Anda di halaman 1dari 25

DRKPL 2017 PT.

INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

0
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

1 Pendahuluan

PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya merupakan salah satu pembangkit listrik
milik PT Indonesia Power dengan bahan bakar batu bara. Terdapat tujuh unit pembangkit dengan
total kapasitas sebesar 3.400 MW dan merupakan pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Unit 1 dan
2 beroperasi sejak tahun 1984, unit 3 dan 4 beroperasi sejak 1987 dan unit 5 s/d 7 beroperasi sejak
tahun 1997. Berlokasi di ujung barat Pulau Jawa tepatnya di Kelurahan Suralaya, Kota Cilegon,
Provinsi Banten sekitar 9,5 km dari Pelabuhan Merak.

Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya terus berkomitmen membangun bisnis hijau
melalui implementasi “GO 90” yaitu serangkain langkah dan strategi
untuk membangkitkan listrik dengan aman, bersih, hijau, andal dan
efisien. Kegiatan konservasi lingkungan juga menjadi fokus
perusahaan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti lembaga
pemerintahan, lembaga pendidikan dan lembaga swadaya
masyarakat. Pihak tersebut diantaranya: Dinas Lingkungan Hidup,
Dinas Kehutanan, UNTIRTA, UNPAD, ITS, IPB, UKPETRA dan
Waste for Change Foundation.

Prestasi yang telah dicapai IP UP Suralaya antara lain:


1. Penghargaan PROPER HIJAU Tahun 2014, 2015 dan 2016.
2. Berhasil melakukan Efisiensi Energi sebesar 1.170,16 Giga Watt hour dalam periode
2014-2016
3. First Runner Up dalam ajang ASEAN Energy Awards Tahun 2015 dalam kategori Pembangkit
Batubara dengan Teknologi Bersih
4. Berhasil melakukan Reduksi Emisi sebesar 2,093 Juta Ton CO2 dalam periode 2014-
2016
5. Penghargaan Zero Accident dari Kemenakertrans sejak tahun 2014 sampai dengan
sekarang
6. Berhasil melakukan Efisiensi Air sebesar 274 Ribu Ton dalam periode 2014-2016
7. Penghargaan dari BLH Kota Cilegon terkait satu-satunya Perusahaan di Cilegon yang
mendapatkan PROPER HIJAU tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2014
8. Pemegang Sertifikat SMM, SMP, SML, SMK3, PAS 55
9. Kriteria Emerging Industry Leader dalam Indonesia Quality Award
10. Penghargaan dari Kementerian Kehutanan Propinsi Banten 3 Tahun berturut-turut
11. Penghargaan di Bidang CSR tingkat Kota Cilegon dan Nasional oleh Menteri Sosial

PENDAPATAN USAHA
TAHUN 2016
RP. 12.642.318 JUTA
34 % Kontribusi untuk IP

1
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Sistem Manajemen Lingkungan 2


Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif dan berkelanjutan merupakan kunci
keberhasilan pengelolaan lingkungan. PT Indonesia Power UP Suralaya telah mendapatkan sertifikasi
ISO 14001 sejak tahun 2002. Pada periode: 2002 – 2013 tersertifikasi oleh lembaga sertifikasi TUV
Nord dan 2013 – 2020 oleh lembaga sertifikasi Sucofindo. PT Indonesia Power telah melakukan
update Sertifikat ISO 14001 versi tahun 2015 yang berlaku saat ini terintegrasi dalam sertifikat
Integrated Management Sistem sejak tanggal 14 Februari 2017 dan berlaku sampai dengan 13
Februari 2020.

Ruang lingkup sertifikasi ISO


14001 mencakup seluruh kegiatan
operasional dan pemeliharaan
pembangkit listrik termasuk
peningkatan kinerja pengelolaan
lingkungan secara komprehensif dan
berkesinambungan, yang meliputi
pengelolaan limbah cair, pengendalian
emisi udara, manajemen limbah padat
termasuk B3, serta pengelolaan sumber
daya yang meliputi: efisiensi energi,
konservasi air, pemanfaatan limbah padat
B3 maupun non B3 serta berkontribusi
aktif dalam hal konservasi
keanekaragaman hayati dan
pengembangan masyarakat (comdev)

Efisiensi Energi 3
1. Status Pemakaian Energi
Implementasi dan Optimalisasi Sistem 7.70%
Manajemen Energi di PT Indonesia Power UP
Suralaya telah ditetapkan dalam Kebijakan Energi
92,3%
PT. Indonesia Power UP Suralaya dan telah
tertuang dalam tujuan strategis Perusahaan
(Stategic Objective) pada Power Generation Plan
Pemakaian Energi yang berhubungan dengan…
UP Suralaya tahun 2014-2018 dan yang terbaru Pemakaian Energi yang tidak berhubungan…
tahun 2016-2020. Pencapaian kinerja terkait
Efisiensi Energi sebagai berikut:

Tahun
Data status
No Parameter
disesuaikan dengan
sd Juni Satuan
2014 2015 2016 format baru
2017
1 STATUS PEMAKAIAN ENERGI
1.a Total Pemakaian Energi (1.b + 1.c) 4.782.530,76 5.150.265,89 5.262.069,14 2.541.106,16 GJ
1.b Pemakaian Energi untuk Proses Produksi 4.399.619,89 4.760.541,66 4.851.762,29 2.357.702,42 GJ
1.c Pemakaian Energi Fasilitas pendukung 382.910,86 389.724,23 410.306,85 183.403,74 GJ
Rasio Hasil Efisiensi Energi terhadap
1.d
pemakaian energi (%) 0,28 0,28 0,27 0,26 %

2
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

2 Hasil Absolut Efisiensi Energi 1.344.584,64 1.455.821,26 1.412.157,77 653.481,63 GJ


3 Total Produksi 81.348.332,59 84.702.412,17 82.029.948,23 40.449.575,99 GJ
Intensitas Pemakaian Energi
4 Total Penggunaan Energi (1.a) dibagi total 0,059 0,061 0,064 0,063 GJ/GJ
produksi (3)

2. Additionalitas
2.a Penilaian kewajiban yang diatur dalam peraturan
UP Suralaya telah menerapkan Sistem Manajemen Energi sebagai kewajiban dalam pengelolaan
energi sesuai UU No.30 Tahun 2007 tentang energi, Permen ESDM No.14 Tahun 2012 tentang
Manajemen Energi. Metode efisiensi yang dipilih melalui kegiatan Goal Seeker unit 2 adalah
merupakan murni inisiatif dari internal UP Suralaya sendiri dimana belum ada regulasi yang mengatur
tentang metode kegiatan penghematan energi. Sehingga program ini tidak dalam rangka pemenuhan
kewajiban peraturan yang berlaku

2.b Penilaian Praktek Umum Rata-rata


Kegiatan Goal Seeker unit 2 berhasil Parameter Satuan
Sebelum Sesudah
menciptakan pembakaran yang sempurna serta
Daya MW 346,4 360,2
mengurangi konsumsi energi listrik terutama pada
Forced Draft Fan (FDF) dan Induced Draft Fan (IDF). Effisiensi Boiler % 85,26 85,95
Dari aspek lingkungan, kegiatan ini berkontribusi Effisiensi Turbin % 48,22 48,08
mengurangi tingkat emisi dari CO dan O2 yang
Efisiensi Unit
terkandung dalam gas buang pembakaran serta Pembangkitan % 41,11 41,32
mengurangi suhu gas pembakaran yang dibuang ke
atmosfer. Secara keseluruhan kegiatan Goal Seeker
unit 2 ini telah memberi manfaat dari aspek thermal,
lingkungan, ekonomi dan berhasil menghemat energi
sebesar 30.014.371 kWh sampai bulan Juli 2016.
Pada skala internasional, kegiatan ini
merupakan Pioner pada PLTU boiler subcritical
secara nasional sekaligus berhasil meraih
penghargaan sebagai Runner Up 1 dalam kegiatan
ASEAN COAL AWARDS dan ASEAN ENERGY
AWARDS 2015 untuk kategori CLEAN COAL USE
AND TECHNOLOGY IN POWER
GENERATION pada tahun 2015.
2.c Penilaian hambatan pelaksanaan investasi
Hambatan dalam pelaksanaan investasi Goal Seeker unit 2 ini adalah pada aspek teknis yaitu
waktu pelaksanaan instalasi pekerjaan yang membutuhkan negosiasi pembebanan dengan pihak
pengatur beban P2B PLN yang harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan system JAMALI

2.d Penilaian Investasi


Pendanaan Goal Seeker unit 2 bersumber dari dana investasi divisi Engineering UP Suralaya

