0
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
1 Pendahuluan
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya merupakan salah satu pembangkit listrik
milik PT Indonesia Power dengan bahan bakar batu bara. Terdapat tujuh unit pembangkit dengan
total kapasitas sebesar 3.400 MW dan merupakan pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Unit 1 dan
2 beroperasi sejak tahun 1984, unit 3 dan 4 beroperasi sejak 1987 dan unit 5 s/d 7 beroperasi sejak
tahun 1997. Berlokasi di ujung barat Pulau Jawa tepatnya di Kelurahan Suralaya, Kota Cilegon,
Provinsi Banten sekitar 9,5 km dari Pelabuhan Merak.
Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya terus berkomitmen membangun bisnis hijau
melalui implementasi “GO 90” yaitu serangkain langkah dan strategi
untuk membangkitkan listrik dengan aman, bersih, hijau, andal dan
efisien. Kegiatan konservasi lingkungan juga menjadi fokus
perusahaan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti lembaga
pemerintahan, lembaga pendidikan dan lembaga swadaya
masyarakat. Pihak tersebut diantaranya: Dinas Lingkungan Hidup,
Dinas Kehutanan, UNTIRTA, UNPAD, ITS, IPB, UKPETRA dan
Waste for Change Foundation.
PENDAPATAN USAHA
TAHUN 2016
RP. 12.642.318 JUTA
34 % Kontribusi untuk IP
1
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Efisiensi Energi 3
1. Status Pemakaian Energi
Implementasi dan Optimalisasi Sistem 7.70%
Manajemen Energi di PT Indonesia Power UP
Suralaya telah ditetapkan dalam Kebijakan Energi
92,3%
PT. Indonesia Power UP Suralaya dan telah
tertuang dalam tujuan strategis Perusahaan
(Stategic Objective) pada Power Generation Plan
Pemakaian Energi yang berhubungan dengan…
UP Suralaya tahun 2014-2018 dan yang terbaru Pemakaian Energi yang tidak berhubungan…
tahun 2016-2020. Pencapaian kinerja terkait
Efisiensi Energi sebagai berikut:
Tahun
Data status
No Parameter
disesuaikan dengan
sd Juni Satuan
2014 2015 2016 format baru
2017
1 STATUS PEMAKAIAN ENERGI
1.a Total Pemakaian Energi (1.b + 1.c) 4.782.530,76 5.150.265,89 5.262.069,14 2.541.106,16 GJ
1.b Pemakaian Energi untuk Proses Produksi 4.399.619,89 4.760.541,66 4.851.762,29 2.357.702,42 GJ
1.c Pemakaian Energi Fasilitas pendukung 382.910,86 389.724,23 410.306,85 183.403,74 GJ
Rasio Hasil Efisiensi Energi terhadap
1.d
pemakaian energi (%) 0,28 0,28 0,27 0,26 %
2
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
2. Additionalitas
2.a Penilaian kewajiban yang diatur dalam peraturan
UP Suralaya telah menerapkan Sistem Manajemen Energi sebagai kewajiban dalam pengelolaan
energi sesuai UU No.30 Tahun 2007 tentang energi, Permen ESDM No.14 Tahun 2012 tentang
Manajemen Energi. Metode efisiensi yang dipilih melalui kegiatan Goal Seeker unit 2 adalah
merupakan murni inisiatif dari internal UP Suralaya sendiri dimana belum ada regulasi yang mengatur
tentang metode kegiatan penghematan energi. Sehingga program ini tidak dalam rangka pemenuhan
kewajiban peraturan yang berlaku
3. Inovasi
Kegiatan inovasi Merubah Pola Operasi Shutdown Mill
Unit 1-4 di UP Suralaya berhasil mengintervensi beberapa
Aspek penting dalam dimensi produk /servis. Intervensi
dalam Aspek dimensi produk/servis ditunjukkan dengan
terjadinya perubahan dalam pelayanan produk/servis yaitu
dengan memberikan nilai tambah bagi konsumen atau
pengguna dalam hal ini P2B PLN karena Inovasi ini berhasil
mengurangi konsumsi HSD yang secara otomatis juga
mengurangi Biaya Pokok Produksi dari Rp. 475/kWh pada
3
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
tahun 2015 menjadi sebesar rata-rata Rp.457.8/kWh pada tahun 2016-2017. Selain itu kegiatan inovasi
ini juga memberi keuntungan kompetitif karena berhasil mengurangi konsumsi HSD sebanyak 400
liter untuk setiap kali proses shutdown Mill dan sepanjang tahun 2016 sampai bulan Juni 2017
implementasi kegiatan inovasi ini berhasil membukukan penghematan HSD sebesar 49.600 liter atau
sebesar Rp 285.696.000. (*sumber data dari divisi akuntansi UP Suralaya). Sedangkan ditinjau dari
dampak lingkungan kegiatan inovasi ini berhasil menurunkan emisi sebesar 524 Ton CO2 sepanjang
tahun 2016 sampai bulan Juni 2017 (*sumber data divisi lingkungan UP Suralaya).
