Anda di halaman 1dari 63

AKUNTANSI BIAYA

MATERI 2 (DUA)
BIAYA BAHAN BAKU DAN
BIAYA TENAGA KERJA
BIAYA BAHAN BAKU
UNSUR BIAYA YANG MEMBENTUK HARGA
POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI

Menurut Prinsip akuntansi yg lazim, Semua biaya yang


terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk
menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah,
merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli yang
tercantum dalam faktur dari penjual ditambah biaya
angkutan, biaya-biaya pembelian lain serta biaya yang
dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut
dalam keadaan siap untuk diolah.
Sistem Pengendalian
Pengadaan bahan baku terdiri dari

1. Prosedur permintaan pembelian bahan baku


2. Prosedur order pembelian
3. Prosedur penerimaan bahan baku
4. Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku
di gudang
5. Prosedur pencatatan pengeluaran uang / utang
yang timbul dari pembelian bahan baku
Perlalukuan Biaya Angkutan
Terhadap Harga Pokok Bahan Baku:

1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok


bahan baku yang dibeli. Alokasi biaya angkutan kepada
masing-masing jenis bahan baku yg dibeli dapat didasarkan
kepada:
a) Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yg dibeli
b) Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yg dibeli
c) Berdasarkan tarif ditentukan dimuka
2. Biaya angkutan diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik
a.) Perbandingan Kuantitas Tiap Jenis
Bahan Baku yg Dibeli
Contoh:
Perusahaan membeli 3 macam BB jumlah harga faktur Rp. 500.000. Biaya
angkutan yg dibayarRp. 300.000. Kuantitas masing-masing jenis bahan baku yg
tercantum dalam faktur adalah BB A= 400 kg BB B= 350 kg BB C= 50 K g
Maka Alokasi biaya angkutan atas dasar perbandingan kuantitas tiap jenis bahan
baku yg dibeli adalah:

Alokasi Biaya
Berat
Jenis Bahan Baku Angkutan
Kg %
(1) (2) (3) = (2): 800 (4)= (3) * 300.000
A 400 50 % Rp. 150.000
B 350 43,75 % Rp. 131.250
C 50 6,25 % Rp. 18.750
Jumlah 800 100 % Rp. 300.000
b.) Perbandingan harga faktur tiap
jenis bahan baku yg dibeli
Contoh:
Perusahaan membeli 4 macam bahan baku dengan harga faktur tiap-tiap
jenis bahan sebagai berikut: bahan baku A Rp. 100.000, Rp. Bahan Baku B
Rp. 150.000, bahan baku C Rp. 225.000,-dan bahan baku D Rp. 125.000.
Biaya angkutan yang dikelurkan untuk 4 bahan baku terebut Rp. 48.000.
Maka tiap jenis bahan baku akan dibebani tambahan ongkos angkt sebesar
Rp.0,08 (48.000/600.000)
Pembagian Harga Pokok
Harga
Jenis Bahan Biaya Angkutan Bahan Baku
Faktur
Baku (1) * Rp 0,08 (1) +( 2)
(1) (2) (3)
A Rp. 100.000 Rp. 8.000 Rp. 108.000
B Rp. 150.000 Rp. 12.000 Rp. 162.000
C Rp. 225.000 Rp. 18.000 Rp. 243.000
D Rp. 125.000 Rp. 10.000 Rp. 135.000
Jumlah Rp. 600.000 Rp. 48.000 Rp. 648.000
c.) Biaya Angkutan Diperhitungkan Dalam Harga Pokok
Bahan Baku Yang Dibeli Berdasarkan Tarif Ditentukan
Dimuka
Contoh:
Biaya angkutan yg diperkirakan akan dikeluarkan Dlm tahun 20xx
sebesar Rp. 2.500.000 dan jumlah bahan baku yg diangkut
diperkirakan sebanyak 50.000kg . Maka tarif biaya angkutan untuk
tahun 20xx adalah Rp. 50 per kg (2.500.000/50.000)

Biaya Angkutan
Harga Pokok
Harga yg Dibebankan
Jenis Bahan Kg Bahan Baku
Faktur atas Dasar Tarif
Baku (2) +( 3)
(1) * Rp. 50
(1) (2) (3) (4)
A 25.000 kg Rp. 5.000.000 Rp. 1.250.000 Rp. 6.250.000
B 15.000 kg 4.500.000 750.000 5.250.000
C 10.000 kg 4.000.000 500.000 4.500.000
Jumlah Rp.13.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 16.000.000
Misalnya: Biaya angkutan yg sesungguhnya dibayar dalam tahun
20xx adalah sebesar Rp. 2.400.000