3. Inovasi
Kegiatan inovasi Merubah Pola Operasi Shutdown Mill
Unit 1-4 di UP Suralaya berhasil mengintervensi beberapa
Aspek penting dalam dimensi produk /servis. Intervensi
dalam Aspek dimensi produk/servis ditunjukkan dengan
terjadinya perubahan dalam pelayanan produk/servis yaitu
dengan memberikan nilai tambah bagi konsumen atau
pengguna dalam hal ini P2B PLN karena Inovasi ini berhasil
mengurangi konsumsi HSD yang secara otomatis juga
mengurangi Biaya Pokok Produksi dari Rp. 475/kWh pada

3
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

tahun 2015 menjadi sebesar rata-rata Rp.457.8/kWh pada tahun 2016-2017. Selain itu kegiatan inovasi
ini juga memberi keuntungan kompetitif karena berhasil mengurangi konsumsi HSD sebanyak 400
liter untuk setiap kali proses shutdown Mill dan sepanjang tahun 2016 sampai bulan Juni 2017
implementasi kegiatan inovasi ini berhasil membukukan penghematan HSD sebesar 49.600 liter atau
sebesar Rp 285.696.000. (*sumber data dari divisi akuntansi UP Suralaya). Sedangkan ditinjau dari
dampak lingkungan kegiatan inovasi ini berhasil menurunkan emisi sebesar 524 Ton CO2 sepanjang
tahun 2016 sampai bulan Juni 2017 (*sumber data divisi lingkungan UP Suralaya).
Selain itu kegiatan inovasi Merubah Pola Operasi Shutdown Mill Unit 1-4 UP Suralaya juga
telah berhasil mengintervensi perubahan dalam keseluruhan rantai nilai (value chain) antara lain
adalah rantai nilai produksi yang ditunjukkan dengan membakukan perubahan pola pengoperasian
Shutdown Mill unit 1-4 di UP Suralaya dalam sebuah SOP / IK yang telah disepakati dan dipatuhi
bersama. Kemudian ditinjau dari rantai nilai konsumsi kegiatan Inovasi ini berhasil menekan
konsumsi HSD sebesar 49.600 liter atau sebesar Rp 285.696.000. Ditinjau dari perubahan rantai nilai
pelayanan konsumen kegiatan inovasi ini berhasil menurunkan BPP (Biaya Pokok Produksi) sehingga
konsumen dari UP Suralaya dalam hal ini P2B PLN bisa mendapatkan listrik dengan harga lebih rendah
yaitu dari Rp. 475/kWh pada tahun 2015 menjadi sebesar rata-rata Rp.457.8/kWh pada tahun 2016-
2017. Sedangkan ditinjau dari nilai pembuangan produk kegiatan ini berkontribusi mengurangi
tingkat emisi dari CO dan O2 yang terkandung dalam gas buang pembakaran serta mengurangi suhu
gas pembakaran yang dibuang ke atmosfer.

4. Hasil Absolut Efisiensi Energi


Hasil Absolut Efisiensi Energi
2017* (sampai bulan juni
2014 2015 2016
)
No Program
Anggaran dalam

Anggaran dalam

Anggaran dalam

Anggaran dalam
Penghematan

Penghematan

Penghematan

Penghematan

Penghematan

Penghematan

Penghematan

Penghematan
dalam juta
dalam juta

dalam juta

dalam juta
juta (Rp)

juta (Rp)

juta (Rp)

juta (Rp)
Energi

Energi

Energi

Energi
(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)
(GJ)

(GJ)

(GJ)

(GJ)
Turbin Uprating
1 630.130,9 0 80.132,29 557.183,27 0 70.855,71 611.308,89 0 77.738,76 262.117,64 0 33.332,89
Unit 2
Turbin Uprating 100.602,6
2 585.368,96 0 74.440,01 791.102,46 0 640.583,89 0 81.461,57 333.438,43 0 42.402,59
Unit 1 7
Modifikasi Throat
3 ring Pulverizer 323.61,36 278,34 4.115,32 29.057,01 0 3.695,11 29.173,62 165,07 3.709,94 12.462,16 0 1.584,78
Unit 5
Modifikasi Throat
4 ring Pulverizer 31.960,82 0 4.064,38 30.260,95 162,65 3.848,21 29.007,18 0 3.688,77 12.644,96 0 1.608,03
Unit 6
Modifikasi Throat
5 ring Pulverizer 31.579,87 0 4.015,94 26.789,53 173,80 3.406,76 28.623,21 0 3.639,95 9.997,95 0 1.271,42
Unit 7
Perubahan pola
6 12.956,99 0 1.647,71 10.797,49 0 1.373,09 6.478,49 0 823,85 2.159,5 0 274,62
Cold Start Unit 7
Goal Seeker Unit
7 0 0 0 0 648,56 0 37.828,31 1024,83 4.810,54 16.220,06 0 2.062,67
2
Perubahan pola
8 10.797,49 0 1.373,09 2.159,5 0 274,62 19.435,48 0 2.471,56 2.159,5 0 274,62
Cold Start Unit 5
Pengoperasian
9 HP bypass pada 7.519,68 0 956,26 6.015,74 0 765,01 6.617,32 0 841,51 1.503,94 0 191,25
Unit 1-2-3-4
Penggatian
10 lampu TL dengan 819,69 602,66 104,24 1.484,88 0 188,83 0 0 0 0 0 0
LED
Pemasangan VSD
11 Motor Coal 108,06 0 13,74 74,89 0 9,52 108,31 0 13,77 46,84 0 5,96
Feeder Unit 6
Pemasangan VSD
12 Motor Coal 128,43 0 16,33 80,91 0 10,29 108,76 0 13,83 55,22 0 7,02
Feeder Unit 4
Dynamic
13 Classifier 212,01 0 26,96 198,85 0 25,29 243 0 30,91 125,16 0 15,92
Pulverizer Unit 1
Pemasangan VSD
14 Motor Coal 128,38 0 16,33 90,72 0 11,54 131,87 0 16,77 56,27 0 7,16
Feeder Unit 2
Pemasangan VSD
15 Motor Coal 93,67 0 11,91 87,86 0 11,17 107,36 0 13,65 55,3 0 7,03
Feeder Unit 1

4
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Manajemen
16 Backwash 110,22 0 14,01 113,17 0 14,39 110,22 0 14,02 47,56 0 6,04
Condensor Unit 6
Manajemen
17 Backwash 112,51 0 14,31 106,94 0 13,59 109,56 0 13,93 48,88 0 6,22
Condensor Unit 5
Pemasangan VSD
18 Motor Coal 61,13 7,77 84,77 10,78 130,79 0 16,63 29,65 0 3,77
Feeder Unit 3
Manajemen
19 Backwash 115,79 0 14,72 105,62 0 13,43 114,48 0 14,56 39,36 0 5,01
Condensor Unit 7
Retubing HP
20 18,7 0 2,38 17,54 0 2,23 24,34 0 3,09 11,04 0 1,40
Heater 7 Unit 1
Merubah Pola
Operasi
21 - - 1.912,7 0 243,23 262,22 0 33,35
Shutdown Mill
Unit 1-4
TOTAL
PENCAPAIAN
1.344.585 1.455.812 1.412.158 653.481,6
PENGHEMATAN
ENERGI
TOTAL
PENCAPAIAN
PENGHEMATAN 4.212.554,54
ENERGI sd Juni
2017

Keterangan : *Kegiatan Efsiensi Energi pada tahun tersebut tidak memerlukan anggaran dan biaya operasional

Penghematan hasil program efisiensi energi sepanjang tahun 2016 sampai dengan bulan Juni
2017 adalah sebesar 4212554,54 GJ (setara untuk memenuhi kebutuhan listrik 880 rumah
pelanggan 900VA selama sebulan) atau sebesar Rp. 262.682.800.000,00 dengan konversi satuan
Biaya Pokok Produksi Listrik sebesar Rp. 457,80 per kWh

Intensitas Pemakaian Energi


0,064
0,063
0,061
5. Intensitas Pemakaian Energi 0,059
( kWh / kWh )
2014 2015 2016 sd Juni
2017

6. Posisi Intensitas Pemakaian Energi


Dibandingkan dengan industri sejenis di Tingkat Nasional Standar nilai (benchmarking) telah
dilakukan oleh pihak eksternal dengan posisi UP Suralaya pada tahun 2017 berada di posisi 10 dari
keseluruhan 14 industri sejenis di level dunia / global.