Selain itu kegiatan inovasi Merubah Pola Operasi Shutdown Mill Unit 1-4 UP Suralaya juga
telah berhasil mengintervensi perubahan dalam keseluruhan rantai nilai (value chain) antara lain
adalah rantai nilai produksi yang ditunjukkan dengan membakukan perubahan pola pengoperasian
Shutdown Mill unit 1-4 di UP Suralaya dalam sebuah SOP / IK yang telah disepakati dan dipatuhi
bersama. Kemudian ditinjau dari rantai nilai konsumsi kegiatan Inovasi ini berhasil menekan
konsumsi HSD sebesar 49.600 liter atau sebesar Rp 285.696.000. Ditinjau dari perubahan rantai nilai
pelayanan konsumen kegiatan inovasi ini berhasil menurunkan BPP (Biaya Pokok Produksi) sehingga
konsumen dari UP Suralaya dalam hal ini P2B PLN bisa mendapatkan listrik dengan harga lebih rendah
yaitu dari Rp. 475/kWh pada tahun 2015 menjadi sebesar rata-rata Rp.457.8/kWh pada tahun 2016-
2017. Sedangkan ditinjau dari nilai pembuangan produk kegiatan ini berkontribusi mengurangi
tingkat emisi dari CO dan O2 yang terkandung dalam gas buang pembakaran serta mengurangi suhu
gas pembakaran yang dibuang ke atmosfer.
Anggaran dalam
Anggaran dalam
Anggaran dalam
Penghematan
Penghematan
Penghematan
Penghematan
Penghematan
Penghematan
Penghematan
Penghematan
dalam juta
dalam juta
dalam juta
dalam juta
juta (Rp)
juta (Rp)
juta (Rp)
juta (Rp)
Energi
Energi
Energi
Energi
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(GJ)
(GJ)
(GJ)
(GJ)
Turbin Uprating
1 630.130,9 0 80.132,29 557.183,27 0 70.855,71 611.308,89 0 77.738,76 262.117,64 0 33.332,89
Unit 2
Turbin Uprating 100.602,6
2 585.368,96 0 74.440,01 791.102,46 0 640.583,89 0 81.461,57 333.438,43 0 42.402,59
Unit 1 7
Modifikasi Throat
3 ring Pulverizer 323.61,36 278,34 4.115,32 29.057,01 0 3.695,11 29.173,62 165,07 3.709,94 12.462,16 0 1.584,78
Unit 5
Modifikasi Throat
4 ring Pulverizer 31.960,82 0 4.064,38 30.260,95 162,65 3.848,21 29.007,18 0 3.688,77 12.644,96 0 1.608,03
Unit 6
Modifikasi Throat
5 ring Pulverizer 31.579,87 0 4.015,94 26.789,53 173,80 3.406,76 28.623,21 0 3.639,95 9.997,95 0 1.271,42
Unit 7
Perubahan pola
6 12.956,99 0 1.647,71 10.797,49 0 1.373,09 6.478,49 0 823,85 2.159,5 0 274,62
Cold Start Unit 7
Goal Seeker Unit
7 0 0 0 0 648,56 0 37.828,31 1024,83 4.810,54 16.220,06 0 2.062,67
2
Perubahan pola
8 10.797,49 0 1.373,09 2.159,5 0 274,62 19.435,48 0 2.471,56 2.159,5 0 274,62
Cold Start Unit 5
Pengoperasian