Maka Jurnal yang dibuat Tahun 20xx untuk mencatat bahan bahan baku yg dibeli
adalah:
a Jurnal Pembelian bahan Baku:
Persediaan Bahan Baku 13.500.000
Utang Dagang 13.500.000
b Jurnal Pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif:
Persediaan Bahan Baku 2.500.000
Biaya Angkutan 2.500.000
c Jurnal Pencatatan biaya angkutan yg sesungguhnya
terjadi:
Biaya Angkutan 2.400.000
Kas 2.400.000
d Jurnal Penutupan saldo rekening Biaya Angkutan ke
rekening Harga Pokok Penjualan
Biaya Angkutan 100.000
Harga Pokok Penjualan 100.000
PERENCANAAN BAHAN/BARANG
Economic Order Quantity (EOQ)
 Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pembelian
bahan baku yang ekonomis, jumlah kuantitas barang yang
dapat diperoleh dengan biaya minimal (biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan bahan), jumlah pembelian /persediaan yang
optimal.
 EOQ terjadi pada saat keseimbangan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan (Ordering Cost = carrying costs)
 Jika perusahaan membeli bahan sekaligus dalm jumlah besar,
maka biaya pemesanan dapat minimal, akan tetapi biaya
penyimpanan/pengolahan bahan akan menjdi besar ,
sebaliknya jika perusahaan membeli bahan dalam jumlah kecil,
maka biaya pesanan akan besar, sebaliknya biaya
penyimpanan kecil.
Yang termasukbiaya
Yangtermasuk biayapemesanan
pemesanan(Ordering
(OrderingCost
Cost) ): :
1. Upah dan gaji karyawan yg menangani pesanan ( pembelian,
penerimaan, dan inspeksi bahan )
2. Biaya telepon, pos, biaya administrasi yg berkaitan dengan pesanan
3. Persiapan yang diperlukan untuk pesanan
4. Penentuan besarnya kuantitas yang akan di pesan
5. Biaya pengiriman pesanan
3. Biaya penerimaan barang
4. Biaya selama proses pembayaran
Yang Termasuk Biaya Penyimpanan(Carrying Cost ) :
1. Biaya sewa gudang
2. Biaya pemeliharaan
3. Biaya untuk menimbang barang
4. Biaya Asuransi
5. Biaya bunga
6. Catatan dan biaya habis pakai
7. Biaya Modal
Syarat pembelian dengan EOQ
MENGHITUNG EOQ
2 xRxS
EOQ =
Pxl
R = Jumlah kebutuhan bahan dalam unit selama satu periode
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
l = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
(biasanya dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-rata
dalam rupiah dari nilai persediaan)

2 x Kebutuhan unit bahan pertahun x kos perpesan


EOQ =
Kos per unit bahan x % tase kos Pengolahan
CONTOH SOAL
• Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang adalah 40 % dari
nilai persediaan di gudang. Biaya pesanan adalah Rp. 15 juta setiap
kali pesanan. Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun
sebanyak 1200 unit dengan harga Rp. 1.000.000,- per unitya.
2x R xS
EOQ =
P xl

2 x 1200 x 15
EQQ = = 90.000 = 300 unit
1 x 0,40
• Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis ialah
pembelian bahan sebanyak 300 unit sekali pesanan, jadi kebutuhan
material sebanyak 1200 unit selama satu tahun akan dipenuhi
dengan 4 kali pesanan @ 300 unit.

BLONJO TERUS?????
Sebenarnya kebutuhan material sebanyak 1200 unit ini dapat
dipenuhi dengan berbagai cara sebagai berikut :
✓Satu kali pesanan sebanyak 1200 unit.
✓Dua kali pesanan sebanyak 600 unit setiap kali pesan.
✓Tiga kali pesanan sebanyak 400 unit setiap kali pesan.
✓Empat kali pesanan sebanyak 300 unit setiap kali pesan.
✓Enam kali pesanan sbanyak 200 unit setiap kali pesan.
✓Sepuluh kali pesan sebanyak 120 unit setiap kali pesan.
✓Duabelas kali pesan sebanyak 100 unit setiap kali pesan.
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY

Frekuensi Pembelian 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 6 Kali 10 Kali 12 Kali


Berapa bulan sekali
12 6 4 3 2 1,2 1
pesanan dilakukan
Jumlah unit setiap kali
1200 600 400 300 200 120 100
pesan
Nilai persediaan 1200 jt 600 jt 400 jt 300 jt 200 jt 120 jt 100 jt
Nilai persediaan rata 600 jt 300 jt 200 jt 150 jt 100 jt 60 jt 50 jt
Biaya penyimpanan
240 jt 120 jt 80 jt 60 jt 40 jt 24 jt 20 jt
setahun (40 %)
Biaya pesanan
15 jt 30 jt 45 jt 60 jt 90 jt 150 jt 180 jt
setahun

Jumlah biaya
255 jt 150 jt 125 jt 120 jt 130 jt 174 jt 200 jt
semuanya

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan
sejumlah Rp. 120.000.000,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesan.
Hubungan biaya pesanan, biaya penyimpanan dan jumlah biaya selama satu
periode adalah sebagai berikut :

300
Jumlah biaya variabel selama
satu periode
250

B 200 Jumlah biaya penyimpanan


i selama satu periode
a
y
a 150
EOQ
120
100 Jumlah biaya pesanan
selama satu periode

50

0
v 200 300 400 600 800 1000 1200
Besarnya pesanan dalam unit
EOQ
Reorder Point (ROP)
Reorder point adalah titik yang menunjukkan jumlah barang
yang harus ada di gudang, sewaktu perusahaan harus
mengadakan pemesanan lagi, sehingga penerimaan material
yang dipesan itu tepat waktu dimana persediaan diatas safety
stock sama dg nol

Safety stock adalah batas pengaman persediaan yang


harus ada dalam gudang untuk menjaga kontinuitas
produksi.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan


besarnya Reorder point adalah : (1) Penggunaan selama
tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead
time). (2) Besarnya safety stock
Reorder point = (Minimum Usage x Lead Time) +
safety stock
Reorder Point = Minimum Usage x Lead time

Safety stock = Maximum Usage – Average


usage) x Lead time

❑ Minimum Usage = Jumlah Penggunaan bahan minimum perhari


❑ Maximum Usage = Jumlah Penggunaan bahan maksimum per hari
❑ Lead Time = Waktu pengiriman yg dibutuhkan sejak bahan
dipesan sampai bahan diterima perusahaan
❑ Average usage = jumlah Penggunaan bahan normal per hari
Contoh Soal
✓Kuantitas pesanan setip kali pesan 300 unit
✓Penggunaan bahan normal perhari 40 unit
✓Penggunaan bahan maksimal per hari 50 unit
✓Penggunaan bahan minimal per hari 10 unit
✓Jangka Waktu pengiriman sejak bahan dipesan sampai bahan
diterima 6 hari
Hitung : safety stock dan Reorder point

Safety stock = (Maximum Usage – Average usage) x Lead time


= (50 – 40) x 6 = 60 unit
Reorder point = safety stock + (Minimum Usage x Lead time)
= 60 unit + ( 10 x 6) = 120 unit
PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU
YANG DIPAKAI DALAM PRODUKSI

Dalam suatu periode akuntansi sering terjadi fluktuasi


harga beli bahan baku, oleh karena itu persediaan
bahan baku memiliki harga pokok per satuan yang
berbeda-beda, meskipun jenis bahan bakunya sama.
Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga
pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai
macam metode penentuan harga pokok bahan baku yg
dipakai dalam produksi
METODE PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN
BAKU YG DIAPAKAI DLM PRODUKSI
(MATERIALS COSTING METHODS)

1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) / First


In First Out (FIFO),
2. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) / Last
In First Out (LIFO),
3. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average),
4. Metode Biaya Standar (Standard Costing), dan
5. Metode Rata-rata Harga Pokok Bahan Baku pada Akhir
Bulan.
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
(MPKP) / First In First Out (FIFO)

Biaya bahan baku ditentukan dengan


anggapan harga pokok per satuan
bahan baku yang pertama masuk
digunakan untuk menentukan harga
bahan baku yang pertama kali dipakai
dalam proses produksi.
CONTOH
Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 Januari 20xx terdiri dari :
➢600 kg @ Rp. 2.400,- = Rp. 1.440.000,-
➢400 kg @ Rp. 2.500,- = Rp. 1.000.000,-
Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan
January 20xx adalah sebagai berikut :

