
struktur pertanian di Indonesia dengan diberi nama ‘pertanian negara’ dengan membuat
kebijakan pertanian Indonesia dimana pemerintah juga memiliki sebuah pertanian sendiri
untuk mengimbangi swasta maupun petani. Teknisnya, sistem pertanian ini akan berupa
pertanian yang dijalankan bagaikan sebuah pabrik industri dengan tenaga kerja para buruh
tani dari masyarakat sekitar sistem pertanian tersebut. Ketika masyarakat sekitar tidak cukup
untuk memenuhi tenaga kerja dari pertanian tersebut maka akan mendatangkan transmigran
untuk digunakan dari kota-kota terdekat lokasi sistem pertanian tersebut. Pada struktur
pertanian ini bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan mencari
keuntungan. Pertanian ini akan berjalan beriringandengan sektor swasta maupun rakyat.
Dalam sistem ini negara dapat lebih mudah dalam mengontrol harga produk pertanian di
sebuah daerah di Indonesia dengan cara mengirim produk pertanian tertentu dari daerah
penghasil ke daerah yang membutuhkan tanpa perlu membeli dari swasta maupun petani
rakyat terlebih dahulu. Hal ini akan menghemat keuangan negara dan mempermudah
birokrasi yang harus dihadapi untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia. Pertanian
negara ini dapat digunakan sebagai fasilitas riset negara dalam bidang pertanian semisal
biofuel atau intensifikasi pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Bridget O’Laughlin. 1975. Marxist Approaches in Anthropology. Annual Review of


Anthropology (4):341-370

Planck, Ulrich. 1993. Sosiologi Pertanian. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Purwadi, Novada. 2013. Pertanian Negara. Diakses pada tanggal 4 Maret 2019.
http://www.kompasiana.com/premiernovada/552c72d86ea83476278b456e/pertanian-negara

Anda mungkin juga menyukai