9 HP bypass pada 7.519,68 0 956,26 6.015,74 0 765,01 6.617,32 0 841,51 1.503,94 0 191,25
Unit 1-2-3-4
Penggatian
10 lampu TL dengan 819,69 602,66 104,24 1.484,88 0 188,83 0 0 0 0 0 0
LED
Pemasangan VSD
11 Motor Coal 108,06 0 13,74 74,89 0 9,52 108,31 0 13,77 46,84 0 5,96
Feeder Unit 6
Pemasangan VSD
12 Motor Coal 128,43 0 16,33 80,91 0 10,29 108,76 0 13,83 55,22 0 7,02
Feeder Unit 4
Dynamic
13 Classifier 212,01 0 26,96 198,85 0 25,29 243 0 30,91 125,16 0 15,92
Pulverizer Unit 1
Pemasangan VSD
14 Motor Coal 128,38 0 16,33 90,72 0 11,54 131,87 0 16,77 56,27 0 7,16
Feeder Unit 2
Pemasangan VSD
15 Motor Coal 93,67 0 11,91 87,86 0 11,17 107,36 0 13,65 55,3 0 7,03
Feeder Unit 1
4
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Manajemen
16 Backwash 110,22 0 14,01 113,17 0 14,39 110,22 0 14,02 47,56 0 6,04
Condensor Unit 6
Manajemen
17 Backwash 112,51 0 14,31 106,94 0 13,59 109,56 0 13,93 48,88 0 6,22
Condensor Unit 5
Pemasangan VSD
18 Motor Coal 61,13 7,77 84,77 10,78 130,79 0 16,63 29,65 0 3,77
Feeder Unit 3
Manajemen
19 Backwash 115,79 0 14,72 105,62 0 13,43 114,48 0 14,56 39,36 0 5,01
Condensor Unit 7
Retubing HP
20 18,7 0 2,38 17,54 0 2,23 24,34 0 3,09 11,04 0 1,40
Heater 7 Unit 1
Merubah Pola
Operasi
21 - - 1.912,7 0 243,23 262,22 0 33,35
Shutdown Mill
Unit 1-4
TOTAL
PENCAPAIAN
1.344.585 1.455.812 1.412.158 653.481,6
PENGHEMATAN
ENERGI
TOTAL
PENCAPAIAN
PENGHEMATAN 4.212.554,54
ENERGI sd Juni
2017
Keterangan : *Kegiatan Efsiensi Energi pada tahun tersebut tidak memerlukan anggaran dan biaya operasional
Penghematan hasil program efisiensi energi sepanjang tahun 2016 sampai dengan bulan Juni
2017 adalah sebesar 4212554,54 GJ (setara untuk memenuhi kebutuhan listrik 880 rumah
pelanggan 900VA selama sebulan) atau sebesar Rp. 262.682.800.000,00 dengan konversi satuan
Biaya Pokok Produksi Listrik sebesar Rp. 457,80 per kWh
0.12
0.098 0.099
0.10
INTENSITAS ENERGI (GJ/GJ)
0.077
0.08 0.069
0.067
0.059 0.062
0.06 0.050
0.037
0.04
0.016 0.020
0.02
0.000 0.001 0.002
0.00
5
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Penurunan Emisi 4
1. Status Emisi
Emisi gas rumah kaca berasal dari pembakaran batubara atau minyak HSD
untuk proses produksi yaitu CO2. CH4 dan N2O dan fasilitas penunjang proses produksi listrik
PS (Penggunaan Sendiri) yaitu CO2. Sedangkan emisi gas konvensional. yaitu SO2. NO2
partikulat. yang berasal dari pembakaran Batubara atau minyak HSD untuk proses produksi.