Kuantitas Harga Jumlah


Tgl. Transaksi
(Kg) (Rp./kg)
6/1 Pemakaian 700
15/1 Pembelian 1.200 2.750 3.300.000
17/1 Pembelian 500 3.000 1.500.000
21/1 Pemakaian 1.100
Jumlah Pembelian 4.800.000
MPKP /FIFO- PERPETUAL SISTEM:
KARTU PERSEDIAN

TGL PEMBELIAN BB PEMAKAIAN BB SISA BB


Unit Harg Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Kg a Kg kg
20xx
Jan. 1 - - - - - - 600 2.400 1.440.000
400 2.500 1.000.000
Jan. 6 - - - 600 2.400 1.440.000
100 2.500 250.000 300 2.500 750.000
Jan. 15 1.200 2,750 3.300.000 - - - 300 2.500 750.000
1.200 2.750 3.300.000
Jan. 17 500 3.000 1.500.000 300 2.500 750.000
1.200 2.750 3.300.000
500 3.000 1.500.000
Jan. 21 - - - 300 2.500 750.000 400 2.750 1.100.000
800 2.750 2.200.000 500 3.000 1.500.000
Jumlah 1.700 4.800.000 1.800 4.640.000 900 2.600.000
Jika Perusahaan menggunakan METODE PERSEDIAAN FISIK
(PERIODIK) dlm pencatatan biaya bahan baku, maka
perhitungan biaya bahan baku yang di pakai adalah:
Persediaan Awal BB 1.000 kg Rp. 2.440.000
Pembelian BB 1.700 kg Rp. 4.800.000
Jumlah BB yg tersedia untuk di Olah 2.700 kg Rp. 7.240.000
Persediaan Akhir (dengan MPKP):
500 kg @Rp.3.000 Rp.1.500.000
400 kg @Rp.2.750 Rp.1.100.000
Jumlah persedian akhir Rp. 2.600.000
Biaya/Pemakaian BB bulan Januari 20xx Rp. 4.640.000
2. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
(MTKP)/LIFO
Menentukan harga pokok bahan baku yg dipakai
dalam produksi dengan anggapan bahwa harga
pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk
dalam persediaan gudang, dipakai untuk
mentukan harga pokok bahan baku yg pertama
kali dipakai dalam proses produksi.
MTKP /LIFO- Perpetual Sistem:
KARTU PERSEDIAN
TGL PEMBELIAN BB PEMAKAIAN BB SISA BB
Unit Harg Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Kg a Kg kg
20xx
Jan. 1 - - - - - - 600 2.400 1.440.000
400 2.500 1.000.000
Jan. 6 - - - 400 2.500 1.000.000
300 2.400 720.000 300 2.400 720.000
Jan. 15 1.200 2,750 3.300.000 - - - 300 2.400 720.000
1.200 2.750 3.300.000
Jan. 17 500 3.000 1.500.000 300 2.400 720.000
1.200 2.750 3.300.000
500 3.000 1.500.000
Jan. 21 - - - 500 3.000 1.500.000 300 2.400 720.000
600 2.750 1.650.000 600 2.750 1.650.000
Jumlah 1.700 4.800.000 1.800 4.870.000 900 2.370.000
Jika Perusahaan menggunakan METODE PERSEDIAAN FISIK)
(PERIODIK) dlm pencatatan biaya bahan baku, maka
perhitungan biaya bahan baku yang di pakai adalah:
Persediaan Awal BB 1.000 kg Rp. 2.440.000
Pembelian BB 1.700 kg Rp. 4.800.000
Jumlah BB yg tersedia untuk di Olah 2.700 kg Rp. 7.240.000
Persediaan Akhir (dengan MTKP):
600 kg @Rp.2.400 Rp.1.440.000
300 kg @Rp.2.500 Rp. 750.000
Jumlah persedian akhir Rp. 2.190.000
Biaya/Pemakaian BB bulan Januari 20xx Rp. 5.050.000
3. Metode Rata-rata Bergerak
(Moving Average)