0.12
0.098 0.099
0.10
INTENSITAS ENERGI (GJ/GJ)

0.077
0.08 0.069
0.067
0.059 0.062
0.06 0.050
0.037
0.04
0.016 0.020
0.02
0.000 0.001 0.002
0.00

5
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

No Perusahaan Negara Intensitas (Gj/Gj) Sumber Data


1 J-Power - Coal Jepang 0,0004 Sustainability Report J-Power 2016
2 Kansai Electric Power-Coal Jepang 0,0006 CSR and Financial Report Kansai Electric Power 2015
3 RWE - coal Jerman 0,0020 RWE Responsibiity Report 2016
4 PT. PJB Mrica Banjarnegara Indonesia 0,0164 PJB Annual Report 2015
5 Taiwan Power Co. (coal) Taiwan 0,0198 Taiwan Power Sustainibility Report 2016
Chubu Electric Power Corporation- Annual Report Chubu Electric Power Company Group
6 Jepang 0,0372
Coal 2015
7 Energias de Portugal-Thermal/coal Portugal 0,0504 EDP Sustainibilty Report
8 PT. IP UP Labuan Indonesia 0,0591 Data Perusahaan
9 PT. IP UP Lontar Indonesia 0,0624 Data Perusahaan
10 PT. IP UP Suralaya Indonesia 0,0670 Data Perusahaan
11 PT. PJB UP Paiton (PLTU) Indonesia 0,0690 PJB Annual Report 2015
12 PT. IP UP Banten 1 Suralaya Indonesia 0,0774 Data Perusahaan
13 GMR Energy-Coal Indonesia 0,0978 GMR Sustainibility Report 2015-2016

14 E.ON-Coal Jerman 0,0988 Sustainability Report E.ON 2015

Penurunan Emisi 4
1. Status Emisi
Emisi gas rumah kaca berasal dari pembakaran batubara atau minyak HSD
untuk proses produksi yaitu CO2. CH4 dan N2O dan fasilitas penunjang proses produksi listrik
PS (Penggunaan Sendiri) yaitu CO2. Sedangkan emisi gas konvensional. yaitu SO2. NO2
partikulat. yang berasal dari pembakaran Batubara atau minyak HSD untuk proses produksi.
Data status emisi selama tahun 2014 - s/d juni 2017 yang dihasilkan oleh UP Suralaya
ditunjukkan oleh tabel berikut :
Data status
Aspek Jenis Emisi
Para Besaran Emisi / Rasio disesuaikan dengan
Satuan
meter 2014 2015 2016 2017*
SOx 62,479,134.34 59,309,597.16 74,231,656.82 format baru
39,065,787.10 Ton
NOx 58,345,104.09 56,006,745.71 49,391,347.45 27,649,522.67 Ton
Konvensional PM 10,737,601.56 10,027,434.73 11,433,451.32 5,804,349.42 Ton
Total Emisi
131,561,839.99 125,343,777.60 135,056,455.59 72,519,659.19 Ton
Total emisi Konvensional
dihasilkan
CO2 22,166,279.97 23,346,343.83 22,318,083.07 Ton CO2e
Gas Rumah Kaca 11,149,303.43
(GRK) CH4 5,500.19 5,779.27 95,795.01 2,743.41 Ton CO2e
N2O 97,792.43 102,895.10 202,355.43 48,961.60 Ton CO2e
Total Emisi GRK 22,269,572.59 23,455,018.20 22,616,233.50 11,201,008.43 Ton CO2e
SOx 62,479,134.34 59,309,597.16 74,231,656.82 39,065,787.10 Ton
Konvensional NOx 58,345,104.09 56,006,745.71 49,391,347.45 7,649,522.67 Ton
Total emisi PM 10,737,601.56 10,027,434.73 11,433,451.32 5,804,349.42 Ton
produksi CO2 21,029,825.61 22,122,513.83 21,067,583.13 10,528,972.95 Ton CO2e
Gas Rumah Kaca
CH4 5,493.01 5,771.63 5,495.20 2,743.41 Ton CO2e
(GRK)
N2O 97,784.12 102,886.27 97,979.80 48,961.60 Ton CO2e
SOx - - - - Ton
Konvensional NOx - - - - Ton
Total emisi PM - - - - Ton
penunjang CO2 1,136,454.36 1,223,830.00 1,250,499.94 620,330.48 Ton CO2e
Gas Rumah Kaca
CH4 7.18 7.64 90,299.81 - Ton CO2e
(GRK)
N2O 8.30 8.83 104,375.63 - Ton CO2e

Rasio Penurunan Gas Rumah Kaca


CO2eq 0.0148 0.0167 0.0152 0.0146 %
Emisi (GRK)

Intensitas GRK 0.27 0.28 0.28 0.28 %


Hasil Absolut PPU
330,322.06 391,580.75 343,818.52 163,705.32 Ton CO2eq/Tahun
GRK
Total Produksi
81,348,332.59 84,702,412.17 82,029,948.23 40,449,575.99 GJ
Perusahaan

Keterangan : Data hingga Juni 2017

6
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Untuk semua parameter status Emisi dapat dilihat dalam tabel diatas pada kolom nomor 3
a. Total emisi terdiri dari total emisi untuk proses produksi dan total emisi fasilitas pendukung
dapat dilihat pada kolom Parameter(Total emisi konvensional&Total Emisi GRK)
b. Total emisi untuk proses produksi terdiri dari emisi GRK dan emisi konvensional yang
terdapat pada proses produksi. dapat dilihat pada kolom 1. Aspek, baris Total emisi produksi
c. Total emisi untuk fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses produksi / jasa
dapat dilihat pada kolom 1. Aspek, baris Total Emisi Penunjang.
d. Rasio penurunan emisi tahun 2014-2017* dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Rasio Penurunan Emisi


0.0170

0.0165 0.0167
0.0160
Rasio Emisi(%)

0.0155

0.0150 0.0152
0.0145 0.0148
0.0146
0.0140

0.0135
2014 2015 2016 s/d Juni 2017
Rasio Penurunan Emisi 0.0148 0.0167 0.0152 0.0146

2. Adisionalitas
1. PENGEMBANGAN MIKROALGA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF DAN PENYERAP
EMISI CO2 UBP SURALAYA
Pengembangan Mikroalga sebagai bahan bakar Alternatif dan penyerap
emisi CO2 UBP Suralaya merupakan yang pertama kali dilaksanakan pada
PRAKTEK Pembangkit Listrik di Indonesia. Pengembangan mikroalga dilakukan dengan
UMUM membangun instalasi gas buang hasil pembakaran dan melakukan
pengembangan mikroalga secara baik dan teratur sehingga dapat menurunkan
emisi CO2 sebesar 202 ton/tahun
Tidak ada peraturan yang mewajibkan UBP Suralaya melakukan
KEWAJIBAN Pengembangan Mikroalga sebagai bahan bakar Alternatif dan penyerap emisi
PERATURAN CO2, tetapi pihak internal UP Suralaya berinisiatif melakukan kegiatan
pengurangan CO2.
Hambatan utama untuk melaksanakan proyek tersebut adalah pengetahuan
HAMBATAN teknologi dan penelitian penggunaan mikrolaga sebagai bahan bakar
PELAKSANAAN alternative dan penyerapan emisi CO2 di PLTU merupakan hal yang baru dan
belum banyak diketahui dan dilaksanakan di Indonesia
Proyek ini dilaksanakan atas kerjasama Pusat Penelitian Pengembangan
Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energy
Kementerian ESDM RI dan PT. Indonesia power . Kerjasama ini meliputi
INVESTASI
pembangunan sarana , pengembangan dan penelitian mikrolaga yang
dilaksanakan di UBP Suralaya dengan berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar
202 ton/tahun

3. Inovasi
Kegiatan inovasi Merubah Pola Operasi Shutdown MillAspek
Unitinovasi dipilih
1-4 di UP dengan
Suralaya opsi yaitu:
memenuhi
aspek inovasi sebagai berikut : 1. perubahan sistem
(i) Aspek dimensi produk/servis 2. perubahan subsistem
3. perubahan
Hasil kegiatan inovasi ini menghasilkan perubahan komponen
dalam pelayanan produk/servis
yaitu memberikan nilai tambah bagi konsumen atau pengguna dalam hal ini P2B
tidak menggunakan
PLN karena Inovasi ini berhasil mengurangi konsumsi dimensi
HSD yang secara produk
otomatis juga
dimensi pengguna dll
mengurangi Biaya Pokok Produksi dari Rp. 475/kWh pada tahun 2015 menjadi sebesar

7
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

rata-rata Rp.457.8/kWh pada tahun 2016-2017. Selain itu kegiatan inovasi ini juga
memberi keuntungan kompetitif karena berhasil mengurangi konsumsi HSD sebanyak
400 liter untuk setiap kali proses shutdown Mill dan sepanjang tahun 2016 sampai bulan
Juni 2017 implementasi kegiatan inovasi ini berhasil membukukan penghematan HSD
sebesar 49.600 liter atau setara 604.145 kWh yang dihasilkan. Sedangkan ditinjau dari
dampak lingkungan kegiatan inovasi ini berhasil menurunkan emisi sebesar 524 Ton
CO2 sepanjang tahun 2016 sampai bulan Juni 2017.