Data status emisi selama tahun 2014 - s/d juni 2017 yang dihasilkan oleh UP Suralaya
ditunjukkan oleh tabel berikut :
Data status
Aspek Jenis Emisi
Para Besaran Emisi / Rasio disesuaikan dengan
Satuan
meter 2014 2015 2016 2017*
SOx 62,479,134.34 59,309,597.16 74,231,656.82 format baru
39,065,787.10 Ton
NOx 58,345,104.09 56,006,745.71 49,391,347.45 27,649,522.67 Ton
Konvensional PM 10,737,601.56 10,027,434.73 11,433,451.32 5,804,349.42 Ton
Total Emisi
131,561,839.99 125,343,777.60 135,056,455.59 72,519,659.19 Ton
Total emisi Konvensional
dihasilkan
CO2 22,166,279.97 23,346,343.83 22,318,083.07 Ton CO2e
Gas Rumah Kaca 11,149,303.43
(GRK) CH4 5,500.19 5,779.27 95,795.01 2,743.41 Ton CO2e
N2O 97,792.43 102,895.10 202,355.43 48,961.60 Ton CO2e
Total Emisi GRK 22,269,572.59 23,455,018.20 22,616,233.50 11,201,008.43 Ton CO2e
SOx 62,479,134.34 59,309,597.16 74,231,656.82 39,065,787.10 Ton
Konvensional NOx 58,345,104.09 56,006,745.71 49,391,347.45 7,649,522.67 Ton
Total emisi PM 10,737,601.56 10,027,434.73 11,433,451.32 5,804,349.42 Ton
produksi CO2 21,029,825.61 22,122,513.83 21,067,583.13 10,528,972.95 Ton CO2e
Gas Rumah Kaca
CH4 5,493.01 5,771.63 5,495.20 2,743.41 Ton CO2e
(GRK)
N2O 97,784.12 102,886.27 97,979.80 48,961.60 Ton CO2e
SOx - - - - Ton
Konvensional NOx - - - - Ton
Total emisi PM - - - - Ton
penunjang CO2 1,136,454.36 1,223,830.00 1,250,499.94 620,330.48 Ton CO2e
Gas Rumah Kaca
CH4 7.18 7.64 90,299.81 - Ton CO2e
(GRK)
N2O 8.30 8.83 104,375.63 - Ton CO2e
6
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Untuk semua parameter status Emisi dapat dilihat dalam tabel diatas pada kolom nomor 3
a. Total emisi terdiri dari total emisi untuk proses produksi dan total emisi fasilitas pendukung
dapat dilihat pada kolom Parameter(Total emisi konvensional&Total Emisi GRK)
b. Total emisi untuk proses produksi terdiri dari emisi GRK dan emisi konvensional yang
terdapat pada proses produksi. dapat dilihat pada kolom 1. Aspek, baris Total emisi produksi
c. Total emisi untuk fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses produksi / jasa
dapat dilihat pada kolom 1. Aspek, baris Total Emisi Penunjang.
d. Rasio penurunan emisi tahun 2014-2017* dapat dilihat pada gambar dibawah ini
0.0165 0.0167
0.0160
Rasio Emisi(%)
0.0155
0.0150 0.0152
0.0145 0.0148
0.0146
0.0140
0.0135
2014 2015 2016 s/d Juni 2017
Rasio Penurunan Emisi 0.0148 0.0167 0.0152 0.0146
2. Adisionalitas
1. PENGEMBANGAN MIKROALGA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF DAN PENYERAP
EMISI CO2 UBP SURALAYA
Pengembangan Mikroalga sebagai bahan bakar Alternatif dan penyerap
emisi CO2 UBP Suralaya merupakan yang pertama kali dilaksanakan pada
PRAKTEK Pembangkit Listrik di Indonesia. Pengembangan mikroalga dilakukan dengan
UMUM membangun instalasi gas buang hasil pembakaran dan melakukan
pengembangan mikroalga secara baik dan teratur sehingga dapat menurunkan
emisi CO2 sebesar 202 ton/tahun
Tidak ada peraturan yang mewajibkan UBP Suralaya melakukan
KEWAJIBAN Pengembangan Mikroalga sebagai bahan bakar Alternatif dan penyerap emisi
PERATURAN CO2, tetapi pihak internal UP Suralaya berinisiatif melakukan kegiatan
pengurangan CO2.
Hambatan utama untuk melaksanakan proyek tersebut adalah pengetahuan
HAMBATAN teknologi dan penelitian penggunaan mikrolaga sebagai bahan bakar
PELAKSANAAN alternative dan penyerapan emisi CO2 di PLTU merupakan hal yang baru dan
belum banyak diketahui dan dilaksanakan di Indonesia
Proyek ini dilaksanakan atas kerjasama Pusat Penelitian Pengembangan
Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energy
Kementerian ESDM RI dan PT. Indonesia power . Kerjasama ini meliputi
INVESTASI
pembangunan sarana , pengembangan dan penelitian mikrolaga yang
dilaksanakan di UBP Suralaya dengan berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar
202 ton/tahun
3. Inovasi
Kegiatan inovasi Merubah Pola Operasi Shutdown MillAspek
Unitinovasi dipilih
1-4 di UP dengan
Suralaya opsi yaitu:
memenuhi
aspek inovasi sebagai berikut : 1. perubahan sistem
(i) Aspek dimensi produk/servis 2. perubahan subsistem
3. perubahan
Hasil kegiatan inovasi ini menghasilkan perubahan komponen
dalam pelayanan produk/servis
yaitu memberikan nilai tambah bagi konsumen atau pengguna dalam hal ini P2B
tidak menggunakan
PLN karena Inovasi ini berhasil mengurangi konsumsi dimensi
HSD yang secara produk
otomatis juga
dimensi pengguna dll
mengurangi Biaya Pokok Produksi dari Rp. 475/kWh pada tahun 2015 menjadi sebesar
7
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
rata-rata Rp.457.8/kWh pada tahun 2016-2017. Selain itu kegiatan inovasi ini juga
memberi keuntungan kompetitif karena berhasil mengurangi konsumsi HSD sebanyak
400 liter untuk setiap kali proses shutdown Mill dan sepanjang tahun 2016 sampai bulan
Juni 2017 implementasi kegiatan inovasi ini berhasil membukukan penghematan HSD
sebesar 49.600 liter atau setara 604.145 kWh yang dihasilkan. Sedangkan ditinjau dari
dampak lingkungan kegiatan inovasi ini berhasil menurunkan emisi sebesar 524 Ton
CO2 sepanjang tahun 2016 sampai bulan Juni 2017.