Persediaan bahan baku dihitung harga pokok rata-ratanya,


dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah
satuannya. Setiap kali terjadi pembelian dimana harga pokok
per satuannya berbeda dengan harga pokok rata-rata
persediaan, maka harus dilakukan perhitungan harga pokok
rata-rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam
proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan
jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok
rata-rata per satuan bahan baku.
Metode Rata2 Bergerak - Perpetual Sistem:
KARTU PERSEDIAN
TGL PEMBELIAN BB PEMAKAIAN BB SISA BB
Unit Harg Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Kg a Kg kg
20xx
Jan. 1 - - - - - - 600 2.400 1.440.000
400 2.500 1.000.000
1.000 2.440 2.440.000
Jan. 6 - - - 700 2.440 1.708.000 300 2.440 732.000
Jan. 15 1.200 2,750 3.300.000 - - - 1.500 2.688 4.032.000
Jan. 17 500 3.000 1.500.000 2.000 2.766 5.532.000
Jan. 21 - - - 1.100 2.766 3.042.600 900 2.766 2.489.400
Jumlah 1.700 4.800.000 1.800 4.750.600 900 2.489.000
Jika Perusahaan menggunakan METODE PERSEDIAAN FISIK
dlm pencatatan biaya bahan baku, maka perhitungan biaya
bahan baku yang di pakai adalah:
Persediaan Awal BB 1.000 kg Rp. 2.440.000
Pembelian BB 1.700 kg Rp. 4.800.000
Jumlah BB yg tersedia untuk di olah 2.700 kg Rp. 7.240.000
Persediaan Akhir
(dengan Metode Rata-rata tertimbang):
900 kg @Rp. 2.681,48 Rp. 2.413.333
Jumlah persedian akhir Rp. 2.413.333
Biaya/Pemakaian BB bulan Januari 20xx Rp. 4.826.667

Harga Beli Rata2= 7.240.000/2.700 =2.681 , 48


4. Metode Biaya Standar
Dalam metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu
persediaan sebesar harga standar (standar price), yaitu harga taksiran
yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang
akan datang. Harga standar merupakan harga yang diperkirakan untuk
tahun anggaran tertentu. Pada saat dipakai, bahan baku dibebankan
kepada produk pada harga standar.
❖Untuk mencatat BB yang dibeli sebesar harga standar
Persediaan Bahan Baku (kuantitas * harga standar persatuan) X
Selisih Harga X
❖Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yg dibel
Selisih Harga X
Utang Dagang X
❖Untuk mencatat Pemakaian Bahan Baku
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku X
Persediaan Bahan Baku X
5. Metode Rata-rata Harga Pokok
Bahan Baku pada Akhir Bulan.

Dalam metode ini, pada tiap akhir bulan


dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata
persatuan tiap jenis persediaan bahan baku yang
ada di gudang. Harga Pokok rata-rata persatuan
ini kemudian digunakan untuk menghitung harga
pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi
dalam bulan berikutnya.
MASALAH-MASALAH KHUSUS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN BAHAN BAKU

1. Sisa Bahan Baku (Scrap Materials)


2. Produk Rusak (Spoiled Goods)
3. Produk Cacat (Defective Goods(
Assalamualaikum Wr. Wb.

36
BIAYA TENAGA KERJA
Prime Costs

Biaya
Biaya Prime
Tenaga
Bahan
Baku
+ Kerja = Costs
Langsung
Conversion Costs

Biaya Biaya Conversion


Tenaga
Kerja Tdk + Overhead = Costs
Pabrik
Langsung

Indirect
Materials Other
39
Definisi Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tenaga Kerja merupakan usaha fisik
atau mental yang dikeluarkan karyawan
untuk mengolah produk atau jasa. Biaya
tenaga kerja merupakan harga yang
dibebankan untuk penggunaan tenaga
kerja tersebut.
PENGGOLONGAN KEGIATAN DAN TENAGA KERJA

❑ Menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.


1. Biaya tenaga kerja produksi, terdiri dari :
⚫ Gaji karyawan pabrik
⚫ Biaya kesejahteraan karyawan pabrik
⚫ Upah lembur karyawan pabrik
⚫ Upah mandor pabrik
⚫ Gaji manajer pabrik

2. Biaya tenaga kerja pemasaran, terdiri dari :


▪ Upah karyawan pemasaran
▪ Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran
▪ Biaya komisi penjualan
▪ Gaji manajer pemasaran
3. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum, yang terdiri dari :
❖ Gaji karyawan bagian akuntansi
❖ Gaji karyawan bagian sumber daya manusia
❖ Biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi
❖ Biaya kesejahteraan karyawan bagian sumber daya manusia

❑ Menurut kegiatan departemen-departemen dalam


perusahaan.
▪ Departemen produksi terdiri:
✓ BTK Bagian pencelupan.
✓ BTK Bagian pemintalan.
▪ Departemen non produksi:
✓ BTK bagian akuntansi.
✓ BTK bagian penjualan.
✓ BTK bagian sumber daya manusia, dll
❑ Menurut jenis pekerjaannya.