(ii) Aspek perubahan dalam rantai nilai (value chain)


Ditinjau dari rantai nilai konsumsi kegiatan Inovasi ini berhasil menekan konsumsi
HSD sebesar 49.600 liter. hal ini setara dengan Efisiensi biaya shutdown mill sebesar Rp
285.696.000. Sedangkan dari perubahan
rantai nilai pelayanan konsumen kegiatan
inovasi ini berhasil menurunkan BPP (Biaya
Pokok Produksi) sehingga konsumen dari UP
Suralaya dalam hal ini P2B PLN bisa
mendapatkan listrik dengan harga lebih rendah
yaitu dari Rp. 475/kWh pada tahun 2015
menjadi sebesar rata-rata Rp.457.8/kWh pada
tahun 2016-2017. Sedangkan ditinjau dari nilai
pembuangan produk kegiatan ini
berkontribusi mengurangi tingkat emisi CO2 sebesar 524 Ton CO2 eq dalam gas buang
pembakaran serta mengurangi suhu gas pembakaran yang dibuang ke atmosfer

4. Hasil absolut penurunan emisi


Hasil absolute program penurunan emisi GRK tahun 2014- 2017* UP Suralaya dapat dilihat
pada Tabel:

Keterangan : * Data hingga bulan Juni 2017

8
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

5. .Intensitas emisi yang INTENSITAS


0.277
EMISI
0.277
dihasilkan

Intensitas Emisi
(TonCO2eq/GJ)
0.277 0.276
0.276
Intensitas emisi merupakan total emisi 0.274
0.275
dibandingan dengan produksi listrik PLTU 0.274
Suralaya. Dapat dilihat pada gambar berikut: 0.273
0.272
2014 2015 2016 s/d Juni
2017
6. Posisi Intensitas Emisi Benchmarking Intensitas
Dibandingkan dengan industri sejenis Internasional 2017
di Tingkat Internasional. Benchmark standar
nilai telah dilakukan oleh pihak eksternal
dengan posisi UP Suralaya tahun 2017 berada
di posisi 13 dari 16 Perusahaan sejenis di
tingkat Dunia/internasional, dapat dilihat pada
Gambar berikut:

Perbandingan intensitas pemakaian energi pembangkit


listrik Internasional

5 3R Limbah B3
PT. Indonesia Power UP Suralaya memiliki 17 jenis limbah B3 yang di hasilkan dan
Program Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah B3 di UP Suralaya mengacu kepada peraturan
limbah B3 PP Nomor 101 Tahun 2014. Untuk penyimpanan limbah B3 tercantum dalam
Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon No. 658.31/Kep. 537 - BLH/2012.
1. Jumlah B3 yang Dihasilkan
a. Limbah B3 yang dihasilkan oleh UP. Suralaya diantaranya Sludge, Abu Incenerator, Resin
bekas, catridge bekas, Accu bekas, Bahan kimia kadaluarsa, Glass Wool, Pelumas bekas,
Lampu bekas, Majun bekas, Limbah cair sisa, Saringan bekas, Batu baterai, Kaleng bekas,
Jerigen bekas, Cat kadaluarsa, Foam bekas, Limbah klinis, Serbuk gergaji, Fly ash dan
Bottom ash. Total limbah B3 pada tahuhn 2017 sampai dengan bulan Juni sebesar
252699,4 Ton, dan pada tahun 2016 total limbah B3 yang dihasilkan sebesar
466.975,32 Ton
b. Program penurunan limbah B3 yang dilakukan dengan melakukan purifikasi minyak
pelumas turbin dan trafo, Pemanfaatan aki bekas sebagai power bank PLTS untuk lampu
penerangan jalan, Modifikasi sistem operasi Pulverizer pada sisi DSVS Rotating Classifier
nya sebagai Cara Pengurangan Pembentukan FA-BA dengan rasio limbah B3 terhadap
total limbah yang dihasilkan sebesar 15,48% pada tahun 2017 dan pada tahun 2016
sebesar 16,89%.
Data status
disesuaikan dengan
format baru

9
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

2. Aditionalitas
manfaatan FA-BA Untuk Pembuatan Geopolimer Paving
Pemanfaatan Fly ash dan Bottom Ash UP Suralaya merupakan pertama di
Indonesia yang memanfaatkan FA-BA sebagai bahan utama pembuatan
Geopolimer Paving. GeoPav merupakan suatu bentuk pemanfaatan FA-BA
sebagai bahan baku utamanya. Pembuatan Geopav tidak menggunakan
semen di dalam kandungan pembuatan Geopav.
Produk GeoPav dengan nomor paten XXX diimplmentasikan
pertama kali di Indonesia oleh UP suralaya dan menjadi inovasi yang dipilih
oleh Kemenristek Dikti dan dinyatakan oleh kerjasama oleh pihak tersebut
dan pihak eksternal.
Kandungan Fly Ash dan Bottom Ash UP Suralaya mengakomodir
dalam pembuatan GeoPav. Komposisi Geopav yaitu FA-BA, pasir, Abu
batu, Batu Split, NaOH,Sodium Silikat, Air. Geopav menghasilkan tes Kuat
Tekan, Ketahanan Aus, Kemampuan Lentur dan
Daya serap air sesuai klasifikasi Mutu A dalam Benda Kuat Ketahan Penyerapan air
Tekan Aus rata-rata maks. Mutu
SNI 03- 0691-1996 dan Spesifikasi Umum Bina Uji
Marga tahun 2010 Revisi 3 dan Pd-T-14-2003 Mpa mm/menit (%)
tentang Perencanaan Perkerasan Jalan Beton I 38,37 0,103 7,32 A
Semen. Menghasilkan GEOPAV dan GRoad II 45,07 0,047 7,83 A
dengan mutu K-400 III 52,23 0,038 8,24 A

a. Kewajiban yang diatur di dalam PP 101 tahun 2014 hanya mengatur pengelolaan
limbah B3 sehingga kegiatan mengurangi limbah B3 ini merupakan usaha dari UP
Suralaya untuk melakukan pengurangan pada limbah B3 dan wujud nyata dari misi
perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan.
b. Praktek umum Pemanfaatan FA-BA untuk pembuatan Geopolimer Paving menjadi
pelopor pertama di Indonesia dalam pemanfaatan dikelompok pembangkit PLTU.
c. Pada sisi investasi pengadaan peralatan pemanfaatan FA-BA menjadi GeoPav sebesar
Rp. 750.000,000 program GeoPav ini dapat mereduce limbah.
d. Hambatan Pelaksanaan program ini merupakan pionir di Indonesia sehingga
kepercayaan terhadap GeoPav masih rendah, kepercayaan lebih timbul pada paving
yang bersifat konvensional yang terdapat kandungan semen di dalam paving tersebut.

3. Aspek Inovasi
Program ini memiliki kriteria dari segi Inovasi pada sistem Dimensi Pengguna
dikarenakan pada program ini dilakukan pengembangan inovasi serta perubahan pada sistem
operasi kecepatan pada Classifier sehingga menghasilkan coal fineneses
Aspek inovasi yang baik
dipilih dengan yaitu
opsi yaitu:
lolos 70% dari 200 mesh dan mengakibatkan pembakaran menjadi optimal
1. perubahan sistem dan mengurangi
pembentukan Fly Ash dan Bottom Ash. 2. perubahan subsistem
3. perubahan komponen
3.1 Pengembangan Inovasi
tidak menggunakan dimensi produk
Pada awalnya pengoperasian DSVS Rotating Classifier
dimensi pengguna dll
hanya mengikuti setting manual fix/constan rotation dari pabrikan,
penjelasan deksriptif dengan ditunjang
akan tetapi setting yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi
data2 yang
berada pada sistem yang terpasang di unit pembangkitan suralaya.
Sehingga UP Suralaya melakukan pengembangan pada sistem
kecepatan putaran classifier yang dapat mengoptimalkan peran
classifier dan pembakaran di dalam ruang bakar menjadi optimal
serta mengurangi pembentukan Fly Ash dan Bottom Ash.