8
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Intensitas Emisi
(TonCO2eq/GJ)
0.277 0.276
0.276
Intensitas emisi merupakan total emisi 0.274
0.275
dibandingan dengan produksi listrik PLTU 0.274
Suralaya. Dapat dilihat pada gambar berikut: 0.273
0.272
2014 2015 2016 s/d Juni
2017
6. Posisi Intensitas Emisi Benchmarking Intensitas
Dibandingkan dengan industri sejenis Internasional 2017
di Tingkat Internasional. Benchmark standar
nilai telah dilakukan oleh pihak eksternal
dengan posisi UP Suralaya tahun 2017 berada
di posisi 13 dari 16 Perusahaan sejenis di
tingkat Dunia/internasional, dapat dilihat pada
Gambar berikut:
5 3R Limbah B3
PT. Indonesia Power UP Suralaya memiliki 17 jenis limbah B3 yang di hasilkan dan
Program Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah B3 di UP Suralaya mengacu kepada peraturan
limbah B3 PP Nomor 101 Tahun 2014. Untuk penyimpanan limbah B3 tercantum dalam
Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon No. 658.31/Kep. 537 - BLH/2012.
1. Jumlah B3 yang Dihasilkan
a. Limbah B3 yang dihasilkan oleh UP. Suralaya diantaranya Sludge, Abu Incenerator, Resin
bekas, catridge bekas, Accu bekas, Bahan kimia kadaluarsa, Glass Wool, Pelumas bekas,
Lampu bekas, Majun bekas, Limbah cair sisa, Saringan bekas, Batu baterai, Kaleng bekas,
Jerigen bekas, Cat kadaluarsa, Foam bekas, Limbah klinis, Serbuk gergaji, Fly ash dan
Bottom ash. Total limbah B3 pada tahuhn 2017 sampai dengan bulan Juni sebesar
252699,4 Ton, dan pada tahun 2016 total limbah B3 yang dihasilkan sebesar
466.975,32 Ton
b. Program penurunan limbah B3 yang dilakukan dengan melakukan purifikasi minyak
pelumas turbin dan trafo, Pemanfaatan aki bekas sebagai power bank PLTS untuk lampu
penerangan jalan, Modifikasi sistem operasi Pulverizer pada sisi DSVS Rotating Classifier
nya sebagai Cara Pengurangan Pembentukan FA-BA dengan rasio limbah B3 terhadap
total limbah yang dihasilkan sebesar 15,48% pada tahun 2017 dan pada tahun 2016
sebesar 16,89%.
Data status
disesuaikan dengan
format baru
9
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
2. Aditionalitas
manfaatan FA-BA Untuk Pembuatan Geopolimer Paving
Pemanfaatan Fly ash dan Bottom Ash UP Suralaya merupakan pertama di
Indonesia yang memanfaatkan FA-BA sebagai bahan utama pembuatan
Geopolimer Paving. GeoPav merupakan suatu bentuk pemanfaatan FA-BA
sebagai bahan baku utamanya. Pembuatan Geopav tidak menggunakan
semen di dalam kandungan pembuatan Geopav.
Produk GeoPav dengan nomor paten XXX diimplmentasikan
pertama kali di Indonesia oleh UP suralaya dan menjadi inovasi yang dipilih
oleh Kemenristek Dikti dan dinyatakan oleh kerjasama oleh pihak tersebut
dan pihak eksternal.