Penggolongan ini berdasarkan sifat


pekerjaannya misalnya, tenaga kerja
digolongkan ke dalam: operator, mandor,
dan supervisor. Dengan demikian biaya
tenaga kerja digolongkan menjadi: upah
operator, upah mandor, dan upah
supervisor
❑ Menurut Hubungannya dengan Produk.
• Dalam hubungannya dengan produk, biaya tenaga
kerja dibagi menjadi biaya tenaga kerja langsung dan
biaya tenaga kerja tidak langsung.
• Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga
kerja yang dibebankan kepada tenaga kerja yang
secara langsung ikut serta dalam proses produksi
dimana jasa tenaga kerjanya dapat ditelusuri ke
produk jadinya.
• Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya
tenaga kerja yang dibebankan kepada tenaga kerja
yang sulit ditelusuri ke produk jadinya.
AKUNATNSI BIAYA TENAGA KERJA
• Tahap 1
Jurnal saat Pendistribusian Gaji dan Upah:
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp…….
Biaya Overhead Pabrik Rp…….
Biaya Pemasaran Rp…….
Biaya Administrasi dan Umum Rp…….
Gaji dan upah Rp…….
• Tahap 2
Berdasarkan bukti kas keluar dibuat jurnal :
Gaji dan Upah Rp…….
Utang PPh Karyawan Rp…….
Utang Gaji dan Upah Rp…….
• Tahap 3
Pada saat pembayaran gaji dan upah :
Utang Gaji dan Upah Rp…….
Kas Rp…….
• Tahap 4
Pada saat pembayaran/penyetoran PPh Karyawan:
Utang PPh Karyawan Rp…….
Kas Rp…….
CONTOH:
Perusahaan “ABC” memperkerjakan dua orang tenaga kerja, Badu
dan Badi. Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan Juli 200X,
Badu bekerja selama 35 jam sedangkan Badi bekerja selama 37 jam
selama satu minggu, dengan upah Rp. 2.500,-/jam. Daftar rincian
penggunaan jam kerja oleh masing-masing karyawan adalah sebagai
berikut :
Daftar rincian penggunaan jam kerja oleh masing-masing karyawan
Penggunaan waktu kerja Badu (jam) Badi (jam)
Penyelesaian pesanan A25 20 15
Penyelesaian pesanan A23 10 17

Menunggu persiapan pekerjaan 5** 5**

**Idle time cost yang merupakan unsur biaya overhead pabrik


Distribusi biaya tenaga kerja sbb:
Distribusi Biaya Tenaga Kerja Badu (Rp.) Badi (Rp.)
Biaya tenaga kerja langsung:
Pesanan A25 50,000* 37,500
Pesanan A23 25,000 42,500
Biaya tenaga kerja tdk langsung 12,500 12,500
Jumlah upah per minggu 87,500* 92,500*
PPh yang dipotong (15%) 13,125 13,875
Jumlah upah yang diterima 74,375 78,625

Upah Badu= 35 jam * 2.500=87.500


Badi =37 jam * 2.500=92.000
Jurnal
• Tahap 1
Jurnal saat Pendistribusian Gaji dan Upah:
Barang Dalam Proses-BTK Rp 155.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 25.000,-
Gaji dan upah Rp 180.000,-

• Tahap 2
Berdasarkan bukti kas keluar dibuat jurnal :
Gaji dan Upah Rp 180.000,-
Utang PPh Karyawan Rp 27.000,-
Utang Gaji dan Upah Rp 153.000,-
Jurnal
• Tahap 3
Pada saat pembayaran gaji dan upah :
Utang Gaji dan Upah Rp 153.000,-
Kas Rp 153.000,-

• Tahap 4
Pada saat pembayaran/penyetoran PPh
Karyawan:
Utang PPh Karyawan Rp 27.000,-
Kas Rp 27.000,-
❑ Factor-faktor Yang Dipertimbangkan Dalam
System Penggajian Pada Perusahaan Besar

• Program gaji dan upah insentif.