10
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Program ini memrupakan hasil karya UP. Suralaya dan


diakui sebagai pelopor inovasi untuk sector pembangkitan
tingkat Nasional yang dibuktikan oleh sertifikat juara 2 lomba
karya inovasi PLN tingkat Nasional.
3.2 Perubahan pola Operasi dan perilaku praktek dan
proses pada sistem Pulverizer
Program inovasi ini memiliki tujuan untuk
mengoptimalkan pembakaran batubara yang terjadi di dalam ruang bakar serta mengurangi Fly
Ash dan Bottom Ash yang dihasilkan oleh pembakaran. Program tersebut merubah kecepatan
putaran classifier yang dapat menghasilkan fineneses diatas 70% lolos dari 200 mesh. Sehingga
dapat mengoptimalisasi pembakaran di dalam ruang bakar.
Permasalahan yang timbul tidak optimal pengoperasian rotating classifier harus
dilakukan perbaikan, agar dapat menjaga keandalan unit dan menurunkan lossess unburned
carbon pada abu batubara. Untuk itu dilakukan studi literatur untuk mengetahui syarat-syarat
pembakaran yang baik, kemudian observasi dan menyusun rencana dan skema pengujian,
Melakukan pengujian dan pengambilan sampel pada beberapa putaran manual rotating
classifier.
Pada percobaan yang dilakukan di atas dapat kita lihat bahwa putaran yang efektif untuk
menghasilkan coal fineness yang baik (70-75% lolos 200 Mesh) adalah pada kisaran 70 – 90
rpm, dimana pada saat pengetesan index HGI Batubara 63-64.Sehingga untuk pyrite dan coal
fineness pada saat pengujian tidak ada yang keluar dari pulverizer
CHECKLIST PARAMETER PENGETESAN OPTIMALISASI PUTARAN DSVS CLASSIFIER

Classifier
Parameter Pengambilan Tuning Classifier Classifier Classifieir Classifier Classifier
No.
Data Gear (15 Spped 50 rpm Speed 60 rpm Speed 70 rpm Speed 80 rpm Speed 90 rpm
RPM)

1 Baban unit (MW) 395 391 391 398 397 393

2 speed coal feeder (%) 90 90 90 90 90 90

3 Ampere Pulverizer 42 43 45,9 43,1 48,5 51,8

4 Coal Flow Pulverizer 57 57 57 57 57 57

5 PA Flow Pulverizer 29,3 29,3 29 29,1 29,2 29

6 Differential Pulverizer 60,8 60 60,3 60,5 62,2 64,6

7 Pulverizer Outlet Tmperatur 54,71 54,82 54,45 54,5 54,63 54,9

8 Ampere Classifier 42 44 44 44 45 45

9 Frequensi Classifier 2,37 8,37 10,1 11,84 13,45 15,2

10 Fineneses 50gr 1,79 1,36 0,64 0,09 0,06 0,03

11 Fineneses 100gr 6,61 6,64 6,87 4,01 3,71 2,03

12 Fineneses 200gr 10,26 10,26 11,72 10,53 11,98 10,73


Tertahan 50 mesh (%) (Batasan <
13 3,58 2,7 1,28 0,18 0,12 0,06
1%)
Lolos 200 mesh (%) (Batasan >
14 62,7 63,3 61,5 70,7 68,8 74,4
70%)
15 HGI Batubara 63 64 63
Pyrite dan Coal Fineses yang
16 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
keluar

11
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

4. Hasil absolut pengurangan dan pemanfaatan limbah B3

(*) Limbah B3 pelumas bekas pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang sangat signifikan dikarenakan terdapat
pemeliharaan penggantian trafo unit 3. intensitah ditunjukkan 4
tahun dengan trend
5. Intensitas limbah B3 yang dihasilkan.
Hasil perbandingan dengan produksi Indonesia Power UP Suralaya didapatkan
intensitas program B3 yang dilakukan sebesar 0,005692742 Ton/GJ pada tahun 2016

6. Intensitas limbah B3 yang dihasilkan dibandingkan dengan


industri sejenis
Intensitas jumlah limbah B3 yang dihasilkan PT. IP UP Suralaya skala internasional
dilakukan terhadap 14 perusahaan, termasuk diantaranya 10 perusahaan pada skala Asia dan 4
perusahaan skala internasional lainnya, yaitu E.ON-Coal (Jerman), Energias de Portugal-Coal
(Portugal), Endesa-COAL (Portugal) dan RWE-Coal (Jerman).Hasil benchmarking intensitas
jumlah limbah B3 yang dihasilkan PT. IP UP Suralaya skala internasional dipaparkan pada
gambar berikut
Hasil perbandingan dengan produksi Indonesia Power UP Suralaya didapatkan
intensitas program B3 yang dilakukan sebesar 0,005692742 Ton/GJ pada tahun 2016.

UP. Suralaya

12
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

6 3R Limbah Padat Non B3


1. Status Limbah Padat Non B3
Limbah Padat non B3 yang dihasilkan PT Indonesia Power UP Suralaya tahun 2016 sebanyak
392,75 Ton. Dengan menggunakan konsep pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse dan
Recycle) yang terdiri dari reduce limbah dari sumber dengan senantiasa menerapkan prinsip
paperless, budaya makan parasmanan , reuse kertas bekas , serta program daur ulang (recycle) koran
bekas menjadi barang kerajinan bersama POSBINDU, Komposting sampah organik dengan
pemanfaatan sampah dedaunan dan pengolahan sisa makanan dari kantin, Rasio hasil 3R terhadap
total limbah padat yang dihasilkan tahun 2016 sebesar 48.84%. Data status
disesuaikan dengan
Parameter TAHUN format baru SATUAN
2014 2015 2016 Sd Juli 2017
Limbah Non B3 yang dihasilkan 390.845 392.86 392.749 196.83 TON
Hasil Absolut 3R limbah Non B3 40 101.12 191.81 144.91 TON
Total Produksi Listrik 81348332.59 84702412.17 82029948.23 40449575.99 GJ
Intensitas Limbah Non B3 4.80459E-06 4.63812E-06 4.78787E-06 4.86606E-06 Ton/GJ
25.74 48.84 73.62
Rasio 3R terhadap Limbah Non B3 yang dihasilkan 10.23 %

2. Adisionalitas
PT Indonesia Power UP Suralaya melakukan program
GREEN CANTEEN sebagai salah satu upaya dalam program
pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Pada Program
Green Canteen tersebut memenuhi dua aspek 3R pengelolaan
sampah yaitu reduce sampah dari sumber berupa pemakaian box
nasi dan recycle sampah sisa makanan kantin menjadi produk yang
ekologis dan ramah lingkungan yaitu kompos yang digunakan
untuk kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh PT Indonesia
Power UP Suralaya. Sebesar 124,4 Ton kompos di Tahun 2016
dihasilkan dari Program Green . Canteen
Progr
am Green Canteen ini merupakan program yang dilakukan di PT Indonesia Power UP Suralaya
program ini melibatkan seluruh pegawai PT Indonesia Power serta ada keterlibatan masyarakat
sekitar dalam pengelolaan kompos. Program ini merupakan murni inisiatif dari PT Indonesia Power
UP Suralaya beldengan kebutuhan investasi sebesar Rp.323.000.000,- untuk kegiatan pengurangan
box nasi dan biaya operasional pembuatan kompos,

3. Aspek Inovasi
Program pemanfaatan koran bekas
menjadi barang kerajinan ini merupakan Inovasi
Dimensi Produk bagi perusahaan merupakan
salah satu upaya penambahan nilai sampah
koran bekas menjadi barang yang mempunyai
nilai tinggi yang sekaligus mengurangi timbulan
sampah koran bekas, kegiatan ini menjadikan
masyarakat sekitar Suralaya menjadi peran
utama karena pengelolaannya murni dilakukan
oleh masyarakat yang dibina langsung oleh
POSBINDU Amanah yang merupakan salah
Gambar : Aspek Perubahan Rantai Nilai Program Pemanfaatan Koran Bekas
satu mitra binaan CSR UP Suralaya. Dampak

13
DRKPL 2017 inovasiSURALAYA
PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN harus diklaim termasuk
sistem, subsistem, penambahan
komponen.
yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah peningkatan dari tiga tiga
aspekitusekaligus
dipilih dan dideskrpsikan
yaitu aspek
ekonomi dengan penambahan pendapatan , aspek sosial dalam terkait program
peningkatan itu, kemudian
kreativitas masyakatfakor
dan budaya peduli lingkungan dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
tambah lain apa seperti dari segi
Dalam perjalanan program dari kreativitas masyarakat sendiri
operasimenciptakan pula inovasi
dll serta dijelaskan juga
berupa pembuatan alat linting kertas koran yang menggunakan mesin sehingga proses pengerjaan
penghematan mencapai berapa..
lebih cepat sehingga secara ekonomi pun bisa diperoleh hasil yang lebih cepat.
4. Hasil Absolut

Hasil Absolut Program Pemanfaatan limbah padat non B3 selama 4 tahun terakhir
intensitah ditunjukkan 4
5. Intesitas Limbah Padat Non B3 yang dihasilkan dibandingkan dengantahun dengan
Produk yang trend
dihasilkan sebesar 0,016932694 Ton/GW

6. Posisi Intensitas Limbah


Padat Non B3
Dibanding Industri Sejenis Unit
PLTU Suralaya merupakan Pembangkit
listrik dengan Peringkat ke 5 Skala
Internasional .