Kandungan Fly Ash dan Bottom Ash UP Suralaya mengakomodir
dalam pembuatan GeoPav. Komposisi Geopav yaitu FA-BA, pasir, Abu
batu, Batu Split, NaOH,Sodium Silikat, Air. Geopav menghasilkan tes Kuat
Tekan, Ketahanan Aus, Kemampuan Lentur dan
Daya serap air sesuai klasifikasi Mutu A dalam Benda Kuat Ketahan Penyerapan air
Tekan Aus rata-rata maks. Mutu
SNI 03- 0691-1996 dan Spesifikasi Umum Bina Uji
Marga tahun 2010 Revisi 3 dan Pd-T-14-2003 Mpa mm/menit (%)
tentang Perencanaan Perkerasan Jalan Beton I 38,37 0,103 7,32 A
Semen. Menghasilkan GEOPAV dan GRoad II 45,07 0,047 7,83 A
dengan mutu K-400 III 52,23 0,038 8,24 A
a. Kewajiban yang diatur di dalam PP 101 tahun 2014 hanya mengatur pengelolaan
limbah B3 sehingga kegiatan mengurangi limbah B3 ini merupakan usaha dari UP
Suralaya untuk melakukan pengurangan pada limbah B3 dan wujud nyata dari misi
perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan.
b. Praktek umum Pemanfaatan FA-BA untuk pembuatan Geopolimer Paving menjadi
pelopor pertama di Indonesia dalam pemanfaatan dikelompok pembangkit PLTU.
c. Pada sisi investasi pengadaan peralatan pemanfaatan FA-BA menjadi GeoPav sebesar
Rp. 750.000,000 program GeoPav ini dapat mereduce limbah.
d. Hambatan Pelaksanaan program ini merupakan pionir di Indonesia sehingga
kepercayaan terhadap GeoPav masih rendah, kepercayaan lebih timbul pada paving
yang bersifat konvensional yang terdapat kandungan semen di dalam paving tersebut.
3. Aspek Inovasi
Program ini memiliki kriteria dari segi Inovasi pada sistem Dimensi Pengguna
dikarenakan pada program ini dilakukan pengembangan inovasi serta perubahan pada sistem
operasi kecepatan pada Classifier sehingga menghasilkan coal fineneses
Aspek inovasi yang baik
dipilih dengan yaitu
opsi yaitu:
lolos 70% dari 200 mesh dan mengakibatkan pembakaran menjadi optimal
1. perubahan sistem dan mengurangi
pembentukan Fly Ash dan Bottom Ash. 2. perubahan subsistem
3. perubahan komponen
3.1 Pengembangan Inovasi
tidak menggunakan dimensi produk
Pada awalnya pengoperasian DSVS Rotating Classifier
dimensi pengguna dll
hanya mengikuti setting manual fix/constan rotation dari pabrikan,
penjelasan deksriptif dengan ditunjang
akan tetapi setting yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi
data2 yang
berada pada sistem yang terpasang di unit pembangkitan suralaya.
Sehingga UP Suralaya melakukan pengembangan pada sistem
kecepatan putaran classifier yang dapat mengoptimalkan peran
classifier dan pembakaran di dalam ruang bakar menjadi optimal
serta mengurangi pembentukan Fly Ash dan Bottom Ash.
10
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Classifier
Parameter Pengambilan Tuning Classifier Classifier Classifieir Classifier Classifier
No.
Data Gear (15 Spped 50 rpm Speed 60 rpm Speed 70 rpm Speed 80 rpm Speed 90 rpm
RPM)
8 Ampere Classifier 42 44 44 44 45 45
11
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
(*) Limbah B3 pelumas bekas pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang sangat signifikan dikarenakan terdapat