• Premi lembur dan biaya-biaya lainnya
yang berhubungan dengan tenaga kerja,
misalkan biaya pensiun, tunjangan cuti,
biaya pendidikan dan latihan, dsb.

50 13/10/2019
❑ Program Gaji Dan Upah Insentif

• Tujuan utama pemberian insentif adalah


untuk merangsang tenaga kerja agar dapat
memproduksi lebih banyak, sehingga mereka
dapat memperoleh lebih banyak upah, tetapi
pada saat yang bersamaan tambahan output
tersebut mengurangi biaya per unit.

51 13/10/2019
Contoh

• Suatu perusahaan beroperasional pada pabrik yang disewa dengan biaya


Rp. 2.400.000,- (Rp. 80.000,-/hari atau Rp. 10.000,-/jam), penyusutan,
asuransi, dan pajak sebesar Rp. 64.000,-/hari, atau Rp. 8.000,-/jam.
Diasumsikan terdapat 10 orang tenaga kerja yang bekerja selama 8 jam per
hari dengan upah Rp. 6.000,-/jam dan setiap tenaga kerja menghasilkan 40
unit produk per hari (5 unit per jam per tenaga kerja). Tenaga kerja dan
manajemen menyetujui bahwa tariff Rp. 6.600,-/jam akan dibayarkan jika
seorang tenaga kerja dapat menghasilkan 48 unit per hari sehingga dapat
meningkatkan jumlah output per jam dari 5 unit menjadi 6 unit.

52 13/10/2019
Dampak dari rencana pemberian
insentif atas biaya per unit

Sistem sebelumnya Sistem baru

Rp. 6.000,-/jam Rp. 6.600,-/jam

(10 tenaga kerja) (10 tenaga kerja)


Unsur Biaya
Biaya per Jmh per Biaya per
Jmh per jam Unit per Unit per
unit jam unit
jam jam
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)

Tenaga kerja 60 50 1.20 66 60 1.10

Sewa 10 50 0.20 10 60 0.17

Penyusutan, asuransi,
8 50 0.16 8 60 0.13
pajak

TOTAL 78 150 1.56 84 180 1.40

13/10/2019 53
Premi Lembur

• Premi lembur diberikan kepada


karyawan yang bekerja melebihi jam
kerja maksimal dalam suatu periode
tertentu sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Peraturan
Ketenagakerjaan di Indonesia, misalnya
40 jam per minggu.
54 13/10/2019
Contoh

• Berdasarkan peratuaran ketenagakerjaan seorang tenaga kerja harus


bekerja maksimal 40 jam per minggu. Kelebihan jam kerja akan di bayar
sama dengan tarif upah standar yaitu Rp 5.000,- per jam. Selain itu
perusahaan diwajibkan pula untuk membayar premi lembur sebesar 50%
dari tarif upah standar.
• Pak Udin seorang karyawan salah satu PTS di Bandung bekrja selama 45 jam
per minggu, maka besarnya upah yang akan diterima Pak Udin selama satu
minggu adalah sbb:

Jumlah jam maksimal = 40 x Rp. 5.000,- = Rp 200.000,-


Jumlah jam lembur = 5 x Rp. 5.000,- = Rp 25.000,-
Jumlah premi lembur = 5 x Rp. 2.500,- = Rp 12.500,- +
Besarnya jumlah upah yang dibayarkan = Rp. 237.500,-

55 13/10/2019
Assalamualaikum Wr. Wb.