Efisiensi Air & Penurunan Beban Pencemaran Air 7


A. Efisiensi Air Data status
disesuaikan dengan
1. Status Efisiensi Air format baru
Tabel Profil 3R Air
Tahun
Parameter Satuan
2013 2014 2015 2016 2017*
Total Penggunaan Air 1.763.124,6 1.648.035,1 1.581.318,4 1.490.309,4 832.094,7 Ton
a) Proses Produksi 797.086,6 657.795,1 758.338,4 753.499,4 415.004,7 Ton
b) Fasilitas Pendukung 966.038,0 990.240,0 822.980,0 736.810,0 417.090,0 Ton
Hasil Absolut 3R Air 17.593,4 156.884,9 66.781,6 74.860,6 406.515,3 Ton
Produksi Energi Listrik 86.080.224,0 81.348.332,5 84.702.412,1 82.029.948,2 40.449.576,0 GJ

14
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Intensitas Penggunaan
0,020482342 0,020258991 0,018669107 0,01816787 0,02057116 Ton/GJ
Air**
Rasio 3R air*** 0,009978532 0,095195121 0,042231596 0,050231583 0,488544513 %
*) s/d Bulan Juni 2017 **) Total penggunaan air dibandingkan jumlah produksi energy listrik
***) Hasil absolut 3R air dibandingkan total penggunan air

Proses Produksi (Ton) (Ton) (Ton/GJ) (%)


753.499,4 74.860,6 0,018 0,05
-------------------------------- -------------------------------
Fasilitas Pendukung (Ton) ------------------------------- -------------------------------
Hasil Absolut Intensitas Rasio 3R Air
736.810,0 3R Air Penggunaan Air

2. Adisionalitas Efisiensi Air


Implementasi Program Pola Operasi Blow Down secara Intermitten
Program perubahan pola operasi pembukaan Blow Down Water secara Intermitten yang
sebelumnya dijalankan secara kontinyu dengan lebih menekankan pada upaya pengendalian kualitas
air proses, merupakan cara paling ekonomis dan konsisten terhadap pengontrol TDS yang terbentuk
serta pemakaian air penambah Boiler.
Program tersebut bertujuan dalam penghematan penggunaan make up water sebagai air
pengisi Boiler, sehingga berdampak terhadap efisiensi pemakaian air. Selama periode tahun 2016
telah dilakukan penghematan pemakaian make up water sebanyak 61.181 ton, sedangkan untuk
tahun 2017 dapat menghemat pemakaian make up water sebanyak 399,675 ton.
i. Penilaian Praktek Umum
Pola operasi bukaan Blow Down didasarkan atas hasil analisa operator laboratorium, dimana
konsistensi kualitas air Boiler tetap dipertahankan dalam standar yang ditetapkan.
Jika dalam kasus kualitas air Boiler hasil analisanya melebihi baku mutu, maka valve pipa
Blow Down (BD) dibuka melalui koordinasi antara pihak laboratorium dengan pihak operasi
ii. Penilaian Kewajiban yang diatur dalam Peraturan
Industri wajib menyediakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku yang diatur
dalam UU No. 7 tahun 2004. Upaya perubahan pola operasi Blow Down (BD) secara
intermitten yang semula beroperasi kontinyu terbukti dapat mereduce pemakaian make up
water untuk boiler, sehingga ketersediaan air baku tetap terjaga.
Kendatipun tidak ada peraturan yang mewajibkan melakukan upaya seperti itu, namun
manajemen UP Suralaya telah berkomitmen melaksanakan program ini secara
berkesinambungan mengingat pentingnya program ini dalam mengefisiensikan pemakaian
make up water untuk boiler, juga berdampak baik terhadap lingkungan.
iii. Investasi
Anggaran yang digunakan dalam penerapan program pola operasi Blow Down secara
Intermitten yang bertujuan dalam efisinsi pemakaian make up water pengisi Boiler ini sebesar
Rp. 0 Hal ini karena hanya merubah pola operasi bukaan valve Blow Down saja, yang
sebelumnya dimaintence bukaan 1%, saat ini dibuka sesuai instruksi analisa operator
laboratorium.
iv. Hambatan
Pengontrolan analisa kualitas air boiler oleh laboratorium diatas nilai standar yang ditetapkan,
sehingga implementasi pola operasi Blow Down akan senantiasa cenderung kontinyu. Maka
kebutuhan air penambah Boiler masih akan tetap semakin tinggi, sehingga efisiensi air tidak
tercapai.

15
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

3. Inovasi Efisiensi Air


Reuse Air Effluent IPAL (WWTP) untuk Penyiraman Jalan Area Unit Pembangkit
Suralaya terhadap Paparan Debu Batubara Aspek inovasi dipilih dengan opsi yaitu:
1. perubahan sistem
i. Dimensi Produk/Servis 2. perubahan subsistem
Penggunaan air effluet IPAL (WWTP) yang telah diolah sebelumnyakomponen
3. perubahan untuk penyiraman
jalan, menjadi solusi efektif sebagai substitusi pembelian air bersih terhadap penanggulangan
tidak menggunakan dimensi produk
paparan debu akibat aktifitas bongkar-muat batubara di area pembangkit Suralaya, dengan begitu
dimensi pengguna dll
perusahaan dapat menghemat pembelian air bersih yang rutin dilakukan sebelumnya.
penjelasan deksriptif dengan ditunjang
Dengan rerata musim kemarau yang selalu berlangsung selama 6 bulan, dan setiap harinya
penyiraman harus dilakukan sebagai upaya peredam paparan debudata2
tersebut, maka perusahaan akan
mendapatkan benefit lebih dari penghematan dalam pembelian air bersih. Disamping itu perusahaan
telah melakukan reuse terhadap sirkulasi pengolahan airnya.
Selama periode kemarau yang berlangsung dalam 6 bulan, pada tahun 2016 telah dilakukan reuse
terhadap air effluent sebesar 7.200 ton, dengan nilai penghematan sejumlah Rp 65.138.400 jika
perusahaan tetap membeli air bersih.

4. Hasil Absolut Efisiensi Air

*) s/d Bulan Juni 2017


5. Intensitas pemakaian air terhadap produksi pada tahun 2016 sebesar 0,018 Ton/GJ

Total Penggunaan Air


1763124. 1648035.(Ton) 5,
1581318. 1490309.
604 1 4 4
2,

832094.7

2013 2014 2015 2016 2017*

6. Bechmarking Intensitas Air


Benchmarking intensitas konsumsi air PT. IP UP Suralaya skala internasional menempati
peringkat ke-5 pada skala internasional untuk aspek intensitas konsumsi air.