pemeliharaan penggantian trafo unit 3. intensitah ditunjukkan 4
tahun dengan trend
5. Intensitas limbah B3 yang dihasilkan.
Hasil perbandingan dengan produksi Indonesia Power UP Suralaya didapatkan
intensitas program B3 yang dilakukan sebesar 0,005692742 Ton/GJ pada tahun 2016
UP. Suralaya
12
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
2. Adisionalitas
PT Indonesia Power UP Suralaya melakukan program
GREEN CANTEEN sebagai salah satu upaya dalam program
pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Pada Program
Green Canteen tersebut memenuhi dua aspek 3R pengelolaan
sampah yaitu reduce sampah dari sumber berupa pemakaian box
nasi dan recycle sampah sisa makanan kantin menjadi produk yang
ekologis dan ramah lingkungan yaitu kompos yang digunakan
untuk kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh PT Indonesia
Power UP Suralaya. Sebesar 124,4 Ton kompos di Tahun 2016
dihasilkan dari Program Green . Canteen
Progr
am Green Canteen ini merupakan program yang dilakukan di PT Indonesia Power UP Suralaya
program ini melibatkan seluruh pegawai PT Indonesia Power serta ada keterlibatan masyarakat
sekitar dalam pengelolaan kompos. Program ini merupakan murni inisiatif dari PT Indonesia Power
UP Suralaya beldengan kebutuhan investasi sebesar Rp.323.000.000,- untuk kegiatan pengurangan
box nasi dan biaya operasional pembuatan kompos,
3. Aspek Inovasi
Program pemanfaatan koran bekas
menjadi barang kerajinan ini merupakan Inovasi
Dimensi Produk bagi perusahaan merupakan
salah satu upaya penambahan nilai sampah
koran bekas menjadi barang yang mempunyai
nilai tinggi yang sekaligus mengurangi timbulan
sampah koran bekas, kegiatan ini menjadikan
masyarakat sekitar Suralaya menjadi peran
utama karena pengelolaannya murni dilakukan
oleh masyarakat yang dibina langsung oleh
POSBINDU Amanah yang merupakan salah
Gambar : Aspek Perubahan Rantai Nilai Program Pemanfaatan Koran Bekas
satu mitra binaan CSR UP Suralaya. Dampak
13
DRKPL 2017 inovasiSURALAYA
PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN harus diklaim termasuk
sistem, subsistem, penambahan
komponen.
yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah peningkatan dari tiga tiga
aspekitusekaligus
dipilih dan dideskrpsikan
yaitu aspek
ekonomi dengan penambahan pendapatan , aspek sosial dalam terkait program
peningkatan itu, kemudian
kreativitas masyakatfakor
dan budaya peduli lingkungan dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
tambah lain apa seperti dari segi
Dalam perjalanan program dari kreativitas masyarakat sendiri
operasimenciptakan pula inovasi
dll serta dijelaskan juga
berupa pembuatan alat linting kertas koran yang menggunakan mesin sehingga proses pengerjaan
penghematan mencapai berapa..
lebih cepat sehingga secara ekonomi pun bisa diperoleh hasil yang lebih cepat.
4. Hasil Absolut
Hasil Absolut Program Pemanfaatan limbah padat non B3 selama 4 tahun terakhir
intensitah ditunjukkan 4
5. Intesitas Limbah Padat Non B3 yang dihasilkan dibandingkan dengantahun dengan
Produk yang trend
dihasilkan sebesar 0,016932694 Ton/GW
14
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Intensitas Penggunaan
0,020482342 0,020258991 0,018669107 0,01816787 0,02057116 Ton/GJ
Air**
Rasio 3R air*** 0,009978532 0,095195121 0,042231596 0,050231583 0,488544513 %
*) s/d Bulan Juni 2017 **) Total penggunaan air dibandingkan jumlah produksi energy listrik
***) Hasil absolut 3R air dibandingkan total penggunan air
15
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
832094.7
16
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
18
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
19
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Sistem pengembangan Agroforestri dalam upaya pemulihan lahan kritis di Gunung Kahal ini
merupakan proyek pertama yang dilakukan di sektor pembangkit di seluruh Indonesia. Hal ini
terbukti dengan kegiatan ini menjadi benchmark.
iii. Penilaian hambatan pelaksanaan investasi
Karena ingin meningkatkan keterlibatan masyarakat, hambatan yang terjadi adalah adanya
keengganan dari masyarakat untuk berkomitmen secara konsisten dalam melakukan
pemeliharaan terhadap tanaman dan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan.
iv. Penilaian Investasi
Secara investasi untuk pemeliharaan tidak terdapat investasi yang
cukup besar. Investasi lebih kepada bagaimana mengedukasi
masyarakat penggarap lahan dan juga penyediaan tanaman yang
sesuai dengan jenis tanah pada area tersebut.