56 13/10/2019
Latihan Soal
SOAL 1.
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
(Carrying cost) adalah 20% dari nilai average inventory.
Biaya pemesanan (procurement cost) adalah $4 setiap
kali pesan. Jumlah material yang dibutuhkan selama
satu tahun sebanyak 24.500 unit dengan harga
pembelian $2.5 per unitnya.
Diminta:
Hitunglah Economical Order Quantity (EOQ) ! Dan
buatlah daftar pembeliannya
Soal 2
Suatu perusahaan selama tahun 2013 mempunyai kebutuhan bahan
mentah selama setahun sebanyak 12.000 unit. Biaya pesanan setiap kali
pesan Rp. 200,00 dan biaya penyimpanan bahan digudang 40 % dari
niali rata-rata barang yang dibeli. Tenggang waktu pesanan barang
adalah satu bulan dan persediaan minimal ditetapkan sebesar 2.000 unit.
Harga beli bahan mentah Rp. 10,00 perunit.
Dari data tersebut diatas saudara diminta untuk:
a)Menghitung besarnya Ekonomic Order Quantity (EOQ)
b)Menetukan besarnya Reorder Point
c)Buat grafik yang menggambarkan hubungan antara Ekonmic Order
Quantity, Reorder Pointdan Safety Stock
Soal 3.
Suatu perusahaan untuk 2013 memerlukan bahan mentah
sebanyak 9.000 kg. Biaya pesanan (ordering cost) rata-rata
setiap kali pesanan adalah Rp. 1.000,00. Biaya penyimpanan
(Storage Cost) setiap kilogramnya adalah Rp. 10,00.
Diperkirakan pada permulaan tahun 2013 bahan mentah
tersebut masih digudang sebanyak 3.000 kg. Persediaan
minimum (Safety Stock) untuk bahan mentah tersebut telah
ditetapkan sebesar 2.000 kg.
Berdasrkan data tersebut di atas, hitung:
a)Besarnya jumlah bahan mentah yang dbeli dalam tahun 2013
b)Besarnya jumlah pembelian optimal setiap kali pembelian
(EOQ) untuk tahun2013
Soal .4
Perusahaan “XYZ” selama setahun membutuhkan bahan mentah
sebanyak 36.000 unit dengan harga per unit Rp, 5,00.
Procurement cost ( set up cost) Rp.5,00. Biaya penyimpanan 10
% dari nilai rata-rata bahan mentah yang dobeli, biaya modal 9%
dari modal rata-rata yang ditanamkan dalam setiap kali
pembelian, biaya asuransi Rp.0,01 per unit biaya pengepakan
Rp. 0,015 per unit. Safety Stock ditentukan sebesar kebutuhan
selama sebualn tenggang waktu pesanan adalah setengah bulan(
procurement lead time)
Diminta:
•Hitung besarnya EOQ
•Tentukan Reorder Point
Soal 5.
Kebutuhan bahan mentah selama setahun sebanyak 5.000 unit.
Harga beli bhan mentah per unit Rp.10,00. Biaya perjalanan
setiap kali pesan Rp. 60,00 ; biaya asuransi perunit Rp. 1,00 ;
biaya modal per unit Rp.2,00 ; biaya pemeriksaan dan
penyelesaian pembayaran setiap kali pembelian Rp.20,00;
biaya penyimpnan digudang Rp.2,00 per unit. Persediaan
minimum bahan mentah ditetapkan 50 unit; tenggang waktu
pesanan ½ bulan.
Bedasarkan data tersebut diatas, hitunglah :
•Hitung besarnya EOQ
•Tentukan Reorder Point
Soal 6.
Firma “Gandi” membuat satu macam timbangan dengan bahan
baku besi. Untuk membuat satu timbangan dibutuhkan 12 kg
besi. Setiap bulan perusahaan membuat 12.500 buah
timbangan. Besi ini mudah dibeli dipasaran setaip saat. Biaya
untuk setiap kali pesanan Rp. 200. Carrying Cost setiap kg besi
setiap tahun Rp.8
a)Tentukan kuantitas pemebelian besi yang sebaiknya
dilakukan
b)Berapakan total Carrying Cost dan Order Cost
c)Berapa kali pesanan barang itu dilakukan setip tahunnya
SOAL 7
PT. Eliona perusahaan manufaktur. Data mutasi persediaan salah satu jenis bahan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 April 200x terdiri dari:
700 kg @Rp.2.000= Rp. 1.400.000 dan 300 kg @Rp. 2.400=Rp. 720.000
Transaksi pembelian dan pemakain bahan baku selama bulan April 200x adalah:
Tgl Transaksi Kuantitas (Kg) Harga Beli Per Kg Jumlah
5/4 Pemakaian 600
10/4 Pembelian 1.500 2.300 3.450.000
15/4 Pembelian 1.000 2.500 2.500.000
20/4 Pemakain 1.200
Jumlah Pembelian 5.950.000

Diminta:
1.Hitung Pemakaian dan persediaan kahir bahan baku penggunakan sistem periodik
dan perpetual dengan metode MPKP, MTKP dan Rata-Rata
2.Buat jurnal untuk mencatat pembelian dan pemakaian bahan baku jIka penggunakan
sistem periodik dan perpetual dengan metode MPKP, MTKP dan Rata-Rata

Anda mungkin juga menyukai