16
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

1 RWE – Coal (Jerman)


2 E.ON – Coal (Jerman)
3 Kansai Electric Power – Coal (Jepang)
4 Taiwan Power Co. – Coal (Jepang)
5 PT. Indonesia Power UP Suralaya (Indonesia)
6 PT. Indonesia Power UP Labuan (Indonesia)
7 Chubu Electric Power Corporation – Coal (Jepang)
8 PT. PJB Mrica Banjarnegara (Indonesia)
9 PT. IP UP Banten 1 Suralaya (Indonesia)
10 J-Power – Coal (Jepang)
11 PT. Indonesia Power UP Lontar (Indonesia)
12 China Shenhua Energy – Coal (China)
13 Endesa – COAL (Portugal)
14 GMR Energy – Coal (Idia)
Data status
B. Penurunan Beban Pencemaran Air disesuaikan dengan
1. Status Penurunan Beban Pencemaran Air format baru
Tabel Profil Timbulan dan Penurunan Beban Pencemaran Air
Tahun
Parameter Satuan
2013 2014 2015 2016 2017*
Total Air Limbah
98.251 72.930 69.876 71.803 42.139 Ton
Dihasilkan
a) Proses Produksi 98.251 72.930 69.876 71.803 42.139 Ton
b) Fasilitas
0 0 0 0 0 Ton
Pendukung
Hasil Absolut Ton
Penurunan Beban 1,644 0,391 0,261 0,264 0,266 (TSS, M&L ,
Pencemaran Cu & PO⁴⁻)
Total Produksi Energi
86.080.224,0 81.348.332,5 84.702.412,1 82.029.948,2 40.449.576,0 GJ
Listrik
Intensitas Air Limbah
0,0011414 0,0008965 0,0008250 0,0008753 0,0010418 Ton/GJ
Dihaliskan**
Rasio Penurunan
Beban 1,67308E-05 5,36665E-06 3,72897E-06 3,67067E-06 6,30077E-06 %
Pencemaran***
*) s/d Bulan Juni 2016
**) Total air limbah dihasilkan dibandingkan jumlah produksi energy listrik
***) Hasil absolut penurunan beban pencemaran dibandingkan total air limbah

2. Adisionalitas Penurunan Beban Pencemaran Air


Implementasi Metode Low Phosfat Treatment sebagai Chemical Penambah pada Air Boiler
Metode Low Phosfat Treatment merupakan upaya dalam menjaga kualitas air, salah satunya
diantaranya pengontrol pH di Boiler dengan menginjeksikan kandungan PO⁴⁻ berkonsentrasi yang
cukup bahkan kecil senilai 1-2 ppm, berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu terhadap
ketetapan regulasi dengan berbasiskan pH di Boiler senilai ±10. Metode tersebut menjadikan
residual Phosfat yang terbuang kecil, sehingga dapat menurunkan beban pencearan air.
Selama periode tahun 2016 beban pencemaran air oleh Phosfat sebanyak 0,0007 ton, terdapat
penurunan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 0,0008 ton. Hal ini bernilai positif dimana beban
pencemaran air di lingkungan berkurang.
17
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

i. Penilaian Praktek Umum


Pengimplementasian metode low phosfat bebasiskan pada pH air Boiler senilai ±10 sesuai
ketetapan regulasi, dengan konsentrasi phosfat yang diinjeksikan dimaintance senilai 1-
2 ppm. Sehingga residual phosfat yang timbul kecil.
ii. Penilaian Kewajiban yang diatur dalam Peraturan
Kendati tidak ada peraturan yang mewajibkan melakukan upaya seperti itu, namun manajemen
UP Suralaya telah berkomitmen melaksanakan program Metode Low Phosfat Treatment ini
secara berkesinambungan dikarenakan hal tersebut sangat signifikan terhadap pengurangan beban
limbah.
iii. Investasi
Anggaran yang digunakan dalam penerapan program metode low phosfat ini sebesar Rp. 0
Hal tersebut dikarena hanya merubah konsentrasi injeksi phosfat senilai 1-2 ppm dari
sebelumnya 2,6~3 perbandingan mol Na : PO4
iv. Hambatan
Hambatan dalam pelaksanaan pengimplementasian metode low phosfat adalah pada aspek
teknis preparasi konsentrasi phosfat yang tidak konsisten
3. Inovasi Penurunan Beban Pencemaran Air Aspek inovasi dipilih dengan opsi yaitu:
Pola Operasi Blow Down Secara Intermitten Berdampak 1. perubahan
Terhadap sistem Beban
Penurunan
Pencemaran Air 2. perubahan subsistem
3. perubahan komponen
 Dimensi Produk/Servis
Implementasi perubahan pola operasi pembukaan Blow Down tidak secaramenggunakan dimensi
Intermitten dari semulaproduk
dimensi pengguna dll
kontinyu, berdampak signifikan terhadap pengurangan beban pencemaran limbah cair yang
dihasilkan diantaranya kandungan TSS, Minyak & Lemak danpenjelasan
Cu. Adanyadeksriptif
penurunan dengan
beban ditunjang
data2
limbah yang dihasilkan terecord pada data tahun 2017 untuk beban TSS : 0,1883 ton dan Cu :
0,0005 ton, dari tahun sebelumnya untuk beban TSS : 0,2490 ton dan Cu : 0,0006 ton.

4. Hasil Absolut Penurunan Beban Pencemaran Air

5. Intensitas Air Limbah Dihasilkan


Intensitas air limbah yang dihasilkan dibandingkan produk atau
jasa yang dihasilkan pada tahun 2016 sebesar 0,0009 Ton/GJ

18
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

6. Rasio Penggunaan Air dengan Air Limbah Dihasilkan


Tabel Profil Rasio Penggunaan Air dengan Air Limbah yang Dihasilkan
Tahun
Parameter Satuan
2013 2014 2015 2016 2017*
Total Penggunaan Air 1.763.124,6 1.648.035,1 1.581.318,4 1.490.309,4 832.094,7 ton
Air Limbah Produksi yang
98.251 72.930 69.876 71.803 42.139 ton
Dihasilkan
Rasio Penggunaan Air Terhadap
18 23 23 21 20 %
Jumlah Air Limbah
*) s/d Bulan Juni 2017

7. Bechmarking Penurunan Beban Pencemaran Air


PT. IP UP Suralaya menempati peringkat ke-4 pada skala internasional untuk aspek
intensitas air limbah yang dihasilkan.
1 J-Power – Coal (Jepang)
2 PT. Indonesia Power UP Labuan (Indonesia)
3 PT. IP UP Banten 1 Suralaya (Indonesia)
4 PT. Indonesia Power UP Suralaya (Indonesia)
5 Taiwan Power Co. – Coal (Taiwan)
6 PT. Indonesia Power UP Lontar (Indonesia)
7 Kansai Electric Power – Coal (Jepang)
8 Chubu Electric Power Co. – Coal (Jepang)
9 China Shenhua Energy – Coal (China)
10 Energias de Portugal - Thermal/Coal (Poertugal)
11 Adani – Coal (India)

8 Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Salah satu upaya perlindungan hayati yang dilaksanakan PT IP UP Suralaya adalah


Pemulihan Lahan Kritis Gunung Kahal dengan Sistem Agroforestri Bersama Masyarakat. yang
tertuang dalam Surat Keputusan General Manager Nomor 20.K/021/UPSLA/2015, yakni di kawasan
Gunung Kahal mengalami kerusakan akibat pemanfaatan lahan milik UP Suralaya oleh masyarakat
setempat untuk digunakan penanaman tanaman semusim. Hal ini berdampak pada menurunnya
indeks keanekaragaman hayati dan juga berpotensi mengakibatkan longsor pada musim penghujan.
1. Addisionalitas
i. Penilaian kewajiban yang diatur dalam peraturan
PT. Indonesia Power UP Suralaya bekerja sama dengan IPB melakukan pemberdayaan
masyarakat dan mengembangkan sistem Agroforestri dalam upaya pemulihan lahan kritis
gunung kahal. Kegiatan pengembangan sistem agroforestri ini bukanlah pemenuhan terhadap
kewajiban / tidak diatur dalam ketentuan regulasi.
ii. Penilaian Praktek Umum
Melalui pengembangan program ini terdapat peningkatan terhadap indeks keanekaragaman
hayati.
Nilai Indeks Kehati
No. Lokasi Sebelum Sesudah
2013 2014 2015 2016 2017
1. Bukit Kahal Utara (Lokasi 1) 0,85 0,99 1,14 1,19 1,38
2. Bukit Kahal Selatan (Lokasi 2) 0,91 1,22 0,51 1,06 1,33

19
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Kondisi Penghijauan di Lokasi Gunung Kahal


Sebelum Sesudah

Bukit Kahal Bukit Kahal Utara Bukit Kahal


Bukit Kahal Utara Selatan
Selatan

Sistem pengembangan Agroforestri dalam upaya pemulihan lahan kritis di Gunung Kahal ini
merupakan proyek pertama yang dilakukan di sektor pembangkit di seluruh Indonesia. Hal ini
terbukti dengan kegiatan ini menjadi benchmark.
iii. Penilaian hambatan pelaksanaan investasi
Karena ingin meningkatkan keterlibatan masyarakat, hambatan yang terjadi adalah adanya
keengganan dari masyarakat untuk berkomitmen secara konsisten dalam melakukan
pemeliharaan terhadap tanaman dan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan.
iv. Penilaian Investasi
Secara investasi untuk pemeliharaan tidak terdapat investasi yang
cukup besar. Investasi lebih kepada bagaimana mengedukasi
masyarakat penggarap lahan dan juga penyediaan tanaman yang
sesuai dengan jenis tanah pada area tersebut.