2. Inovasi
Kegiatan Kawan Hijaunesia Power sebagai salah satuAspek
upayainovasi
perlindungan
dipilih keanekaragaman
dengan opsi yaitu:
hayati memenuhi aspek inovasi sebagai berikut : 1. perubahan sistem
i. Dimensi Desain 2. perubahan subsistem
Dalam prakteknya, upaya pengembangan 3. perubahan komponen
keanekaragaman hayati PT. Indonesia Power tidak menggunakan dimensi produk
UP Suralaya melalui program Kawan
dimensi pengguna dll
Hijaunesia Power melakukan penanaman secara
penjelasan deksriptif dengan ditunjang
berkala di area PLTU Suralaya. Ini bukanlah hal
data2
umum yang biasa dilakukan, karena dalam
program ini PT. Indonesia Power UP Suralaya
menggunakan strategi kolaborasi dengan
stakeholder, antara lain dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi
Banten, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon. Disamping itu program ini juga
bekerja sama dengan gerakan Pramuka Indonesia, Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti.
Tujuan dari kolaborasi ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan
program Kawan Hijaunesia Power.
Penanaman pohon tersebut bukan hanya sekedar sebagai penghijauan tetapi juga bermanfaat
untuk menangkap gas buang dari pembangkit, membersihkan polusi udara, serta menjaga
ketersediaan air tanah.
Program Kawan Hijaunesia Power direalisasikan dengan
melaksanakan penanaman pohon endemik, yaitu jenis pohon yang
memang habitatnya berasal dari tempat tersebut. Sehingga dapat
berdampak langsung terhadap peningkatan ekosistem alami, seperti
bertambahnya jumlah komunitas burung. Dengan semakin
meningkatnya keanekaragaman hayati, diharapkan kedepannya
semakin menambah keanekaragaman jenis flora dan fauna yang
ada.
20
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
9 Pemberdayaan Masyarakat
21
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
Dalam penilaian investasi, awal modal usaha yang diberikan UP Suralaya untuk program ini
sebesar Rp 84.000.000,00 dengan bantuan modal untuk anggota mulai dari Rp 200.000,00 – Rp
3.000.000,00. Seiring berjalannya waktu, modal usaha mengalami peningkatan hingga Rp
185.000.000,00 dikarenakan bertambahnya usaha mikro dan kecil yang ingin bergabung.
2) Inovasi
Salah satu program pemberdayaan masyarakat PT Indonesia Power UP Suralaya adalah
Pembuatan Jogging Track di area umum terbuka hijau di area Ecopark UP Suralaya. Inovasi yang
dilakukan adalah dengan melakukan pemanfaatan limbah fly ash bottom ash (FABA) Unit
Pembangkitan Suralaya sebagai bahan baku Paving Block untuk pembuatan Jogging Track
yang bekerja sama dengan Institusi Lokal.
i. Dimensi produk/servis
Sebagai pembangkit listrik berbahan batubara terbesar di Indonesia, tentunya unit
pembangkitan batubara menghasilkan limbah fly ash dan bottom ash yang banyak pula, yang
merupakan hasil sisa pembakaran batubara itu sendiri. Sejalan dengan program comdev
Pembuatan Jogging Track sepanjang ± 1 km di ruang terbuka hijau sekitar area UP Suralaya,
22
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
dilakukanlah inovasi dengan pemanfaatan limbah fly ash bottom ash Unit Pembangkitan
Suralaya sebagai bahan baku Paving Block untuk pembuatan jogging track tersebut. Perusahaan
bekerjasama dengan Institusi Lokal yang sudah memiliki izin dalam proses pemanfaatan
limbah fly ash bottom ash hingga menjadi paving block. Institusi lokal tersebut adalah satu-
satunya pemanfaat limbah yang sudah memiliki ijin pemanfaatan di Provinsi
Banten.Diharapkan dengan program tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan institusi lokal
setempat dan membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar perusahaan. Disamping itu
dengan dibuatnya jogging track dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai
sarana rekreasi, edukasi dan olahraga bersama, yang tentunya sebagai perwujudan sinergi
perusahaan dan masyarakat.
Area Ecopark Sebelum Pembuatan Jogging Track Area Ecopark Setelah Proses Pembuatan Jogging Track menggunakan
menggunakan limbah fly ash bottom ash (FABA) limbah fly ash bottom ash (FABA) mulai berjalan
hasil absolut
pada comdev
dilengkapi
dengan
penerima
manfaat (orang)
23
DRKPL 2017 PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA
DRKPL
PT. INDONESIA POWER UNIT
PEMBANGKITAN SURALAYA
2016 -2017
24