2. Inovasi
Kegiatan Kawan Hijaunesia Power sebagai salah satuAspek
upayainovasi
perlindungan
dipilih keanekaragaman
dengan opsi yaitu:
hayati memenuhi aspek inovasi sebagai berikut : 1. perubahan sistem
i. Dimensi Desain 2. perubahan subsistem
 Dalam prakteknya, upaya pengembangan 3. perubahan komponen
keanekaragaman hayati PT. Indonesia Power tidak menggunakan dimensi produk
UP Suralaya melalui program Kawan
dimensi pengguna dll
Hijaunesia Power melakukan penanaman secara
penjelasan deksriptif dengan ditunjang
berkala di area PLTU Suralaya. Ini bukanlah hal
data2
umum yang biasa dilakukan, karena dalam
program ini PT. Indonesia Power UP Suralaya
menggunakan strategi kolaborasi dengan
stakeholder, antara lain dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi
Banten, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon. Disamping itu program ini juga
bekerja sama dengan gerakan Pramuka Indonesia, Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti.
Tujuan dari kolaborasi ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan
program Kawan Hijaunesia Power.
 Penanaman pohon tersebut bukan hanya sekedar sebagai penghijauan tetapi juga bermanfaat
untuk menangkap gas buang dari pembangkit, membersihkan polusi udara, serta menjaga
ketersediaan air tanah.
 Program Kawan Hijaunesia Power direalisasikan dengan
melaksanakan penanaman pohon endemik, yaitu jenis pohon yang
memang habitatnya berasal dari tempat tersebut. Sehingga dapat
berdampak langsung terhadap peningkatan ekosistem alami, seperti
bertambahnya jumlah komunitas burung. Dengan semakin
meningkatnya keanekaragaman hayati, diharapkan kedepannya
semakin menambah keanekaragaman jenis flora dan fauna yang
ada.

20
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

ii. Dimensi Pengguna


 Program ini merupakan inisiatif dari PT. Indonesia Power UP Suralaya yang peduli
terhadap perlindungan keanekaragaman hayati di perusahaan sehingga dapat
meningkatkan kualitas lingkungan.
 Terjadi perubahan perilaku baik karyawan perusahaan maupun masyarakat sekitar untuk
lebih peduli dan tanggap terhadap
keanekaragaman hayati. Terlihat dari aktivitas
karyawan antara lain seperti kegiatan
penanaman pohon di dalam dan luar area
PLTU, kegiatan penanggulangan lahan kritis
gunung Kahal bersama masyarakat, partisipasi
dalam hari penanaman pohon nasional pada
Dinas Kehutanan Provinsi Banten, serta
pengembangan pembibitan pohon
penghijauan.

 *data s.d. bulan Juli 2017


 NIK = Nilai Indeks Kehati (Shannon & Wiener)

9 Pemberdayaan Masyarakat

PT Indonesia Power mengembangkan 3 (tiga) kegiatan pengembangan masyarakat yang


disebut INPOWER-CARE (Community Assistance, Relations and Empowerment). Program-
program Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan PT. Indonesia Power UP Suralaya selain
perwujudan dari visi dan misi perusahaan, khususnya bersahabat dengan lingkungan, program
pemberdayaan masyarakat juga merupakan perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai
bagian dari tata kelola perusahaan yang baik untuk mencapai filosofi pembangunan berkelanjutan.
1) Adisionalitas
Dalam kegiatan pengembangan masyarakat, PT Indonesia Power UP Suralaya telah
berhasil melahirkan suatu institusi ekonomi baru pada wilayah binaan Ring 1 UP
Suralaya. Secara geografis, Ring 1 UP Suralaya mencakup wilayah Kelurahan Suralaya,
Kelurahan Lebakgede dan Desa Salira.

21
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

Program Kelompok Usaha Bersama Berprestasi


Kelompok yang tergabung
dalam program ini adalah pelaku
usaha mikro dan kecil yang telah Grafik Kemandirian Anggota
memiliki usaha, tapi juga tidak
Tidak Membutuhkan Kurang Membutuhkan
menutup kemungkinan bagi
masyarakat yang ingin mendirikan Membutuhkan Sangat Membutuhkan
usaha. Tujuannya yaitu membantu 9%
memberikan modal secara bergulir 10,30%
30,80%
kepada masyarakat yang mengalami
kesulitan modal untuk menjalankan
usahanya. Program ini sudah dapat 49,4%
menciptakan kemandirian dan
pemberdayaan bagi para anggota
yang tergabung, contohnya para anggota dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
(kebutuhan makan, kebutuhan sekolah). Berdasarkan survey lapangan, sebanyak 80,2 %
menyatakan sudah tidak lagi membutuhkan dana bergulir dari program ini.
Program Kelompok Usaha Bersama Berprestasi ini adalah modifikasi dari program yang
awalnya berbentuk charity menjadi program yang berkelanjutan, sehingga tidak hanya menjadi
bantuan yang langsung habis.
Dalam pelaksanakaan program ini, ada beberapa hambatan yang dialami antara lain
kurangnya kesadaran anggota dalam menghadiri pertemuan pekanan. Tetapi hambatan di atas
tidak terlalu menjadi masalah dikarenakan diberlakukannya syarat bahwa bantuan modal bergulir
akan diberikan berdasarkan keaktifan anggota dalam pertemuan pekanan

Dalam penilaian investasi, awal modal usaha yang diberikan UP Suralaya untuk program ini
sebesar Rp 84.000.000,00 dengan bantuan modal untuk anggota mulai dari Rp 200.000,00 – Rp
3.000.000,00. Seiring berjalannya waktu, modal usaha mengalami peningkatan hingga Rp
185.000.000,00 dikarenakan bertambahnya usaha mikro dan kecil yang ingin bergabung.

Foto Kegiatan Pertemuan Pekanan dan Contoh Usaha Anggota

2) Inovasi
Salah satu program pemberdayaan masyarakat PT Indonesia Power UP Suralaya adalah
Pembuatan Jogging Track di area umum terbuka hijau di area Ecopark UP Suralaya. Inovasi yang
dilakukan adalah dengan melakukan pemanfaatan limbah fly ash bottom ash (FABA) Unit
Pembangkitan Suralaya sebagai bahan baku Paving Block untuk pembuatan Jogging Track
yang bekerja sama dengan Institusi Lokal.
i. Dimensi produk/servis
Sebagai pembangkit listrik berbahan batubara terbesar di Indonesia, tentunya unit
pembangkitan batubara menghasilkan limbah fly ash dan bottom ash yang banyak pula, yang
merupakan hasil sisa pembakaran batubara itu sendiri. Sejalan dengan program comdev
Pembuatan Jogging Track sepanjang ± 1 km di ruang terbuka hijau sekitar area UP Suralaya,
22
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

dilakukanlah inovasi dengan pemanfaatan limbah fly ash bottom ash Unit Pembangkitan
Suralaya sebagai bahan baku Paving Block untuk pembuatan jogging track tersebut. Perusahaan
bekerjasama dengan Institusi Lokal yang sudah memiliki izin dalam proses pemanfaatan
limbah fly ash bottom ash hingga menjadi paving block. Institusi lokal tersebut adalah satu-
satunya pemanfaat limbah yang sudah memiliki ijin pemanfaatan di Provinsi
Banten.Diharapkan dengan program tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan institusi lokal
setempat dan membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar perusahaan. Disamping itu
dengan dibuatnya jogging track dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai
sarana rekreasi, edukasi dan olahraga bersama, yang tentunya sebagai perwujudan sinergi
perusahaan dan masyarakat.

Area Ecopark Sebelum Pembuatan Jogging Track Area Ecopark Setelah Proses Pembuatan Jogging Track menggunakan
menggunakan limbah fly ash bottom ash (FABA) limbah fly ash bottom ash (FABA) mulai berjalan

3) Hasil dan Dana Kegiatan:


Pengalokasian dana untuk pemberdayaan masyarakat
merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan
program-program di dalamnya. Jumlah dan persentase
keberhasilan penyerapan anggaran program
pemberdayaan masyarakat di PT Indonesia Power UP
Suralaya 4 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Contoh Paving Block dalam Pemanfaatan
Limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA)

hasil absolut
pada comdev
dilengkapi
dengan
penerima
manfaat (orang)

23
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

DRKPL
PT. INDONESIA POWER UNIT
PEMBANGKITAN SURALAYA
2016 -2017

24

Anda mungkin juga menyukai